All posts by 112356

Menangislah karena Bidadari itu Terlalu Sempurna Untukmu

Pagi itu masih dingin,kota Padang yang semalaman diguyur hujan lebat sehingga masih terlihat sisa-sisa guyuran hujan yang membuat ranting-ranting pohon dan dedaunan disekitar Wismaku banyak yang berguguran karena begitu lebatnya hujan yang mengguyur Padang dan sekitarnya tadi malam sehingga efeknya juga dirasakan oleh rekan-rekan seperjuanganku yang ada diwisma ibarat sebuah rutinitas musiman ketika musim hujan sudah datang kamar mandi yang biasanya antri tiap pagi ketika musim panas tapi sangat kontras dengan yang terjadi ketika musim hujan hanya beberapa orang ikhwah yang tampak untuk sekedar memercikan air dikamar mandi karena sebagian mereka lebih memilih untuk beramah tamah dengan selimut diatas kasur karena sulitnya untuk bangkit karena suasana pagi yang cukup dingin seakan selimut begitu menggoda untuk tetap dalam cengkramannya,kulihat jam yang ada ditanganku sudah hampir jam 7 akupun bergegas untuk mengkemasi seluruh keperluan kuliah hari ini sengaja aku percepat kekampus karena ada janji denga Ustdz

 

Menangislah Karena Bidadari Itu Terlalu Sempurna Untukmu

 

Isran di Mesjid kampus pagi ini,sesampai dikampus kutegakkan shalat Tahiyatul mesjid disusul denga 4 rakaat shalat dhuha lalu kutadahkan tanganku ketas sembari berdoa,akupun menyambung ibadah paginya dengan membaca Al-Qur’an sembari menunggu Ustadz datang,selang beberapa menit kemudian seorang Ikhwah menghampiriku akupun menutup bacaan Qur’anku dan kemudian menyalami ikhwah yang menghampiriku
“Assalamualaikum akhi Rahman”sapa ikhwah kepadaku
“walaikumsalamwarahmatullahhiwabarakatu,apa kabar Akhi…? Jawabku sambil tak lupa bertanya
“Alhamdulillah ana baik,gimana dengan antum? Ana dengar kabar udah siap nikah ni…mata ikhwah menggerling menggoda kearahku.Akupun Cuma tersenyum dan tak berniat untuk menanggapi gurauanya
“akh disini ada bidadari”
“bidadari?”darahkupun berdesir mendengar ucapannya
“sini ana tunjukkan akhwatnya,,,beliau akhwat yang luar biasa,anak Psikologi serta ketua bidang kaderisasi akhwat dikampus ini,akhwat yang cerdas,aktivis,mengagumkan dan ibadah yang sudah tidak diragukan lagi serta akhlak yang begitu sempurna beliau adalah Mentor adik ana cocok untuk antum!ikhwah itu menjelaskan panjang lebar yang membuatku semakin penasaran.Lalu tunjuknya mengarah kesosok seorang akhwat,tak lama sesosok yang dibilang bidadari itu muncul dengan jelas
“Subhanallah…”gumanku dalam hati,seakan darah ini semakin berdesir setelah memandangnya tapi cepat-cepat kupalingkan pandanganku dengan mencoba untuk menunduk dan mengalihkan pembicaraan
“udah dulu Akh ana ke Perpus dulu Assalamualaikum” belum sempat aku melangkah seorang Ikhwah memanggilku
“Akhi Rahman….ni ada titipan surat untuk antum dari Ustadz Isran”

Akupun membalikkan badanku kearah ikhwah yang memanggilku dan menerima surat yang dititipkan untukku oleh ustadz Isran.
“afwan Akhi…ustadz tadi pesan beliau ndak bisa nemui antum sekarang karena beliau ngantar istrinya yang sedang sakit,,,oh ya nanti setelah antum baca isi surat tu Taffadol hubungai ustadz Isran langsung”
“hmmm…Ya akh Syukron suratnya,,,afwan ngerepotin antum Assalmualaikum”
“Afwan Akh…Walaikumsalam”
Akupun melangkahkan kakiku menuju keperpustakaan sembari memasukkan surat yang dititipkan Ustadz kedalam tasku,sesampai dipustaka tepatnya dilantai empat akupun mencari tempat yang agak sepi agar aku lebih leluasa untuk membaca biodata Akhwat yang diberikan ustadz untukku,”Bismilla hirrahma nirrohim” kumantapkan hati untuk membaca huruf demi huruf yang ada dalam biodata tersebut “akhwat luar biasa”gumamku dalam hati,usianya hampir sebaya denganku nampaknya Ibu dan Ayah pasti senang melihanya,dengan hati yang berbunga-bunga ku ambil selembar foto yang ada didalam Amplop,tapi ketika Foto itu baru akan keluar tiba-tiba Akhwat yang dikatakan bidadari oleh Ikhwah tadi lewat persis disampingku dengan gugup langsung kumasukkan kembali foto beserta biodata akhwat dari ustadz kedalam amplop dan langsung bergegas menuju lantai bawah perpustakaan karena takutnya aku tidak sanggup menahan pandangan kepada akhwat tersebut.

 

Setelah selesai kuliah jam ke tiga tepatnya pada pukul 12:10 akupun bergegas menuju Mesjid kampus untuk bersiap menunaikan Shalat Dzuhur,selesai shalat akupun langsung bergegas menuju wisma ku yang tidak begitu jauh dari kampus tempatku kuliah sesampai diwisma dengan bergegas ku kunci pintu kamarku dan langsung mengambil foto Akhwat dari dalam amplop,akupun terkejut bukan main ketika melihat foto akhwat tersebut ternyata akhwat yang dibilang bidadari oleh ikhwah tadi yang ditawarkan Ustadz kepadaku dengan tetesan air mata akupun langsung sujud syukurYa Allah engkau yang maha mendengar dan maha mengetahui
Apabila dia benar seseorang yang kau pilihkan untukku
Seseorang yang akan menjadi ibu bagi anak-anakku
Seorang yang akan menjadi teman didalam setiap perjuanganku
Maka jadikan lah dia sebagai penyemangat dan pengingat bagiku dalam perjuangan
Dakwah ini,jangan sampai dia menjadi penghalang bagiku untuk memperjuangkan
Dakwah ini Ya Allah,Ya Allah lancarkanlah segala urusanku dalam menempuh proses
Selanjutnya Ya Allah……Amin

Taaruf yang kujalani dengan Ukhti Dina nama akhwat yang disodorkan Ustdz Isran kepadaku sangat wajar dan baik-baik saja,aku didampingi oleh Ustadz Isran sedangkan Ukhti Dina didampingi istri beliau,komunikasi berjalan dengan baik,penyatuan persepsi lancar,pengungkapan kondisi keluarga dan latar belakangnya juga lancar,akupun merasa deg-degkan dan was-was ikhtiar ini gagal ketika orang tua Dina mengujinya.
“Abi sudah mendengar kebaikan akhlak dan aktivitasmu dikampus,sekarang Abi ingin dengar bacaan Qur’an mu,Abi tidak ingin menyerahkan putrid Abi kepada orang yang tidak bagus bacaan Qur’annya”
“Itulah Ujiannya,Alhamdulilah lancar meskipun masih banyak catatan-catatan yang dipesankan orang tua dina kepada ku” sekarang aku hanya menunggu hari proses pengkitbahan yang akan melibatkan keluargaku.

2 minggu kemudian
Hingga tibalah waktu yang dinanti. Hari ini seharusnya aku dan keluargaku datang untuk mengkhitbah Dina. Hari ini seharusnya rombongan berangkat dengan wajah berseri. Namun, Allah membuat rencana yang sangat berbeda. Aku yang semalam penuh diliputi senyum simpul, kini banyak menunduk dan beristighfar.Sungguh siapa sangka, lamaran kali ini gagal. Dina, sang aktivis dakwah yang telah menjual diri dan jiwanya untuk berjihad fii sabiilillah, pulang ke rumah orang tuanya, bukan untuk dilamar, melainkan untuk dimakamkan.

Motor yang dikendarainya sehabis pulang dari Ta’zia kerumah salah satu akhwat seperjuangannya dikampus yang ayahnya meninggal dunia,menabrak trotoar jalan sehingga sangat sulit dikendalikan dan iapun terpental jauh ke aspal dan langsung dilindas sebuah mobil pick up.Akupun tercenung menatap tanah merah basah di pekuburan itu. Di dalamnya bersemayam jasad sang mujahidah. Bidadari yang hendak aku sunting. Semilir angin menghembuskan wangi kesturi, wangi para syuhada.Dalam desah akupun bergumam,
“Kau ternyata wanita agung. Kau lebih mulia daripada bidadari. Akupun tak diizinkan Allah untuk sekedar mengkhitbahmu, apalagi memilikimu. Maafkan aku, yang dulu terlambat untuk mengenal dan meminangmu” akupun hanya tertunduk dalam. “Subhanallah… aku tak mengira bahwa kau adalah bidadari yang diturunkan Allah untukku. Allah menurunkanmu bukan untuk kumiliki, tetapi untuk menegurku dari segala kesombongan.

Sumber:http://www.lokerseni.web.id/2013/06/menangislah-karena-bidadari-itu-terlalu.html

Puisi Allah lebih tahu

sejenak aku termenung
aku pun tak tau apa yang ada dalam benak ku
semua tercampur, bagaikan gado-gado
apa yang ku pikirkan, apa..?

aku pun mulai bertanya
siapa aku
untuk apa aku
kenapa ada aku..?

lalu siapa dia
yang terselip di sela hati ini
kurasa senang bahagia merasakan nya
siapa dia..?

ya robb
dia kch seharusnya ada di hati ku

aku mulai termenung lagi
dan ku berfikir
kenapa ada dia
dan kenapa ada aku

Sesungguhnya Allah lebih tahu.

oleh: Rumaidi
fb: rusa cie chacha

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/10/allah-lebih-tahu.html

Puisi Dukaku Terhampar di atas Sajadah Biru

Dalam sujud panjangku
Kuluahkan segenap duka yang mendera
Menepis segala penat jiwa yang beku
Dalam keheningan malam saat hening mencekam

Butiran bening meleleh di kelopak mata sendu
Diseling isak tangis membahana
Menggetarkan dada seak berkabut dosa
Hingga usai malam melukis kelam

Detak waktu seakan terhenti
Saat kutemukan damai dalam sujud syahdu
Mengalirkan kesejukan dalam desiran darah
Hingga kuterdiam di sudut sunyi

Di atas sajadah biru
Kuhamparkan berjuta asa
Kutepis sgala duka
Lewat do’a memuji kebesaran-Mu

Karya : Afif Natsir

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/dukaku-terhampar-di-atas-sajadah-biru.html

Puisi Hamba Yang Sering Lupa

Hari hari terus berlalu
dimana pergantian siang dan malam
menjadi saksi jalannya kehidupan fana ini.

Hari hari terus berlalu
dimana pergantian minggu kebulan, bulan ke tahun
menjadi saksi bahwa detik waktu tak pernah berhenti.

Malaikat malaikat
tak pernah tidur
mereka selalu mencatat
bait per bait
setiap tingkah laku kita.
Setiap jejak langkah kita
setiap apa yang kita kerjakan
Telah jelas oleh kita
ada malaikat pencatat
amal kebaikan
ada pula malaikat pencatat
amal keburukan.
Semua tak pernah ingkar dengan tugasnya.
Tugas yang diberikan Allah Swt.

Disaat seluruh isi bumi dan langit
berzikir kepadanya
kepada ke agungannya
pencipta alam semesta
hanya kita yang sering lupa
lupa dalam mengingatnya
lupa dalam zikir untuknya
padahal kita adalah
makhluk paling sempurna yang ia ciptakan.
padahal kita adalah makhluk yang paling indah yang ia ciptakan.
Tapi mengapa??
Mengapa kita lalai
mengapa kita lupa.
Mengapa kita hanya sering mengeluh.
Tak malu kah kita kepadanya.

Jika sekiranya seluruh lautan dipermukaan bumi dijadikan tinta lalu seluruh pepohonan dijadikan pena, maka sungguh tidak akan sanggup untuk menuliskan seluruh ni’mat2Nya.

Diri ini sungguh berlumur dosa
namun ia selalu memberi ma’af
sesaat kita memohon dengan penuh pengharapan.

Kita tau Allah maha pema’af.
Namun kita tidak tau apakah kita benar2 telah di maafkan.
Kita tau Allah maha pengampun
tapi kita tidak pernah tau seberapa luasnya Ampunan Allah kepada kita.
Kita tau Allah maha penyayang
tapi kita tidak pernah tau
seberapa banyak limpahan kasih sayangnya kepada kita hamba yang sering lupa ini..

==========================
semoga di mulai dari tahun baru ini kita bisa menjadi jauh lebih baik dari tahun kemaren.
==========================
”””””””””’@ahlal_kamal”””””””””””

http://melukisdalamgelap.blogspot.com

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/hamba-yang-sering-lupa.html

 

Puisi Perhitungan Amalan

Terbilang satu terhitung juta
Terangkum bait tercurah bab
Terdalam hati terluas laut
Terkapar kaku terlepas nyawa
Terawal satu tertutup dua belas
Timbangan manakah yang termiliki
Salah satu belum tentu sepuluh
Benar satu bisa jadi sepuluh
Hitunglah yang termiliki…!
Muharam adalah perhitungan
Tutuplah catatan perhitungan
Jadikanlah amalan baik yang terbanyak
Untuk bekal nanti diakhirat
Semoga kita selamat

oleh: adesupriadin

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/perhitungan-amalan.html

Puisi Ku Sebut Nama-Mu

Di dalam do’aku masih menyebut nama-Mu..
Sekalipun lemah ku masih mengingat-Mu..
Tak pernah sedikitpun aku melupakan-Mu..
Hanya Engkau Tuhanku Allahu Rabbi

Dalam segala hal yang aku lakukan..
Slalu ku lafadzkan nama-Mu..
Ku baurkan hidupku di jalan-Mu..
Semata aku berharap slalu mendapat Ridho-Mu..

Tuhan..
Aku hanya hamba-Mu yang lemah..
Tuntun aku dijalan-Mu..
Dan jadikanlah aku dan penghunimu kelak serta orang-orang disekitarku menjadi penghuni surga-Mu..

Amiin..

Karya : Tria Novianty

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/ku-sebut-nama-mu.html

Puisi Menuruti PanggilanMu

Dikala malam itu…
Mata ini tak bisa terpejam…
Jiwa ini merasa keresahan..
Hingga pagi menjelag..
Ku mendengar lantunan ayat_Mu..
jiwa ini merasa tenang..
Batin terasa tenteram..
Hati pun merasa bersalah..
Dan sedih…
Karna kusedar…
Selama ini ku tak mengngat_Mu..
Tak menuruti perintah_mu..
Tak perdulikan nama_Mu..
Yang tak mahu tahu tentang diri_Mu..,
Kuhanya mahu menikmati indahnya dunia_Mu..
Tanpa ku perdulikan siapa pencipta_Nya..!!
Kusadari semua keangkuhanku..,
Ketika adzan shubuh berkumandang..
Ku langsung bergegas menuruti panggilan_Mu..
Disana kedamaian,ketenteraman,dan kenyaman..
Dalam sujud ku berdo’a..
“Ya..Allah….ampunilah dosaku, dosa yang selama ini tlah kuperbuat ,kubuta akan keindahan dunia_Mu yang Fana ini,hinggaku melalaikan tanggung jawabku,dan berikanlah aku petunjuk_Mu,AGAR kubisa menuju jalan lurus_Mu.

karya:vendri chak pimpar

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/menuruti-panggilanmu.html

Puisi Bertanya Pada Allah

kusadar akan semua yang telah ku
lakukan,
ku tahu apa yang kulakukan hanyalah
dosa yang kudapat,
Tapi hati ini lebih bahagia melakukan
semua itu,
Dari pada mendekatkan diri padaMu.
Hati ini terasa enggan menuruti
perintahmu,
Ku lebih suka menuruti egoku,
Ku tahu Engkau Maha Penyanyang,
Ku tahu Engkau Maha Pengampun.3
Aku malu padaMu,…
masih pantaskah aku bersujud padaMu,
Meminta ampunan dan penerang
padaMu.
Masih sudikah Engkau menerima
seorang HambaMu yang Dzalim yang
kumuh,dan pendosa ini di SyurgaMu?

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/bertanya-pada-allah-2.html

Puisi Kehidupan

Satu detik nafas yang kita hirup
sangatlah berharga ..
Bersyukur dengan apa yang di dapat
Membuat hati menjadi tenang
Bersyukurlah kita
Masih diberi kesempatan hidup
Melihat indahnya dunia
Hidup ini untuk dijalani
Bukan untuk dirasakan
Allah tak pernah tidur
Allah memiliki rahasia
dan hikmah tersendiri
Atas segala ujian
dan cobaan . .
Allah tak selalu memberikan apa yang kita inginkan
Namun Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan

Puisi Ini Karya : Anicha Susanti

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/kehidupan-oleh-anicha-susanti.html

Puisi Renungan Saat Nafas Terakhir

Tak terbayangkan dalam benak ku
Terhentinya detak jantung ku
Saat langkah berjalan dalam dosa ku
Saat ketakutan terus hantui ku

Ku sadar sikap ku yang tak terarah
Saat kemarin berjalan dalam salah
Menyusuri gelap dalam tiap langkah
Langkah yang sekarang kian lemah

Air mata menetes dalam renungan
Dalam sadar teringat masa lampau
Waktu yang tak mungkin terulang
Sesal kemarin berbuat kesalahan

Satu yang paling ku takutkan
Nafasku berhenti dalam penyesalan
Saat semua tak memberi senyuman
Saat hidup tinggalkan kesedihan

Jika ini nafas terakhir ku
Ku harap Tuhan hentikan nafas ku
Saat tasbih terlantun dalam hati ku
Saat mata tertutup dalam tenang ku

oleh: Siti Nur Asiyah Jamil
asheyah.agustina@facebook.com

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/