Aku adalah salah seorang manusia yang sangat menyukai musik, saat hatiku gundah hanya musik yang dapat menemaniku, saat senang pun hanya musik yang aku inginkan di dekatku.
Teman tak sedekat musik, namun musik dapat sedekat sahabat, hanya musik yang dapat mengerti segala suasana. Awalnya aku pikir musik adalah hal yang biasa, tapi ternyata musik itu luar biasa.
Di saat aku kehilangan teman yang sangat ku sayangi, musik dapat menggambarkan perasaanku saat itu. Teman yang dulu selalu ada untuk ku di saat aku senang maupun sedih. memang ia pergi karena tuntutan pendiddikan. Baru ku sadari ia bukan sekedar teman namun sahabat yang sangat aku banggakan, aku cintai, aku harapkan. saat ia pergi pun ia hanya meninggalkan sebuah lagu kenangan yang sangat menyentuh hatiku.
Hari demi hari, sedikit demi sedikit aku dapat menghilangkan rasa sedihku hanya dengan mendengarkan lagu darinya. “Teman, walaupun kau pergi jauh aku yakin kau baik-baik disana dan tak pernah melupakanku”. Entah mengapa keadaanku semakin memburuk, bukan hatiku namun jiwaku bukan karena temanku. Namun karena penyakit yang aku derita. Ya Tuhan cobaan apalagi ini? Apa aku sanggup menjalani ini semua? Dapatkah akau turunkan mukjizat agar aku semangat menghadapi segala cobaan ini. Teman, lagumu masih dapat ku dengar, hangatkan kebersamaan kita masih dapat ku rasakan. Kepedulianmu masih bisa aku dapatkan.
Aku hanya berserah diri padamu Tuhan, aku semakin tak sanggup menghadapi cobaan darimu. Saat dokter menyatakan bahwa umurku hanya sebentar lagi, saat itu juga aku ingin mendengarkan lagu dari temanku lebih lama, lebih sering lagi karena saat orangtua ku mulai ketakutan luar biasa kehilanganku, aku harus mulai lebih kuat menjalani hidup, lagu darimu teman yang dapat menemani sisa hidupku selain orangtuaku.
Sesungguhnya aku tak ingin temanku tau tentang penyakitku ini. kanker darah yang dapat membunuhku kapanpun ia mau. Aku tak ingin mengganggu pendidikannya yang dapat membanggakan orangtuanya. lagumu masih kudengar sampai saat ini karena itu satu-satunya menghilangkan rasa rinduku pada temanku itu.
Hari ini mungkin adalah puncak dari segalanya, akhir dari kehidupanku, keadaanku makin memburuk, sangat buruk dari hari hari sebelumnya. Dokter tak mampu lagi merawatku. permintaan terakhirku adalah bunyikan “lagu itu” agar aku merasa bahwa “dia” temanku ada di sampingku di saat aku mulai menghembuskan nafas yang terakhir dan menutup mata untuk selamanya. “Maafkan aku teman, aku tak dapat menunggumu datang kembali, aku tak dapat menepati janjiku untuk tetap setia bersamammu, terimakasih ayah, dan terimakasih ibu, terimakasih dokter, terimakasih teman. kalian telah membantuku mempunyai mereka yang sangat berani untukku. Teman, lagumu akan terus ku kenang…
Mataku pun terpejam untuk selamanya disaat temanku datang untuk menjenguk ku dengan membawa sebuah lagu di dalam kotak suara.
Cerpen Karangan: Viona Lianita
Facebook: Vidi Lianita