Penipu Rp65 juta berlogat melayu terekam CCTV

Korban sempat diperlihatkan jam tangan itu dibakar dan digores namun tidak rusak. Korban mungkin agak bingung dengan logat Melayu yang digunakan pelaku sehingga akhirnya membeli jam tersebut.”

Palu (ANTARA News) – Polisi meyakini penipu berlogat Melayu yang menipu warga Kota Palu sebanyak Rp65 juta beberapa hari lalu terekam kamera pengawas (CCTV) di kantor BNI setempat sehingga wajahnya diketahui.

Pejabat Bidang Humas Polda Sulawesi Tengah Kompol Rostin Tumaloto di Palu, Minggu, mengatakan, polisi saat ini masih menyelidiki rekaman CCTV milik BNI di jalan Gadjah Mada Palu.

“Hasilnya untuk saat ini belum bisa diketahui. Tapi ini bisa membantu proses penyidikan,” kata mantan Kepala Polsek Palu Timur ini.

Dari pengakuan korban saat dimintai keterangan, penipu itu mengantarnya hingga masuk ke bank untuk mengambil uang.

Penipuan itu terjadi pada 29 Januari 2014. Korban bernama Meriaty Ilahude telah ditipu oleh seorang yang mengaku dari Malaysia.

Korban tertipu Rp65 juta untuk membeli jam tangan merk Rolex setelah diteliti ternyata arloji itu palsu.

Rostin menuturkan, kejadian itu berawal ketika Meriaty hendak mengambil uang di BNI Kota Palu.

Ketika itu dia bertemu seorang lelaki yang berpura-pura menanyakan alamat. Setelah terjadi percakapan, kemudian pria yang mengaku bernama Budi itu menawarkan jam tangan mewah kepada korban.

Karena tidak membawa banyak uang, korban akhirnya diantar ke bank untuk mengambil uang. Setelah uang diambil, korban diajak ke dalam mobil untuk melakukan transaksi.

“Korban sempat diperlihatkan jam tangan itu dibakar dan digores namun tidak rusak. Korban mungkin agak bingung dengan logat Melayu yang digunakan pelaku sehingga akhirnya membeli jam tersebut,” katanya.

Rostin mengatakan pelaku sebenarnya berjumlah dua orang dengan tugas masing-masing. Seorang pelaku berperan sebagai pedagang arloji, dan lelaki lainnya berpura-pura sebagai pria yang pernah membeli jam tangan sekaligus mempengaruhi korban.

Korban baru sadar ketika pulang ke rumah. Setelah sholat dzuhur, perempuan pegawai negeri sipil (PNS) ini sadar uang Rp65 juta tidak berada di genggaman, dan akhirnya dia lapor ke polisi.

Dari kejadian itu, Rostin juga mengimbau kepada warga Kota Palu agar mewaspadai penipu berlogat Melayu atau logat daerah lain yang mengincar nasabah bank yang hendak mengambil uang. (R026/Z002)

Editor: B Kunto Wibisono

COPYRIGHT © 2014

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Dosen IBI Darmajaya kembangkan CCTV pengenal wajah

Bandarlampung (ANTARA News) – Sebuah inovasi dilakukan oleh Yuni Arkhiansyah, SKom, MKom, dan Dodi Yudo Setyawan, SSi, MTI. dosen Sistem Komputer Institut informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya dengan mengembangkan Closed Circuit Television (CCTV) yang dapat mengenali wajah.

Menurut Yuni, didampingi Dodi Yudo, di Bandarlampung, Selasa, tak hanya sekadar merekam gambar, CCTV ini juga mampu mengenali wajah dan identitas objek yang direkamnya.

Yuni menjelaskan, CCTV ini berbasis mikrokontroler dan real time 3D face recognition, sehingga secara otomatis dapat mengenali wajah yang tertangkap kamera.

CCTV ini dirancang dengan aplikasi teknik pengenalan wajah tiga dimensi secara real time, sehingga mampu meningkatkan keamanan pada pengguna CCTV, katanya lagi.

Pada CCTV ini, lanjutnya, dengan sistem biometric dan metode face recognition mengidentifikasi ciri-ciri fisik atau anggota badan manusia, seperti sidik jari, retina mata, suara, rantai DNA dan wajah.

Yuni dan Dodi terinspirasi mengembangkan CCTV cerdas ini, mengingat tingkat keamanan CCTV yang ada saat ini masih belum maksimal.

“CCTV yang sekarang ini hanya mampu merekam kejadian, belum dilengkapi dengan kemampuan mengenali, mengelompokkan siapa yang dikenali, memberikan peringatan tertentu,” Dodi lagi.

Menurut dia, melalui CCTV cerdas ini kelemahan yang ada dapat ditutupi.

Alat ini, ujarnya, dapat bergerak untuk mendeteksi secara tepat wajah yang ditangkap kamera, sehingga membentuk gambar tiga dimensi yang dapat mengenali pelaku tindak terorisme, pencurian dan perampokan, kata Yuni pula.

Berbeda dengan CCTV biasa, CCTV cerdas berbasis mikrokontroler dan 3D face recognition ini secara otomatis menginformasikan bahwa seseorang tersebut dikenali atau tidak dikenali, menyimpan dan mengelompokkan citra wajah.

“Nama-nama yang sudah terdaftar dalam server, ketika mereka tertangkap kamera, maka secara otomatis akan keluar data mereka.,” ujar Dodi lagi.

Ia mengharapkan, dengan CCTV ini diharapkan dapat meningkatkan keamanan lingkungan, serta membantu berbagai pihak dalam proses pencarian seseorang.

“CCTV cerdas ini juga diharapkan dapat membantu proses pencarian seseorang pelaku tindak terorisme atau kejahatan lainnya,” ujar Yuni yang juga menjabat Kepala Jurusan TK/SK.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset IBI Darmajaya, Envermy Vem, MSc, mengatakan penelitian merupakan salah satu tanggung jawab dosen dalam melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi.

Karena itu, menurut dia, dosen dituntut untuk kreatif dan aktif dalam melakukan penelitian.

“Kami senantiasa mendorong dosen untuk aktif melakukan penelitian, selain menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi, penelitian juga berperan penting dalam peningkatan mutu akademik serta sebagai bentuk kontribusi dosen dalam menghasilkan karya atau teknologi baru yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” kata dia pula.

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Ada fitur CarPlay dalam update iOS 7.1

Jakarta (ANTARA News) – Apple telah meluncurkan versi update iOS 7.1 untuk perangkat iPhone dan iPad, yang mencakup dukungan CarPlay dan perbaikan fitur Siri.

Saat ini fitur CarPlay telah memungkinkan pengguna menghubungkan perangkat iOS kedashboard mobil yang telah kompatibel, untuk peta, arah dan pesan.

Sementara itu fitur Siri mendapat peningkatan suara bahasa Inggris untuk dialek Australia dan Inggris, serta Jepang dan Mandarin.

Beberapa tweak estetika juga telah diterapkan Apple dalam update ini, termasuk tampilan lis untuk aplikasi Calender, layar musik, keyboard dan power off.

Selain itu, Apple juga telah meningkatkan pengenalan sidik jari, menambah mode HDR otomatis untuk iPhone 5S dan memperbaiki beberapa bug.

iTunes Radio juga mengalami beberapa tweak walau layanan ini belum diluncurkan di luar AS.

Update ini tersedia untuk versi iPhone 4 ke atas, iPad 2 ke atas dan iPod Touch generasi kelima, demikian Digital Spy.

Penerjemah: Try Reza Essra

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2014

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Kesultanan Makassar (Gow-Tallo)

Latar belakang kerajaan
Di Sulawesi Selatan pada abad 16 terdapat beberapa kerajaan bercorak Hindu di antaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo dan Sidenreng. Masing-masing kerajaan tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing.

Salah satunya adalah kerajaan Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan. Sebelum abad ke 16, kerajaan-kerajaan di Sulawesi masih bercorakkan Hindu, barulah ketika  adanya dakwah dari Dato’ri Bandang dan Dato’ Sulaiman, perlahan-lahan kerajaan-kerajaan tersebut mulai memeluk islam. Kerajaan gowa-tallo sendiri merupakan sebuah Kerajaan yang bercorak Islam.  Setelah bergabung menjadi Gowa Tallo, Raja Gowa Daeng Manrabia menjadi Raja Gowa Tallo Karaeng Matoaya menjadi perdana menteri (patih) dan bergelar Sultan Abdullah.

Secara geografis daerah Sulawesi Selatan memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di jalur pelayaran (perdagangan Nusantara). Bahkan daerah Makasar menjadi pusat persinggahan para pedagang baik yang berasal dari Indonesia bagian Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat.
Dengan posisi strategis tersebut maka kerajaan Makasar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara. 
A. Letak Kerajaan

Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar. Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Secara geografis Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat persinggahan para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur maupun para pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.

B. Raja-raja yang memerintah

Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Matoaya (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1593 – 1639 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) sebagai Mangkubumi bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653).
Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.

C. Kehidupan ekonomi
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor :

– letak yang strategis,
– memiliki pelabuhan yang baik
– jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak pedagang- pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.


Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di Makasar.

Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE, sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat.
Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian karena Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur Sulawesi Selatan.

Faktor-faktor penyebab Kerajaan Gowa Tallo berkembang menjadi pusat perdagangan adalah sebagai berikut:
  • Letaknya strategis yaitu sebagai penghubung pelayaran Malaka dan Jawa ke Maluku.
  • Letaknya di muara sungai, sehingga lalu lintas perdagangan antar daerah pedalaman berjalan dengan baik.
  • Di depan pelabuhan terdapat gugusan pulau kecil yang berguna untuk menahan gelombang dan angin, sehingga keamanan berlabuh di pelabuhan ini terjamin.
  • Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis mendorong para pedagang mencari daerah atau pelabuhan yang menjual belikan rempah-rempah.
  • Halauan politik Mataram sebagai kerajaan agraris ternyata kurang memperhatikan pemngembangan pelabuhan-pelabuhan di Jawa. Akibatnya dapat diambil alih oleh Makasar.
  • Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal besar jenis Phinisi dan Lambo.

D. Kehidupan Sosial Budaya

Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk menambah kemakmuran hidupnya.

Walaupun masyarakat Makasar memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut PANGADAKKANG. Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma tersebut.

Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.

Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.

Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai mancanegara.

E. Kehidupan politik

Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang/Dato’ Ri Bandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam.

Raja Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Karaeng Ma’towaya Tumamenanga Ri Agamanna (Raja Gowa) yang bergelar Sultan Alaudin yang memerintah Makasar tahun 1591 – 1638 dan dibantu oleh Daeng Manrabia (Raja Tallo) bergelar Sultan Abdullah. Sejak pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said (1639 – 1653).

Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang keperluan perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng, dan Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.

Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku.

Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku. Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar.

Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya tentu sangat merugikan kerajaan Makasar.

Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:
a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.
b. Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar.
c. Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar Makasar.
d. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.
Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makasar terhadap Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasannudin yaitu Mapasomba (putra Hasannudin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.
Untuk menghadapi perlawanan rakyat Makasar, Belanda mengerahkan pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya kerajaan Makasar, dan Makasar mengalami kehancurannya.
 

F. Peninggalan sejarah

Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa’risi’ kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan. Nama asli benteng in i adalah Benteng Ujung Pandang.
Masjid Katangka
Mesjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M. Sejak berdirinya telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pemugaran itu berturut-turut dilakukan oleh Sultan Mahmud  (1818), Kadi Ibrahim (1921), Haji Mansur Daeng Limpo, Kadi Gowa (1948), dan Andi Baso, Pabbicarabutta Gowa (1962) sangat sulit mengidentifikasi bagian paling awal (asli) bangunan mesjid tertua Kerajaan Gowa ini.
  
Kompleks makam raja gowa tallo
Makam raja-raja. Tallo adalah sebuah kompleks makam kuno yang dipakai sejak abad XVII sampai dengan abad XIX Masehi. Letaknya di RK 4 Lingkungan Tallo, Kecamatan Tallo, Kota Madya Ujungpandang. Lokasi makam terletak di pinggir barat muara sungai Tallo atau pada sudut timur laut dalam wilayah benteng Tallo. Ber¬dasarkan basil penggalian (excavation) yang dilakukan oleh Suaka Peninggalan sejarah dan Purbakala (1976¬-1982) ditemukan gejala bah wa komplek makam ber¬struktur tumpang-tindih. Sejumlah makam terletak di atas pondasi bangunan, dan kadang-kadang ditemukan fondasi di atas bangunan makam.
Kompleks makam raja-raja Tallo ini sebagian ditempat¬kan di dalam bangunan kubah, jirat semu dan sebagian tanpa bangunan pelindung: Jirat semu dibuat dan balok¬balok ham pasir. Bangunan kubah yang berasal dari kuran waktu yang lebih kemudian dibuat dari batu bata. Penempatan balok batu pasir itu semula tanpa memper¬gunakan perekat. Perekat digunakan Proyek Pemugaran. Bentuk bangunan jirat dan kubah pada kompleks ini kurang lebih serupa dengan bangunan jirat dan kubah dari kompleks makam Tamalate, Aru Pallaka, dan Katangka. Pada kompleks ini bentuk makam dominan berciri abad XII Masehi.
Keruntuhan kerajaan
Raja Bone Aru Palaka meminta bantuan Belanda untuk menyerang Hasanuddin karena wilayahnya dikuasai Gowa Tallo, maka dengan cepat Belanda menyambutnya.
Belanda menyerang dari laut, sedangkan Aru Palaka menyerang dari darat. Dengan tekanan yang demikian berat akhirnya Belanda mempu memaksa Gowa Tallo menandatangani Perjanjian Bongaya (1667).
Isi dari perjanjian Bongaya antara lain:
a. VOC memperoleh hak monopoli perdagangan di Makasar.
b. Belanda dapat mendirikan benteng di Makasar.
c. Makasar harus melepaskan daerah-daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau di luar Makasar.
d. Aru Palaka diakui sebagai raja Bone.
Gowa Tallo menyerah kepada Belanda tahun 1669.
Akibat penyerahan Gowa Tallo kepada Belanda adalah seperti berikut:
•Peranan Makasar sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Indonesia Timur berakhir.
•Belanda menguasai Gowa Tallo dan mendirikan benteng di New Rotterdam.

•Pejuang Makasar banyak yang pergi ke luar daerah untuk melanjutkan perjuangannya melawan penjajah Belanda. Para pejuang tersebut antara lain Kraeng Galengsung dan Montemaramo yang pergi ke Jawa melanjutkan perjuangannya di Jawa.

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Pasangan di China “jual” anak demi iPhone

Shanghai (ANTARA News) – Sepasang suami istri muda di China menghadapi hukuman pidana karena “menjual” anak mereka dan menggunakan bagian dari dana itu untuk membeli Apple iPhone, media pemerintah mengatakan pada Jumat.

Jaksa Shanghai mengangkat kasus ini sebagai perdagangan manusia setelah mereka menempatkan anak ketiga mereka untuk diadopsi melalui postingan online dan menerima uang atas adopsi itu, lapor Liberation Daily.

Penyidik mendapati sang ibu, yang nama lengkapnya tidak disebutkan, menggunakan uang tersebut untuk membeli sebuah iPhone, sepatu olah raga mahal dan produk-produk lainnya secara online.

Produk Apple sangat populer di China, seorang remaja pernah menjual ginjalnya dan menggunakan uang tersebut untuk membeli sebuah iPhone dan iPad yang dilaporkan secara luas tahun lalu.

Tapi pasangan itu mengaku kepada polisi bahwa mereka menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik karena mereka telah memiliki dua anak.

“(Kami) memberikan anak itu bukan untuk keuntungan, tetapi memberikan dia kehidupan yang lebih baik,” kata salah satu dari pasangan ini.

Polisi Shanghai dan jaksa tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Media Shanghai tidak melaporkan jumlah uang yang diterima pasangan ini, tapi postingan online mereka disebut-sebut bernilai 30.000 yuan dan 50.000 yuan (sekitar Rp55 juta dan Rp93 juta), demikian dikutip dari laman afp.(*)

Penerjemah: Try Reza Essra

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2013

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

iPhone 5C lebih murah diluncurkan besok(18 maret 2014)

Jakarta (ANTARA News) – Pesan email dan gambar kotak kemasan yang bocor mengindikasikan bahwa Apple akan meluncurkan iPhone 5C versi lebih murah, dengan penyimpanan internal berkapasitas 8GB, besok, 18 Maret.

GSM Arena mengutip sumber internal dari dua operator besar Eropa menyebutkan bahwa persediaan iPhone 5C model itu sudah ada dan siap untuk disebarkan (dipasarkan).

Peluncuran akan dilakukan besok (18 Maret) setelah Apple mengumumkan secara resmi.

Selain tipis, email internal O2 Jerman yang bocor merinci mengenai ketersediaan iPhone 5C 8GB. Harganya diperkirakan 60 euro lebih murah dari versi 16GB yang sudah beredar.

GSM Arena mengaku mendapatkan laporan bahwa Apple masih menyimpan 3 juta iPhone 5C yang belum terjual.

Apple sepertinya sedang berusaha untuk mendongkrak penjualan iPhone 5C.

Bagaimanapun, harga sekitar 530 euro untuk sebuah iPhone 5C 8GB dengan setengahnya hardware lama, sepertinya tidaklah murah.

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2014

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Mengenal Unsur Intrinsik Novel

Secara sederhana, apa yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah hal-hal yang keberadaanya wajib di dalam sebuah novel. Jika ekstrinsik lebih kepada opsional, maka unsur intrinsik novel tak boleh luput jika tidak maka tulisan tersebut tak layak disebut novel. Unsur intrinsik ini mencakup beberapa hal. Semua hal tersebut kemudian akan membentuk kesatuan cerita yang utuh. Apa saja hal yang dimaksud?

Pertama: Tema Cerita

Tema dalam sebuah cerita merupakan hal yang fundamental. Keberadaanya tentu wajib. Adalah hal yang mustahil jika tak ada tema khusus dalam cerita termasuk dalam bentuk novel. Dengan adanya tema cerita yang jelas, maka penulis akan terhindari dari unsur-unsur yang tak perlu. Hal ini yang menjadikan tema cerita sering disebut kompas cerita, sebab ia akan menentukan ke mana arah cerita tersebut. Ada beragam tema yang bisa dipilih jika hendak menulis novel, misalnya saja tema percintaan, keluarga, pendidikan dan lain-lain. Uniknya, dalam sebuah cerita dimungkinkan terdapat percampuran tema. Misalnya saja kisah cinta berbalut unsur pendidikan. Meski demikian, penulis yang baik pasti akan menentukan tema utama ceritanya. Dengan demikian, ia akan fokus pada hal tersebut.

Kedua: Penokohan.

Hal lain yang tercakup dalam unsur intrinsik novel adalah tokoh. Keberadaan tokoh dalam sebuah cerita sangat penting. Dalam cerita monolog sekalipun, keberadaan tokoh adalah mutlak. Penulis yang baik mampu menghidupkan cerita melalui watak dan karakter tokohnya. Bahkan tak jarang, tema yang diangkat klise namun penokohan yang cerdas mampu meniup kesegaran dalam novel. Karena itu, keterampilan mengolah tokoh mutlak dimiliki mereka yang disebut penulis.

Dalam menggambarkan karakter atau watak seorang tokoh, penulis bisa menuliskannya langsung atau “menitipnya” dalam dialog sang tokoh tersebut. Penjelasan langsung bisa berupa gambaran fisiknya, lingkungan kehidupannya, cara ia berkomunikasi, cara berjalan, pola pikir dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu, jika penulis memilih gambaran melalui dialog, maka ia harus menentukan gaya yang ia pilih: dialog atau monolog. Monolog sendiri adalah percakapan yang dilakukan satu orang. Biasanya ia berupa pertentangan batin, perkataan benak atau bahasa hati. Sementara itu dialog merupakan pembicaraan dua atau lebih tokoh dalam cerita. Umumnya, dialog ditandai dengan tanda petikan (“ ).

Ketiga: Sudut Pandang atau Point of View.

Unsur intrinsik novel yang satu ini juga tak kalah pentingnya. Dengan sudut pandang yang jelas, penulis juga bisa membuat ceritanya tak biasa dan menarik untuk disimak. Ada beragam gaya penulisan sudut pandang, antara lain:

  1. Narator yang serba tahu. Ini merupakan gaya penulisan dimana seseorang seolah bercerita pada pembaca. Ia mengetahui segala sesuatu dalam novel tersebut bahkan bisa mengomentarinya satu per satu. Tak jarang juga, dengan gaya ini, penulis bisa berkomunikasi secara langsung dengan pembacanya. Sebab gaya ini memungkinkan cara bercerita yang lebih lentur.
  2. Narator yang cenderung objektif. Pada gaya yang satu ini, penulis tidak mengomentari hal-hal di dalam novel. Dengan demikian, pembaca novel hanya disuguhi hasil padangan mata sehingga mereka akan merasa sedang menyaksikan sebuah pementasan drama.
  3. Narator yang aktif. Gaya yang satu ini biasanya menggunakan aktor yang terlibat dalam sebuah cerita. Biasanya yang dipilih adalah sang tokoh sentral. Gaya yang satu ini terlihat jelas dari penggunaan kata gantu “aku” juga “kamu”.
  4. Narator yang bertindak sebagai peninjau. Gaya yang satu ini menggunakan satu tokoh dalam cerita untuk mengemukakan semua hal yang terjadi dalam sebuah kisah. Ia bisa bercerita apapun, termasuk perasaan dan juga pendapatnya sendiri terhadap sesuatu. Sedangkan tokoh lainnya hanya membekali pembaca dengan apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka rasa.

Keempat: Alur Cerita.

Alur menempati poisis yang penting dalam sebuah cerita. Tanpa alur maka bisa dipastikan sebuah kisah akan gagal merunut waktu. Pembaca tentu akan gagal menyukai novel. Sebab alur yang berantakan akan membuat kisa susah memahami sebuah cerita. Ada banyak jenis alur, bisa berupa alur mundur, alur ke depan atau alur zig-zag atau alur maju-mundur.

Kelima: Latar Cerita.

Latar juga merupakan salah satu hal yang tak boleh luput dari penulisan novel. Dengan latar cerita yang baik, pembaca akan mudah dibuat jatuh hati pada novel. Latar merupakan tempat dimana sebuah potongan cerita berlangsung. Ia bisa dijelaskan secara langsung ataukan melalui dialog para tokohnya.

Keenam: Amanat Dalam Novel

Unsur intrinsik novel lainnya adalah amanat. Ia mencakup pesan yang disampaikan novel tersebut. Sebagai sebuah karya yang baik, novel harus bisa merubah sudut pandang pembacanya menjadi lebih positif. Pesan tersebut bisa disampaikan secara langsung atapun tersirat dari apa yang dialami para tokoh dalam kisah tersebut.

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Surat Kecil Untuk Tuhan

Tuhan ..
Andai aku bisa kembali..
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.

Tuhan ..
Andai aku bisa kembali Aku tidak ingin ada hal yang sama terjadi padaku ,terjadi pada siapapun.

Tuhan ..
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk- Mu

Tuhan ..
Bolehkah aku memohon satu hak kecil untuk-Mu Biarkan aku tetap melihat bulan dan bintang

Tuhan ..
Bolehkah aku..
Hidup untuk waktu yang lama

Tuhan..
Bolehkan aku..
Tersenyum untuk waktu yang lebih lama Agar tidak ada lagi air mata dalam hidupku..

Tuhan..
Bolehkan aku menjadi dewasa seperti burung yang terbang sebebasnya dilangit

Tuhan..
Bolehkah engkau tidak pisahkan aku dari ayah dan temanteman yang aku sayangi.

Tuhan..
Surat kecilku ini Adalah permintaan terakhirku. Andai aku bisa kembali..

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Puisi Untuk Guru

Terimah kasih guru
Kaulah pembimbingku……
Kaulah pengajarku……
Kaulah pendidikku……
Guru……
Itulah julukanmu……
Yang tak pernah bosan dalam……
Mengajar dan membimbingku
Guru……
Tanpa dirimu aku akan hancur……
Tanpa dirimu aku akan sengsara……
Tanpa dirimu aku akan sesat……
Guru……
Terima kasih……
Atas segala jasa-jasamu……

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Drama

Anak Durhaka Yang Sadar

>> Daftar Pemain

 

 

1. Azzam

 

2. Fatimah

 

3. Husnah

 

4. Ustad Fajar

 

5. Yahud

 

6. Sony

 

7. Annisa

 

8. Polisi

 

 

>> Naskah Drama

 

 

Pada suat hari hiduplah seorang wanita tua bersama dua anaknya, sifatnya yang sangat sabar, dan tidak pernah mendidik anaknya dengan cara memukuli mereka, dia adalah Fatimah. Anak perempuannya sangat cantik, sayang dan penurut kepada ibunya, namanya Husnah. Sedangkan anak laki-lakinya mempunyai sifat yang sangat kasar, egois dan durhaka kepada ibunya, dia adalah Azzam.

 

 

Adegan 1

 

 

Di suatu subuh, Fatimah bersama anaknya, Husnah bangun untuk menunaikan salat subuh. Dia membangunkan Husnah yang sedang tertidur lelap.

 

 

Fatimah : “Husnah! Bangun mi nak!” (sambil menjahit)

 

Husnah : “Iye bu!” (sambil manguap)

 

Fatimah : “Cepat mi sana pergi ambil air wudu, nanti waktu subuh sudah selesai!”

 

Husnah : “Tunggu dulu bu. Saya perbaiki tempat tidur.”

 

Fatimah : “Mana kakakmu Azzam?”

 

Husnah : “Saya tidak tahu mi itu. Mungkin dia masih tidur. Tadi malam sudah larut malam mi da pulang. Hmmm… Kakak Azzam mau salat? Boro-boro mau salat! Bangun saja sudah susah! Kalau kak Azzam salat mungkin sudah kiamat mi dunia bu!”

 

Fatimah : “Hus! Jangko bicara seperti itu nak. Begitu-begitu dia itu saudaramu juga. Azzam itu hanya salah bergaul ji. Tetapi sebenarnya sifatnya tidak seperti itu nak. Justru kita sebagai keluarga harus mengingatkan dia.”

 

Husnah : “Ini mi yang saya tidak suka sama ibu. Sudah jelas kak Azzam salah kita masih bela. Justru ibu harus kasih dia pelajaran supaya dia tobat! Sudah buat masalah, curi kedondongnya orang, kenapa juga dia pergi curi kedondongnya orang na banyaknya di pasar!”

 

Fatimah : “Sudah pergi mi cepat ambil air wudu baru kita salat berjamaah. Jangan lupa nah kalau lewat di kamarnya kakakmu, bangunkan dia, supaya kita sama-sama salat berjamaah.”

 

Husnah : “Kita mi bu! Kalau saya, pasti dia tidak mau bangun! Banyak alasannya bela!” (sambil meninggalkan ibunya)

 

Fatimah pun langsung ke kamar Azzam untuk membangunkannya salat subuh berjamaah. Dan ternyata Azzam masih tertidur dengan lelapnya.

 

 

Fatimah : “Azzam, bangun mi nak! Sudah subuh. Kita salat berjamaah.”

 

Azzam : “Huuuaaammm! Hu… Bu kenapa datang ke sini ganggu orang tidur saja beh! Saya tau ji ini sudah subuh. Saya lagi asyik bermimpi juga! Saya malas salat deh!” (menutup mukanya sambil tertidur)

 

Fatimah : “Astagfirullah Azzam! (menggelengkan kepalanya) Bisanya kamu bicara seperti itu sama ibu! Siapa yang ajar kamu begitu? Kamu itu kayak tidak punya aturan. Tadi malam kamu pulang jam berapa?”

 

Azzam : “Apa urusannya ibu mau tadi malam saya pulang jam berapa? Itu urusanku! Lagi pula saya sudah besar mi bu!”

 

Fatimah : “Siapa yang bilang kamu masih seperti bayi. Cepat mi bangun kita salat subuh. Kalau kamu bangun Kesiangan rezekimu nanti da patok ayam.”

 

Azzam : “Sudah mi bu! Tidak usah ceramah lagi! Saya capek bu! Saya mau tidur dulu! Kalau ibu mau salat, salat duluan saja!” (sambil memejamkan matanya)

 

Fatimah : “Azzam… Azzam… Sampai kapan kamu begini terus. Kapan pi itu ko insaf nak?” (sambil meninggalkan Azzam)

 

 

Adegan 2

 

 

Waktu menunjukkan pukul 13.00 siang. Azzam bersama teman-temannya, Yahud dan Sony sedang bermain kartu di pos kamling. Mereka sambil bercerita tentang waktu semalam dan juga pekerjaan.

 

 

Yahud : “He! (berbicara kepada Azzam) Bro tadi malam ko pulang jam berapa?”

 

Azzam : “Jam 2. Kenapa?” (sambil mengocok kartu)

 

Sony : “Hah? Jam 2? Hahahaha!!! Kalau saya jam 4 saya pulang tadi malam.”

 

Yahud : “Sony, bukan kamu yang saya tanya!”

 

Sony : “Ih! Kenapa mi katanya kalau saya curhat? Marahkah?”

 

Azzam : “Sudah-sudah mi itu. Kalian mau berkelahi? Berkelahi mi!”

 

Yahud : “Iya deh! Tadi malam ko pulang lewat rumahnya Ustad Fajar?” (dalam keadaan kesal)

 

Azzam : “Kenapa ko tanya begitu? Nyatanya mi saya lewati rumahnya Ustad Fajar! Nah sementara rumahnya dengan rumahku satu lorong!”

 

Yahud : “Iyo di! Kenapa saya tidak berpikir seperti itu?”

 

Sony : (langsung memotong pembicaraan) “Memang kamu Yahud, kadang-kadang datang goblokmu juga pale!”

 

Azzam : “Memangnya kenapakah dengan rumahnya Ustad Fajar?”

 

Yahud : “Tidak ji! Saya Cuma tanya-tanya ji!”

 

Sony : “Eh Zam! Saya punya rencana baru buat kita! Bagaimana kalau kita melamar kerja. Saya bosan mi tiap hari main kartu terus. Tidak lama mukanya kita seperti kartu!”

 

Azzam : “Memangnya ko mau melamar kerja di manakah? Zaman sekarang susah sekali cari kerja. Dulu saja saya melamar di kantor saya tidak diterima pa!”

 

Sony : “Memangnya dulu ko melamar kerja di manakah? Sampai-sampai ko tidak diterima segala?” (sembil menyelidik)

 

Azzam : “Dulu saya melamar kerja di kantor Walikota.”

 

Sony : “Hahahaha!!! Pantasan ko tidak diterima! Kalo orang melamar kerja di kantor itu pake jasa! Tamat SMA saja tidak tamat! Kalau yang saya tawarkan ini sama kamu nggak pake jasa, hanya pake tenaga ji!”

 

Azzam : “Ko juga bicara terlalu bertele-tele pa! To the point saja kalau ko bicara! Kerja apakah?”

 

Sony : “Jadi sopir angkot. Ko mau ji kah?” (menawarkan)

 

Yahud : (langsung memotong pembicaraannya Azzam dengan Sony) “Hahaha! (tertawa) Ko juga itu Sony ko tawarkan orang jadi sopir angkot pa! Memangnya tidak ada kerjaan lain? Sekarang ini sudah zaman modern bro! Masa keren-keren begini mau jadi sopir angkot! Apa kata dunia?”

 

Sony : “Memangnya kalau kamu, mau kerja di mana? Biar jadi sopir angkot, yang penting halal bro!” (membanggakan)

 

Yahud : “Kalo saya nanti yang melamar pekerjaan, pekerjaannya itu harus yang elit-elit!”

 

Sony : “Hahahaha!!! Tidak usah bermimpi terlalu tinggi! Ujung-ujungnya ko jadi penjaga WC ji juga!”

 

Azzam dan Sony : “Hahahaha…!!!” (menertawakan Yahud)

 

 

Adegan 3

 

 

Di pagi hari, Fatimah dan anaknya Husnah pergi ke rumah Ustad Fajar dalam rangka sebagai pembantu rumah tangga. Annisa adalah istri dari Ustad Azzam. Dia adalah seorang ibu yang baik hati dan juga dermawan.

 

 

Husnah : “Bu, sejak ayah telah meninggalkan kita, abang Azzam malah semakin menjadi-jadi. Sering bentak ibu, sering buat masalah, mencuri. Sampai kapan seperti itu kasihan bu? Coba pi ibu bersikap tegas saja sama kak Azzam supaya dia patuh juga sama ibu?”

 

Fatimah : “Husnah, si Azzam itu hanya salah bergaul ji. Seperti yang sudah ibu bilang tempo hari, ibu tahu sikap kakakmu itu. Dia tidak seperti itu. Makanya kita jangan berhenti untuk mendoakan dia, supaya dia jadi anak yang penurut.” (menasihati)

 

Husnah : “Bu, jangan hanya berdoa bu! Tapi juga harus berusaha. Pokoknya ibu mi yang harus punya andil penting. Ibu harus kasih pelajaran sama kak Azzam!”

 

Fatimah : “Tidak boleh seperti itu nak. Cara mendidik bukan dengan cara yang kasar, karena Azzam orangnya keras, berarti kita yang harus bersikap lembut. Karena ada pepatah mengatakan batu ketemu batu akhirnya pecah. Nah, sama kalau kita andai untuk menghadai Azzam nanti hubungan keluarga kita malah pecah seperti batu tadi.”

 

Husnah : “Io di betul bu. Saya setuju sama ibu.”

 

 

Tiba-tiba Annisa datang.

 

 

Annisa : “Bu Fatimah, ada yang mau saya bilang.”

 

Fatimah : “Ie! Kenapa bu?”

 

Annisa : “Mulai bulan depan ada mi tambahan gaji ji ta.”

 

Fatimah : “Oh iye terima kasih bu! Saya tidak tahu mi mau bilang apa sama kita. Karena sudah banyak membantu keluarganya kita bu. Kalau tidak ada ibu mungkin sekarang saya dengan anak-anakku sudah di kolong jembatan sekarang.” (perasaan senang)

 

Husnah : “Ie bu! Jarang-jarang di dunia ini ada orang sebaik ibu.”

 

Annisa : “Biasa ji Husnah. Tidak usah lebay begitu. Niatku hanya mau membantu keluarga kalian. Kalau begitu saya ke kantor begitu. Sebentar jam 12 baru pulang.”

 

Fatimat : “Oh iye, hati-hati ki pulang”

 

Annisa : “Iya. Assalamualaikum.”

 

Husnah dan Fatimah : “Wa’alakumsalam Warahmatullah.” (menertawakan Yahud)

 

 

Adegan 4

 

 

Yahud sedang duduk di tempat nongkrong di pos kamling dan kemudian Azzam sedang berjalan-jalan dekat situ. Yahud kemudian memanggilnya ke pos kamling dan membuat perencanaan kepada Azzam.

 

 

Yahud : “Bro, saya punya rencana buat kita.”

 

Azzam : “Rencana apa?”

 

Yahud : “Begini, kemarin ‘kan si Sony, dia ajak ko untuk melamar kerja jadi sopir angkot. Mendingan sebentar malam kita rampok rumahnya Ustad Fajar.”

 

Azzam : “Maksudmu?”

 

Yahud : “Ah! Kau ini goblok atau pura-pura tidak tahu? Begini, orang terkaya di kampungnya kita ‘kan Ustad Fajar. Nah kalo kita rampok barang-barang berharganya. Hanya dengan satu malam kita akan kaya! Beda kalau jadi sopir angkot. Sampai ko beruban jadi sopir angkot ko tidak akan kaya-kaya kasihan!”

 

Azzam : “Ko sudah yakinkah dengan rencanamu itu?” (ragu-ragu)

 

Yahud : “Iyalah!” (santai)

 

Azzam : “Tapi?” (berpikir)

 

Yahud : “Ah! Sudah! Tidak usah mi ko berpikir! Ini kesempatan emas buat kita! Kapan lagi kita akan jadi orang kaya, bro! Ko bodoh sekali kita mau ajak jadi orang kaya. Ko tidak mau kah?”

 

Azzam : “Masalahnya ini to konsenkuensinya tinggi bela! Kalau kita didapat sama Ustad Fajar, bagaimana mi? Memangnya ko mau tanggung kah kalau saya dilaporkan sama polisi?”

 

Yahud : “Kalo sama saya ko jalan, tidak usah mi ko khawatir. Nanti semua saya yang tanggung. Ko tidak sendiri ji. Masih ada ji saya temanmu. Bagaimana?” (menghasut)

 

Azzam : “Oke mi kalau begitu.” (terlihat yakin)

 

 

Adegan 5

 

 

Tepat pukul 12.00 malam, Azzam dan Yahud pun berangkat menuju ke rumah Ustad Fajar dengan rencana mereka yang telah mereka susun, yaitu untuk merampok rumah Ustad Fajar.

 

 

Yahud : “Ssstttt!!!”

 

Azzam : (mengangguk)

 

Yahud : “Ko ke kamarnya Ustad Fajar, ambil uang dengan barang-barang berharganya di dalam lemarinya, nah?” (sambil berbisik)

 

Azzam : “Kalo kamu mau ke mana?”

 

Yahud : “Kalo saya, saya di ruang tengah. Oke mi?”

 

Azzam : “Oke mi.”

 

Azzam pun masuk ke kamar Ustad Fajar.

 

 

Annisa : “Siapa itu? Bang! Ada orang yang mencuri di rumahnya kita bang!” (sedang membangunkan Ustad Fajar)

 

Ustad Fajar : “Astagfirullah aladzim…!!! Hei, siapa kamu? Mau apa kamu di rumah saya…?” (sambil menunjuk Azzam)

 

Azzam : ” …?” (panik)

 

Ustad Fajar : ”Cepat jawab, siapa kamu? Jangan- jangan kamu mau merampok ya? Rampok… Rampok… Rampok…!” (teriak)

 

Azzam : (Azzam tak bisa mengelak lagi, secara spontan ia mengeluarkan pisau dan mengarahkannya kepada bapak Ustad Fajar.)

 

Ustad Fajar : “Mau apa kamu dengan pisau itu hah? ”(tetap bersikap tenang)

 

Azzam : ”Diam kamu, kalau tidak saya akan membunuhmu!” (panik)

 

Ustad Fajar : ”Hidup dan matiku hanya Allah SWT. yang menentukan, bukan kamu…!”(menegaskan)

 

Azzam : “Diam…!”(menusukkan pisau ke tubuh Ustad Fajar)

 

Annisa : “Masya Allah bang! Bang, bangun bang!” (menangis)

 

 

Akhirnya Azzam tidak tahu apalagi yang akan diperbuatnya. Ia tiba-tiba lari ke bawah menemui Yahud dan mengajaknya untuk segera pergi dari rumah itu.

 

 

Adegan 6

 

 

Keesokan harinya di rumah Azzam, tiba-tiba seorang polisi datang bersama seorang saksi yang tidak lain adalah Annisa, istri dari Ustad Fajar untuk menangkap Azzam. Sedangkan Azzam tidak ada di rumah, ia sedang bersembunyi di rumahnya Yahud.

 

 

Polisi : “Assalamualaikum. Betul ini dengan rumah saudara Azzam?”

 

Fatimah : “Walaikumsalam. Ie kenapa di?” (sambil keheranan)

 

Polisi : “Kami dari kepolisian ingin mencari saudara Azzam atas keterlibatannya dalam kasus pencurian sekaligus pembunuhan bapak Ustad Fajar.”

 

Fatimah : “Astagfirullahal’azim…!!! Kita pasti salah pak! Bisanya Azzam da mau bunuh Ustad Fajar? Nah sementara keluargaku kenal dekat sama Ustad Fajar! Tidak mungkin kasihan polisi! Anakku sifatnya seperti itu!” (kaget, kemudian pingsan)

 

Husnah : “Ibu…!!! Ibu…!!! Bangun ibu…!!! Bu…!!! Saya tidak mau ji kalo ibu meninggal…!!!” (sambil menangis)’

 

Fatimah : (tidak sadarkan diri dan kemudian meninggal dunia)

 

 

Adegan 7

 

 

Di tempat lain, Azzam merenungi perbuatan jahatnya selama ini kepada orang lain, terutama kepada ibunya sendiri. Azzam sangat menyesali perbuatannya itu, ia menyadari bahwa terlalu banyak dosa yang telah ia perbuat. Azzam kemudian mengambil air wudu dan menunaikan salat.

 

 

Azzam : “Ya Allah, Ya Robbi, hamba-Mu yang hina ini sekarang menundukkan kepala untuk mendapatkan ampunan-Mu Ya Allah. Ampunilah segala kekhilafan hamba Ya Allah, sebab hanya kepada-Mulah hamba memohon ampunan dan kasih sayang. Berikanlah hamba kesempatan untuk meminta maaf kepada mereka yang telah hamba zalimi ya Allah. Tunjukkanlah jalan yang lurus kepadaku, jalan yang telah engkau ridhoi, bukan jalan mereka yang sesat. Sesungguhnya engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Rabbana, atina, fiddunya hasana wa fil akhirati hasana wa kina azabannar, walhamdulillahirrabbilalamin.” (berdoa)

 

 

Setelah melaksanakan shalat, Azzam bangun dari duduknya dan segera teringat oleh ibunya.

 

 

Azzam : “Ibu…! Ibu…! Aku harus pulang ke rumah untuk menemui ibu…! Aku harus meminta maaf kepada ibu…!”

 

 

Adegan 8

 

 

Di depan rumahnya, Azzam melihat bendera kain putih telah terpasang di depan rumahnya dan segera masuk ke dalam rumahnya.

 

 

Azzam : “Kenapa ini? Kenapa ada bendera putih di rumah?” (bingung)

 

Husna : “Kak, ibu telah meninggal bang!”

 

Azzam : “Apa…?!” (menangis)

 

Husna : “Iya kak…!” (menundukkan kepala sambil menangis)

Azzam : “Ibu……!!! Ibu, maafkan saya…! Maafkan atas segala perbuatan yang saya lakukan! Saya khilaf bu…! Saya sangat menyesal bu! Ibu……!!!” (menangis sambil berteriak)

 

sumber : http://mcrizzwan.blogspot.com/2013/07/drama-anak-durhaka-yang-sadar.html#.Uyo_V84ZiaU

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar