narkotika

b

f

h

hj

he

k

l

 

m

n

la

p

re

https://www.google.com/search?q=narkotika&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=fflb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=VDwpU4ntHoaIrQeauIGwBQ&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=588#imgdii=_

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

kata kata cinta

gfgfgf

index

https://www.google.com/search?q=kata+kata+cinta&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a&channel=fflb

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Puisi Untuk Sahabat

TIDAK PERNAH ADA YANG NAMANYA MANTAN SAHABAT
Puisi Nur Syifa

Sahabat…
Kau selalu menemaniku
Di saat aku sedih maupun aku gembira
Kau seperti Matahari yang menyinari bumi..
Kau seperti ada di dalam jiwa & ragaku…

Oh Sahabat…
Aku terpikir bila kita tidak bersama-sama lagi…
Jika Tuhan bisa aku ajak bicara..
Aku pasti bicara “Ohh.. Tuhan jika kau ambil nyawa sahabat ku,ambilah juga nyawaku”
Jika diperintahkan untuk memilih pun aku pasti memilih sahabat dari pada seorang kekasih..

Sahabat..
Aku berharap kita tidak akan berpisah lagi…

SUDUT KENANGAN
Puisi Titis

Tahun telah berlalu kawan
Ingatanku masih saja membayangkannya
Disudut kenangan kita melangkah bersama
Menggapai bahagia dan merasai asa
Yang tak pernah kita keluhkan

Tahun telah berlalu kawan
Ingatanku masih tertinggal juga
Saat di sudut mushola kecil tempat saling menyapa
Tempat saling membagikan sebuah arti kehidupan

Dalam DekapanNya
Ukhuwah kita terjalin
Dalam MahabbahNya
Kita mengenal sebuah makna persaudaraan

Tahun telah berlalu kawan
Kini tak kudapati lagi dirimu disini
Tapi Ingatan itu masih ada disini
Tertinggal di sudut yang bernama kenangan

from:http://www.lokerpuisi.web.id/2014/01/puisi-persahabatan.html

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Puisi Untuk Sahabat

MENANGISLAH SOBAT
Oleh Maulida

Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair

Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan..

Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu

Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.

BAHASA LANGIT
Puisi Hanifah Nadya Kartika

Gumpalan awan di langit biru
Bercerita kisah kita
Saat deras hujan bagai air mata
Dan cerah mentari jadi wajah kita

Warna pelangi di langit biru
Hanya jadi saksi bisu
Saksi kisah perjalananku denganmu
Saat perbedaan jadi keindahan

Langit pun berbahasa
Dan bersenandung ria
Lantunkan lagu rindu antara engkau dan aku

Oh Sahabat…
Langit pun berbahasa
Tanda bersuka cita
Sambut esok dimana kita kan slalu bersama
Selamanya…

Dan dengarlah, dengarlah slalu
Itulah semua tentang kita,
cerita bahasa langit…

SAHABAT TERBAIKKU
Puisi Frizka Tirana

Sahabat …
di saat kita nikmati kebersamaan banyak hal yang terlewat kan begitu saja
keceriaan, canda dan tawa semuanya mengalir begitu saja
waktu yang tersisah seolah tak mampu menampung nya dan waktu yang sangatlah singkat membuat ku teringat kepada mu sahabat ..

Semua kenangan – kenangan itu tak terasa ,pergi meninggalkan segala kegembiraan
serta canda dan tawa mu satu persatu hilang sekejap mata
ada beribu senyum saat terlintas memory yang dulu kala

Sahabat …
semua yang pernah kita jalani hari demi hari , waktu demi waktu telah kita lalui semuanya.

Banyak hal yg pernah terjadi karena itulah jalan hidup yang kita miliki
kadang benci, kesal ,dan kecewa serta rasa senang dan sayang
sungguh luar biasa , apa yang telah kita lalui bersama ..

Ya Tuhan …
jagalah dan lindungilah
sahabat-sahabat ku
karena mereka adalah sahabat terbaiku selamanya

from :http://www.lokerpuisi.web.id/2014/01/puisi-persahabatan.html
# MY BEST FRIEND FOREVER

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Puisi Cinta

BIDADARI TANPA SAYAP

Kelembutan hatinya membuatku terpana. . .
Melihat kehindahan Rembulan,
Sama seperti melihat keindahan wajahnya.

Sungguh kuat dia menghadapi ini semua. . .
Menghadapi keaadaannya yg begitu nyata.
Merasakan penderitaannya sendirian.
Dan mengukur penderitaan diatas mimpi . . .

Walau dia hanya Bidadari tanpa sayap,
Tapi kelembutan hatinyalah yang membuatku merasa seperti…..
Berada di atas awan.

from :http://www.lokerpuisi.web.id/2014/01/puisi-cinta.html

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Cerpen Sahabat

“Nad, lo mau ke kantin gak?” Sahut Tia.
Tia dan Nadia adalah seorang sahabat yang telah berteman selama 5 tahun. Mereka bisa dikatakan teman yang sangat dekat sekali.

Pada pagi itu, telepon Nadia berbunyi kring… Kring… Nadia pun menjawab “Halo… Eh kamu beb, ada masalah apa? Tumben pagi-pagi nelpon aku…” Itulah Kevin. Ia adalah pacar Nadia. Tia yang mendengar pun langsung ingin tau siapa yang menelpon. Tia pun bertanya “Siapa yang pagi-pagi nelpon Nad?” Nadia menjawab “Biasa pacar gue” Ngomong-ngomong siapa sih pacar elo?” Tanya Tia. “Kevin namanya. Elo udah punya pacar?” Tia langsung menjawab “Punya lah” “Namanya siapa?” Tanya si nadia. “Vincent namanya”. “Oh lo mau gak malem ini lo ajak pacar lo gue ajak pacar gue. Kita ketemuan di Candi resto”.. “Boleh” jawab tia singkat.

Mereka pun sepakat untuk bertemu di Candi resto. Lalu ketika sampai di restoran…
“Mana pacar lo Tia?” Tanya nad. “Ohh lagi di jalan. Pacar lo juga mana?” Tanya Tia.
Lalu ketika pacar mereka sampai ke resto itu betapa terkejutnya mereka bahwa pacar mereka berdua sama. Terjadilah pertengkaran antara Nadia dan Tia. “Loh?! Nad, itu kan pacar gue?, Kenapa lo bilang pacar elo?!” Tanya Tia dalam nada agak marah. “Ehh, gak usah sembarang bicara lo! Itu pacar gue kali!”

Setelah mereka bertengkar, mereka memutuskan untuk tidak akan pernah menjalin pertemanan lagi.

from : http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/sahabat-jadi-musuh-2.html

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Cerpen Sahabat

KADO TERAKHIR UNTUK SAHABAT
Karya Nurul Alma Febriyanti
Lima hari sebelum kawanku pindah jauh disana. Selepas makan siang, aku langsung kembali beranjak ketempat aku bermain dengan sahabatku.
“hei, kemana saja kamu? Daritadi aku nungguin” Tanya sahabatku yang bernama Alvi. “tadi aku makan siang dulu” jawabku sambil menahan perut yang penuh dengan makan siang “ah ya sudah, ayo kita lanjutkan saja mainnya” sahut Alvi. Tidak lama saat aku & Alvi sedang asyik bermain congklak, Rafid adiknya Alvi datang menghampiri kami berdua.
“kak, aku pengen bilang” kata Rafid “bilang apa?” sahut Alvi penasaran “kata bapak, sebentar lagi kita pindahan” jawab Rafid “hah? Pindah kemana?” tanyaku memotong pembicaraan mereka “ke Bengkulu” jawab Rafid dengan singkatnya “ya udah kak, ayo disuruh pulang sama ibu buat makan siang dulu” ajak Rafid ke Alvi “iya deh.. ehm.. Alma, aku pulang dulu ya aku mau makan siang” ujar Alvi “eh, iya deh aku juga mau pulang kalau gitu” sahutku tak mau kalah.

Sesampainya dirumah aku langsung masuk kedalam kamar & entah kenapa perkataan Rafid yang belum pasti tersebut, terlintas kembali ke pikiranku. “Andai perkataan tersebut benar, tak terbayang bagaimana perasaanku nanti” ujarku pada cermin yang menatapku datar “sudahlah daripada aku memikirkan yang belum pasti lebih baik aku mendengarkan musik saja” ujarku kembali sambil beranjak mengambil mp3. Tak lama kemudian aku mendengar sebuah pembicaraan, yang aku tau suaranya sudah tak asing lagi bagiku yaitu orang tuaku & orang tua Alvi sahabatku. Aku mencoba mendekati pintu kamar untuk mendengarkan pembicaraan itu. Tak lama tanganku keringat dingin, aku sudah mendapatkan inti pembicaraan ternyata benar apa yang dikatakan Rafid pada Alvi tadi siang bahwa mereka akan pindah kurang lebih sebulan lagi.

Lemas sudah tubuhku setelah mendengar kabar itu, tiba-tiba ibu mengetuk kamarku & mengagetkanku yang sedang bingung itu. *Tok3X… “Alma, kamu mengunci pintu kamarmu ya” Tanya ibu sambil mencoba membuka pintu “enggak kok” jawabku dengan lemasnya “kamu kenapa.. ayoo buka kamarmu!!” teriak ibu “iya.. sebentar” sahutku sambil membuka pintu.
“ngapain kamu mengunci kamar?” Tanya ibu.
“gak knapa2… tadi aku memang lg duduk didepan pintu” jawabku sambil menoleh keruang tamu yang berhadapan dengan kamar tidurku.
“ya sudah, tadi orang tuanya Alvi bilang kalau mereka ingin pindah bulan depan”
“iya, aku sudah tau” sahutku kembali ke kamar tidur.
“oh kamu tidak sedih kan?” Tanya ibu yang menghampiriku.
“…” tak kujawab pertanyaan ibu.
“hm.. sudahlah tak usah dibahas dulu.. sana tidur siang dulu biar nanti malam bisa mengerjakan PR” ujar ibu sembari mengelus elus rambutku.
“iya…” jawabku singkat.

Esoknya tepat dihari Minggu, matahari pagi menyambutku. Suara ayam berkokok dan jam beker menjadi satu. Tetapi, aku tetap saja masih ingin ditempat tidur. Sampai sampai ibuku memaksaku untyk tidak bermalas malasan.
“Alma, ayoo bangun.. perempuan gak baik bangun kesiangan” ujar ibu sambil melipat selimutku. “sebentar dulu lah.. aku masih ngantuk” sahutku sambil menarik selimut ditangan ibu. “itu Alvi ngajak kamu main.. ayoo bangun!!” ujar ibu kembali sambil mengeleng gelengkan kepala. “oh oke oke” sahutku semangat karena ingat bahwa Alvi akan pindah sebulan lagi. Lalu, aku langsung beranjak dan segera lari keluar kamar tidur untuk mandi & sarapan. Setelah itu Alvi tiba-tiba menghampiri rumahku
“Assalamualaikum, Alma!!” panggil Alvi dari depan rumah.
“walaikumsallam, iya!!” sahut ibuku yang beranjak keluar rumah.
“oh ibunya Alma, ada Alma nya gak?” Tanya Alvi.
“Alma nya lagi sarapan, sebentar ya tunggu dulu aja. Sini masuk” jawab ibuku.
“iya, terimakasih” sahut Alvi.

Ketika aku sedang asyik asyiknya sarapan, Alvi mengagetkanku.
“Alma, makan terus kau ini” ujar Alvi sambil tertawa. “yee, ngagetin saja kamu ini. Aku laper tau” sahutku sambil melanjutkan sarapan. “kok gak bagi-bagi aku sih” Tanya Alvi sambil menyengir kuda. “kamu mau, nih aku ambilin ya” jawabku sambil mengambil piring. “hahaha.. tidak, aku sudah makan, kau saja sana gendut” sahut Alvi sambil tertawa terbahak bahak. “ ya sudah” jawabku kembali sambil membuang muka. Tak berapa lama kemudian, sarapanku habis lalu Alvi mengajakku bermain games.
“sudah kan, ayoo main sekarang” ajak Alvi semangat.
“aduh, sebentar dong. Perutku penuh sekali ini” sahutku lemas karena kebanyakan makan.
“ah ayolah, makanya jangan makan banyak-banyak. Kalau gitu kapan mau dietnya” ujar Alvi menyindirku.
“ya sudah ya sudah.. ayoo mau main apa?” ajakku masih malas.
“Vietcong yuk tempur tempuran” jawab Alvi semangat seperti pahlawan jaman dulu.
“hah, okedeh” sahutku sambil menyalakan laptop milik ayah.

Kemudian, aku dan Alvi bermain games kesukaan kami berdua. Kami bermain bergantian, besar besaran skor, dll tidak berapa lama ibunya Alvi memanggilnya untuk pulang. “Assalamualaikum, ada Alvinya gak?” Tanya ibunya Alvi sambil tersenyum denganku. “ada-ada.. Alvi! ibumu mencarimu” kataku kepada Alvi yang sedang asyik bermain. “iya.. sebentar lagi, emangnya kenapa?” Tanya Alvi. “aku tidak tau, sana kamu pulang dulu. Kasian ibumu” ujarku sambil mematikan permainan. “huh… iya iya” sahut Alvi beranjak pulang kerumahnya.

Tak berapa lama, Alvi mengagetkanku saat aku sedang asyik melanjutkan permainan yang sedang aku mainkan. “Alma!!” panggil Alvi sambil menepuk pundakku. “Apa??” jawabku kaget. “aku pengen bilang sesuatu nih, hentikan dulu mainannya” ujar Alvi. “iya!!” jawabku agak kesal. “jadi gini.. dengarkan ya… ternyata aku akan pindah 3 hari lagi” cerita Alvi. “hah? Kok dipercepat??” sahutku memotong pembicaraan Alvi. “aku juga tidak tau, kau sudah memotong pembicaraanku saja. Sudah ya aku harus pulang ini.. bye!” ujar Alvi beranjak keluar rumah. “tunggu!! Kau serius??” tanyaku dengan penuh ketidak percayaan. “serius.. dua rius malahan” jawab Alvi sambil memakai sandal. “oh ok.. bye!!” sahutku kembali. Setelah Alvi pulang kerumahnya, aku langsung lari masuk kedalam kamar & mengunci diri. Aku tidak tau apa yang harus kulakukan sedangkan sahabatku sendiri ingin pindahan. Terlintas dipikiranku untuk memberikan Alvi sahabatku sebuah kado yang mungkin isinya bisa membuat Alvi mengingat persahabatan antara kita selamanya walaupun sampai akhir hayat nanti kita tak akan dipertemukan lagi. Ku ambil buku diary & kutuliskan cerita-cerita persahabatanku dengan Alvi. Tak lama kemudian , terpikirkan suatu hadiah yang akan kukasih dihari dia pindahan nanti lalu, aku ambil uang simpanan yang kusimpan didompetku & ku piker-pikir uangnya cukup untuk membelikan hadiah untuk Alvi.

Besoknya sehabis pulang sekolah, aku langsung berlari ke toko sepatu dekat rumahku. Ku lihat-lihat sepatu yang cukup menarik perhatianku, tiba-tiba ada seorang bapak-bapak yang menghampiriku.
“hai nak, kamu mencari sepatu apa?” Tanya seorang bapak yang menurutku adalah pemilik took sepatu tersebut.
“i..iya pak, maaf ada sepatu futsal tidak?” tanyaku sambil celingak celinguk kesegala rak sepatu.
“oh, ada kok banyak.. untuk apa? Kok perempuan nyari sepatu futsal?” Tanya pemilik sepatu itu sambil tertawa melihatku yang masih polos.
“bukan untukku pak, tapi untuk sahabatku” jawabku dengan polosnya.
“teman yang baik ya, memangnya temanmu mau ulang tahun?” Tanya pemilik toko itu. Entah kapan pemilik toko itu berhenti bertanyaku.
“iya” jawabku berbohong karena tak mau ditanya-tanya lagi.
“ok, sebentar ya. Bapak ambilkan dulu sepatu yang bagus untuk sahabatmu” ujar pemilik toko sepatu itu sambil berjalan ke sebuah rak sepatu.
“sip, pak” sahutku.

Tak lama, si pemilik toko sepatu itu kembali sambil membawa sepasang sepatu futsal.
“ini nak!!” kata pemilik toko sepatu itu.
“wah bagus sekali, berapa pak harganya?” tanyaku sambil melihat lihat sepatu yang dibawa oleh si pemilik toko itu.
“bapak kasih murah nak untukmu.. ini aslinya Rp. 60.000 jadi kamu bayar Rp.20.000 saja nak” jawab si pemilik toko itu sambil tersenyum.
“terima kasih banyak pak, ini uangnya” sahutku.
“iya nak, sama-sama” ujar sipemilik toko tersebut.
Setelah itu, aku kembali kerumah & mulai membungkus kado untuk Alvi. Mungkin ini hadiahya tidak seberapa, kutuliskan juga surat untuk Alvi.
Malamnya aku masih memikirkan betapa sedihnya perasaanku nanti jika sahabatku pindah pasti tidak bisa bermain bersama lagi seketika air mataku menetes & tiba-tiba ibu mengetuk pintuku. “Alma, ayo kerjakan dulu PRmu nanti kemalaman” ujar Ibu dari depan pintu kamar tidurku. “i..iya” sahutku sambil mengelap tetesan air mata yang membasahi buku yang sedang aku baca. Saat itu pikiranku masih campur aduk entah harus senang, sedih atau apa. Aku tidak bias konsen mengerjakan PR malam itu.

Besoknya disekolah, aku sering bengong sendiri sampai-sampai guruku bertanya kenapa aku seperti itu. Ku jawab saja dengan jawaban yang sangat singkat karena aku sedang memkikirkan bahwa besok lah dimana aku akan berpisah dengan sahabatku sendiri. Sepulang sekolah, aku langsung berlari memasuki kamar lagi, mengurung diri hingga malam. Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahku & kuintip lewat jendela kamar. Tak lama kemudian juga Ibu memanggilku untuk keluar kamar sebentar.
“Alma, ayoo keluar sebentar. Ada Alvi nih” ajak ibu sambil membuka pintu kamarku.
“iya…” jawabku beranjak keluar kamar.
“nah kamu sudah disini, jadi begini besok kan Alvi mau pindah ayoo berpamitan dulu” ujar ibuku.
“Alma!!” peluk ibunya Alvi kepadaku. “maafin tante sama Alvi beserta keluarga ya jika punya salah sama kamu, ini tante ada sesuatu buat kamu” kata ibunya Alvi sambil memberiku sekotak coklat.
“i..i..iya” sahutku tak bisa menahan perasaan & sejenak kuingat bahwa aku juga punya hadiah untuk Alvi.
“Alvi, ini ada hadiah buat kamu. Terima ya” ujarku mulai menangis.
“iya. Alma jangan nangis dong” jawab Alvi.
“aku..” sahutku semakin sedih.
“sudah kamu tidak usah sedih nanti suatu saat kalian bisa ketemu kembali kok, ibu yakin” kata ibu sambil menghapus air mataku.
“ya udah, Alma jangan nangis ya… oh iya ini tante kasih no telp. Tante biar nanti kalau Alma kangen sama Alvi bisa sms atau telepon ya” ujar ibunya Alvi sambil menghapus air matanya pula yang hendak menetes.
“iya..” jawabku sambil masih menangis.
Malam pun tiba, Alvi dan keluarganya pun berpamit & harus segera pulang. Aku pun kembali ke tempat tidur & mulai menangis. Ku gigit bantal yang ada didekatku tak tahan aku melihat hal tadi.

Esoknya, tepat dipagi hari. Suara mobil kijang mengagetkanku & bergegas aku keluar. Ku lihat Alvi & keluarganya sudah bersiap-siap untuk berangkat, tubuhku mulai lemas ibu pun mengagetkanku untuk segera bersiap siap sekolah. Sebenarnya aku ingin tidak sekolah dulu hari itu tapi bagaimana juga pendidikan yang utama. Aku bergegas kesekolah tapi sebelum itu, aku berpamitan dengan Alvi lagi.
“Alvi!!” panggilku dari jauh.
“Alma!!” jawabnya sambil mendekatiku.
“jaga dirimu baik baik disana ya kawan, semoga banyak teman-teman barumu disana & jangan lupakan aku” ujarku mulai meneteskan air mata.
“iya, kamu tenang. Kalau kamu sedih kepergianku ini tidak akan nyaman” sahutnya sambil memberiku tissue.
“iya… terima kasih” jawabku kembali sambil menghapus airmata dengan tissue yang diberikan oleh Alvi.
“oh iya Alma, thanks ya buat kadonya itu bagus banget… aku juga udah baca suratnya… terima kasih banyak ya… akan kujaga terus kado mu” ujar Alvi menatapku.
“iya.. sama-sama karena mungkin itu kado terakhirku untukmu kawan” sahutku sambil tersenyum tak menunjukkan kesedihan lagi.
“kau memang sahabat terbaikku selamanya” kata-kata terakhir Alvi yang ia ucapkan kepadaku. Disitulah aku berpisah & disitulah aku harus menempuh hidup baru, juga makna dari sebuah persahabatan tanpa menilai kekurangan seorang sahabat.

~Selesai~

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

PANTUN

PANTUN NASEHAT

Kalau keladi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta balas

Kalau ada jarum yang patah
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati

Hari panas jangan ke laut
Kalau ke laut kapal tergalang
Hati panas jangan diturut
Kalau diturut akal pun hilang

Jangan mengipas-ngipas arang
Kalau dikipas banyak baranya
Jangan memanas-manaskan orang
Kalau panas banyak maraknya

Kalau memagar rumpun bawang
Pagar dahulu lapis berlapis
Kalau mendengar pengaduan orang
Dengarkan dulu habis-habis

Kalau ranting sudah bertangkai
Janganlah dililit-lilit juga
Kalau berunding sudah selesai
Jangan diungkit-ungkit juga

Jangan patahkan atap mengkuang
Atap patah kumbangpun lalu
Jangan patahkan cakap orang
Cakap patah orangnya malu

Jangan suka mencabut padi
Kalau dicabut hilang buahnya
Jangan suka menyebut budi
Kalau disebut hilang tuahnya

Jangan suka makan mentimun
Mentimun itu banyak getah nya
Jangan suka banyak melamun
Melamun itu tiada gunanya

Kalau berkitab sambil menulis
Jangan sampai dawat terbuang
Kalau bercakap di dalam majelis
Jangan sampai mengumpat orang

Kalau kita tidak bersuluh
Jangan takut berjalan malam
Kalau kita tidak bermusuh
Jangan takut makan setalam

Kalau kita tidak bergalah
Jangan takut membentang kajang
Kalau kita tidak bersalah
Jangan takut ditantang orang

Banyak sayur dijual di pasar
Banyak juga menjual ikan
Kalau kamu sudah lapar
cepat cepatlah pergi makan

Kalau harimau sedang mengaum
Bunyinya sangat berirama
Kalau ada ulangan umum
Marilah kita belajar bersama

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

PANTUN

PANTUN AGAMA

Kalau bulan rindukan mentari
Tentu malam akan rindu siang
Kalau hati cinta Ilahi
Tentu dirinya akan merasa tenang

Hidup manusia hanyalah sekali
Waktu tak terasa dijemput mati
Kerakusan insan tak kan pernah berhenti
Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti

Air dan api slalu berlawanan
Langit dan bumi adalah berjauhan
Kalau hati penuh kedengkian
Siapalah orang yang akan mau berteman

Serigala suka makan garam
Dia makan pakai tiga moncong
Rumah kumuh sangat seram
Karena ada banyak pocong

Buat apa berbaju batik kalau
Tidak pake selendang
Buat apa berwajah cantik
Kalau tidak mau sembahyang

Pergi ke pantai membawa tikar
Harus permisi pada orangtua
Anak baik dan anak pintar
Pasti disayang oleh semua

Belatuk di atas dahan
Terbang pergi ke lain pokok
Hidup mati ditangan Tuhan
Kepada Allah kita bermohon

Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan

Halia ini tanam-tanaman
Ke barat juga akan rebahnya
Dunia ini pinjam-pinjaman
Ke akhirat juga akan sudahnya

Redup bulan nampak nak hujan
Pasang pelita sampai berjelaga
Hidup mati di tangan Tuhan
Tiada siapa dapat menduga

Daun tetap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Perbuatan haram jangan dicuba

Terang bulan terang bercahaya
Cahaya memancar ke Tanjung Jati
Jikalau hendak hidup bahagia
Beramal ibadat sebelum mati

Asam kandis asam gelugur
Ketiga asam si riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat jasad tidak sembahyang

Kulit lembu celup samak
Mari buat tapak kasut
Harta dunia janganlah tamak
Kalau mati tidak diikut

Banyaklah masa antara masa
Tidak seelok masa bersuka
Meninggalkan sembahyang jadi biasa
Tidak takut api neraka?

Dua tiga empat lima
Enam tujuh lapan sembilan
Kita hidup takkan lama
Jangan lupa siapkan bekalan

Kalau Tuan pergi ke Mekah
Singgah semalam di Kuala Muda
Sembahyang itu adalah perintah
Jika ingkar masuk neraka

Ramai orang menggali perigi
Ambil buluh lalu diikat
Ilmu dicari tak akan rugi
Buat bekalan dunia akhirat

Pak Kulup anak juragan
Mati diracun muntahkan darah
Hidup di dunia banyak dugaan
Kepada Allah kita berserah

Letak bunga di atas dulang
Sisipkan daun hiasan tepinya
Banyak berdoa selepas sembahyang
Mohon diampun dosa di dunia

Encik Borhan seorang kerani
Terkemut-kemut bila meniti
Tinggalkan sembahyang terlalu berani
Sepertii tubuhnya takkan mati

Sayang-sayang buah kepayang
Buah kepayang hendak dimakan
Manusia hanya boleh merancang
Kuasa Allah menentukan

Masa berada di Pulau Jawa
Rakan diajak pergi menjala
Maha Berkuasa jangan dilupa
Kuasa Allah tidak terhingga

Nyiur mudah luruh setandan
Diambil sebiji lalu dibelah
Sudah nasib permintaan badan
Kita di bawah kehendak Allah

Kemuning di dalam semak
Jatuh melayang ke dalam paya
Meski ilmu setinggi tegak
Tidak sembahyang apa gunanya?

Harimau belang turun sekawan
Mati ditikam si janda balu
Ilmu akhirat tuntutlah tuan
Barulah sempurna segala fardu

Kera di hutan terlompat-lompat
Si pemburu memasang jerat
Hina sungguh sifat mengumpat
Dilaknat Allah dunia akhirat

Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta doa kepada Tuhan

Anak ayam turun sembilan
Mati seekor tinggal lapan
Duduk berdoa kepada Tuhan
Minta Allah jalan ketetapan

Anak ayam turun lapan
Mati seekor tinggal tujuh
Duduk berdoa kepada Tuhan
Supaya terang jalan bersuluh

 

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

cerpen persahabatan

 

 

Arti sebuah Kata “Teman”

Saat pulang sekolah aku bertujuan untuk jalan-jalan di pasar. Saat aku berhenti di sebuah toko mainan, aku merasa tertarik dengan topeng yang dipajang di depan toko tersebut. “Wow !! topeng yang ini keren.” Ucapku dengan rasa senang. Tiba-tiba sang penjual topeng keluar dan meyuruhku pergi. “Pergi sana anak haram, jangan dekat-dekat toko ku. Pasti kamu akan merusakkan semua barang yang ku jual.” Jawab penjual toko tersebut. “Tapi aku hanya melihat-lihat saja Paman. Aku tidak ada niat untuk merusak barang dagangan anda.” Jawabku. “Kalau kau ingin, ini ambil saja!! Cepat pergii !!” Jawab Penjual topeng dengan melemparkan topeng itu ke arahku. “Paman aku bukanlah sampah tempat kau membuang topeng ini, aku adalah Amir. Amir bukanlah tempat sampah” Teriak ku pada Penjual topeng tersebut.


Suatu sore, saat aku sedang berjalan di dekat sungai, aku melihat ada seorang anak yang duduk di tepi sungai tersebut. Dia terus melihatku. Dengan menatap matanya aku merasakan bahwa dia mengerti akan perasaan dan keadaan yang aku alami sekarang. Sejujurnya aku ingin sekali untuk berhenti dan berbicara dengannya. Tapi aku malu untuk memulai berbicara dengannya. Hingga pada akhirnya, aku memutuskan untuk tetap berjalan dan pergi darinya.


Keesokan harinya, aku bertemu dengannya lagi disekolah. Setelah aku perhatikan dia sangat sangat sangat sangat sangat sangat keren, sehingga para anak perempuan di sekolah tergila-gila dengannya. Dalam pelajaran di sekolah pun dia juga termasuk anak yang pintar. Sehingga dia membuatku semakin iri dengannya. Sejak saat itulah aku menganggap dia adalah sebagai rivalku.


Saat pertama dia di sekolah aku sangat membencinya. Tapi pada suatu hari saat aku di bully oleh Diki dan kawan-kawannya yang terkenal paling berkuasa di sekolah, tiba-tiba dia datang untuk menolongku. Perasaan benci yang aku rasakan kian hari semakin menghilang. Justru rasa nyaman berada di dekatnya lah yang tumbuh di dalam hatiku.


Mulai saat itulah aku berkenalan dengannya secara resmi. Ternyata namanya adalah Erwind. Sejak saat itulah kami menjadi teman dan anggapanku sebagai rivalnya telah hilang ditelan waktu. Saat bersama dengan Erwind, aku merasa tidak sendirian lagi. Dan akhirnya aku mengerti bagaimana rasanya kasih sayang seorang teman. Pertemanan kami bagaikan ikatan yang tak akan putus. Maka dari itu aku akan menjaga ikatan yang Erwind berikan padaku.


Hari demi hari aku lalui bersama dengan Erwind. Kerja kelompok bersama bermain bersama. Dia sudah aku anggap teman sekaligus saudara yang mengerti akan keadaan yang aku alami saat ini. Sungguh bahagia hatiku karena akhirnya perjuanganku untuk mencari teman tidaklah berakhir dengan kegagalan. Ini adalah kali pertama aku berteman, makanya aku masih kaku saat berteman dengan Erwind.


Suatu hari di sekolah kami kedatangan murid baru dari luar kota yang hanya menetap sementara disini, namanya Rafa. Kami sangat terkejud ketika melihat sikapnya yang sangat buruk itu muncul. Sikapnya sungguh sangatlah aneh dihadapanku. Ketika aku sedang susah mencari teman, dia malah meremahkan teman. Tapi mungkin dia belum terbiasa sekolah disini.


Suatu ketika, saat Rafa sedang minum tiba-tiba Erwind menjatuhkan air minum dan menumpahkan air minum ke baju Rafa. Emosi Rafa kian meledak. Rafa hendak menjatuhkan gelas tersebut pada Erwind, untung ada aku tahu kejadian itu. Segera aku berlari dan melindungi Erwind. Pecahan beling itu melukai tangan dan kaki ku. Walaupun sakit, tapi demi Erwind akan aku lakukan segalanya.


Rafa bertanya padaku. “Kenapa kau melindungi dia, sedangkan dia tidak pernah menolongmu ??” akupun menjawab “Karena dia adalah temanku.” Setelah menjawab pertanyaan tersebut aku segera pergi ke UKS untuk mengobati lukaku. Tapi setelah aku melihat ke belakang ternyata Rafa termenung. Entah apa yang dia pikirkan.


Setelah 2 bulan lamanya Rafa bersekolah disini, aku melihat perkembangan Rafa sejak kejadian waktu aku melindungi Erwind dulu. Rafa yang sekarang menjadi lebih penyayang dan perhatian pada temannya. Dan tak terasa pula kini tiba saatnya Rafa untuk pindah ke kota yang lain untuk pergi dengan ayahnya. Sebelum dia pergi kami sempat bertemu dan berbicara sebentar sambil mengucapkan selamat tinggal. “Amir terima kasih atas pelajaran yang kau berikan padaku..” Ucap Rafa dengan mata yang berkaca-kaca. “Ada apa kamu kok sedih gitu haa?? Memangnya aku pernah berbuat apa sama kamu Raf??” Jawabku dengan heran. “Dulu bagiku teman hanyalah sebuah kata yang kecil dan tidak bermakna. Tapi setelah aku bertemu denganmu, aku mengerti betapa berharganya arti kata tersebut.” Saut Rafa. “Alhamdulillah, akhirnya kau mengerti. Aku juga ikut senang bisa membantumu. Dulu aku tidak punya teman sama sekali. Saat aku melihatmu dulu, aku tak pernah bayangkan bagaimana usaha ku untuk mendapat seorang teman saja. Sedangkan kamu hanya bisa meremehkan mereka. Maka dari itu aku bahagia karena sekarang kau bisa menghargai teman.” Jawabku. “Terima kasih Amir. Kau memang teman yang baik”


Sejak saat itu aku mulai merasa hidup karena bisa menghargai dan dihargai oleh teman yang dulu tak sempat aku dapatkan. Akhirnya aku mengerti, teman adalah suatu ikatan, ikatan yang sangat kita butuhkan dalam hidup. Berkat teman kita bisa mengerti indahnya hidup. Terima kasih teman…

 

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar