mengalah tak berarti kalah
takut tak berarti pengecut
jalani hidup dengan damai
jalani hari dengan gembira
sesungguhnya hidup ini indah
sesungguhnya hidup penuh nikmat
syukuri apa yang di dapat
nikmati apa yang di raih
kemuliaan bukanlah milik manusia
semua anugerah dari Nya
jangan angkuh pada sesama
semua sama di mata sang pencipta ....
syair islami
Unsur-Unsur Intrinsik Puisi
Unsur Intrinsik Puisi
-
Tema (sense) adalah gagasan utama dari puisi baik yang tersirat maupun tersurat.
-
Tipografi disebut juga ukiran bentuk puisi. Tipografi adalah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa dan suasana.
-
Amanat (intention) atau pesan adalah sesuatu yang ingin disampaikan penyair melalui karyanya.
-
Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, misalnya sikap rendah hati, menggurui, mendikte, persuasif, dan lain-lain.
-
Rasa atau emosional adalah sentuhan perasaan penulisannya dalam bentuk kepuasan, keheranan, kesedihan, kemarahan atau yang lain.
-
Perasaan (feeling) adalah sikap pengarang terhadap tema (subjek matter) dalam puisinya, misalnya simpatik, konsisten, senang, sedih, kecewa, dan lain-lain.
-
Enjambemen adalah pemotongan kalimat atau frase diakhir larik, kemudian meletakkan potongan itu pada awal larik berikutnya. Tujuannya adalah untuk memberi tekanan pada bagian tertentu ataupun sebagai penghubung antara bagian yang mendahuluinya dengan bagian berikutnya.
-
Kata konkret (imajinasi) adalah penggunaan kata-kata yang tepat (diksi yang baik) atau bermakna denotasi oleh penyair.
-
Diksi adalah pilihan kata yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan dalam puisi.
-
Akulirik adalah tokoh aku (penyair) di dalam puisi.
-
Rima adalah pengindah puisi dalam bentuk pengulangan bunyi baik awal, tengah maupun akhir.
-
Verifikasi adalah berupa rima (persamaan bunyi pada puisi, di awal, di tengah, dan di akhir); ritma (tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-lemahnya bunyi).
-
Majas adalah cara penyair menjelaskan pikirannya melalui gaya bahasa yang indah dalam bentuk puisi.
-
Citraan (pengimajian) adalah gambar-gambar dalam pikiran, atau gambaran angan si penyair. Setiap gambar pikiran disebut citra atau imaji (image). Gambaran pikiran ini adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai gambaran yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh mata (indra penglihatan)
sumber : eposlima.blogspot.com/2013/03/puisi-ibu-jasa-tak-terlupakan.html
Perbedaan Malaikat dengan Jin, Setan / Syetan dan Iblis
Malaikat terbuat dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang muslim dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan terus menggona manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di neraka.
Malaikat tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. Jin yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang dilarang oleh Tuhan Allah SWT. Malaikat adalah makhluk yang baik dan tidak akan mencelakakan manusia selama berbuat kebajikan, sedangkan syetan dan iblik akan selalu mencelakakan manusia hingga hari akhir.
10 Nama Malaikat dan Tugasnya
Nama-Nama 10 Malaikat dan Tugasnya
1. Malaikat Jibril yang menyampaikan wahyu Allah kepada nabi dan rasul.
2. Malaikat Mikail yang bertugas memberi rizki / rejeki pada manusia.
3. Malaikat Israfil yang memiliki tanggung jawab meniup terompet sangkakala di waktu hari kiamat.
4. Malaikat Izrail yang bertanggungjawab mencabut nyawa.
5. Malikat Munkar yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur.
6. Malaikat Nakir yang bertugas menanyakan dan melakukan pemeriksaan pada amal perbuatan manusia di alam kubur bersama Malaikat Munkar.
7. Malaikat Raqib / Rokib yang memiliki tanggung jawab untuk mencatat segala amal baik manusia ketika hidup.
8. Malaikat Atid / Atit yang memiliki tanggungjawab untuk mencatat segala perbuatan buruk / jahat manusia ketika hidup.
9. Malaikat Malik yang memiliki tugas untuk menjaga pintu neraka.
10. Malaikat Ridwan yang berwenang untuk menjaga pintu sorga / surga
Pantun Nasehat
Kalau hidup hendak selamat Taat selalu perintah Tuhan
Buat apa berbaju batik kalau Tidak pake selendang
Serigala suka makan garam Dia makan pakai tiga moncong
Air dan api slalu berlawanan Langit dan bumi adalah berjauhan
Kalau bulan rindukan mentari Tentu malam akan rindu siang
Banyak bulan perkara bulan Tidak semulia bulan puasa
Kehulu sungai gunakan rakit Dari bambu diikat kuat
Beli lemari yang sudah diukir Ukirannya bagus dari daerah Magetan
Pergi ke pasar beli bawang Beli bawang tidak pakai kulit
Belatuk di atas dahan Terbang pergi ke lain pokok
Kalau bulan rindukan mentari Tentu malam akan rindu siang
Kera di hutan terlompat-lompat Si pemburu memasang jerat
Kapas dipintal menjadi benang Untuk dibuat si kain kafan
Anak ayam turun sepuluh Mati seekor tinggal sembilan
Kemuning di dlam semak Jatuh melayang ke dalam paya
Pergi Haji ke Kota Mekah.. Jangan Lupa bawa Kedondong..
Pak gani sedang merawat sapi. banyak sapinya hanya ada empat.
Ada Tukang kayu membuat Peti Peti yang bagus berbahan kayu jati
Sungguhlah manis si buah nangka Makannya hati-hati karena ada getahnya
Ada Anak gembala mncari rumput Tak peduli Panasnya terik disiang hari
Pergi kepasar membeli itik pulang nya sambil beli gergaji
Anak ayam turunnya lima Mati seekor tinggal empat
Harimau belang turun sekawan Mati ditikam si janda balu
Nyiur mudah luruh setandan Diambil sebiji lalu dibelah
Dua tiga empat lima enam tujuh lapan sembilan
Terang bulan tarang bercahaya Cahaya memancar ke tanjung jati
Anak ayam turun lapan Mati Seekor tinggal tujuh
Daun terap di atas dulang Anak udang mati dituba
Bunga kenanga di atas kubur Pucuk sari pandan Jawa
Burung pelatuk di atas dahan Terbang pergi ke lain pohon
Sayang sayang buah kepayang Buah kepayang hendak dimakan
Kalau tuan pergi ke tuban Singgah semalam di Daka
Asam kandis asam gelugur Asam nukleat asam sulfat
Orang barat pergi mengaji Ke braga jalan ke panti
Puisi Sumpah Pemuda
Wahai para pemuda pendahulu…..
Yang telah hidup puluhan tahun berlalu
Yang telah membuat semua bersatu
Mengabadikan lentera nusantaramu
Di kala sekarang telah tiada
Gema janji sumpahmu tetap masih meraung
Meraung keras di seluruh penjuru sudut bangsa ini
28 oktober, karenamu pemuda Indonesia melebur
Menjadi sebuah pedang yang diasah tajam
Dan siap di gunakan untuk mengisi kemerdekaan ini
Terima kasih sumpahmu
28 oktober kan kugemakan slalu sampai nanti
mentari tenggelam di seberang timur
Kusulam bendera merah putih dengan benang
Merah yang berani, putihnya yang suci
Tanggal 28 Oktober haruslah dikenang
Sebagai masa bangsa-bangsa jadi satu jatidiri
Gunung Talang, Gunung Kelimutu
Jaraknya jauh tapi sama berapinya
28 Oktober berbagai suku menyatu
Jadi satu, yakni bangsa Indonesia
Tanah Riau terkenal gurindam dua belas
Tanah Jawa terkenal seni wayangnya
Bersatu dari barat-timur menolong tertindas
Demi mewujudkan bangsa yang dicita-cita
Hutan lebat melimpah rusa
Melihat mereka mengundang rindu
Bahasa mencerminkan bangsa
Dengan bahasa marilah kita berpadu
Siti Aisyah menenun perca
Disusun-susunnya menjadi kain nan indah
Janganlah persatuan ini binasa
Jangan karena ego bangsa kita terpecah
Puisi Tentang Bahasa Indonesia
Sumpah Pemuda telah tercanangkan
28 Oktober 1928 adalah harinya
Dimana semua unsur negeri menjadi satu
Satu kesatuan…bangsa Indonesia
Satu nusa, satu bangsa, satu bahasa
Ya…INDONESIA
Disitulah bahasa Melayu berubah nama
Menjadi bahasa Indonesia yang kita ketahui saat ini
Bahasa Indonesia seiring waktu makin berkembang
Menjadi bahasa nan mandiri, mulailah terpisah
Namun akar tetaplah sama dengan serumpun
Hanya nama dan sejarah yang memisahkan
Namun dibalik kerudung banggaku
Aku masih menyimpan segenggam duka
Semakin berkembang bahasa persatuanku
Namun semakin hancurlah dia….
Serbuan-serbuan kosakata dari bahasa adikuasa
Makin mencabik-cabik bahasaku
Makin kacau balau bahasaku
Jangan sampailah bahasaku hilang….
Jaman memang tak bisa dihalang
Namun kapankah kita sebangga Prancis pada bahasanya?
Masih malukah kita dengan bahasa kita sendiri?
Kapankah kita menganggap bahasa Indonesia sebagai kebanggan?
Itu yang patut dipertanyakan pada setiap anak bangsa
Anak bangsa yang merasa dirinya bangsa Indonesia….
Mana semangat sumpah pemuda itu kawan?
Apakah hanya sebagai pemanis bibir belaka?
Bahasa menunjukkan bangsa
Banggalah kita dengan bahasa kita
Bahasa pemersatu ratusan suku di tanah air tercinta
Bahasa Indonesia…
Majas (Gaya Bahasa)
Doa Untuk ibu
DOA UNTUK IBU
Puisi Mutia Fitriyani
Aku tak tau apa yang harus kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani
DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa
Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun
Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi denganku
Ya Allah,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada
Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu
Puisi “Tangisan Mata Bunda”
TANGISAN MATA BUNDA
Puisi Monika Sebentina
Dalam Senyum mu kau sembunyikan letih mu
Derita siang dan malam menimpa mu
tak sedetik pun menghentikan langkah mu
Untuk bisa Memberi harapan baru bagi ku
Seonggok Cacian selalu menghampiri mu
secerah hinaan tak perduli bagi mu
selalu kau teruskan langkah untuk masa depan ku
mencari harapan baru lagi bagi anak mu
Bukan setumpuk Emas yg kau harapkan dalam kesuksesan ku
bukan gulungan uang yg kau minta dalam keberhasilan ku
bukan juga sebatang perunggu dalam kemenangan ku
tapi keinginan hati mu membahagiakan aku
Dan yang selalu kau berkata pada ku
Aku menyayangi mu sekarang dan waktu aku tak lagi bersama mu
aku menyayangi mu anak ku dengan ketulusan hati ku
Puisi Ibu
IBU
Puisi Richard Fernando Putra Bela
Ibu kau mengandung 9 bulan
sampai engkau melahirkanku dengan susah paya
engkau merawatku sampai aku tumbuh besar
engkau juga merawatku tampa pamri
dan engkau juga merawatku dengan penuh kasih sayang
Ibu kau mengajariku berjalan sampai aku bisa berjalan
engkau juga mengajariku berbicara sampai aku bisa
Ibu kau bagaikan malaikatku
dikala aku sedih engkau selalu ada untuk menghiburku
Ibu.. aku juga merasa engkaulah pahlawanku
setiap aku kesusahan engkau selalu ada untuk membantuku
Ibu… bekerja keras
untuk menafkahiku
ibu… terima kasih atas pengorbananmu
yang engkau berikan kepada ku
Ibu…
