gfgfgfgfgfgf

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

PUISI

ANTARA MIMPI DAN KENYATAAN

Kebisuan yang mencekam di antara suara-suara bising teriakan meriyam,,,,
Di hamparan bumi pertiwi…
Mengalir darah dan keringat para pejuang..
Ini peristiwa yang tidak bisa dilupakan..
Sampai anak cucu yang akan datang

Darrrr…….dierrrr……duuurrrrrrr…………

Seruan beribu – ribu peluru dan meriyam menghujani tanah air
Di seret …………..
Di tendang………….tubuhnya……… ..
Di rampas dan di bakar harta dan rumahnya……

Tangisan anak kecil memukul jiwa – jiwa yang kaku
“..ibu !!!.bapak kemana?????..kenapa ibu menangis..????”
“bapak…aku…takut…!!!!!!….ibu………….jangn kemana………..”
“……..ibu!!!! sampai kapan….kita….Seperti Ini…..?

Indonesiaku……….bangunlah dari tidur mu………….
Sembuhlah dari lukamu……….
Indonesia ku rebutlah kembali…………..
Semua hakmu yang di bawa pergi…….

Bernafaslah negeriku……….
Bernafaslah negeriku……….
Tangan kananmu mencekam sang mirah putih…..
Runcing bambu yang tak pernah lepas…………..
Dari semangatmu……….
Membisukan bunyi pestol dan geranatnya….
Mengusir menerjang dada singa manggala…..

Senyuman anak kecil mulai tersungging di bibirnya

“negeriku bebas dari para penjajah”
“negeriku terselimuti oleh sang mirah putih “

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

CERPEN “Senja Sore di Masjid Biru”

Senja Sore di Masjid Biru
 

Sebut saja namaku Alissha, aku adalah gadis muslim yang berumur 18 tahun. Aku seorang gadis berdarah campuran, ayahku adalah seorang Pakistan dan menikah dengan ibuku yang berkewarganegaraan Inggris. Aku memiliki 1 saudara laki-laki yang masih berumur 12 tahun, dia bernama Hassir. Selama 17 tahun aku tinggal di kota Leeds di daerah West Yorkshire, Inggris. Merupakan salah satu wilayah metropolitan dan daerah terbesar kedua di Inggris menurut luas wilayahnya. Aku adalah seorang gadis yang baru saja menamatkan pendidikan sekolah menengah atas di salah satu sekolah terkemuka di kota ini. Prestasiku tergolong baik bahkan sangat baik secara akademik maupun non-akademik. Aku memenangkan lomba-lomba ilmiah antar Inggris Raya bahkan aku pernah mengikuti lomba ilmiah internasional. Karena aku selalu mengutamakan pendidikan dan mengambil berbagai macam kursus setelah jam sekolah usai, sekarang aku berhasil mendapatkan beasiswa di University of Istanbul. Namun aku tidak pernah tahu mengapa sampai di umur 17 tahun ini aku tidak pernah merasakan kebahagiaan yang penuh. Aku selalu merasa biasa dengan apa yang telah aku dapatkan, aku selalu merasa bahwa semua prestasi yang aku dapatkan hanyalah karena kerja keras yang telah aku lakukan. Aku lupa bahwa aku dibantu oleh-Nya

Seperti yang aku bilang sebelumnya, aku adalah seorang muslimah dan pula bukan seorang muallaf. Ayah dan Ibuku mengerjakan kewajiban Islam dengan baik, begitu juga adikku. Ibuku bahkan rajin mengamalkan puasa-puasa sunnah dan Ia pun menggunakan kerudung terjulur panjang dengan sempurna. Berbeda denganku, walau aku seorang muslim aku tidak menggunakan jilbab, aku jarang bahkan hampir tidak pernah berpuasa sunnah, sholatku pun masih 1-2 kali sehari. Itu pun kalau disuruh ibuku. Ibu memang sering menasehati tentang berbagai macam kewajiban sebagai muslimah dan aku pun tahu persis semua kewajiban itu. Hanya mengetahui saja.

Sama seperti layaknya remaja pada umumnya, aku suka berpakaian secara trendi dan juga pergi ke tempat-tempat dimana biasanya remaja kota Leeds berkumpul dan juga aku bersama dua teman ku Anne dan Karinee sering menghabiskan waktu malam sabtu kami di La Bottega Milanese, salah satu café terkenal di kota Leeds. Tak ketinggalan pula dengan cara berbohong kepada ibu, aku dan temanku cukup sering mengunjungi club malam di kota ini. Biasanya aku tidak pulang, aku bilang pada ibu bahwa aku mengerjakan tugas untuk praktek ilmiah sekolahku sehingga aku harus menginap di rumah Karinee. Sejak memasuki umur 15 tahun aku mulai mengenal berbagai hal-hal yang harusnya tidak aku lakukan, aku pernah mer*kok, aku mem-piercing lidahku selama ayah, ibu dan Hassir pergi mengunjugi sanak saudaraku di London. Satu hal yang harus aku ulangi sekali lagi, bahwa aku tetap menjadi siswi yang berprestasi di sekolahku. Sehingga ayah dan ibu tidak terlalu mengetahui kegiatan liarku. Aku selalu berharap agar cepat menjadi mahasiswi lalu kuliah di luar negeri dan hidup sendiri, agar aku dapat menjadi bebas sepenuhnya, karena hal itulah aku sangat bahagia sekali pengajuan beasiswa ku diterima oleh University of Istanbul.

Akhirnya hari yang sudah aku nantikan datang juga. Aku sudah mengemasi seluruh barang-barangku serta semua keperluan administrasi yang aku butuhkan. Ayah dan ibu mengantarku ke Leeds Bradford International Airport. Seperti orangtua pada umumnya, tentu banyak sekali nasehat yang ayah dan ibu berikan kepadaku. Walau hidup mandiri adalah salah satu keinginanku, di sisi lain aku sangat sedih harus meninggalkan mereka. Ya wajar saja, mereka tetap orangtua yang aku cintai. Aku ingat sekali pesan ayah di bandara Ia berkata “bawalah dirimu sebaik mungkin, tanpa terkecuali”. Cukup lama kami melakukan perpisahan ini, aku lihat ibu menangis begitu juga Hassir. Namun aku berjanji kepada mereka bahwa setiap setelah 2 semester aku akan mengunjungi mereka.

Saat ini aku sudah berada di dalam pesawat, aku tidak tahu perjalanan ini memakan waktu beberapa lama yang pasti sekarang aku sedang mengingat kenangan-kenanganku di Inggris. Semua kepingan flashback bermunculan di kepalaku hingga membuatku tertidur. AC pesawat ini terlalu dingin sehingga selama aku tidur aku mengeluarkan gerakan-gerakan yang sangat menganggu. Aku mencoba mencari sisi mana yang mengurangi rasa dingin ini.

Setelah 20 menit kemudian aku merasakan tubuhku menjadi lebih baik, dingin yang tadi merasuk tulang terasa sangat berkurang. Karena aku heran apa yang menyelimutiku, aku kemudian membuka mataku dan melihat dirikku ditutupi oleh kain panjang, tebal berwarna hitam. Tentu saja aku sangat terkejut, tiba-tiba seorang perempuan berkerudung panjang yang duduk di sampingku tersenyum. Sepertinya perempuan ini sebaya denganku. Lalu ia berkata, “aku tadi melihat, sepertinya kamu sangat kedinginan. Kebetulan aku membawa jubahku, lalu menyelimutimu. Maaf kalau aku tidak sopan” . Mendengar pernyataan itu pun aku tersenyum seraya mengucapkan terima kasih padanya, kemudian aku bertanya tentang dirinya dan dari situ aku ketahui bahwa dia bernama Shamirra yang juga merupakan warga Inggris, tapi dia berasal dari Manchester. Dia juga seorang calon mahasiswi baru di universitas yang sama denganku. Mengetahui hal itu, aku sangat senang sekali karena setidaknya aku sudah mendapat teman di Turki.

Perjalanan yang melelahkan ini akhirnya berakhir. Aku tiba di Istanbul AtatÜrk Airport, namun sayangnya aku harus berpisah sementara dengan Shamirra. Dia dijemput oleh saudaranya yang tinggal di Turki, dan aku harus naik taksi untuk menuju asrama punya teman ibuku yang bernama Ibu Aliffah. Aku sangat beruntung ibu mempunyai kenalan disini, karena aku malas harus repot-repot mencari tempat tinggal di Negara ini. “hmm.. ternyata Turki jauh lebih indah dari yang aku pikirkan” gumamku dalam hati. Pemandangan di Turki membuat lelahku sedikit hilang. Di kanan kiri ku penuh dengan berbagai jajanan khas Turki, apalagi Kebab merupakan makanan yang paling terkenal.

30 menit perjalanan dari bandara menuju asrama Ibu Aliffah, dari luar asrama ini terlihat sangat manis dengan warna coklat muda dengan ukiran warna krem serta jendela yang tinggi dengan kusen yang berwarna coklat dan pohon besar di sebelah kiri bangunannya. “Assalamu’alaikum…” aku ketuk pintu utama asrama ini. Setelah itu keluarlah seorang perempuan paruh baya yang menyambutku dengan hangat, dan ternyata Ibu Aliffah. “selamat datang Alissha, ibu sudah lama menanti kedatanganmu untuk tinggal disini” sapanya sambil mempersilahkan ku masuk. Sembari ibu Aliffa memberitahu sedikit tentang peraturan di asrama ini, aku melihat sekeliling ruang tamunya yang penuh dengan kaligrafi arab. Kemudian ibu Aliffah mengantarkan aku ke kamar yang bersebelahan dengan musholla sederhana di asrama itu. Setelah masuk ke dalam kamar aku langsung merapikan barang-barangku lalu mandi dan kemudian aku tidur.

Jam menunjukkan pukul 3 sore, aku pergi keluar kamar berniat untuk berjalan-jalan di sekitar asrama. Saat aku memakai sepatu ku, aku melihat banyak sekali remaja berkerundung panjang sedang duduk di depan mushalla. Salah satu dari mereka melihatku lalu tersenyum dan tentu saja aku membalas senyumannya, walaupun aku tahu pasti mereka sangat aneh karena aku tidak menggunakan kerudung layaknya penghuni asrama lain. Namun aku tidak sepeduli itu, aku masih belum ingin mengenakannya. Tanpa memikirkan perempuan tadi, aku pergi menuju gerbang asrama dan disitu aku sangat tak menyangka bahwa bisa bertemu Shamirra! “hei sham, aku tidak tahu kau disini juga..” sapaku tanpa mengucapkan salam “assalamu’alaikum Alissha, iya aku kesini karena Ibu Aliffah memang membuka majelis untuk remaja di mushalla asrama ini.. kau mau kemana Alissha?” Tanya shamirra dengan wajah bingung. “oh aku hanya mau berkeliling sebentar, sekalian membeli makanan..” jawabku singkat lalu meninggalkan Shamirra.

Keesokkan harinya aku bersiap untuk pergi ke universitasku, aku diarahkan oleh Ibu Aliffah untuk menggunakan transportasi umum di kota ini. Sesampainya di kampus, aku bertemu dengan teman-teman baruku dan ternyata aku satu kelas dengan Shamirra. Kegiatan di universitas ini terdapat 12 kampus. Antara lain adalah, Beyazit, Vefa, Bakirkoy, Laneli-Vezneciler, dan lain-lain. Aku dan Shamirra terdapat di kampus Beyazit yang meliputi Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, Fakultas Ilmu Politik. Aku mengambil fakultas hukum, karena aku sangat tertarik di bidang ini.

1 tahun kemudian…
Tanpa terasa aku sudah cukup lama ada kota ini, semuanya sejauh ini berjalan dengan baik. Prestasiku 2 semester ini cukup memuaskan. Semuanya terlihat baik. Persahabatan ku dengan Shamirra pun tetap berlanjut sampai sekarang. Kami sudah banyak mengetahui tentang diri kami masing-masing. Setelah jam kuliah selesai, Shamirra memintaku menemaninya ke masjid paling terkenal di Turki yaitu, Masjid Biru. Dilihat dari luar, masjid ini memang tidak berwarna biru. Biru adalah warna interior masjid tersebut. Aku tercengang melihat keindahan masjid ini, masuk ke dalam kompleks kita akan melewati taman bunga yang dilindungi pepohonan yang rindang serta tempat wudhu yang berderet panjang menyambut kita memasuki masjid ini. Masuk masjid ini diwajibkan untuk menutup aurat, lalu Shamirra meminjamkan kerudungnya kepadaku dan aku mengikutinya masuk. Saat itu adalah waktu Ashar. Aku beralasan halangan untuk shalat kepada Shamirra, aku menunggu Shamirra di kursi taman bunga tepat di bawah pepohonan rindang di sudut masjid ini. Suasana sore itu terlalu indah, langit terlihat orange dan burung dara penuh beterbangan di atas kubah masjid ini semilir angin meniup kerudungku dengan lembut. Tiba-tiba aku mendengar suara laki-laki yang sedang mengaji. Suaranya indah, walau aku tidak mengerti tajwid aku yakin sekali dia membacanya dengan sempurna. Alunan al-Quran tersebut, seakan membawa ku melayang ke tempat yang indah tanpa sadar aku menitikkan air mata. Aku mencoba mencari sumber suara yang ternyata 6 meter dariku. Dia berwajah khas Turki, hidung mancung dengan mata coklat dan berkulit putih. Setelah aku lihat-lihat ternyata aku pernah melihat dia sebelumnya, dia satu fakultas denganku hanya beda kelas, kalau tidak salah dia bernama Fatih. “Sial! dia mendapatiku sedang melihatnya mengaji”. Dia tersenyum simpul, lalu kembali mengaji. Lalu membuatku kembali terhanyut dalam ayat-ayat suci itu. “Alissha.. maaf membuatmu lama menunggu ayo kita pulang!”, suara Shamirra memecahkan keheningan lalu aku cepat-cepat menyapu air mataku. “Sham, bagaimana kalau kita jalan-jalan sekitar masjid ini?” ajakku. Shamirra mengangguk sambil tersenyum.

Udara sore itu semakin dingin, anginnya semakin kencang tapi terasa sangat mendamaikan kicauan burung beradu dengan suara-suara orang mengaji di sekitar masjid merupakan kombinasi yang sempurna menurutku. Selama kami mengitari masjid itu, aku bertanya banyak tentang Islam kepada Shamirra. Aku seperti seseorang tidak pernah mengenali Islam sama sekali. Dia pun sepertinya menanggapi dengan sangat senang hati, bahkan dia mengajakku untuk ikut di majelis milik Ibu Aliffah. Perbincangan kami semakin mendalam, dimulai dari yang paling sederhana. Shamirra memintaku untuk menutup aurat. Dia cerita kepadaku tentang hukuman para wanita muslim yang tidak mau menutup aurat, sehingga membuat tubuhku merinding.

“Allahuakbar.. Allahuakbar…!”
Terdengar suara adzan magrib yang menghentikan permbicaraan panjang kami. Mendengar adzan Shamirra langsung berjalan ke dalam masjid lalu aku mengejarnya dan berkata bahwa sebenarnya aku sedang tidak halangan, aku hanya beralasan, malas. Shamirra tertawa kecil dan mencubit lenganku, lalu dia menarik tanganku dan mengajaku mengambil wudhu. Kami mengikuti shalat berjama’ah, dan itu untuk pertama kali aku shalat dengan perasaan yang tenang ketika sujud pun aku menangis sejadi-jadinya. Masjid ini di desain sangat baik walau dalam kondisi paling penuh sekalipun, semua yang ada di masjid tetap dapat melihat dan mendengar imam. Karpet lantai masjid berasal dari tempat pemintalan sutera terbaik. Aku jadi ingin mengajak Ayah, Ibu, dan Hassir kesini.

Baru kali ini aku merasa damai secara hati, walaupun selalu mendapat prestasi yang sangat baik. Aku tidak pernah merasa sebahagia ini. Setelah selesai shalat, aku meminta Shamirra untuk menemaniku membeli jilbab beserta pakaiannya. Dia tersenyum lalu memelukku. Karena selama ini dia selalu menasehatiku tanpa pernah aku tanggapi.

Kami keluar dari kompleks masjid dan mengunjugi pusat pertokoan di dekat masjid. Istanbul waktu malam menjadi lebih indah. Cahaya kubah Masjid Biru menerangi sekitaran jalan, ditambah kilauan lampu jalan yang berwarna-warni serta para penjual di sekitar jalanan tersebut. Aku dan Shamirra memilih beberapa setel baju. Aku tidak cukup tahu, maka dari itu aku percayakan sepenuhnya kepada Shamirra untuk memilih. Aku sangat beruntung aku ditakdirkan Allah untuk bertemu dengan Shamirra.

Malam sudah semakin larut, kota ini tetap ramai. Setelah mendapatkan baju, aku dan Shamirra kembali ke masjid untuk melaksanakan shalat Isya’, untungnya Shamirra menelpon saudaranya untuk menjemput kami di Masjid Biru karena saat itu sudah pukul 9 malam.

Sampainya di asrama, aku memeluk Shamirra sekali lagi dan mengucapkan terima kasih kepadanya yang masih mau menjadi temanku walau imanku tidak sebaik dia. Aku masuk ke dalam kamarku, lalu mencoba memakai baju yang aku beli tadi. Aku menutup mata dan mencoba mengikrarkan dalam hati, bahwa aku harus memakainya apapun pendapat orang. Saat kuliah pun aku menggunakan baju panjang ini, sebagian besar teman-temanku ikut senang melihat perubahan penampilanku. Saat istirahat belajar pun Shamirra mengajakku untuk ikut ke dalam komunitas mahasiswi Muslim Inggris yang kuliah di universitas ini. Disana aku seperti menemukan “rumah” dan menemukan Islam yang aku hilangkan selama ini.

Seperti yang aku janjikan kepada orangtuaku, bahwa setelah 2 semester aku akan pulang ke Leeds. Aku sudah tiba kembali di Leeds Bradford Int. Airport. Kota ini tidak berubah, selalu ramai dan selalu sibuk. Aku sudah tidak sabar kembali melihat Hassir yang selalu memakai jersey Liverpool kesayangannya walaupun selama ini aku juga tidak terlalu sering bermain dengannya. Aku rindu dengan Anne dan Karinee sahabat sekolahku, terutama aku merindukan ayah dan ibu.
Menunggu sekitar 15 menit. Ayah, ibu dan Hassir akhirnya datang. Aku memeluk Hassir, walaupun aku tau dia agak ragu mengenaliku karena sebelum memelukku dia berkata “are you the real Alissha? I must be wrong” saat itu aku hanya tertawa kecil dan membalasnya dengan “no! I am not Alissha, I am the “new” Alissha!!”. Ibu dan Ayah sangat bahagia melihat penampilan baruku ini. Terutama Anne dan Karinee yang menyangka aku sudah gila dengan penampilan baruku ini, tapi di satu sisi mereka sangat mendukungku dengan baik. They are always be my best friend and Shamirra is my sister. She is like my savior from Allah to save my life.

Cerpen Karangan: Tarissa Azhr
Blog: Itsreallyridiculous.blogspot.com
AN 18 YEARS OLD GIRL 🙂

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Cerpen persahabatan

Cerpen Persahabatan

 

Cerpen Persahabatan

Dengan memiliki sahabat, kita tidak akan merasa sendirian, sebab sahabat selalu ada disaat susah dan juga senang. Sahabat juga seringkali memberikan inspirasi yang bisa kita tuangkan dalam sebuah karya sastra, seperti halnya cerpen. Okelah langsung saja ini dia cerpen persahabatan sejati yang sangat bagus di baca, langsung di simak ya.

“Jangan Ambil Sahabatku”

Aku manusia biasa yang bersekolah di salah satu SMA Negeri Di Bandar Lampung. Aku tidaklah se*si tapi aku bersyukur dengan keadaanku sekarang ini. Aku juga tidaklah pintar tetapi aku berusaha untuk selalu belajar.

Aku memiliki sahabat yang amat setia menemani ku di kala suka maupun duka sahabatku itu bernama Lina.Kami bersahabat dari duduk di bangku sekolah dasar sampai sekarang ini. Setelah aku duduk di bangku sekolah menengah atas aku mendapat begitu banyak sahabat salah satunya Dita dan Cahaya. Tidak hanya mereka yang menjadi sahabatku tetapi juga Tama. Ia orang yang humoris, ia juga juara kelas dan ia juga ramah pada setiap orang.

Aku bersahabat dengannya dari mos awal masuk sekolah sma. Kesan pertamaku denganya, ia orangnya lucu dan misterius. Kemisteriusannya itu ia sembunyikan di balik kacamatanya.

Waktu terus bergulir dan hari terus berganti. Awalnya aku hanya sekedar teman biasa yang memiliki rasa ingin tahu dengan sifatnya. Semua itu bermula dari tujuh bulan yang lalu tepatnya bulan November. Kami sering bercerita lewat pesan singkat, banyak cerita duka dan suka yang aku ceritakan denganya. Banyak pertanyaan yang ku ajukan untuknya. Dari kesukaanya hingga alasan ia melepas kaca matanya ketika ia berada di luar kelas dan di rumah. Bahkan dia memberiku begitu banyak nasehat “ jangan merubah diri kamu hanya karena hal yang tidak penting”.

Sayangnya ke dekatan dan persahabatian kami di warnai gosip dan desas-desus yang menyatakan aku menyukainya, padahal di antara aku dan dia hanyalah ada sebuah tali persahabatan. Desas desus itu heboh di kalasnya. Puluhan pesan singkatku tak mendapat tanggapan darinya. Parahnya lagi tiap kami tidak sengaja bertemu tak ada sedikt senyum di wajahnya dan tak ada sedikit pun kata terucap di bibir manisnya itu. Yang ada hanyalah tatapan mata yang kosong namun indah.

Tuhan aku binggung dengan apa yang harus ku perbuat. Jujur aku sedih jika selamanya aku dan dia harus begini. hatiku sakit bagaikan di tusuk seribu jarum. Aku mohon kepada MU jangan ambil sahabatku. Engkau dapat mengambil semua yang ku miliki tapi jangan kau ambil sahabatku. Karena sahabat menurutku amatlah berarti dalam hidup ini.

Jika aku boleh meminta pada MU. kembalikanlah sahabatku seperti dikala pertama kali aku mengenalnya. Aku hanya ingin jika aku kelak bertemu dengannya aku dapat melihat senyuman manisnya dan mendengar kata sapaan dari bibirnya yang merah. entah kapan semua itu terjadi yang jelas aku akan selalu menjadikan ia sahabat terbaikku. aku yakin itu semua akan terjadi..

Jarum jam terus berputar begitu pula harapan ku yang semakin lama luntur karena prilakunya. aku menyadari mungkin itu semua terjadi karena kesalahanku juga. Yang pada suatu ketika menulis kalimat permohonan maaf dan kata-kata bahwa aku tidak mau memutus tali silaturami di frendster ku. ia berkata melalui temannya bahwa aku membuat steres dirinya. bahkan di luar dugaan ku, ia berkata untuk tidak saling menggangu biar sama-sama enak. padahal di hati kecilku aku hanya ingin menyambung tali silaturami dengannya. aku sedih dengan perkataannya itu, yang membuat aku sedih kenapa pertemanan yang diawali dengan baik harus di akhiri seperti ini.

Satu tahun berlalu dari kejadian itu. kini aku telah duduk di kelas dua sma tidak sekelas dengannya. di antara kami sampai saat ini hanya ada kebisuan dan kepura-puraan. Aku mulai dari kejadian kemarin hanya bisa berpura untuk tidak mengenalnya. sebenarnya tidak seorang pun mengetahui sejak satu tahun yang lalu aku mengidap penyakit kanker otak stadium terakhir. kata dokter aku hanya bias bertahan hidup 2 bulan saja. aku hanya berpura sehat di hadapan semua orang termaksud dia. karena aku tidak mau mereka semua bersikap baik dengan ku akibat belas kasihan.

Waktu hidupku semakin sempit akibat penyakit kanker yang ku derita. Sampai pada suatu ketika rambut panjang ku berlahan – lahan habis dan aku harus menjalankan berbagai macam terapi dari dokter. Karena perasaan malu dengan keadaan ku. aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Dan meminta tolong ke pihak sekolah dan guru untuk menyembunyikan alasan ku tidak masuk sekolah karena sakit. Suatu ketika 2 hari menjelang ulang tahun tama. aku sengaja pergi ke salah satu supermarket untuk mencari kado ultah buatnya padahal saat itu aku dilarang untuk berjalan dan melepaskan impus. Tapi dengan usaha kerasku merayu mama akhirnya aku diperbolehkan untuk pergi tetapi harus bersama maya adikku. Akhirnya setelah beberapa jam kami menemukan hadiah yang cocok buat tama sahabatku yaitu sebuah jaket berwarna biru tua.

Saat kami pulang ditengah jalan menuju rumah. kami bertemu dengan tama di luar dugaanku disaat bersamaan aku kehilangan kesadaran. aku baru sadar dari pingsanku ketika di rumah sakit. aku melihat di sekitar tempat tidurku ada keluarga ku tercinta yang sedang menangis dan yang membuat aku terkejut di kamar itu ada tama yang membawa seikat mawar merah. tiba tama menghampiriku dan ia berkata sambil tersenyum “ini bunga untuk mu. semoga kau cepat sembuh dan maaf selama ini aku membuatmu sedih dan kecewa. kamu maukan memaafkan aku dan bersahabat lagi denganku?” aku hanya bisa berkata dengan terbata-bata “aku maaffin kamu kok, aku juga minta maaf dan selamat ulang tahun ya sahabatku”. Akhirnya malaikat pencabut nyawa pun datang menghampiriku dan aku pun mengakhiri hidup dengan tersenyum. karena di akhir hidupku sahabat-sahabatku ada di dekatku.

 

sumber

http://kutunjuk.blogspot.com/2013/10/cerpen-persahabatan.html :

 

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

CERPEN

SAHABAT TERBAIK
Cerpen Karya Sara Humaira Faradibha
” Lita ayo cepat kita mau berangkat. ” teriak mamaku ” Ia. Tunggu sebentar, aku lagi siap2 nih. ” kataku dengan suara lantang.

Aku pun bergegas keluar rumah. Hari ini aku dan keluargaku akan pergi kerumah nenek yg berada di Bandung. Selama beberapa jam kami melakukan perjalanan dari Jakarta ke Bandung. Setelah sampai di rumah nenek, aku langsung memeluk nenek yg telah lama menunggu kami.
” Nek, aku kangen banget sama nenek. ” kata ku yg terlihat senang.
” Ia nenek juga kangen sama kamu, mamamu, dan papamu. “kata Nenek.
” Oh ya nek, aku mau membantu papa dan mama mengangkat barang dulu ya. ” kataku kepada nenek.
” Ia. ” jawab nenekku.

Sahabat Terbaik – Cerpen Persahabatan
Aku pun berlari untuk membantu orang tua ku. Aku mengangkat koper ku. Aku pun masuk ke rumah dan segera mandi. Setelah itu aku aku berjalan – jalan di halaman rumah nenek, tak lama ada seorang anak sebayaku. Dia berlari hingga terjatuh. Aku pun bergegas untuk menolongnya, aku mengambil kapas dan obat merah.
” Sini aku bantu. ” kataku
” Terima kasih ya. ” katanya

Aku pun mengoles obat merah dan kuratakan dg kapas. Dia berteriak karena perih. Setelah itu kami pun berkenalan.
” Siapa nama mu ?. ” kata anak itu.
” Namaku Lita, siapa namamu ?. ” kataku membalas pertanyaan nya.
” Namaku Lisa, nama kita hampir sama ya. ” katanya
” Ia. ” kataku dengan tersenyum

Kami pun berkeliling bersama hingga sore hari. Menyengkan sekali. Kami pun akhirnya pulang.
Keesokan harinya Lisa mengajakku ke sebuah Mall di Bandung. Kami berkeliling dan mencari barang2 yg kami butuhkan. Saat kami melintasi sebuah toko, aku berbalik dan mengajak Lisa masuk kedalam toko tersebut, didalam toko itu aku melihat sepasang gelang yg terbuat dari batu kaca. Gelang itu saat cocok dg kami. Aku pun membelinya untukku dan untuk Lisa, sedangkan Lisa membeli sepasang kalung untukku dan untuk dia sendiri. Kami pun mamakai langsung sepasang gelang dan kalung tersebut. Setelah itu kami pulang.
Tak terasa sudah 2 minggu aku dan orang tuaku tinggal di Bandung. Keesokan harinya kami akan pulang ke Jakarta. aku pun meminta nomor telepon dan email Lisa agar kami bisa berhubungan lagi meskipun hanya menggunakan alat komunikasi.
Hari ini hari terakhir aku bertemu dg Lisa. Namun, aku tak bisa bermain dg nya karena aku harus bersiap2 untuk pulang ke Jakarta.

Keesokan harinya, saat aku akan memasukkan koperku ke dlm mobil tiba2 Lisa datang dg membawa sebuah kado. Teryata isinya sebuah sepatu yg indah.
” Terima kasih ya Lis, kamu adalah sahabat terbaikku. Suatu hari nanti aku akan kesini lagi kok. ” kataku yg hampir menangis.
” Ia. Kamu juga sahabat terbaikku kok. ” kata Lisa yg juga menangis.
” Sampai jumpa Lisa. ” kataku yg masih menangis.

1 Tahun kemudian
” Ayo ma, kita pergi ke rumah nenek. Aku ngak sabar lagi mau ketemu sama nenek dan Lisa. ” kataku bersemangat.
” Ia, tunggu sebentar. ” kata mama

Beberapa jam kemudian kami sampai di Bandung.
” Hallo nenek apa kabar ?. ” tanyaku
” Nenek baik2 saja. ” balas nenek
” Oh ya nek, aku mau ke rumah Lisa dulu ya !.” kataku
” Besok saja Lita. ” kata nenekku.
” Tidak ah. Aku mau ketemu Lisa. ” kataku

Tak beberapa lama aku sampai di rumah Lisa.
” Permisi. ” kataku
” Ia tunggu sebentar. ” kata seseorang dalam rumah
” Maaf ada Lisa nya. ” kata ku dg sopan
” Kamu Lita ya, masuk dulu yuk. ” kata mama Lisa

Aku pun masuk ke dalam rumah Lisa.
” Maaf tante Lisanya mana ya ?. ” tanyaku lagi
” Lis…sa sudah meninggal 1 th yg lalu saat kamu akan pulang ke Jakarta. Dia tertabrak mobil. ” kata mama Lisa yg hampir menangis.

Aku pun terkejut dan menangis.
” Berarti Lisa meninggal sesudah aku pulang ke Jakarta ya. Lalu siapa yg membalas sms ku saat aku di Jakarta ?. ” Tanya Lita
” Maaf Lita, tante yg membalas sms tersebut. Tante takut kamu sedih. ” kata mama Lisa.
” Tante, apakah tante mau mengantarkan Lita ke kuburan Lisa. ” tanyaku yg masih tidak percaya.
” Baiklah. ” kata mama Lisa
Tak lama kami sampai di kuburan Lisa. Aku menangis sambil memeluk nisan kuburan Lisa. Mama Lisa memberiku sebuah hadiah. Ternyata isinya kalung dan gelang yg kami beli saat ke Mall dulu.

Tapi setelah beberapa bulan aku sudah bisa menerima kematian Lisa. Aku pun menjaga kalung dan gelang persahabatan kami. Aku percaya suatu hari nanti ada yg akan meggantikan Lisa.

” T A M A T “
Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Pantun

burung Garuda terbangnya tinggi terbang jauh tiada tara apa bila kamu sudah sukses nanti jangan melupakan guru yang sudah berjasa. Buka puasa di Restoran jangan lupa ajak istri jangan sampai melupakan pendidikan dan carilah ilmu sampai mati matahari bersinar cerah para nelayan mulai berlayar jika ingin masa depan mu cerah rajin-rajinlah belajar Daun hijau di puncak gunung Burung terbang berkicau ria Jangan lupa menuntut ilmu Pasti hidupmu akan bahagia Jika hendak kamu melamar Jangan banyak tulis dihapus Jika siswa rajin belajar Sudah tentu pasti lulus Jika kamu pergi ke dusun Jangan lupa bawa beras Belajarlah dengan tekun Agar kita naik kelas Sumber : http://www.karyapuisi.com/search/label/Kumpulan%20Pantun#ixzz2wIOTTtPA

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

KISAH ISLAMI

Sebuah kapal yang sarat dengan muatan dan bersama 200 orang temasuk ahli perniagaan berlepas dari sebuah pelabuhan di Mesir. Apabila kapal itu berada di tengah lautan maka datanglah ribut petir dengan ombak yang kuat membuat kapal itu terumbang-ambing dan hampir tenggelam. Berbagai usaha dibuat untuk mengelakkan kapal itu dipukul ombak ribut, namun semua usaha mereka sia-sia sahaja. Kesemua orang yang berada di atas kapal itu sangat cemas dan menunggu apa yang akan terjadi pada kapal dan diri mereka.
Ketika semua orang berada dalam keadaan cemas, terdapat seorang lelaki yang sedikitpun tidak merasa cemas. Dia kelihatan tenang sambil berzikir kepada Allah S.W.T. Kemudian lelaki itu turun dari kapal yang sedang terunbang-ambing dan berjalanlah dia di atas air dan mengerjakan solat di atas air.
Beberapa orang peniaga yang bersama-sama dia dalam kapal itu melihat lelaki yang berjalan di atas air dan dia berkata, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Janganlah tinggalkan kami!” Lelaki itu tidak memandang ke arah orang yang memanggilnya. Para peniaga itu memanggil lagi, “Wahai wali Allah, tolonglah kami. Jangan tinggalkan kami!”
Kemudian lelaki itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya dengan berkata, “Apa hal?” Seolah-olah lelaki itu tidak mengetahui apa-apa. Peniaga itu berkata, “Wahai wali Allah, tidakkah kamu hendak mengambil berat tentang kapal yang hampir tenggelam ini?”
Wali itu berkata, “Dekatkan dirimu kepada Allah.”
Para penumpang itu berkata, “Apa yang mesti kami buat?”
Wali Allah itu berkata, “Tinggalkan semua hartamu, jiwamu akan selamat.”
Kesemua mereka sanggup meninggalkan harta mereka. Asalkan jiwa mereka selamat. Kemudian mereka berkata, “Wahai wali Allah, kami akan membuang semua harta kami asalkan jiwa kami semua selamat.”
Wali Allah itu berkata lagi, “Turunlah kamu semua ke atas air dengan membaca Bismillah.”
Dengan membaca Bismillah, maka turunlah seorang demi seorang ke atas air dan berjalan meng hampiri wali Allah yang sedang duduk di atas air sambil berzikir. Tidak berapa lama kemudian, kapal yang mengandungi muatan beratus ribu ringgit itu pun tenggelam ke dasar laut.
Habislah kesemua barang-barang perniagaan yang mahal-mahal terbenam ke laut. Para penumpang tidak tahu apa yang hendak dibuat, mereka berdiri di atas air sambil melihat kapal yang tenggelam itu.
Salah seorang daripada peniaga itu berkata lagi, “Siapakah kamu wahai wali Allah?”
Wali Allah itu berkata, “Saya adalah Awais Al-Qarni.”
Peniaga itu berkata lagi, “Wahai wali Allah, sesungguhnya di dalam kapal yang tenggelam itu terdapat harta fakir-miskin Madinah yang dihantar oleh seorang jutawan Mesir.”
WaliAllah berkata, “Sekiranya Allah kembalikan semua harta kamu, adakah kamu betul-betul akan membahagikannya kepada orang-orang miskin di Madinah?”
Peniaga itu berkata, “Betul, saya tidak akan menipu, ya wali Allah.”
Setelah wali itu mendengar pengakuan dari peniaga itu, maka dia pun mengerjakan solat dua rakaat di atas air, kemudian dia memohon kepada Allah S.W.T agar kapal itu ditimbulkan semula bersama-sama hartanya.
Tidak berapa lama kemudian, kapal itu timbul sedikit demi sedikit sehingga terapung di atas air. Kesemua barang perniagaan dan lain-lain tetap seperti asal. Tiada yang kurang.
Setelah itu dinaikkan kesemua penumpang ke atas kapal itu dan meneruskan pelayaran ke tempat yang dituju. Apabila sampai di Madinah, peniaga yang berjanji dengan wali Allah itu terus menunaikan janjinya dengan membahagi-bahagikan harta kepada semua fakir miskin di Madinah sehingga tiada seorang pun yang tertinggal. Wallahu a�alam.
SUMBER : Abatasa media

 

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Puisi Religi

Puisi Religius karya: Adhi Jaka Wahana

MANAKAH KITA

Kita terlena
Dalam gemang dunia
Sepercik air di pucuk jari
Menyapu muka diujung kaki

Kita terbuang
Dalam picik dunia
Sepekan biasa tak tertunduk
Apalagi simpu dalam duduk

Kita kembali
Dalam siap atau tak sama sekali
Bening putih dalam aura kesujudan
Atau gelap musam dalam kehinaan

______________________

Karya: Joko Jabrik

JERIT HATI

Alam spata kataku
Yang tak bertuah
Melarut hanyut
Terbawa bah

Bermuara biru
Yang tak berkeruh
Kecil dalam ombang ambing
Kian kebingungan

Ucapku
Yang tak bertaji
Meski mengerang lantang
Dalam kepeka’an

______________________

Karya: Joko Jabrik

Kata-kata Penulis
Puisi  JERIT HATI  menggambarkan betapa tak berarti dan bingungnya akan yang ia alami dan tak ada yang peduli meskipun ia teriak begitu lantangnya.

MANUSIA TAK PUNYA KUASA

Sejenak
Aku terpaku
Hanya dengan derasnya hujan
Telah ciut nyaliku

Sejenak
Aku tergugah
Hanya dengan gelapnya malam
Rasa takut menyelimutiku

Raja siang raja malam
Silih berganti
Siang membawa terik
Malam hadirkan bintang

Apa yang engkau sombongkan ?
Kurang satu tlah tersendat nafasmu
Ini bentangNYA
Ini milikNYA

Kuasamu hanya
Sebatas lidah,  dan
Hanya berakhir urung”
Kala badan menyatu tanah

______________________

Karya: Joko Jabrik

 MASA

Masa..
Bagian kumpulan waktu
Tak sesederhana itu
Setip saat
Sebenarnya khiqmat
Timbulkan takjub
Ada terdapat dalam kitab

Gulirnya..
Dari nol detik
Hingga jauh di sebut masa
Dalam bersama
Tumbuh hidup mati ber’awang

Gelap terang..
Muda dan menjadi tua dalam ucapan kita
Tak sederhana hanya sebutan masa
Terhubung..
Terhubung dengan satu kehendak

Menggulir, ber-revolusi
Rotasi..
Tak sekedar bumi, bulan dan matahari
Mungkin
Terjadi milyaran kumpulan Bima-sakti
Menggulung menjadi
Sebuah kata
Masa…!

Kita tahu
Hanya sebatas itu
Sedikit-lebih
Banyak-kurang
Hingga..
Kita terbawa masa
Nan bersama
Ditandai fajar
Dan condongnya Matahari

Hingga
Terdapat dalam kitab
Sumpah..
Demi masa
Yang tak berasa
Melewati..
Melintasi..
Dari bayi, menjadi muda
Dan tua, akhir…mati

Menjauh
Jadi sejarah
Hingga hilang
Dari ingatan kepala
Juga tulis dan prasasti
Ditelan hebatnya masa
Yang sebenarnya tak se-sederhana itu saja

sumber : mustrie’s blog

 

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Macam-macam majas

Macam Macam Majas
Secara garis besar, majas dapat dibedakan menjadi empat golongan atau kelompok. Dan dari empat macam-macam majas tersebut, masing-masing mempunyai turunan dan jenis kategori yang akan Espilen Blog bahas dibawah.

Majas terdiri atas :
–> Majas Perbandingan
–> Majas Pertentangan
–> Majas Sindiran
–> Majas Penegasan

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar

Cerpen ~ Hantu Pohon Mangga

Ceria begitu orang memanggilnya. Namanya seperti menggambarkan kesehariannya yang selalu ceria, walaupun ia hidup sangat sederhana bahkan bisa di bilang pas-pasan. Ia hidup bersama ibu dan kedua adiknya yang masih kecil di sebuah rumah yang sangat kecil dan sebenarnya tidak layak disebut rumah. Meskipun begitu ceria tidak mengeluh dan tidak kehilangan keceriaan masa kecilnya.

Seperti anak-anak seusianya setiap sore ceria selalu bermain di lapangan dekat desa tetangga. Karena lelah bermain ceria beristirahat di bawah pohon yang rindang.
“Wah indah sekali desaku ini, pemandangan dan suasana desa ini tidak akan pernah tergantikan!” bisik ceria dalam hati.

Suara adzan terdengar dari surau yang letaknya tak jauh dari lapangan tempat ceria bermain. Ceria baru tersadar kalau ia ketiduran di bawah pohon hingga senja tiba dan ketika matahari telah kembali ke peraduannya. Ketika ia mau beranjak dari duduknya terdengar suara dari atas pohon, ceria menghampiri arah datangnya suara itu tapi ketika dilihat tidak ada apa-apa. Darah ceria terasa berdesir, jantungnya berdetak kencang.
“aaa…paaa iiituuu hantu pohonnn mangga?!” bisiknya dalam hati.
Tiba-tiba dari arah belakang ada yang memegang pundaknya. Ceria terkejut dan langsung berteriak.
“Han..tuuuu!” Sambil menutup mata.
“hahaha… ceria ini aku hani bukan hantu, aku diminta ibumu untuk mencarimu eh teryata kamu disini sedang apa sih?” Tanya hani heran.
Ceria pun menceritakan apa yang baru ia alami dan suara aneh yang baru didengarnya.

“ceria kamu juga mendengarnya? bukan aku mau menakutimu tapi kata orang sekampung pohon mangga ini pohon keramat ada penunggunya, dan menurut warga sebulan sekali harus diberi sesajen buah-buahan. Dan keesokkan harinya pasti ada bekas gigitan pada buah tersebut tanda penunggu pohon menerima sesajen warga. Selain itu sehabis pulang dari rumah paman di desa sebelah aku juga mendengar suara dari atas pohon dan ketika dilihat tidak ada apa-apa persis seperti yang kamu ceritakan” ucap hani dengan nada suara menyakinkan.

Berhari-hari ceria selalu teringat ucapan hani dan ia menjadi susah tidur. Semakin lama rasa tanyanya semakin menggebu-ngebu.
“apa benar suara yang aku dengar suara hantu? dan kata orang sekampung tentang hantu pohon mangga itu memang ada? Tapi perbuatan warga di kampungku dengan memberi sesajen bukankah perbuatan musyrik dan dilarang oleh agama?”
Berulang kali ceria berusaha menyakinkan hatinya tentang hantu pohon mangga tapi tetap saja logikanya tak dapat menerima.
“mana mungkin orang yang sudah meninggal suka makan buah? Bukankah manusia yang sudah meninggal berada di alam kubur?”
Semakin kuat ceria berusaha melupakan kejadian itu rasa tanyanya semakin besar saja.

Kemarin siang warga di kampung berbincang-bincang kalau akan memberikan sesajen pagi ini. Ceria pun memanfaatkan kesempatan ini untuk tahu siapa sebenarnya yang memakan sesajen selama ini.

Malamnya ceria memberanikan diri untuk pergi ke tempat pohon mangga yang telah lama di keramatkan oleh warga di kampungnya. Tapi, sesampainya di tempat yang dituju ia tidak melihat dan mendegar suara yang aneh dan mendapati sesajen dalam keadaan utuh. Telah lama ceria bersembunyi di semak-semak dari kejauhan. Tiba-tiba dari atas pohon mangga terdengar suara persis seperti yang ia dengar dulu dan lagi-lagi ceria tidak melihat apa-apa. Karena penasaran ceria memberanikan diri melempar kerikil ke atas pohon sumber suara aneh itu. Dan ternyata dari atas pohon berterbangan sekumpulan kelelawar dan memakan sesajen buah-buahan itu.
“ha? Cuma kelelawar!”
Ceria pun tertawa geli
“hahaha.. jadi kata warga kampung hantu penunggu pohon mangga selama ini hanyalah kelelawar. Aduh, betapa bodohnya aku ini percaya pada hal tahayul dan mana mungkin orang yang sudah meninggal suka makan buah.” Ucap ceria sambil berlalu berjalan pulang.

Semenjak kejadian itu ceria menceritakan kepada warga kampung kalau hantu pohon mangga itu hanyalah sekumpulan kelelawar. Dan warga di kampungnya tak perlu memberi sesajen lagi karena itu adalah perbuatan musyrik. Berkat ceria kini warga di kampunya menyadari kesalahan mereka selama ini telah menyekutukan tuhan dan kini warga di kampungnya tidak takut lagi bila berpergian melewati pohon mangga itu pada malam hari.

sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/hantu-pohon-mangga.html

Dipublikasi di Uncategorized | Tinggalkan Komentar