╰☆╮TANDA-TANDA HARI AKHIR DARI SURAT AL KAHFI╰☆╮

╰☆╮TANDA-TANDA HARI AKHIR
DARI SURAT AL KAHFI╰☆╮

Banyak hadits nabi menghubungkan Surat Al Kahfi dengan Hari Akhir. Sebagian hal ini disampaikan di bawah ini:

Diriwayatkan oleh An-Nawwas ibn Sam’an:

‘Dia, yang hidup dan melihatnya (Dajjal) harus membacakan di depannya ayat-ayat pembukaan Surat Al Kahfi. (HR Muslim)

Diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahili:

Barangsiapa memasuki nerakanya (Dajjal), mintalah pertolongan Allah dan bacakan ayat pembukaan Surat Al Kahfi, dan hal ini akan mendinginkan dan mendamaikannya, seperti api menjadi dingin terhadap Ibrahim. (HR Ibnu Katsir)

Satu alasan mengapa Rasulullah SAW menganjurkan orang-orang beriman membaca Surat Al Kahfi adalah karena surat ini berisi isyarat penting mengenai Hari Akhir, seperti berbagai hal yang dibutuhkan untuk bertahan dan memerangi Dajjal,

dan gerakan-gerakan anti-agama yang menimbulkan berbagai kejahatan atas kemanusiaan, yang ingin disebarkan oleh Dajjal ke seluruh dunia. Surat Al Kahfi ini juga berisi berbagai pelajaran bagi kaum Muslimin. Anjuran Rasulullah SAW untuk menghapalkan dan membaca surat ini dengan penuh perhatian adalah suatu isyarat kuat tentang hal ini.

Seperti kita akan lihat di seluruh bab ini, pengalaman Ashabul Kahfi yang tinggal di sebuah masyarakat yang kafir, pelajaran bahwa Musa AS belajar dari Khidr, dan pemerintahan di atas dunia yang didirikan oleh Dzulkarnain AS agar dapat menyebarkan nilai-nilai Islam, adalah perkara-perkara yang perlu direnungkan oleh orang-orang beriman.

Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang mengherankan? (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu, mereka berdoa, “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)” (QS Al Kahfi: 9-10)

Kedua ayat ini menyinggung keadaan para pemuda yang luar biasa itu. Dari cerita tersebut, kita melihat pengalaman mereka sebagai sesuatu yang gaib dan tidak lazim.

Seluruh kehidupan mereka penuh dengan kejadian yang menakjubkan. Keadaan ini merupakan pokok permasalahan hadits Nabi SAW yang menghubungkan antara tanda-tanda ini dengan Hari Akhir. Ini mengisyaratkan bahwa orang-orang yang hidup di Masa Akhir dapat mengalami berbagai pengalaman supernatural.

Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi dengan ketakutan terhadap mereka (QS Al Kahfi: 18)

Ayat kesepuluh menjelaskan kepada kita bahwa para pemuda tersebut mencari tempat perlindungan di gua dari pemerintahan zalim yang tengah berkuasa. Pemerintahan tersebut menyebabkan mereka tidak mungkin mengungkapkan pandangan mereka, menjelaskan kebenaran, dan menyerukan agama Allah. Oleh karena itu, mereka menjauhkan diri mereka dari masyarakat.

Akan tetapi, hal ini seharusnya tidak dipahami sebagai kurun waktu tanpa kerja yang jauh dari masyarakat, karena mereka mengungsi ke sana sambil memohon rahmat dan bantuan Allah. Mereka juga berupaya memperbaiki dan mengembangkan diri mereka sendiri. Kaum Muslimin di Hari Akhir yang berada di bawah rezim yang menindas akan menyembunyikan diri dan berharap kepada Allah untuk memberikan rahmat-Nya atas mereka, dan juga memudahkan kehidupan dan perjuangan mereka atas gerakan-gerakan anti-agama.

Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu) (QS Al Kahfi: 11-12)

Alasan ditidurkannya Ashabul Kahfi adalah penyerahan diri terhadap takdir dan kedamaian, karena Allah, Yang telah menciptakan alam semesta tanpa sia-sia, mengatur segala sesuatu de,o kemaslahatan umat Islam. Di masa kini, sebagian umat Islam telah mengambil pendirian yang sama secara spiritual. Dengan cara ini,

mereka tidak disimpangkan oleh paham materialis yang berupaya menjauhkan masyarakat dari iman mereka, dan juga tidak tersentuh oleh kekerasan yang diarahkan oleh paham-paham ini. Oleh karena itu, mereka dapat terus hidup menurut Al Qur’an tanpa dipengaruhi oleh kehancuran akhlak,

kekejaman, dan kekacauan yang ada di sekitarnya. Ashabul Kahfi tetap tersembunyi selama beberapa waktu dan Allah membangkitkan mereka pada waktu yang ditentukan-Nya.

Mereka memproklamirkan agama Allah kepada masyarakat

Kaum kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? (QS Al Kahfi: 15)

Seperti yang dinyatakan oleh ayat ini, kelompok ini menyeru orang-orang musyrik agar kembali ke agama yang benar, mengajak mereka menuju agama Allah, meminta mereka agar berhenti mempersekutukan Allah dengan yang lain,

dan meminta mereka mengajukan bukti-bukti atas penolakan mereka tersebut. Ketika mereka tidak dapat melakukan ini, Ashabul Kahfi menyatakan bahwa orang-orang musyrik dari masyarakat mereka sebagai para pembohong dan pemfitnah.

Saat ini, kaum Muslimin juga menuntut pembuktian dari mereka yang menyembah selain Allah. Di Hari Akhir, akan ada kepercayaan yang mendewakan materi dan kesempatan: Darwinisme.

Darwinisme menyatakan bahwa alam semesta tidak bertujuan, terjadi begitu saja, dan hanya anggota-anggota alam yang paling menyesuaikan dirilah yang dapat bertahan hidup. Sistem anti-agama ini didasarkan pada konflik dan kekerasan. Jelas, “pernyataan kebetulan acak” yang bertanggung jawab atas segala sesuatu ini tidak lebih dari tindakan fitnah oleh para pengikut Darwinis atas Allah Yang Maha Kuasa yang telah menciptakan segala sesuatu yang ada.

Mereka menjauh sepenuhnya dari pandangan musyrik di sekitar mereka

Dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusanmu (QS Al Kahfi: 16)

Karena penindasan orang-orang musyrik, Ashabul Kahfi merasakan perlunya pemisahan secara menyeluruh. Oleh karena itu, mereka memutuskan seluruh hubungan dengan orang-orang musyrik dengan mengungsi ke gua. Selama masa itu, rahmat Allah turun kepada mereka dan Dia memudahkan segala sesuatu bagi mereka. Hal yang paling penting dari pertolongan dan dukungan-Nya adalah menghindarkan mereka dari pengaruh buruk orang-orang tak beriman.

Sesungguhnya jika mereka dapat mengetahui tempatmu, niscaya mereka akan melemparmu dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya (QS Al Kahfi: 20)

‘Mereka akan melemparmu’ menjelaskan sebuah bentuk teror. Watak dasar ini dengan jelas terlihat saat ini pada orang-orang yang berada di bawah pengaruh paham-paham anti-agama. Misalnya, para teroris yang menganut paham komunisme dikendalikan oleh permusuhan mereka pada negara, dengan melempar batu-batu dan menyerang pejabatnya,

maupun polisi. Serangan-serangan ini bertujuan untuk melemahkan dan melemahkan semangat mereka, sehingga kaum komunis dapat mewujudkan ide-ide anti-agama mereka dan mendirikan kekuasaan mereka di atas kekacauan dan pertentangan di negara tersebut.

Oleh karena itu, sangat mendasar bagi orang-orang yang hidup di Hari Akhir untuk melepaskan diri dari paham-paham yang berlumur darah dan kerusakan, yang tidak membawa apa pun selain kejahatan pada dunia, tidak berpihak pada orang-orang yang bersekongkol, dan tidak dipengaruhi oleh bujuk rayu paham-paham anti-agama atau hasutan mereka.

Hanya Allah dan segelintir orang yang mengetahui jumlah mereka

Nanti (ada orang yang akan) mengatakan (jumlah mereka) adalah tiga, orang yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) adalah lima orang, yang keenam adalah anjingnya,” sebagai terkaan terhadap barang yang gaib; dan (yang lain) mengatakan, “(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan adalah anjingnya.” Katakanlah, “Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka, kecuali sedikit.” Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja, dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorang pun di antara mereka. (QS Al Kahfi: 22)

‘Yang mengetahui mereka hanya sedikit’ juga menunjukkan bahwa hanya segelintir orang yang memiliki pengetahuan ini. Misalnya, salah satunya bisa jadi Khidr,

yang kemampuannya yang menakjubkan akan kita bahas secara singkat. Juga mungkin murid-muridnyalah yang memiliki pengetahuan ini, dengan kehendak dan wahyu Allah. Al Qur’an menyebutkan bahwa Allah memfirmankan sebagian hal gaib kepada Rasul-rasul-Nya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *