pantun agam

Hidup manusia hanyalah sekali
Waktu tak terasa dijemput mati
Kerakusan insan tak kan pernah berhenti
Kecuali kubur telah mengunci diri hingga nanti

Buat apa berbaju batik kalau
Tidak pake selendang
Buat apa berwajah cantik
Kalau tidak mau sembahyang

Sungguh indah pintu dipahat
Burung puyuh di atas dahan
Kalau hidup hendak selamat
Taat selalu perintah Tuhan

 

dongeng islam

Dongeng Anak Islami Pahala Dari Sebuah Sedekah
Dahulu di kota Array terdapat seorang Kadi yang kaya-raya. Suatu hari kebetulan bulan Syura datanglah seorang miskin meminta sedekah.
Berkatalah si miskin tadi,
“Wahai tuan Kadi, saya adalah seorang miskin yang mempunyai tanggungan keluarga. Demi kehormatan dan kemuliaan hari ini, saya minta pertolongan tuan. Berilah saya sedekah sekadarnya berupa sepuluh potong roti, lima potong daging dan uang dua dirham.” kata si miskin itu.

Kadi menjawab,

“Datanglah setelah waktu dhuhur nanti.”  jawab Kadi. Selepas sembahyang dhuhur orang miskin itu pun datang demi memenuhi janjinya. Sayangnya si Kadi kaya itu tidak menepati janjinya dan menyuruh si miskin datang lagi setelah sembahyang Ashar.

Tapi pada ketika si miskin itu datang pada waktu yang dijanjikan untuk kali keduanya itu, ternyata si Kadi tidak memberikan apa-apa. Maka pergilah si miskin meninggalkan rumah si Kadi dengan hati kecewa.

Ketika si miskin jalan mencari-cari, ia lewat di depan seorang Nasrani yang sedang duduk di depan rumahnya.

“Tuan, demi keagungan dan kebesaran hari ini berilah saya sedekah untuk memberi makan keluarga saya,” kata si rniskin itu minta sedekah kepada orang Nasrani itu.

“Hari apakah hari ini ?” Tanya orang Nasrani itu.

“Hari ini bulan Syura,” jawab si miskin, sambil menerangkan keutamaan dan kisah-kisah bulan Syura.

Rupanya orang Nasrani itu sangat tertarik mendengar cerita si peminta sedekah dan hatinya berkenan untuk memberi sedekah.

“Katakan padaku, apa keinginanmu”  katanya si Nasrani. Berkata si peminta sedekah,

“Saya memerlukan sepuluh potong roti, lima iris daging dan uang dua dirham saja.”

Dengan segera orang Nasrani memberi si peminta semua keperluan yang dikatakannnya. Si miskin itu pun pulang dengan hati gembira.

Sementara itu, ketika tidur si Kadi yang ingkar janji itu telah bermimpi.

“Angkat kapalamu”  kata suara dalam mimpinya. Baru saja ia mengangkat kepalanya, Tiba-tiba terhampar di depan matanya dua buah bangunan yang indah. Sebuah istana dibuat dari batu-bata berlapis emas dan sebuah lagi dibuat dari permata yang berkilauan.

“Ya Tuhan, untuk siapa istana yang sangat indah ini ?”  Terdengar jawaban.

“Semua bangunan istana ini adalah untuk kamu andaikan saja kamu mau memenuhi hajat si peminta sedekah itu. Kini istana itu dimiliki oleh seorang Nasrani.”

Saat bangun dari tidurnya. Kadi itu segera pergi menemui orang Nasrani yang dimaksudkan dalam mimpinya. Kadi bertanya kepada si Kristian,

“Perbuatan apakah gerangan yang kau lakukan semalam, hingga kau dapat pahala dua buah istana yang sangat indah ?”  tanya si Kadi. Orang Nasrani itu pada mulanya bengong, tak mengerti.

Tapi setelah diterangkan oleh si Kadi berkaitan dengan mimpinya, maka ia bercerita bahwa kemarin yang dilakukannya, bahwa ia telah bersedekah kepada fakir miskin yang memerlukannya pada hari Syura ini.

“Juallah amal itu kepadaku dengan harga seratus ribu dirharn,”  kata si Kadi.

“Ketahuilah, hai Kadi, sesungguhnya amal baik yang diberikan dan dibalas oleh Allah tidak dapat diperjual-belikan. Sekalipun dengan harga bumi serta seisinya.”  Kata si Kristian.

“Mengapa anda begitu, sedangkan anda bukan seorang Islam?”  Tanya si Kadi.

Ketika itu juga orang Nasrani itu membuang tanda salibnya dan mengucapkan dua kalimah syahadat serta mengakui kebenaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W.

Dongeng Anak Islami Pahala Dari Sebuah Sedekah

Label: – See more at: http://decocoz.blogspot.com/2013/05/dongeng-anak-islami-pahala-dari-sebuah.html#sthash.biz0vfre.dpuf

puisi islam

Puisi Renungan Saat Nafas Terakhir

 

Tak terbayangkan dalam benak ku
Terhentinya detak jantung ku
Saat langkah berjalan dalam dosa ku
Saat ketakutan terus hantui ku

Ku sadar sikap ku yang tak terarah
Saat kemarin berjalan dalam salah
Menyusuri gelap dalam tiap langkah
Langkah yang sekarang kian lemah

Air mata menetes dalam renungan
Dalam sadar teringat masa lampau
Waktu yang tak mungkin terulang
Sesal kemarin berbuat kesalahan

Satu yang paling ku takutkan
Nafasku berhenti dalam penyesalan
Saat semua tak memberi senyuman
Saat hidup tinggalkan kesedihan

Jika ini nafas terakhir ku
Ku harap Tuhan hentikan nafas ku
Saat tasbih terlantun dalam hati ku
Saat mata tertutup dalam tenang ku

oleh: Siti Nur Asiyah Jamil

puisi sahabat

Puisi Sahabat, mengapa kau saat ini berbeda – oleh Nadia Fahira

Dipublikasikan pada: February 24, 2014
Kategori Puisi: Puisi Sahabat
Advertisement

Sahabatku
Sahabatku………..
Mengapa kau pergi menjauh dariku
Padahal………….
aku sangat senang berada didekat mu

Sahabatku…………
Aku sedih……….
Karena tanda tanda yang buruk sudah menghampiriku
Tanda –tanda yang buruk itu adalah……….
Bahwa kau sudah mulai menjauhiku

Sahabatku…………
Aku senang……
Gembira……….
Karena kau berada didekatku

Tetapi …….
aku menjadi sedih
Dan……….
Perasaanku yang senang
Sudah mulai menghilang

Hanya itu yang hanya aku ingin sampaikan kepadamu
Wahai Sahabatku

oleh Nadia Fahira Dewi

puisi

Puisi Penghianatan seorang Sahabat –

 

sahabat yang dulu
selalu aku bangga-banggakan

sekarang menghianatiku
duluku pikir kau sahabat terbaikku

ternyata kau rela merebut
seseorang yang aku anggap spesial
tidak kah kau pikirkan
betapa sakitnya kau hianati diri ini
di mana perasaan mu untukku
tidakkah kau menyadari
betapa sakitnya perasaan ini
kau buat hatiku hancur
jiwaku mati dan air mataku
telah habis oleh mu
penghianatan yang kau lakukan
perlahan-lahan bisa membunuhku