Tangisan Abu Darda , Cahaya Hikmah Dan Penerang Iman

Tangisan Abu Darda , Cahaya Hikmah Dan Penerang Iman

Tangisan Abu Darda , Cahaya Hikmah Dan Penerang Iman

Ia acapkali berkata kepada orang-orang di sekitarnya, “Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang sebaik-baik amal kalian, yang terbaik di sisi Pencipta kalian, yang lebih meninggikan derajat kalian, dan lebih baik daripada dirham dan dinar?!” Mereka pun segera bertanya kepadanya, “Apakah itu, wahai Abu Darda’?” Ia menjawab, “Berdzikir kepada Allah… dan sung-guh berdzikir kepada Allah itulah yang terbesar.”

Sejak ia masuk Islam dan iman masuk ke dalam hatinya, sedangkan ia bersama Rasulullah SAW, ia belajar dari beliau, dan berjihad bersamanya hingga kemenangan dari Allah datang. Ia menempati “mihrab hikmah” dan menadzarkan hidupnya untuk menyebarkan hakikat dan keyakinan.

Ia menetapi keimanannya. Ia berbuat sesuai keimanan dalam hal tekad, kesadaran dan keagungan. Hingga ia mencapai tingkat kejujuran yang kuat, tingkatan orang-orang yang shalih. Ia bermunajat kepada Tuhannya seraya membaca ayat-Nya, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam’.” (Al-An’am: 162).

Abu Darda’ berkata dalam hadits tentang dirinya, “Aku masuk Islam bersama Nabi a, sedangkan aku seorang pedagang. Aku ingin agar ibadah dan perniagaan berkumpul padaku, tetapi keduanya tidak bisa berkumpul. Akhirnya, aku tinggalkan perniagaan dan bergiat untuk beribadah. Hari ini aku tidak gembira bila aku berdagang lantas aku mendapatkan keuntungan 300 dinar setiap harinya. Bahkan seandainya kedaiku berada di pintu masjid. Ketahuilah, sesungguhnya aku tidak berkata kepada kalian bahwa Allah mengharamkan jual beli, tetapi aku ingin agar aku bersama golongan orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah.”

Ketika Qubrus ditaklukkan dan harta rampasan perang diangkut ke Madinah, orang-orang melihat Abu Darda’ RA menangis. Orang-orang mendekatinya dengan tercengang untuk bertanya kepadanya, dan yang mengajukan pertanyaan kepadanya ialah Jubair bin Nufair. Ia bertanya kepadanya, “Wahai Abu Darda’, apakah yang membuatmu menangis pada hari di mana Allah memuliakan Islam dan pemeluknya?” Abu Darda’ menjawab, “Kasihan kamu, wahai Jubair. Betapa hinanya manusia, ketika mereka meninggalkan perintahNya. Dulu mereka adalah bangsa yang jaya, memiliki raja. Tapi karena mereka meninggalkan perintah Allah, maka mereka menjadi seperti yang kamu lihat.”

Dari sini ia mengemukakan alasan kekalahan yang demikian cepat yang dialami pasukan kaum muslimin di negeri-negeri yang telah ditaklukkan. Dari sini sebenarnya ia khawatir jika kaum muslimin mengalami hari-hari seperti itu.

Para sahabatnya menjenguknya pada saat ia sakit, ternyata mereka menjumpainya sedang tidur di atas tempat tidur yang terbuat dari kulit. Mereka berkata, “Kalau kamu suka, kamu akan mendapatkan tempat tidur yang lebih baik dan lebih nyaman.” Ia menjawab, “Negeri kami di sana, untuknya kami mengumpulkan dan kepadanya kami akan kembali. Kami akan berangkat ke sana, dan kami berbuat untuknya.”

Di masa kekhalifahan Imam Syahid Utsman bin Affan RA, Mu’awiyah RA menjabat sebagai gubernur Syam. Sesuai keinginan Khalifah, Abu Darda’ RA mau menjabat sebagai Qadhi Syam pada saat itu adalah sebuah peradaban yang melimpah dengan kesenangan dan kenikmatan hidup. Tapi Abu Darda’ RA berdiri dengan kukuh menghadapi semua orang yang tergoda oleh kesenangan duniawi. Sepertinya penduduk Syam merasa terganggu dengan nasihat-nasihat Abu Darda’ yang selalu menyuruh mereka untuk meninggalkan harta dan kekayaan mereka. Abu Darda’ RA mengumpulkan mereka dan berkhutbah di tengah-tengah mereka, “Wahai penduduk Syam, kalian adalah saudara seagama, tetangga senegeri, dan penolong dalam menghadapi para musuh. Tetapi mengapa aku melihat kalian tidak punya rasa malu?! Kalian mengumpulkan apa yang tidak kalian makan, membangun apa yang tidak kalian huni, mengharapkan apa yang tidak kalian capai. Generasi-generasi sebelum kalian mengumpulkan harta yang sangat banyak, berharap sangat tinggi, dan membangun dengan sangat kukuh. Lantas apa yang mereka kumpulkan itu menjadi sia-sia, harapan mereka hanya tipuan, dan rumah-rumah mereka menjadi kuburan. Mereka adalah kaum ‘Ad yang memenuhi antara Adn hingga Aman dengan harta benda dan anak-anak.” Kemudian ia berkata dengan ejekan, “Siapakah yang mau membeli peninggalan kaum ‘Ad kepadaku seharga dua dirham?”

Abu Darda’ RA memuliakan ulama yang gemar beramal dan ia sangat menghormati mereka. Ia pernah berdoa kepada Tuhannya dengan ucapan, “Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari kutukan (laknat) hati para ulama kepadaku.” Ditanyakan kepadanya, “Bagaimana hati mereka melaknatmu?” Ia menjawab, “Hati mereka tidak menyukaiku.”

Inilah Abu Darda’ RA yang zuhud, ahli ibadah dan banyak bertaubat. Dialah orang yang ketika manusia memuji ketakwaannya dan memohon doanya, maka ia memberi jawaban kepada mereka dengan ketawadhu’an yang kukuh, “Aku tidak bisa berenang dengan baik, dan aku takut tenggelam.”

Dengan semua ini, dia mengira tidak bisa berenang dengan baik?! Tetapi adakah yang mengherankan. Engkau adalah didikan Rasulullah SAW, murid al-Qur’an, putra Islam pertama, serta sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq RA, al-Faruq Umar bin al-Khaththab RA, Imam Syahid Utsman bin Affan RA dan Imam Ali bin Abi Thalib RA.

(Dinukil dari Rijal Haula ar-Rasul SAW, hal. 244-251)

SUMBER:

CARA MENGHAFAL DENGAN CEPAT

1. Menghindarkan diri dari segala dosa
2.Mengucapkannya dengan keras-keras.
3.Menghafal dalam kondisi fisik yang baik dan segar.
4.fokus sepenuhnya saat
menghafal.
5.ulangi hafalan sehingga benar
-benar mantap.
6.Tulis hal yang dihafal tanpa
meliiat teks.
7.Istiqamah saat menghafal.
8.Menyisipkan catatan/bahan
yang penting di tempat yang
biasa dan sering dilihat.
9.Do’a dan tawakal.

sumber:
Ryanaircustomerservice.blospot.com

Ayat tentang tawakkal

… dan barang siapa bertawakkal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya). Sesungguh.y Allah melaksanakan urusannya. (Q. S. at-Talaq/65:3)

from: Akidah dan Akhlak 3: T. Ibrahim dan H. Darsono

cerpen sahabat

cerpen sahabat

SAHABAT SELAMANYA
Karya Monica SuciantoDisana terlihat dua orang anak perempuan yang kelihatan bahagia. Mereka tertawa dan bercanda berdua. Ternyata mereka berdua adalah sahabat. Mereka berdua mernama Adell dan Airin. Mereka takkan terpisahkan. Adell dan airin sudah saling kenal sejak kecil. Mereka berdua tdk pernah terpisah. Mereka sekelas bahkan satu bangku.

Pagi harinya di sekolah…
“Rin……” sapa Adell. Tapi yang biasanya mereka sangat akrab, sekarang berubah terbalik. Airin tidak menjawab sapaan Adell. Dia hanya pergi menjauh dari Adell sambil merintih seperti menangisi sesuatu. Adell sangat bingung, airin adalah sahabat nya tapi mengapa dia berubah menjauhi Adell.

Dikelas mereka berdua hanya diam diaman. Airin hanya memandangi wajah Adel dengan mata yang berkaca kaca. Saat Adell menyapanya, dia hanya meneteskan air mata. Dia gak mau bicara apa masalah nya, padahan Adell itu sahabatnya. Hingga suatu hari bangku Airin kosong, dia pindah ke bangku dipojok kelas yang jauh Dari Adell. Apa yang terjadi dengan nya?. Dia bukan Airin yang seperti biasanya.
Apakah Airin marah pada Adel?. Tapi gak mungkin. Soalnya Adel itu sahabatnya. Adell gak mau sahabat satu satunya pergi.
Adell takut Airin arah padanya. Adelpun meletakkan secarik surat kecil di depan rumah Airin. Surat itu tertulis…….
Airin….. kamu marah ya sama aku. Kalo aku salah bilang aja aku bakal minta maaf sama kamu. Sorry ya sebagai sahabat aku gak bias jadi seperti yang kamu inginkan. Kalo kamu udah gak mau jadi sahabatku lagi aku gak bakal marah, tapi hati kecilku ini tetap sedih kalo kamu gak mau jadi sahabatku lagi. Kuharap kamu cepat membalasnyaDari Adell
Adell selalu memeriksa kotak surat di depan rumah nya, berharap ada surat balasan dari Airin. Tapi hasilnya selalu nihil. Gak ada satu surat pun di kotak surat tua itu. Adell sudah tak sanggup menunggu lagi. Dimalam yang dingin ini dia langsung berjalan cepat menuju rumah Airin. Adell tak bisa berhenti sebelum sampai di rumah Airin. Tiba tiba langkah nya berhenti mendadak tepat di tujun nya, rumah Airin. Adell melihat Airin sedang menangis di depan jendela sambil memegang surat dari Adell. Disitu terlihat Adell kebingungan, kenapa Airin nangis baca surat dari Adell???.
“Airin……..”teriak Adell dari depan rumah Airin. Tapi disitu Airin malah pergi. Dan tak terlihat lagi Airin di depan jendela. Adell pun pergi dengan langkah pelannya dan sekali kali menoleh ke belakang mengharapkan Airin keluar dari rumah nya.

Keesokan harinya, di papan absen tertulis nama “Airin”. Adell pun menoleh kearah bangku Airin yang jauh darinya. Ternyata benar, Airin gak masuk. Sekarang di hari hari Adell udah gak ada canda dan tawa lagi bersama Airin. Mungkin Airin “udah punya sahabat yang lebih baik dari ku”pikir Adell.
Adell sangat tidak bersemangat melangkah pulang kerumah nya. Biasanya Adell pulang sama Airin. Sekarang Adell hanya sendrian. Disitu terlihat Adell sudah hampir meneteskan air mata kesepian.
Sesampainya di rumah, Adell melihat ada surat di dalam kotak surat depam rumahnya. Adell pun membuka kotak surat tua itu perlahan lahan, dan mengambil surat di dalam nya. Disitu Adell sangat terkejut, itu surat dari Airin.

Surat itu tertulis……
Maaf ya Dell, Aku bukan gak mau jadi sahabat kamu lagi. Cuma setiap aku ngeliat kamu, rasanya pengen nangis. Aku bakal pergi ke luar kota. Aku sedih setiap ngeliat kamu, soalnya kita bakal berpisah lama. Mungkin kalo sudah satu tahun aku pergi kamu bias jemput sku di bandara, itu juga kalo kamu gak lupa sama aku. Bentar lagi aku mau berangkat ke bandara, selamat tinggalDari Airin
Belum sempat Adell ganti baju, Adell langsung lari ke rumah Airin. Adell lihat, rumah Airin kosang. Tiba tiba terdengat suara mobil. Suara mobil itu terdengar dari garasi Airin. Tiba tiba mobil Airin keluar dari garasi dan didalam nya ada Airin yang melambaikan tangan pada Adell. “Selamat tinggal Adell, semoga satu tahun kedepan kita masih bias bertemu” teriak Airin semakin mengecil.
Semejak itu Adell sering terlihat menyendiri. Adell terlihat kesepian tanpa Airin yang biasa menemani nya. Adell tak sabar satu tahun berlalu. Hingga penantiannya pun tercapai. Sudah satu tahun berlalu. Tidak lupa Adall segera menuju bandara. Adell terus menunggu tanpa ada kata lelah. Waktupun terus berjalan, sudah dua puluh empat jam Adell menunggu, tapi gak ada tenda tanda dari Airin.
Keluarga Adell udah kebingungan mencari Adell. Semua tempat kesukaan Adell udah di cari, tapi Adell tetap gak ketemu. Orang tua Adell gak berfikir mencari Adell ke bandara.

Tiga hari tiga malan Adell menunggu. Hingga Akhirnya Adell putus asa. “mungkin Airin udah gak mau kembali lagi” pikir Adell. Dengan langkah kecilnya Adell pun mencoba berjalan pulang. Dengan sedikit tenaga yang Adell miliki, akhirnya Adell bias pulang. Adell langsung disambut senang oleh keluarganya.
“Sayang… kamu kemana aja? Kok gak pulang pulang?? Mama ambilin teh ya??” Tanya mama bertubi tubi. Adell hanya bias menganggukkan kepala. Beberapa menit kemudian mama datang dengan memegang secangkir teh. Tapi, tiba tiba teh itu terjatuh. Disitu Adell sudah tergeletak di lantai. “sayang….sayang bangun kamu kenapa?”ucap mama kebingungan. Ternyata Adell udah gak ada. “Adell jangan tinggalin mama, mama sayang Adell”teriak mama sambil menetaskan air mata.

Adell pun di makamkan di sebelah makam mewah. “selamat tinggal ya sayang, semoga kamu tetap inget sama mama. Mama tetap doain kamu, mama bekal terus sayang kamu walau gak bias mama ucapkan langsung di depan mu mama tetap selalu ada buat kamu sayang GOOD BYE FOREVER” ucap mama di depan makan Adell. Ternyata makam meweh di sebelah makam Adell itu………. Makam Airin. Airin sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Gak ada yang bisa ngabarin Adell soalnya semua keluarga Airin tewas dalam kecelakaan pesawat itu. Walau begitu mereka tetap Abadi menjadi sahabat walau gak dibumi lagi.
**END**
http://najwanajjib.blogspot.com/2013/12/kumpulan-cerpen-persahabatan-cinta.html

Cerpen Persahabatan

Cerpen Persahabatan

Dengan memiliki sahabat, kita tidak akan merasa sendirian, sebab sahabat selalu ada disaat susah dan juga senang. Sahabat juga seringkali memberikan inspirasi yang bisa kita tuangkan dalam sebuah karya sastra, seperti halnya cerpen. Okelah langsung saja ini dia cerpen persahabatan sejati yang sangat bagus di baca, langsung di simak ya.

“Jangan Ambil Sahabatku”

Aku manusia biasa yang bersekolah di salah satu SMA Negeri Di Bandar Lampung. Aku tidaklah se*si tapi aku bersyukur dengan keadaanku sekarang ini. Aku juga tidaklah pintar tetapi aku berusaha untuk selalu belajar.

Aku memiliki sahabat yang amat setia menemani ku di kala suka maupun duka sahabatku itu bernama Lina.Kami bersahabat dari duduk di bangku sekolah dasar sampai sekarang ini. Setelah aku duduk di bangku sekolah menengah atas aku mendapat begitu banyak sahabat salah satunya Dita dan Cahaya. Tidak hanya mereka yang menjadi sahabatku tetapi juga Tama. Ia orang yang humoris, ia juga juara kelas dan ia juga ramah pada setiap orang.

Aku bersahabat dengannya dari mos awal masuk sekolah sma. Kesan pertamaku denganya, ia orangnya lucu dan misterius. Kemisteriusannya itu ia sembunyikan di balik kacamatanya.

Waktu terus bergulir dan hari terus berganti. Awalnya aku hanya sekedar teman biasa yang memiliki rasa ingin tahu dengan sifatnya. Semua itu bermula dari tujuh bulan yang lalu tepatnya bulan November. Kami sering bercerita lewat pesan singkat, banyak cerita duka dan suka yang aku ceritakan denganya. Banyak pertanyaan yang ku ajukan untuknya. Dari kesukaanya hingga alasan ia melepas kaca matanya ketika ia berada di luar kelas dan di rumah. Bahkan dia memberiku begitu banyak nasehat “ jangan merubah diri kamu hanya karena hal yang tidak penting”.

Sayangnya ke dekatan dan persahabatian kami di warnai gosip dan desas-desus yang menyatakan aku menyukainya, padahal di antara aku dan dia hanyalah ada sebuah tali persahabatan. Desas desus itu heboh di kalasnya. Puluhan pesan singkatku tak mendapat tanggapan darinya. Parahnya lagi tiap kami tidak sengaja bertemu tak ada sedikt senyum di wajahnya dan tak ada sedikit pun kata terucap di bibir manisnya itu. Yang ada hanyalah tatapan mata yang kosong namun indah.

Tuhan aku binggung dengan apa yang harus ku perbuat. Jujur aku sedih jika selamanya aku dan dia harus begini. hatiku sakit bagaikan di tusuk seribu jarum. Aku mohon kepada MU jangan ambil sahabatku. Engkau dapat mengambil semua yang ku miliki tapi jangan kau ambil sahabatku. Karena sahabat menurutku amatlah berarti dalam hidup ini.

Jika aku boleh meminta pada MU. kembalikanlah sahabatku seperti dikala pertama kali aku mengenalnya. Aku hanya ingin jika aku kelak bertemu dengannya aku dapat melihat senyuman manisnya dan mendengar kata sapaan dari bibirnya yang merah. entah kapan semua itu terjadi yang jelas aku akan selalu menjadikan ia sahabat terbaikku. aku yakin itu semua akan terjadi..

Jarum jam terus berputar begitu pula harapan ku yang semakin lama luntur karena prilakunya. aku menyadari mungkin itu semua terjadi karena kesalahanku juga. Yang pada suatu ketika menulis kalimat permohonan maaf dan kata-kata bahwa aku tidak mau memutus tali silaturami di frendster ku. ia berkata melalui temannya bahwa aku membuat steres dirinya. bahkan di luar dugaan ku, ia berkata untuk tidak saling menggangu biar sama-sama enak. padahal di hati kecilku aku hanya ingin menyambung tali silaturami dengannya. aku sedih dengan perkataannya itu, yang membuat aku sedih kenapa pertemanan yang diawali dengan baik harus di akhiri seperti ini.

Satu tahun berlalu dari kejadian itu. kini aku telah duduk di kelas dua sma tidak sekelas dengannya. di antara kami sampai saat ini hanya ada kebisuan dan kepura-puraan. Aku mulai dari kejadian kemarin hanya bisa berpura untuk tidak mengenalnya. sebenarnya tidak seorang pun mengetahui sejak satu tahun yang lalu aku mengidap penyakit kanker otak stadium terakhir. kata dokter aku hanya bias bertahan hidup 2 bulan saja. aku hanya berpura sehat di hadapan semua orang termaksud dia. karena aku tidak mau mereka semua bersikap baik dengan ku akibat belas kasihan.

Waktu hidupku semakin sempit akibat penyakit kanker yang ku derita. Sampai pada suatu ketika rambut panjang ku berlahan – lahan habis dan aku harus menjalankan berbagai macam terapi dari dokter. Karena perasaan malu dengan keadaan ku. aku memutuskan untuk tidak masuk sekolah. Dan meminta tolong ke pihak sekolah dan guru untuk menyembunyikan alasan ku tidak masuk sekolah karena sakit. Suatu ketika 2 hari menjelang ulang tahun tama. aku sengaja pergi ke salah satu supermarket untuk mencari kado ultah buatnya padahal saat itu aku dilarang untuk berjalan dan melepaskan impus. Tapi dengan usaha kerasku merayu mama akhirnya aku diperbolehkan untuk pergi tetapi harus bersama maya adikku. Akhirnya setelah beberapa jam kami menemukan hadiah yang cocok buat tama sahabatku yaitu sebuah jaket berwarna biru tua.

Saat kami pulang ditengah jalan menuju rumah. kami bertemu dengan tama di luar dugaanku disaat bersamaan aku kehilangan kesadaran. aku baru sadar dari pingsanku ketika di rumah sakit. aku melihat di sekitar tempat tidurku ada keluarga ku tercinta yang sedang menangis dan yang membuat aku terkejut di kamar itu ada tama yang membawa seikat mawar merah. tiba tama menghampiriku dan ia berkata sambil tersenyum “ini bunga untuk mu. semoga kau cepat sembuh dan maaf selama ini aku membuatmu sedih dan kecewa. kamu maukan memaafkan aku dan bersahabat lagi denganku?” aku hanya bisa berkata dengan terbata-bata “aku maaffin kamu kok, aku juga minta maaf dan selamat ulang tahun ya sahabatku”. Akhirnya malaikat pencabut nyawa pun datang menghampiriku dan aku pun mengakhiri hidup dengan tersenyum. karena di akhir hidupku sahabat-sahabatku ada di dekatku.

sumber :http://kutunjuk.blogspot.com/2013/10/cerpen-persahabatan.html

tata cara menguburkan jenazah

tata cara menguburkan jenazah

Persiapan

Liang kubur hendaknya dibuat yang dalam, pada tanah yang kuat, sehingga tidak sampai tercium bau jasadnya, aman dari gangguan hewan pemakan bankai/binatang buas dan longsor atau tergusur oleh aliran air
Liang kubur dapat berupa lahad yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada arah kiblat (pinggir) untuk meletakkan jenazah, atau syiq yaitu liang yang dibuat khusus di dasar kubur pada bagian tengahnya. (Lihat gambarpada lampiran).
Seyogyanya dikuburkan di kuburan khusus kaum Muslim yang terdekat, kecuali dalarn keadaan darurat
Jangan mengubur jenazah pada 3 (tiga) waktu:
Ketika terbit matahari hingga naik
Ketika matahari di tengah-tengah
Ketika matahari hampir terbenam hingga betul-berul terbenam.
Penutup lubang kubur harus kuat dengan menggunakan kayu, bambu atau batu sebagai penyangga sehingga tidak mudah longsor ke bawah
Usungan keranda jenazah hendaklah tertutup rapat dan sederhana.
Membawa (Mengusung) jenazah
Jenazah dibawa (diusung) ke kuburan dengan diiringi oleh sanak kerabat dan handai tolan
Dalam mengiringi jenazah hendaklah menunjukkan sikap berkabung dan jangan bersenda gurau, tidak bersuara, termasuk berdzikir maupun membaca Al-Qur’an
Pengiring jenazah yang berjalan kaki berada di sekitar jenazah, sedangkan yang berkendaraan berada di belakang
Orang yang melihat iringan jenazah hendaklah menghormati dengan berdiri tegak, bagi yang berkendaraan atau berjalan hendaklah berhenti, hingga jenazah lewat
Para pengiring jenazah jangan duduk lebih dahulu sebelum jenazah diturunkan dari pundak pembawanya
Pengiring jenazah bila memasuki kuburan hendaklah mengucapkan salam dan melepaskan alas kaki.

Adapun bacaan salam ketika memasuki kuburan adalah:

membaca do’a
السلام عليكم دار قوم مؤمنين وانا انشاء الله بكم لاحقون. اللهم لاتخرمنا اجرهم ولا تفتنا بعدهم

“ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU’MINI-NA WA INN A ISSYA- ALLO-HU LA-KHIQU-N. ALLOHUMMA LA-TAKHRIMNA-AJROHUM WALA TAFTINNA-BADAHUM”.

“Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai perumahan orang-orang yang Mukmin. Dan insya Allah, kami akan menyusul kamu sekalian. Ya Allah, janganlah Engkau menjauhkan kami dari pahala mereka dan janganlah Engkau timbulkan fitnah kepada kami, sepeninggal mereka”.
Atau membaca
السلام عليكم اهل الديار من المؤمنين والمسلمين وانا ان شاء الله بكم لحقون. نسئلوا الله لنا ولكم العاقبة

“ASSALA-MU ‘ALAIKUM AHLAD DIYARI MINAL MU’MINI-NA WAL MUSLIMIN, WA INNA- INSYA- ALLO-HU BIKUM LA-KHIQU-N. NAS ALULLO-HA LANA WA LAKUMUL ‘AFIYAH”

“Semoga kedamaian tercurah kepadamu penghuni perumahan dari orang-orang mukmin dan orang-orang muslim. Dan kami akan menyusul, insya Allah. Kami memohon kepada Allah ‘afiyah (kebaikan) bagi kami dan bagi kamu”.
Atau membaca
السلام عليكم دار قوم مؤمنين واتاكم ماتدعون غدا مؤجلون وانا ان شاء الله بكم لحقون. اللهم اغفر لأهل ….

“ASSALA-MU ‘ALAIKUM DA-RA QOUMIN MU’MINI-N, WA ATA-KUM MA TU-‘ADU-NA GHODAN MUAJJALU-N, WAINNA-INSYAALLO-HU BIKUM LA-KHIQU-N. ALLO-HUMMAGHFIR LIAHLI…. (sebutnamanya).

“Semoga kedamaian tercurah kepadamu, wahai penghuni perumahan orang-orang Mukmin. Dan semoga kamu segera memperoleh apa yang telah dijanjikan kepadamu. Dan insya Allah kami akan menyusul kamu. Ya Allah, berilah ampunan kepada penghuni kuburan (makam) (sebut namanya)”.
Kaum wanita, walau keluarga dekat, sebaiknya tidak ikut ke kuburan dalam proses penguburan.

Tata Cara Mengubur Jenazah

Dua atau tiga orang dari keluarga rerdekat jenazah dan diutamakan yang tidak junub pada malam hari sebelumnya, masuk ke dalam liang kubur dengan berdiri untuk menerima jenazah
Jenazah dimasukkan dari arah kaki kubur dengan mendahulukan kepala, sambil membaca:
بسم الله وعلي ملة رسول الله

“BISMILLA-HI WA ‘ALA- MILLATI RASUULILLA-H”.

“Dengan nama Allah dan afas agama Rasulullah”
Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah dibentangkan kain di atas liang kuburnya
Miringkan jenazah ke sisi kanan, menghadap kiblat
Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi pipi dan jari-jari kakinya sehingga menempel ke tanah, serta memasang bantalan (gelu; Jawa) tidak ada tuntunan dari Nabi saw
Menutup dengan papan, bambu, atau batu lempeng, dengan memberi rongga secukupnya
Menimbun liang kubur itu dengan tanah dan boleh ditinggikan kurang lebih satu jengkal
Memasang tanda dengan sebuah batu, kayu atau bambu pada arah kepala saja tanpa diberi identitas apapun
Bagi pengiring jenazah dan yang menyaksikan penguburannya seyogyanya menaburkan tanah ke atas kuburannya tiga kali
Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur belum selesai digali hendaklah duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan
Memintakan ampunan dan keteguhan dalam jawaban bagi ienazah dan mendoakannya sambil berdiri.

Catatan:

Jenazah diperbolehkan untuk dimasukkan ke dalam peti bila tanahnya berair atau jenazah dalam keadaan rusak
Pada prinsipnya satu jenazah dikubur dalam satu liang kubur, tetapi tidak ada larangan untuk mengubur beberapa jenazah dalam satu liang kubur dengan posisi berjajar (tidak bersusun)
Memindahkan kuburan diperbolehkan dengan alasan darurat atau demi kemaslahatan, dengan hati-hati dan memuliakan jenazah
Autopsi (pembedahan) pada jenazah diperbolehkan atas dasar keperluan mendesak (kesehatan, penyelidikan, dan Iain-lain) hingga terpenuhinya tujuan pembedahan, kemudian jenazah diperlakukan sebagaimana mestinya, menuru t aturan sunnah
Penguburan di laut (dari kapal) dilakukan dengan memberi pemberat di bagian kaki jenazah supaya tenggelam sebagai pengganti penguburan. Sebelumnya jenazah dirawat seperti biasa.

Larangan yang berkaitan dengan kuburan:

Meninggikan timbunan kuburan lebih dari satu jengkal dari atas permukaan tanah
Menembok kuburan sehingga menjadi bangunan
Menulisi kuburan dengan berbagai tulisan, seperti nama keluarga, dan lain-lain
Duduk di atas kuburan
Menjadikan kuburan sebagai bangunan masjid
Berjalan di antara kubur dengan memakai alas kaki
Semua hal, kegiatan, yang menjurus ke arah syirik dan takhayul, seperti: berwasilah kepada orang yang telah mati, meminta restu kepada orang yang telah mati
Perempuan yang selalu/sering berziarah kubur.

sumber : http://www.pak-sodikin.com/tata-cara-mengubur-jenazah/

tat cara menyalatkan jenazah

Urutan tata cara menyalatkan jenazah :

Melakukan takbiratul ihram (takbir pertama).
Tanpa perlu membaca istiftah langsung berta’aawudz (أَعُوّْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ) dan membaca basmalah.
Diikuti dengan bacaan Al-Fatihah.
Melakukan takbir kedua dan diikuti dengan ucapan shalawat kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam semisal shalawat yang dibaca pada tasyahud akhir dalam shalat fardhu.
Melakukan takbir ketiga dan mendoakan si mayit dengan doa-doa yang terdapat dalam hadits-hadits yang shahih.(*)
Selepas berdoa kemudian melakukan takbir terakhir (takbir keempat), berhenti sejenak, lalu salam ke arah kanan dengan satu kali salam.

(*) Di antara bentuk doa-doa tersebut adalah:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

“Ya Allah, ampuni dan rahmatilah dia. Selamatkanlah dan maafkanlah dia. Berilah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR. Muslim)

Jika yang dishalatkan itu mayit perempuan, orang yang shalat mengucapkan,

اللّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا

Yaitu dengan mengubah semua dhamir-nya menjadi dhamir muannats (kata ganti jenis perempuan).

Adapun bila yang dishalatkan itu anak kecil, doa yang dibaca yaitu,

اللّهُمَّ اجْعَلْهُ لِوَالِدَيْهِ فَرَطًا وَأَجْرًا وشَفِيعًا مُجَابًا‏

“Ya Allah, jadikanlah dia sebagai simpanan, pahala, dan sebagai syafaat yang mustajab untuk kedua orang tuanya.” (HR. Al-Bukhari)

اللَّهُمَّ ثَقِّلْ بِهِ مَوَازِينَهُمَا، وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُورَهُمَا، وَأَلْحِقْهُ بِصَالِحِ سَلَفِ الْمُؤْمِنِينَ، وَاجْعَلْهُ فِي كَفَالَةِ إِبْرَاهِيمَ، وَقِهِ بِرَحْمَتِكَ عَذَابَ الْجَحِيمِ‏

“Ya Allah, perberatlah karenanya timbangan kebaikan kedua orang tuanya, perbanyaklah pahala kedua orang tuanya, dan kumpulkanlah dia bersama orang-orang shalih terdahulu dari kalangan orang yang beriman, masukkanlah dia dalam pengasuhan Ibrahim, dan dengan rahmat-Mu, peliharalah dia dari siksa neraka Jahim.”

Sumber: http://ar.islamway.net/fatwa/7086?ref=p-top

tat cara mengkafani jenazah

Pelaksanaan Mengkafani Jenazah

Setelah semua perlengkapan disiapkan, maka dimulailah mengafani jenazah dengan urutan sebagai berikut:
1. Jenazah diletakkan membujur di atas kain kafan, dalam keadaan tertutup selubung kain
2. Lepaskan kain selubung dalam keadaan aurat tetap tertutup
3. Bilamana diperlukan, tutuplah dengan kapas lubang-lubang yang mengeluarkan cairan
4. Bagi jenazah laki-laki, ditutup dengan 3 (tiga) lapis kain secara rapih dan diikat dengan simpul di sebelah kiri
5. Bagi jenazah yang berambut panjang (perempuan) hendaklah rambutnya dikepang, bila memungkinkan
6. Bagi jenazah perempuan, kenakan (pakaikan) 5 (lima) lapis kain, yaitu: kerudung untuk kepala, baju kurung, kain basahan penutup aurat dan 2 (dua) lembar kain penutup secara rapih, serta diikat dengan simpul di sebelah kiri
7. Bila diperlukan, ruangan di sekitar jenazah diberi wewangian (diukup).

sumber : http://syaripah-ainun.blogspot.com/

tata cara memandikan jenazah

“Tata cara Memandikan Jenazah dalam Islam”
A. Persiapan

Menyediakan air yang suci dan mensucikan, secukupnya dan mempersiapkan perlengkapan mandi seperti handuk, sabun, wangi-wangian, kapur barus, dan lain-lain
Mengusahakan tempat untuk memandikan jenazah yang tertutup
Menyediakan kain kafan secukupnya
Usahakanlah orang-orang yang akan memandikan jenazah itu adalah
keluarga dekat jenazah atau orang-orang yang dapat menjaga rahasia. Jika jenazahnya lelaki maka yang memandikan harus lelaki, demikian juga sebaliknya bila jenazahnya perempuan maka yang memandikan harus perempuan, kecuali suami kepada istrinya atau istri kepada suaminya. Dalam hal ini tidak ada kias seorang anak memandikan orang tuanya yang lainjenis.

B. Cara memandikan jenazah

Niat karena Allah SWT
Membalut jenazah dengan kain tebal (tidak transparan) untuk menutup aurat, lalu seluruh pakaian yang sebelumnya melekat di badannya dilepaskan. Artinya, jenazah dimandikan dalam keadaan terturup auratnya. Membersihkannya dengan merogohnya
Melepaskan perhiasan dan gigi palsunya bila memungkinkan
Membersihkan rongga mulutnya, kuku-kukunya dan seluruh tubuhnya dari kotoran dan najis
Memulai memandikan dengan membersihkan anggota wudlunya dengan mendahulukan yang kanan dan menyiramnya hingga rata tiga, lima, tujuh kali atau sesuai dengan kebutuhan
Pada waktu memandikan hendaknya dengan hati-hati, lembut, dan sopan
Pada bagian akhir siraman hendaklah dicampurkan dengan wangi-wangian, seperti kapur barus atau daun bidara
Mengeringkan badan jenazah dengan handuk dan berilah wangi-wangian. Bagi jenazah yang berambut panjang hendaklah dikepang rambutnya bila memungkinkan.

Selain itu ada beberapa catatan yang harus diperhatikan :

Orang yang gugur, syahid dalam peperangan membela agama Allah, cukup dimakamkan dengan pakaiannya yang melekat di tubuhnya (tanpa dimandikan, dikafani dan disholatkan)
Orang yang wafat dalam keadaan berihram dirawat seperti biasa tanpa diberi wewangian
Orang yang syahid selain dalam peperangan membela agama Allah seperti melahirkan, tenggelam, terbakar dirawat seperti biasa
Jenazah janin yang telah berusia 4 bulan dirawat seperti biasa
Apabila terdapat halangan untuk memandikan jenazah, maka cukup diganti dengan tayamum
Bagi orang yang memandikan jenazah disunnahkan untuk mandi.

sumber : http://rasyid-ic.blogspot.com/2012/03/tata-cara-memandikan-jenazah-dalam.html

hadis tentang larangan tamak terhadap harta dan umur

hadis tentang larangan tamak terhadap harta dan umur

Hadis Riwayat Bukhari Muslim Tentang Larangan Tamak Harta dan Umur

Arti hadis
Hadis Yahya bin Yahya dan Sa’id bin Mansyur dan Qutaibah bin Sa’id mereka semua dari Abu Awanah, Yahya berkata saya diberi kabar oleh Abu Awanah dari Qatadah dari Anas, Rasulullah SAW bersabda: “Setiap anak Adam akan mengalami masa tua (pikun), kecuali dua perkara daripadanya yang membuatnya semakin muda yakni ketamakan terhadap harta benda, dan keinginan terhadap (panjang) umur.” (HR. Bukhari Muslim).[1]
Penjelasan Hadis

Hadis ini menjelaskan tentang larangan bersikap tamak terhadap harta dan umur. Karena sikap tamak yang berlebihan akan mengantarkan seseorang terjerumus kepada hal-hal yang haram. Sikap tamak yang dimiliki umat manusia yakni selalu mengharapkan harta yang lebih dari yang telah diberikan oleh Allah SWT. Padahal ketika mereka meninggal harta kekayaan tersebut tidak akan pernah dibawa. Namun demikian, Allah akan tetap menerima taubat mereka, apabila mereka mau bertaubat akan ketamakannya itu. [2]
Tamak adalah salah satu dari penyakit hati yang selalu menginginkan lebih banyak dari apa yang telah dimiliki, tidak memperdulikan apakah cara yang ditempuh itu merupakan sesuatu yang dibenarkan oleh syari’ah atau tidak. Dan tidak pula berpikir apakah harus mengorbankan kehormatan orang lain atau tidak. Yang menjadi tujuan utama di dalam dirinya yakni segala sesuatu yang menjadi kebutuhan nafsu syahwatnya terpenuhi, misalnya ketamakan harta benda dan ketamakan akan umur yang panjang.
Sifat tamak berlawanan dengan sifat bersyukur, ikhlas, pemurah, rendah diri dan jujur. Oleh karenanya, Islam menggalakkan umatnya mencari harta dan kedudukan yang baik dalam masyarakat. Sekiranya usaha itu dilakukan dengan ikhlas menepati tuntutan syariat, maka ia juga termasuk dalam kategori ibadah. Individu yang melakukan amanah akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat sekaligus.
Kebahagiaan tidak bisa diukur hanya dengan harta dan umur panjang, Walaupun keduanya bisa menjadi jalan seseorang memperoleh kebahagiaan. Karena jika kebahagiaan ukuran standarnya adalah harta dan umur maka dapat dipastikan segala cara akan ditempuh manusia agar memperoleh materi yang melimpah. Banyak cara bagi seseorang untuk mencari kebahagiaan bahkan ada yang menggunakan cara-cara yang menyimpang. Padahal itu justru hanya akan menjadi penyebab kehancuran dan kepunahan mereka, serta penyebab datangnya laknat Allah kepada mereka.
Sikap tamak apabila tidak segera dibersihkan, maka penyakit sosial ini dapat menimbulkan malapetaka bagi diri sendiri maupun orang lain disekitarnya. Karena orang yang tamak, akan membuat mata hati dan pendengarannya menjadi tuli dengan apa yang terjadi disekelilingnya. Sebenarnya orang tamak adalah selalu rugi. Karena sifat tidak bersyukur dan tidak puas dengan apa diperoleh, menyebabkan hidup makin tertekan. Perasaan tidak puas atau tidak cukup dengan apa yang dimiliki adalah satu penyakit jiwa yang boleh menyebabkan seseorang hilang petunjuk hidup. Sesungguhnya harta itu ialah amanah Allah kepada seseorang. Oleh karenanya harta hendaklah dicari dengan cara yang halal dan kemudian dibelanjakan pula ke jalan kebaikan. Orang yang memiliki harta menunjukkan rasa bersyukur dengan cara mengeluarkan zakat dan bersedekah.
Ketamakan, bukan hanya sebatas pada harta benda dan keinginan umur panjang melainkan ada juga orang yang tamak kepada jabatan. Orang yang tamak kepada jabatan, akan berusaha mendapatkan apa yang menjadi keinginannya dengan segala cara. Tidak pernah berpikir apakah cara yang ditempuh dalam memperoleh jabatan tersebut adalah baik atau buruk. Orang yang tamak tidak akan pernah puas terhadap semua kekayaannya.
Sebagai bentuk implementasinya yakni apabila memiliki satu rumah maka menginginkan dua atau tiga rumah. Setelah memiliki dua atau tiga rumah, selanjutnya ingin memiliki empat atau lima rumah. Begitulah seterusnya. Yang akan menghentikannya hanyalah kematian atau ia bertobat kepada Allah SWT karena sifat manusia yang tamak itu, apabila semakin tua maka ia akan selalu menginginkan harta yang lebih banyak dan umur yang panjang. Dalam hal ini hadis yang memiliki makna yang serupa dengan ketamakan akan harta adalah Sabda Rasulullah SAW:

-عنهما اللهرضى -عَبَّاسٍ ابْنَ سَمِعْتُ قَالَ عَطَاءٍ عَنْ
« يَقُولُ -وسلم عليه الله صلى -النَّبِىَّ سَمِعْتُ يَقُولُ
جَوْفَ يَمْلأُ وَلاَ ،ثَالِثًا لاَبْتَغَى مَالٍ مِنْ وَادِيَانِ آدَمَ لاِبْنِ كَانَ لَوْ
.» تَابَ مَنْ عَلَى اللَّهُ وَيَتُوبُ ،التُّرَابُ إِلاَّ آدَمَ ابْنِ

Artinya: “Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jikalau anak Adam mempunyai dua lembah dari harta pasti menginginkan yang ketiga, padahal tidaklah mengisi mulut anak Adam melainkan tanah, dan Allah akan memberikan taubat atas orang yang bertaubat”. (HR. Bukhari)
Menurut Uwes Al-Qarni, orang yang tamak telah buta mata hatinya dalam memandang hakikat yang harus dicari. Seharusnya, setiap muslim menyadari bahwa sesuatu yang harus dicarinya dengan sungguh-sungguh adalah ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah. Karena sesungguhnya pembagian rezeki untuk kelangsungan hidup setiap orang di dunia sudah disediakan oleh Allah SWT.[3]
Seseorang yang tamak akan harta dan umur maka ia akan menjadikan keduanya sebagai keperluan utamanya. Dan apabila ia menerima kelebihan akan harta yang diperolehnya, itu akan tetap membuatnya merasa kurang dan kurang. Padahal sebagai seorang Muslim apabila harta yang dimilikinya berlebih, harta itu hendaknya mesti digunakan semata-mata untuk beribadah kepada Allah bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri.

Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, Allah akan menjadikan kefakiran dihadapan matanya dan akan menjadikan kacau segala urusannya. Sedangkan dunia yang dicarinya tak ada yang datang menghampirinya melainkan sesuai denga apa yang ditakdirkan oleh Allah atas dirinya , pada sore dan siang harinya dia selalu dalam kefakiran”
( HR Tirmidzi).
Dengan demikian tampaklah jelas bahwa seorang hamba Allah apabila menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, maka sebanyak apapun harta yang dipunyainya selalu dirasakannya kurang. Ia akan selalu merasa miskin dan ingin memiliki harta melebihi apa yang dianugerahkan Allah kepada orang lain. Siang dan malam yang dipikirkannya hanyalah harta hingga ia akan selalu mengharapkan pula umur panjang guna memenuhi hasratnya akan harta yang banyk. Dengan begitu ia akan terus memutar otak, membuat perencanaan, atau mengatur strategi agar usahanya sukses sehingga kekayaannya bisa terus bertambah, bertambah, dan bertambah. Sehingga timbullah ungkapan “waktu adalah uang” yang kemudian menjadi motto hidupnya.
Orang yang tamak menurut Uwes al-Qarni dapat terjadi pada seseorang sebagai dampak dari penyakit hubbud-dunya.[4] Sangatlah logis bila seseorang tidak mampu lagi mengendalikan dorongan duniawi yang dicintainya. Seluruh waktunya akan dihabiskan, tenaga dan pikirannya akan dikuras untuk semata-mata mencari harta dunia. Dalam agendanya, tidak tertulis waktu untuk mengadukan segala keluhan batinnya kepada Allah. Tidak terbesit dalam hatinya untuk meniatkan usahanya semata-mata demi ibadah mencari keridhaan-Nya. Semua program hidupnya penuh dengan program-program duniawi yang berorientasi menguntungkan, sehingga tidak sekejap pun berpaling dari ukuran materi.
Orang tertular penyakit tamak meskipun keadaannya berkecukupan secara lahiriyah, sebenarnya dia selalu kekurangan. Bahkan, dapat disebut miskin. Dia tidak pernah menemukan penyelesaian dari segala problem hidup yang diatasinya. Dia akan senantiasa dibingungkan dan dipusingkan dengan tumpukan problema yang tidak ada habisnya. Itu semuanya, karena ketidakpuasan nafsunya atas semua rezeki yang dianugerahkan Allah kepadanya. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:
šcq™7ÏtéBur tA$yJø9$# ${7ãm $tJy_ ÇËÉÈ
Artinya: “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.” (QS Al-Fajr:20)[5]
Sudah banyak manusia menjadi calon penghuni neraka karena kerakusan mereka akan harta. Kebanyakan dari kita tidak pernah menyadari akan tiba waktunya bagi kita semua untuk mengecilkan harta dunia dan membesarkan akherat. Padahal sesungguhnya harta dunia tidak lebih berharga dari pada sehelai sayap nyamuk dibandingkan apa yang akan kita dapatkan di akhirat. Orang yang tenggelam dengan nikmatnya menimbun kekayaan dunia maka sebelum ia menyadari bahwa dunia penuh permainan dan tipu daya, atau sebelum kematian menemuinya, ia tidak akan pernah berhenti dari kondisi tersebut, meskipun secara fisik dia tidak mampu lagi berbuat apa-apa.[6]

Dalam faktanya, orang tamak tidak pernah berasakan dirinya sebagai hamba-Nya. Sebaliknya, mereka menjadi hamba kepada dunia dan bertuhankan nafsu. Mereka mempertaruhkan seluruh usaha untuk mengejar bayang kemewahan dunia. Sebab itu, orang tamak biasanya takut akan mati. Mereka cinta dunia dan senantiasa mengejar kemewahan hidup.
Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang berpegang tegung dengan apa yang Allah perintahkan dan menjauhi larangan_Nya maka dalam berbisnis janganlah tamak dengan melakukan apa saja untuk mengejar keuntungan semata atau mengejar kekayaan semata tanpa harus mempedulikan orang-orang sekitar. Berbisnislah dengan cara yang baik dan benar. Tidak melanggar kode etik yang ada. Dalam berbisnis jangan hanya melihat keuntungan dan kepentingan pribadi akan tetapi juga melihat kepada kemaslahatan bagi orang banyak.
Bukan hanya itu, Rasulullah SAW juga memerintahkan kepada kita sebagai umat manusia untuk bersemangat mencari sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan dunia dan akhirat, sehingga tidak ada kesempatan yang terlewatkan. Karena salah satu yang akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT adalah umur untuk apa digunakan. Oleh sebab itu, pergunakanlah kesempatan yang ada untuk berusaha, karena dunia memang tempat berusaha, hanya saja jangan sampai terlena oleh kemewahannya dan kemudian akhirat adalah tempat untuk memetik hasil.
a) Agar Tidak Tamak
Setiap muslim seharusnya menjauhi sifat tamak. Jangan biarkan diri kita diperbudak nafsu, karena nafsu terhadap dunia akan mendorong kita berbuat maksiat kepada Allah. Tentu saja, kita tidak dilarang untuk memiliki harta. Yang penting, kita dapat menggunakannya sebagai sarana berdakwah dan berjuang di jalan Allah.

Agar kita tidak dikendalikan nafsu tamak terhadap dunia, maka sebaiknya kita memiliki sifat zuhud, wara’ (hati-hati), qanaah (merasa puas atas apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kita), pandai mengatur waktu untuk kepentingan dunia dan akhirat, dan pandai mensyukuri nikmat yang ada. Selain itu, kita juga harus meluruskan seluruh niat dalam berusaha, yaitu semata-mata dalam rangka mengabdi kepada Allah guna mendapatkan ridhaNya. Allah berfirman:
øŒÎ)ur šc©Œr’s? öNä3š/u‘ ûÈõs9 óOè?öx6x© öNä3¯Ry‰ƒÎ—V{ ( ûÈõs9ur ÷LänöxÿŸ2 ¨bÎ) ’Î1#x‹tã Ó‰ƒÏ‰t±s9 ÇÐÈ
Artinya:
”Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)[7]
Ayat ini menjelaskan kepada kita agar kita bersyukur dan tidak tamak dengan harta, karena jika kita bersyukur maka Allah akan menambah rezekinya kepada kita, sedangkan jika kita mengingkari nikmatnya maka kita akan mendapatkan azabnya.
b) Akibat Bersikap Tamak
Ketamakan juga bisa membawa kita pada kesengsaraan. Misalnya seseorang dalam berbisnis ingin mendapatkan harta dengan mudah tidak mempedulikan orang-orang disekitarnya. Dia melakukan apapun untuk kepentingan dirinya sendiri, dia mengejar target tanpa melihat kendala-kendala yang bisa menghancurkan usahanya dengan resiko yang besar, lebih mengutamakan usahanya mendapat untung yang besar dan cepat maju dengan tidak mempedulikan saingannya ataupun rekan-rekan bisnisnya.
Jika dia berhasil dia akan mendapatkan keuntungan akan tetapi dia juga kan mendapatkan kerugian yaitu dibenci oleh orang-orang sekitar. Jika dia rugi atau gagal maka dia akan mendapatkan kerugian dari usahanya dan juga akan dibenci oleh saingannya dan akan kehilangan rekan-rekannya atau mitra bisnisnya. Itulah resiko bagi orang yang berbuat tamak, yang hanya ingin mengejar kenikmatan dunia dan tidak mempedulikan kebaikan diakhirat kelak.

C. Fiqhal Hadis
Ketamakan harta dan keinginan umur panjang hukumnya adalah haram. Hal ini jelas terbukti karena kecintaan berlebih terhadap sesuatu seperti harta dan umur adalah sifat tercela, yang mana hal ini akan menghantarkan kepada pengumpulannya dengan segala cara, tanpa memperhatikan mana yang halal dan mana yang haram. Ketamakan dan kerakusan manusia terhadap harta pada akhirnya juga, akanmenjadikan manusia lebih mendahulukan dunia yang tidak baik dan tidak kekal, meninggalkan akhirat yang lebih baik dan lebih kekal. Adapun firman Allah SWT yang mengharamkan kerakusan harta dunia dan mengabaikan akhirat yakni:

Artinya: “Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia. Dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.”
Dan Rasulullah SAW bersabda:
“Cintamu terhadap sesuatu membuat buta dan tuli.” (HR Ahmad).

Oleh karena itu, sebagai seorang muslim seharusnya menjauhi sifat hubud dunya seperti ketamakan akan harta dan keinginan panjang umur. Hal ini bukan berarti kita dilarang untuk memiliki harta. Akan tetapi, kita dapat menggunakannya sebagai sarana berdakwah dan berjuang dijalan Allah. Karena ternyata kebahagiaan bukan terletak pada urusan duniawi saja. Kebahagiaan dapat berupa amal sholeh yang akan kita peroleh manakala kita berbuat kebajikan dengan dilandasi keimanan.
Allah SWT. menyuruh umat manusia untuk tidak mudah dibutakan oleh harta duniawi, harta duniawi bukanlah harta yang sebenarnya yang dibutuhkan oleh seorang manusia. Harta yang paling hakiki adalah yang terletak dalam diri sendiri yaitu kekayaan hati. Kekayaan hati yang dimaksud adalah selalu merasa cukup atas karunia Allah yang diberikan saat ini, selalu melakukan hal dengan landasan jalan Allah. Jalan Allah yang selalu menuntun umatnya pada suatu hal yang bersifat kekal, itu berarti kebahagiaan yang didapat bukan hanya di dunia tapi kekekalan di akhirat.

Kebutuhan akan dunia hendaknya harus senantiasa di bentengi dengan kebutuhan akan akhirat. Karena bagaimanapun juga keduanya haruslah senantiasa berjalan beriringan. Apabila salah satu dari keduanya diabaikan, bukan saja nikmat Allah yang akan menjauh tetapi juga laknat Allah yang akan menghampirinya. Dengan demikian, maka jelaslah bahwasannya sebagai seorang muslim hendaknya jangan tertipu oleh kemegahan dunia dengan menimbun harta dan tamak akan umur, melainkan juga harus mengimbangi kebutuhan dunia tersebut dengan beribadah di jalan Allah SWT.

sumber : http://lucyagustina94.blogspot.com/2013/04/larangan-tamak-harta-dan-umur_23.html

Rukun Islam dan Rukun Iman

Rukun Islam dan Rukun Iman

Rukun Islam
1. Mengucapkan dua kalimat syahadat

2. Mendirikan sholat

3. Mengeluarkan zakat

4. Berpuasa pada bulan Ramadhan

5. Naik haji bagi orang yang mampu.

Rukun Iman
1. Iman kepada Allah swt.

2. Iman kepada malaikat-malaikat Allah.

3. Iman kepada kitab-kitab Allah.

4. Iman kepada rasul-rasul Allah.

5. Iman kepada hari akhir

6. Iman kepada Qada dan Qadar.

Sumber: areaislam.blogspot.com/2010/07/rukun-islam-rukun-iman/

Penyebab Remaja Merokok

Faktor yang menyebabkan remaja merokok.

1. Faktor diri sendiri
2. Faktor lingkungan
3. Karena ingin coba-coba
4. Penasaran dengan rokok
5. Mencari pergaulan dengan temannya yang juga merokok
6. Agar terlihat maco
7. Adanya masalah seperti masalah keluarga,sekolah dan lainnya yang menyebabkan individu semakin terdorong untuk merokok.

Sumber: http://intinusantara.wordpress.com/2008/09/12/alasan-perokok-untuk-merkokok/

Tentang Indonesia

TENTANG INDONESIA

-motto:”bhineka tunggal ika” artinya ”berbeda-beda tapi tetap satu jua”

-ideologi nasional: pancasila

-lagu kebangsaan: indonesia raya

-ibu kota: jakarta

-bahasa resmi: bahasa indonesia

-pemerintahan: republik presidensial

-presiden: Susilo Bambang Yudhoyono

-wapres: Boediono

-ketua MPR: Sidarto Danusubroto

-ketua DPR: Marzuki Ali

-ketua DPD: Irman Gusman

-diproklamasikan: 17 agustus 1945

-luas total: 1.904.569

-zona waktu: WIB, WITA, WIT

-mata uang: rupiah (Rp)

Sumber: id.m.wikipedia.org/wiki.indonesia

Kisah Nabi Ayub A.S.

Kisah Nabi Ayub A.S.

Nabi Ayub as menggambarkan sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Sering orang menisbatkan kesabaran kepada Nabi Ayub. Misalnya, dikatakan: seperti sabarnya Nabi Ayub. Jadi, Nabi Ayub menjadi simbol kesabaran dan cermin kesabaran atau teladan kesabaran pada setiap bahasa, pada setiap agama, dan pada setiap budaya. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)

Yang dimaksud al-Aubah ialah kembali kepada Allah SWT. Nabi Ayub adalah seseorang yang selalu kembali kepada Allah SWT dengan zikir, syukur, dan sabar. Kesabarannya menyebabkan beliau memperoleh keselamatan dan rahasia pujian Allah SWT padanya.

Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, dan banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatinya. Dalam cuplikan kitab Taurat disebutkan berkenaan dengan Nabi Ayub: “Maka keluarlah setan dari haribaan Tuhan dan kemudian Ayub terkena suatu luka yang sangat mengerikan dari ujung kakinya sampai kepalanya.” Tentu kita menolak semua ini sebagai suatu hakikat yang nyata. Kami pun tidak mentolerir jika itu dianggap sebagai perbuatan seni semata. Perhatikanlah ungkapan dalam Taurat: “Kemudian setan keluar dari haribaan Tuhan kita,” sebagai orang-orang Muslim, kita mengetahui bahwa setan telah keluar dari haribaan Tuhan sejak Allah SWT menciptakan Adam as. Maka, kapan setan kembali keharibaan Tuhan? Kita berada di hadapan ungkapan seni, tetapi kita tidak berada di hadapan suatu hakikat.

Lalu, bagaimana hakikat sakitnya Nabi Ayub dan bagaimana kisahnya? Yang populer tentang cobaan Nabi Ayub dan kesabarannya adalah riwayat berikut: para malaikat di bumi berbicara sesama mereka tentang manusia dan sejauh mana ibadah mereka. Salah seorang di antara mereka berkata: “Tidak ada di muka bumi ini seorang yang lebih baik daripada Nabi Ayub. Beliau adalah orang mukmin yang paling sukses, orang mukmin yang paling agung keimanannya, yang paling banyak beribadah kepada Allah SWT dan bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya dan selalu berdakwah di jalan-Nya.” Setan mendengarkan apa yang dikatakan lalu ia merasa terganggu dengan hal itu. Kemudian ia pergi menuju ke Nabi Ayub dalam rangka berusaha menggodanya tetapi Nabi Ayub adalah seorang Nabi di mana hatinya dipenuhi dengan ketulusan dan cinta kepada Allah SWT sehingga setan tidak mungkin mendapatkan jalan untuk mengganggunya.

Ketika setan berputus asa dari mengganggu Nabi Ayub, ia berkata kepada Allah SWT: “Ya Rabbi, hamba-Mu Ayub sedang menyembah-Mu dan menyucikan-Mu namun, ia menyembah-Mu bukan karena cinta, tapi ia menyembah-Mu karena kepentingan-kepentingan tertentu. Ia menyembah-Mu sebagai balasan kepada-Mu karena Engkau telah memberinya harta dan anak dan Engkau telah memberinya kekayaan dan kemuliaan. Sebenarnya ia ingin menjaga hartanya, kekayaannya, dan anak-anaknya. Seakan-akan berbagai nikmat yang Engkau karuniakan padanya adalah rahasia dalam ibadahnya. Ia takut kalau-kalau apa yang dimilikinya akan binasa dan hancur. Oleh karena itu, ibadahnya dipenuhi dengan hasrat dan rasa takut. Jadi, di dalamnya bercampur antara rasa takut dan tamak, dan bukan ibadah yang murni karena cinta.”

Riwayat tersebut mengatakan bahwa Allah SWT berkata kepada iblis: “Sesungguhnya Ayub adalah hamba yang mukmin dan sejati imannya. Ayub menjadi teladan dalam keimanan dan kesabaran. Aku membolehkanmu untuk mengujinya dalam hartanya. Lakukan apa saja yang engkau inginkan, kemudian lihatlah hasil dari apa yang engkau lakukan.”

Akhirnya, setan pergi dan mendatangi tanah Nabi Ayub dan berbagai tanaman dan kenikmatan yang dimilikinya. Kemudian setan itu menghancurkan semuanya. Keadaan Nabi Ayub pun berubah dari puncak kekayaan ke puncak kefakiran. Kemudian setan menunggu apa tindakan Nabi Ayub. Nabi Ayub berkata: “Oh musibah dari Allah SWT. Aku harus mengembalikan kepada-Nya amanat yang ada di sisi kami di mana Dia saat ini mengambilnya. Allah SWT telah memberi kami nikmat selama beberapa masa. Maka segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikannya, dan Dia mengambil dari kami pada hari ini nikmat-nikmat itu. Bagi-Nya pujian sebagai Pemberi dan Pengambil. Aku dalam keadaan ridha dengan keputusan Allah SWT. Dia-lah yang mendatangkan manfaat dan mudharat. Dia-lah yang ridha dan Dialah yang murka. Dia adalah Penguasa. Dia memberikan kerajaan kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan mencabut kerajaan dari siapa yang dikehendaki-Nya; Dia memuliakan siapa yang dikehendaki-Nya dan menghinakan siapa yang dikehendaki-Nya.” Kemudian Nabi Ayub sujud dan Iblis tampak tercengang melihat pemandangan tersebut.

Lalu setan kembali kepada Allah SWT dan berkata: “Ya Allah, jika Ayub tidak menerima nikmat kecuali dengan mengatakan pujian, dan tidak mendapatkan musibah kecuali mendapatkan kesabaran maka hal itu sebagai bentuk usahanya karena ia mendapatkan anak. Ia mengharapkan dengan melalui mereka kekayaannya meningkat dan melalui mereka ia dapat menjalani kehidupan yang lebih mudah.” Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT membolehkan bagi setan untuk berbuat apa saja kepada anak-anak Ayub. Kemudian setan menggoncangkan rumah yang di situ anak-anaknya tinggal sehingga mereka semua terbunuh. Dalam keadaan demikian, Nabi Ayub berdialog kepada Tuhannya dan menyeru: “Allah memberi dan Allah mengambil. Maka bagi-Nya pujian saat Dia memberi dan mengambil, saat Dia murka dan ridha, saat Dia mendatangkan manfaat dan mudharat. Kemudian Ayub pun sujud dan iblis lagi-lagi tampak tercengang dan merasa malu.”

Iblis kembali menemui Allah SWT dan mengatakan bahwa Ayub dapat bersabar karena badannya sehat. Seandainya Engkau memberi kekuasaan kepadaku, ya Rabbi, untuk mengganggu badannya niscaya dia akan berhenti dari kesabarannya. Riwayat mengatakan bahwa Allah SWT menginzinkan setan untuk mengganggu tubuh Ayub. Dikatakan bahwa setan memukul tubuh Nabi Ayub dari kepalanya sampai kakinya sehingga Nabi Ayub sakit kulit di mana tubuhnya membusuk dan mengeluarkan nanah, bahkan keluarganya dan sahabat-sahabatnya meninggalkannya kecuali isterinya. Namun lagi-lagi Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT. Beliau memuji-Nya pada hari-hari kesehatannya dan ia tetap memuji Allah SWT saat mendapatkan ujian sakit. Dalam dua keadaan itu, Nabi Ayub tetap bersabar dan bersyukur kepada Allah SWT.

Melihat pemandangan itu, amarah setan semakin meningkat namun ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya. Di sini setan mengumpulkan para penasihatnya dari pakar-pakar dan ia menceritakan tentang kisah Ayub dan meminta mereka mengeluarkan pendapat—setelah ia menyampaikan rasa putus asanya saat menggodanya atau mencoba menghilangkan sifat sabarnya dan syukurnya.

Salah seorang setan berkata: “Sungguh engkau telah mengeluarkan Adam bapak manusia dari surga, lalu darimana engkau mendatanginya? Oh, yang engkau maksud adalah Hawa?” Terbukalah di hadapan Iblis suatu ide yang baru. Lalu ia pergi ke istri Ayub dan memenuhi hatinya dengan rasa putus asa sehingga ia pergi ke Ayub dan berkata padanya: “Sampai kapan Allah SWT menyiksamu? Di mana harta, keluarga, teman dan kaum kerabat? Di mana masa jayamu dan kemuliaanmu dahulu?”

Mendengar perkataan isterinya itu, Nabi Ayub menjawab: “Sungguh engkau telah dikuasai oleh setan. Mengapa engkau menangisi kemuliaan yang telah berlalu dan anak yang telah mati?” Perempuan itu berkata: “Mengapa engkau tidak berdoa kepada Allah agar Dia menghilangkan cobaan darimu dan menyembuhkanmu serta menghilangkan kesedihannmu?” Nabi Ayub berkata: “Berapa lama kita merasakan kebahagiaan?” Istrinya menjawab: “Delapan tahun.” Ayub berkata: “Berapa lama kita mendapat penderitaan?” Istrinya menjawab: “Tujuh tahun.” Ayub berkata: “Aku malu jika aku meminta agar Allah SWT melepaskan penderitaanku ketika aku melihat masa kebahagiaanku. Sungguh imanmu tampak melemah dan keputusan Allah SWT membuat hatimu menjadi sempit. Seandainya aku sembuh dan kembali kepada kekuatanku, niscaya aku akan memukulmu dengan seratus kali pukulan dari tongkat. Sejak hari ini, aku tidak memakan dari makananmu dan dari minumanmu atau memerintahkanmu untuk melakukan suatu urusan. Maka pergilah kau dariku.”

Akhirnya, isteri Nabi Ayub pergi sehingga Nabi Ayub tinggal sendirian dalam keadaan sabar menanggung penderitaanya. Penderitaan yang seandainya ditimpakan kepada gunung niscaya gunung tidak akan mampu menahannya. Kemudian Nabi Ayub berdoa kepada Allah SWT dalam keadaan penuh kasih sayang dan meminta belas kasih kepada-Nya. Beliau berdoa agar Allah SWT menyembuhkannya. Dan akhirnya, doanya dikabulkan oleh Allah SWT. Demikianlah riwayat yang populer berkenaan dengan penderitaan Nabi Ayub dan kesabarannya.

Menurut hemat kami riwayat ini palsu karena ia sesuai dengan teks Taurat yang menjelaskan sakitnya Nabi Ayub. Begitu juga kami tidak menerima jika dikatakan bahwa penyakitnya sangat buruk sekali yang menyebabkan masyarakat lari darinya sebagaimana dikatakan oleh dongeng-dongeng kuno. Bagi kami, riwayat semacam itu bertentangan dengan kedudukan kenabian. Yang perlu kita perhatikan dan perlu kita pastikan adalah apa-apa yang telah disampaikan oleh Al-Qur’an berkenaan dengan cerita Nabi Ayub. Al-Qur’an adalah kitab satu-satunya yang pasti benar yang tiada kebatilan di depan dan di belakangnya.

Allah SWT berfirman:

“Dan (ingatlah kisah) Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: (‘Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.’ Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyahit yang ada padanya dan Kami kembalihan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.” (QS. al-Anbiya’: 83-84)

Kita telah memahami bahwa Nabi Ayub adalah hamba yang saleh dari hamba-hamba Allah SWT. Allah SWT menginginkan untuk mengujinya dalam hartanya, keluarganya, dan badannya. Hartanya hilang sehingga ia menjadi orang fakir setelah sebelumnya ia termasuk orang yang paling kaya. Kemudian ia ditinggalkan oleh istrinya dan keluarganya sehingga ia merasakan arti kesunyian dan kesendirian lalu ia ditimpa penyakit dalam tubuhnya dan ia merasa menderita karenanya, tetapi beliau tetap sabar menghadapi semua itu dan tetap bersyukur kepada Allah SWT.

Sakit yang dideritanya cukup lama sehingga beliau menghabiskan waktu-waktu dan hari-harinya dalam keadaan sendirian bersama penyakitnya, rasa sedihnya, dan kesendiriannya. Demikianlah Nabi Ayub merasakan segi tiga penderitaan. Segi tiga penderitaan dalam hidupnya, yaitu sakit, kesedihan, dan kesendirian. Di saat beliau mendapat cobaan seperti itu, pada suatu hari datang pada beliau salah satu pemikiran setan. Pikiran itu berputar-putar di relung hatinya; pikiran itu mengatakan padanya, wahai Ayub penyakit ini dan penderitaan yang engkau rasakan oleh karena godaaan dariku. Seandainya engkau berhenti sabar dalam satu hari saja niscaya penyakitmu akan hilang darimu. Kemudian manusia-manusia berbisik-bisik dan berkata: Seandainya Allah SWT mencintainya niscaya ia tidak akan merasakan penderitaan yang begitu hebat. Demikianlah pemikiran yang jahat itu. Setan tidak mampu untuk mengganggu seseorang kecuali dengan izin Allah SWT sebagaimana Allah SWT tidak menjadikan cinta-Nya kepada manusia identik dengan kesehatan mereka. Sesungguhnya Allah SWT menguji mereka sebagaimana yang dikehendaki-Nya.

Pikiran setan itu berputar di sekitar hati Nabi Ayub seperti berputarnya lalat di musim panas di sekitar kepala manusia, namun beliau mampu menghilangkan pikiran ini dan sambil tersenyum kepada dirinya beliau berkata: “Keluarlah hai setan! Sungguh aku tidak akan berhenti bersabar, bersyukur, dan beribadah.” Akhirnya, pikiran jahat itu dengan rasa putus asa keluar dari akal Nabi Ayub. Nabi Ayub duduk dalam keadaaan marah karena setan berani untuk mengganggunya. Beliau membayangkan bahwa boleh jadi setan berani menggodanya dengan memanfaatkan kesendiriannya, penderitaannya, dan penyakitnya.

Istri Nabi Ayub datang dalam keadaan terlambat dan mendapati Nabi Ayub dalam keadaan marah. Istrinya itu menutupi kepalanya dengan suatu kain tertutup. Istri Nabi Ayub menghadirkan atau menghidangkan makanan yang baik untuknya. Nabi Ayub bertanya padanya: “Dari mana engkau mendapati uang?” Nabi Ayub telah bersumpah akan memukulnya seratus kali pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh, tetapi kesabarannya sungguh sangat luas seperti sungai yang besar. Dan di waktu sore, setelah mengetahui kehalalan makanan yang dihidangkan, beliau pun memakannya. Kemudian Nabi Ayub keluar menuju ke gunung dan berdoa kepada Tuhannya.

Allah SWT berfirman:

“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya: ‘Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.’ (Allah berfirman): ‘Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum. Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. Dan ambillah dengan tanganmu seikat (rumput), maka pukullah dengan itu dan janganlah kamu melanggar sumpah. Sesugguhnya Kami mendapati dia (Ayuh) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia sangat taat (hepada Tuhannya).” (QS. Shad: 41-44)

Bagaimana kita memahami perkataan Nabi Ayub, “Sesungguhnya aku diganggu setan dengan kepayahan dan siksaan.”? Nabi Ayub ingin mengadukan kepada Tuhannya perihal keberanian setan padanya di mana setan membayangkan bahwa ia dapat mengganggunya. Nabi Ayub tidak percaya bahwa sakit yang dideritanya adalah datang karena pengaruh setan.

Demikianlah pemahaman yang sesuai dengan kemaksuman para nabi dan kesempumaan mereka. Allah SWT memerintahkan beliau untuk mandi di salah satu mata air di gunung. Allah SWT memerintahkannya agar beliau minum dari mata air ini. Kemudian Nabi Ayub melaksanakan perintah ini dan mandi serta minum. Belum lama beliau minum pada tegukan yang terakhir sehingga beliau merasakan sehat dan sembuh total dari penyakitnya. Kemudian suhu panas dalam tubuhnya pun kembali normal seperti biasanya. Allah SWT memberikan kepada Ayub dan keluarganya dan orang-orang yang seperti mereka suatu rahmat dari sisi-Nya sehingga Nabi Ayub tidak kembali sendirian. Allah SWT memberinya berlipat-lipat kekayaan dan kemuliaan dari sisi-Nya sehingga Ayub tidak menjadi fakir.

Nabi Ayub kembali mendapatkan kesehatannya setelah lama merasakan penderitaan dan sakit; Nabi Ayub bersyukur kepada Allah SWT. Beliau telah bersumpah untuk memukul istrinya sebanyak seratus pukulan dengan tongkat ketika beliau sembuh. Sekarang beliau sembuh maka Allah SWT mengetahui bahwa beliau tidak bermaksud untuk memukul istrinya. Namun agar beliau tidak sampai melanggar janjinya dan sumpahnya, Allah SWT memerintahkannya agar segera mengumpulkan seikat ranting dari bunga Raihan yang berjumlah seratus dan hendaklah beliau memukulkan itu kepada istrinya dengan sekali pukulan. Dengan demikian, beliau telah memenuhi sumpahnya dan tidak berbohong. Allah SWT membalas kesabaran Ayub dan memujinya dalam Al-Qur’an sebagaimana firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)

Sumber: http://kisahnabi.blog.planetbiru.com/?id=762&postoffset=0

Kisah Nabi Yunus A.S.

Kisah Nabi Yunus A.S.

Tidak banyak yang dikisahkan oleh Al-Quran tentang Nabi Yunus sebagaimana yang telah dikisahkan tentang nabi-nabi Musa, Yusuf dan lain-lain. Dan sepanjang yang dapat dicatat dan diceritakan oleh para sejarawan dan ahli tafsir tentang Nabi Yunus ialah bahawa beliau bernama Yunus bin Matta. Ia telah diutuskan oleh Allah untuk berdakwah kepada penduduk di sebuah tempat bernama “Ninawa” yang bukan kaumnya dan tidak pula ada ikatan darah dengan mereka. Ia merupakan seorang asing mendatang di tengah-tengah penduduk Ninawa itu. Ia menemui mereka berada di dalam kegelapan, kebodohan dan kekafiran, mereka menyembah berhala menyekutukan kepada Allah.

Yunus membawa ajaran tauhid dan iman kepada mereka, mengajak mereka agak menyembah kepada Allah yang telah menciptakan mereka dan menciptakan alam semesta, meninggalkan persembahan mereka kepada berhala-berhala yang mereka buat sendiri dari batu dan berhala-berhala yang tidak dapat membawanya manfaaat atau mudarat bagi mereka. Ia memperingatkan mereka bahawa mereka sebagai manusia makhluk Allah yang utama yang memperoleh kelebihan di atas makhluk-makhluk yang lain tidak sepatutnya merendahkan diri dengan menundukkan dahi dan wajah mereka menyembah batu-batu mati yang mereka pertuhankan, padahal itu semua buatan mereka sendiri yang kadang-kadang dan dapat dihancurkan dan diubah bentuk dan memodelnya. Ia mengajak mereka berfikir memperhatikan ciptaan Allah di dalam diri mereka sendiri, di dalam alam sekitar untuk menyedarkan mereka bahawa Tuhan pencipta itulah yang patut disembah dan bukannya benda-benda ciptaannya.

Ajaran-ajaran Nabi Yunus itu bagi para penduduk Ninawa merupakan hal yang baru yang belum pernah mereka dengar sebelumnya. Kerananya mereka tidak dapat menerimanya untuk menggantikan ajaran dan kepercayaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka yang sudah menjadi adat kebiasaaan mereka turun temurun. Apalagi pembawa agama itu adalah seorang asing tidak seketurunan dengan mereka.

Mereka berkata kepada Nabi Yunus: “Apakah kata-kata yang engkau ucapkan itu dan kedustaan apakah yang engkau anjurkan kepada kami tentang agama barumu itu? Inilah tuhan-tuhan kami yang sejati yang kami sembah dan disembahkan oleh nenek moyamg kami sejak dahulu. Alasan apakah yang membenarkan kami meninggalkan agama kami yang diwariskan oleh nenek moyang kami dan menggantikannya dengan agama barumu? Engkau adalah seorang yang ditengah-tengah kami yang datang untuk merusakkan adat istiadat kami dan mengubah agama kami dan apakah kelebihan kamu diatas kami yang memberimu alasan untuk mengurui dan mengajar kami. Hentikanlah aksimu dan ajak-ajakanmu di daerah kami ini. Percayalah bahawa engkau tidak akan dapat pengikut diantara kami dan bahawa ajaranmu tidak akan mendapat pasaran di antara rakyat Ninawa yang sangat teguh mempertahankan tradisi dan adat istiadat orang-orang tua kami.”

Barkata Nabi Yunus menjawab: “Aku hanya mengajak kamu berimandan bertauhid menurut agama yang aku bawa sebagai amanat Allah yang wajib ku sampaikan kepadamu. Aku hanya seorang pesuruh yang ditugaskan oleh Allah untuk mengangkat kamu dari lembah kesesatan dan kegelapan menuntun kamu ke jalan yang benar dan lurus menyampaikan kepada kamu agama yang suci bersih dari benih-benih kufur dan syirik yang merendahkan martabat manusia yang semata-mata untuk kebaikan kamu sendiri dan kebaikan anak cucumu kelak. Aku sesekali tidak mengharapkan sesuatu upah atau balas jasa daripadamu dan tidak pula menginginkan pangkat atau kedudukan. Aku tidak dapat memaksamu untuk mengikutiku dan melaksanakan ajaran-ajaranku. Aku hanya mengingatkan kepadamu bahawa bila kamu tetap membangkang dan tidak menghiraukan ajakanku , tetap menolak agama Allah yang aku bawa, tetap mempertahankan akidahmu dan agamamu yang bathil dan sesat itu, nescaya Allah kelak akan menunjukkan kepadamu tanda-tanda kebenaran risalahku dengan menurunkan azab seksa-Nya di atas kamu sebagaimana telah dialami oleh kaum terdahulu iaitu kaum Nuh, Aad dan Tsamud sebelum kamu.

Mereka menjawab peringatan Nabi Yunus dengan tentangan seraya mengatakan: “Kami tetap menolak ajakanmu dan tidak akan tunduk pada perintahmu atau mengikut kemahuanmu dan sesekali kami tidak akan takut akan segala ancamanmu. Cubalah datangkan apa yang engkau ancamkan itu kepada kami jika engkau memang benar dalam kata-katamu dan tidak mendustai kami.”

Nabi Yunus tidak tahan tinggal dengan lebih lama di tengah-tengah kaum Ninawa yang berkeras kepala dan bersikap buta-tuli menghadapi ajaran dan dakwahnya. Ia lalu meninggalkan Ninawa dengan rasa jengkel dan marah seraya memohon kepada Allah untuk menjatuhkan hukumannya atas orang-orang yang membangkang dan berkeras kepala itu.

Sepeninggalan Nabi Yunus penduduk Ninawa mulai melihat tanda-tanda yang mencemaskan seakan-akan ancaman Nabi Yunus kepada mereka akan menjadi kenyataan dan hukuman Allah akan benar-benar jatuh di atas mereka membawa kehancuran dan kebinasaan sebagaimana yang telah dialami oleh kaum musyrikin penyembah berhala sebelum mereka. Mereka melihat keadaan udara disekeliling Ninawa makin menggelap, binatang-binatang peliharaan mereka nampak tidak tenang dan gelisah, wajah-wajah mereka tanpa disadari menjadi pucat tidak berdarah dan angin dari segala penjuru bertiup dengan kecangnya membawa suara gemuruh yang menakutkan.

Dalam keadaan panik dan ketakutan , sedarlah mereka bahawa Yunus tidak berdusta dalam kata-katanya dan bahawa apa yang diancamkan kepada mereka bukanlah ancaman kosong buatannya sendiri, tetapi ancaman dari Tuhan. Segeralah mereka menyatakan taubat dan memohon ampun atas segala perbuatan mereka, menyatakan beriman dan percaya kepada kebenaran dakwah Nabi Yunus seraya berasa menyesal atas perlakuan dan sikap kasar mereka yang menjadikan beliau marah dan meninggalkan daerah itu.

Untuk menebus dosa, mereka keluar dari kota dan beramai-ramai pergi ke bukit-bukit dan padang pasir, seraya menangis memohon ampun dan rahmat Allah agar dihindarkan dari bencana azab dan seksaan-Nya. Ibu binatang-binatang peliharaan mereka dipisahkan dari anak-anaknya sehingga terdengar suara teriakan binatang-binatang yang terpisah dari ibunya seolah-olah turut memohon keselamatan dari bencana yang sedang mengancam akan tiba menimpa mereka.

Allah yang Maha Mengetahui bahawa hamba-hamba-Nya itu jujur dalam taubatnya dan rasa sesalannya dan bahawa mereka memang benar-benar dan hatinya sudah kembali beriman dan dari hatinya pula memohon dihindarkan dari azab seksa-Nya, berkenan menurunkan rahmat-Nya dan mengurniakan maghfirat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang dengan tulus ikhlas menyatakan bertaubat dan memohon ampun atas segala dosanya. Udara gelap yang meliputi Ninawa menjadi terang, wajah-wajah yang pucat kembali merah dan ebrseri-seri dan binatang-binatang yang gelisah menjadi tenang, kemudian kembalilah orang-orang itu ke kota dan kerumah masing-masing dengan penuh rasa gembira dan syukur kepada Allahyang telah berkenan menerima doa dan permohonan mereka.

Berkatalah mereka didalam hati masing-masing setelah merasa tenang, tenteram dan aman dari malapetaka yang nyaris melanda mereka: “Di manakah gerangan Yunus sekarang berada? Mengapa kami telah tunduk kepada bisikan syaitan dan mengikuti hawa nafsu, menjadikan dia meninggalkan kami dengan rasa marah dan jengkel kerana sikap kami yang menentang dan memusuhinya. Alangkah bahagianya kami andaikan ia masih berada di tengah-tengah kami menuntun dan mengajari kami hal-hal yang membawa kebahagiaan kami di dunia dan di akhirat. Ia adalah benar-benar rasul dan nabi Allah yang telah kami sia-siakan. Semoga Allah mengampuni dosa kami.”

Adapun tentang keadaan Nabi Yunus yang telah meninggalkan kota Ninawa secara mendadak, maka ia berjalan kaki mengembara naik gunung turun gunung tanpa tujuan. Tanpa disadari ia tiba-tiba berada disebuah pantai melihat sekelompok orang yang lagi bergegas-gegas hendak menumpang sebuah kapal. Ia minta dari pemilik kapal agar diperbolehkan ikut serta bersama lain-lain penumpang. Kapal segera melepaskan sauhnya dan meluncur dengan lajunya ke tengah laut yang tenang. Ketenangan laut itu tidak dapat bertahan lama, kerana sekonyong-konyong tergoncang dan terayunlah kapal itu oleh gelombang besar yang datang mendadak diikuti oleh tiupan angin taufan yang kencang, sehingga menjadikan juru mudi kapal berserta seluruh penumpangnya berada dalan keadaan panik ketakutan melihat keadaan kapal yang sudah tidak dapat dikuasai keseimbangannya.

Para penumpang dan juru mudi melihat tidak ada jalan untuk menyelamatkan keadaan jika keadaan cuaca tetap mengganas dan tidak mereda, kecuali dengan jalan meringankan beban berat muatan dengan mengorbankan salah seorang daripada para penumpang. Undian lalu dilaksanakan untuk menentukan siapakah di antara penumpang yang harus dikorbankan. Pada tarik pertama keluarlah nama Yunus, seorang penumpang yang mereka paling hormati dan cintai, sehingga mereka semua merasa berat untuk melemparkannya ke laut menjadi mangsa ikan.

Kemudian diadakanlah undian bagi kali kedua dengan masing-masing penumpang mengharapkan jangan sampai keluar lagi nama Yunus yang mereka sayangi itu, namun melesetlah harapan mereka dan keluarlah nama Yunus kembali pada undian yang kedua itu. Demikianlah bagi undian bagi kali yang ketiganya yang disepakati sebagai yang terakhir dan yang menentukan nama Yunuslah yang muncul yang harus dikorbankan untuk menyelamatkan kapal dan para penumpang yang lain.

Nabi Yunus yang dengan telitinya memperhatikan sewaktu undian dibuat merasa bahawa keputusan undian itu adalah kehendak Allah yang tidak dapat ditolaknya yang mungkin didalamnya terselit hikmah yang ia belum dapat menyelaminya. Yunus sedar pula pada saat itu bahawa ia telah melakukan dosa dengan meninggalkan Ninawa sebelum memperoleh perkenan Allah, sehingga mungkin keputusan undian itu adalah sebagai penebusan dosa yang ia lakukan itu. Kemudian ia beristikharah menghenimgkan cipta sejenak dan tanpa ragu segera melemparkan dirinya ke laut yang segera diterima oleh lipatan gelombang yang sedang mengamuk dengan dahsyatnya di bawah langit yang kelam-pekat.

Selagi Nabi Yunus berjuang melawan gelombang yang mengayun-ayunkannya, Allag mewahyukan kepada seekor ikan paus untuk menelannya bulat-bulat dan menyimpangnya di dalam perut sebagai amanat Tuhan yang harus dikembalikannya utuh tidak tercedera kelak bila saatnya tiba.

Nabi Yunus yang berada di dalam perut ikan paus yang membawanya memecah gelombang timbul dan tenggelam ke dasar laut merasa sesak dada dan bersedih hati seraya memohon ampun kepada Allah atas dosa dan tindakan yang salah yang dilakukannya tergesa-gesa. Ia berseru didalam kegelapan perut ikan paus itu: “Ya Tuhanku, sesungguhnya tiada Tuhan selain Engkau, Maha sucilah Engkau dan sesungguhnya aku telah berdosa dan menjadi salah seorang dari mereka yang zalim.”

Setelah selesai menjalani hukuman llah , selama beberapa waktu yang telah ditentukan, ditumpahkanlah Nabi Yunus oleh ikan paus itu yang mengandungnya dan dilemparkannya ke darat . Ia terlempar dari mulut ikan ke pantai dalam keadaan kurus lemah dan sakit. Akan tetapi Allah dengan rahmat-Nya menumbuhkan di tempat ia terdampar sebuah pohon labu yang dapat menaungi Yunus dengan daun-daunnya dan menikmati buahnya.

Nabi Yunus setelah sembuh dan menjadi segar kembali diperintahkan oleh Allah agar pergi kembali mengunjungi Ninawa di mana seratus ribu lebih penduduknya mendamba-dambakan kedatangannya untuk memimpin mereka dan memberi tuntunan lebih lanjut untuk menyempurnakan iman dan aqidah mereka. Dan alangkah terkejutnya Nabi Yunus tatkala masuk Ninawa dan tidak melihat satu pun patung berhala berdiri. Sebaliknya ia menemui orang-orang yang dahulunya berkeras kepala menentangnya dan menolak ajarannya dan kini sudah menjadi orang-orang mukmin, soleh dan beribadah memuja-muji Allah s.w.t.

Pokok cerita tentang Yunus terurai di atas dikisahkan oleh Al-Quran dalam surah Yunus ayat 98, surah Al-Anbiaa’ ayat 87, 88 dan surah Ash-Shaffaat ayat 139 sehingga ayat 148.

Pengajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Yunus

Bahawasannya seorang yang bertugas sebagai da’i – juru dakwah harus memiliki kesabaran dan tidak boleh cepat-cepat marah dan berputus asa bila dakwahnya tidak dapat sambutan yang selayaknya atau tidak segera diterima oleh orang-orang yang didakwahinya. Dalam keadaan demikian ia harus bersabar mengawal emosinya serta tetap meneruskan dakwahnya dengan bersikap bijaksana dan lemah lembut, sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl ayat 125 yang bermaksud : “Serulah, berdakwahlah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (sopan dan lemah lembut) .”

Di dalam diri Nabi Yunus Allah telah memberi contoh betapa ia telah disesalkan atas tindakannya yang tergesa-gesa kerana kehilangan kesabaran, meninggalkan kaum Ninawa, padahal mereka masih dapat disedarkan untuk menerima ajakannya andaikan ia tidak terburu-buru marah dan meninggalkan mereka tanpa berunding lebih dahulu dengan Allah yang telah mengutusnya.

Atas pelanggaran yang telah dilakukan tanpa sedar Allah telah memberi hukuman kepada Nabi Yunus berupa kurungan dalam perut ikan paus sebagai peringatan dan pengajaran agar tidak terulang lagi setelah ia diberi ampun dan disuruh kembali ke Ninawa melanjutkan dakwahnya.

Sumber: http://kisahnabi.blog.planetbiru.com/?id=742&postoffset=0

Kisah Nabi Ilyas A.S.

Kisah Nabi Ilyas A.S.

Beliau adalah seorang utusan Allah SWT. Telah terjadi pertentangan antara beliau dan kaumnya tentang berhala yang bemama Ba’l. Nabi Ilyas menyeru di jalan Allah SWT dan mengajak kaumnya tetapi kaumnya mengabaikannya. Mereka cenderung kepada Ba’l.

Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan Allah SWT pada hari kiamat. Allah SWT menceritakan hal tersebut dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?’ Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. ash-Shaffat: 123-132)

Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah SWT sebutkan berkaitan dengan kisah Nabi Ilyas. Dan pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang Nabi yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya. Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu terkenal dalam Taurat. Kami akan menyebutkan nasihat-nasihat tersebut karena di dalamnya terdapat hikmah yang dalam dan ketulusan hati. Pesan tersebut terdapat dalam injil Barnabas dari ayat 23 sampai ayat 49. Disebutkan di dalamnya bahwa

“Ilya adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian. Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina’ maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan. Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernafas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.

Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah SWT dan Dia akan selalu bersama kalian.” Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam injil Barnabas melalui tulisan Ilya.

Featuring WPMU Bloglist Widget by YD WordPress Developer