Puisi Tentang Kesalahan dan Penyesalan
Update 24 Agustus 2013 at 02.35. Oleh Oke Puisi Dalam Kategori Maaf
Puisi Tentang Kesalahan – Melakukan kesalahan dalam hidup sering menimbulkan penyesalan, apalagi sebuah kesalahan terbesar dan terkesan bodoh, pastinya sangat merasa bersalah dan ingin mengucapkan kata maaf, rela melakukan apapun untuk menebus kesalahan itu. Tapi kalo kesalahan bodoh itu tak termaafkan, pastinya membuat hidup penuh dengan penyesalan.
Seperti sebuah tulisan kata ungkapan hati tentang sebuah kesalahan dan penyesalan yang ternyata masih belum bisa dimaafkan, tertulis dalam puisi kesalahanku berikut..
Langit senja yang indah.
Terlihat jelas sosok bayangmu di atas sana.
Lihatkah kau uluran tanganku ini?
Tolong raihlah..
Dan kau akan kembali ke sini bersamaku.
Apakah kau lebih senang berada diatas sana?
Atau apakah kau memang tidak bisa meraih tangan ini?
Ya, aku mungkin bisa menerimanya.
Tapi, bagaimana dengan wanita tua disebelahku ini?
Apakah ia bisa bersikap sepertiku?
Apakah ia tak akan merindukan buah hatinya,
yang selalu memeluk dan mencium tangannya tiap pagi?
Apakah ia dapat hidup bersama orang,
yang telah membuat buah hati tercintanya pergi?
Apakah ia bisa memaafkan orang itu?
Telah beribu kata maaf yang kusampaikan.
Sambil bersujud dan mencium kakinya.
Tapi..
Air matanya tak kunjung kering.
Aku paham..
Sekarang ia hanyalah wanita malang yang tengah bingung.
Bingung memikirkan untuk apa sisa hidupnya.
Tanpa buah hati sekaligus satu-satunya teman hidupnya.
Ia berkata bahwa ia telah memaafkanku.
Tapi matanya berkata lain.
Matanya mengatakan bahwa,
“Orang jahat yang telah membuat Anaknya pergi, Sangat tidak pantas untuk dimaafkan.”
Ya..
Wanita ini tidak akan memaafkanku..
Apa kau juga demikian?
Menyesal karena telah mempertaruhkan nyawamu demi menyelamatkan nyawaku?
Menyesal karena telah meloloskanku dari kobaran Api yang kuciptakan sendiri?
Menyesal karena kau terjebak oleh kobaran Api yang terkesan mencari tumbal?
Menyesal karena ternyata Aku tidak dapat membalas jasamu?
Apa aku harus membayar semuanya dengan nyawa pula?
Kau..
Ibumu ..