Tanpa ternyata dan bagaimana
8 November 2013
Filed under 2013, kehidupan, puisi,puisieggi
Tag: hitam dan putih, keegoisan,kehidupan, kemunafikan, puisi,ternyata dan bagaimana
Datang di keramaian..
Menjadi manusia setengah abadi..
Dan dia dengan ke-egoisan dan kemunafikan..
Bibirnya berucap makna berisi..
Jauh aku terus menjauh..
Apakah benar kebahagian harus ku peluk?
Dan kesedihan harus ku buang?
Aku memang harus pergi disaat bumi menjadi gelap..
Ternyata ia tak melihat..
Ternyata ia hanya kelam gulita..
Yang hanya membicarakan artis -artis bertopeng..
Lalu apakah dia putih?
Bagaimana kalau ia melihat?
Tampak dalam kaca..
Tampak kelam yang dalam dirinya..
Kalau ternyata dia tak putih..
Ia hanya kelam yang dalam..
Berkumpul dengan hitam..
Membentuk kemunafikan..
Atas ke-egoisan yang menganggap bahwa dia putih..
Waktu tetap akan berputar
5 November 2013
Filed under kehidupan, puisi,puisieggi
Tag: harapan, impian, kenangan,masa depan, puisi, puisieggi, waktu
Menjejaki liku tak berhenti..
Menjalani imajinasi yang berarti..
Dan kemarin ku tertawa..
Dan kemarin ku menangis..
Harapanku ada diujung mata..
Dan ia terus menerus melambai..
Ia ada dan sangat nyata..
Bidadari impian penghubung mimpi..
Bersinar bagai aroma bintang..
Diselimuti genggaman embun pagi..
Dengan rona merah terang..
Ia meniup semangat tiada henti..
Karna waktu tetap akan berputar..
Dan ia menggiling semuanya..
Semua liku dan perjuangan..
Yang membentuk rangkaian semesta terindah..
Sayang kau tak menyadarinya
Bibir ini terasa ingin marah saja..
Setiap ada sedikit cahayamu merasuk..
Menusuk setiap masalalu..
Merasuk setiap detiknya kalbu..
Aku ingin sekali memberitahumu..
Walau waktu sudah jauh berlari..
Menepis hari menutup masa..
Dan semua jejak yang hanya dapat dikenang..
Kau terlalu dalam tersandung rasa..
Menusuk jiwa dalamnya cinta..
Dan kuharap tak sebodoh dahulu..
Dan kuharap tak seperih dahulu..
Karena semua yang kau ucap dulu..
Itu tak sama akan hari ini..
Mudamu lebih suka mencari perbedaan..
Dan emosimu lebih dari hatimu..
Kau memecah segala rasa..
Dan menghempaskan kebodohan penantian..
Kuharap kau tak merasakannya..
Kawan..
Kau terlalu sedikit mengerti realita..
Bukan karna dia raja, tapi karna dia tak pantas untuk malaikat sepertimu..