RUMUS RUMUS MATEMATIKA

Bagaimana Mencari Persamaan Garis Singgung Kurva

Posted On October 23, 2013 | Under Category: Turunan

advertisements

Materi turunan dalam Matematika memiliki sub bab mengenai persamaan garis singgung suatu kurva, maka materi ini pasti akan teman-teman temui jika sedang mengulas mengenai turunan. Agar teman-teman lebih paham mengenai cara mencari persamaan garis singgung kurva mari kita simak penjelasan berikut ini.

Sebelum kita belajar ke materi inti yaitu cara mencari persamaan garis singgung kurva, kita harus tahu dulu mengenai gradien garis yang disimbolkan dengan m, dimana :

  • gradian garis untuk persamaan y=mx+c adalah m
  • gradien garis untuk persamaan ax+by=c, maka m=-a/b
  • gradien garis jika diketahui dua titik, misal (x1,y1) dan (x2,y2) maka untuk mencari gradien garisnya                            m=(y2-y1)/(x2-x1)

Gradien dua garis lurus, berlaku ketentuan :

  • jika saling sejajar maka m1=m2
  • jika saling tegak lurus maka m1.m2=-1 atau m1=-1/(m2)

Persamaan Garis Singgung Kurva

Jika terdapat kurva y = f(x) disinggung oleh sebuah garis di titik (x1, y1) maka gradien garis singgung tersebut bisa dinyatakan dengan m = f’(x1). Sementara itu x1 dan y1 memiliki hubungan y1 = f(x1). Sehingga persamaan garis singgungnya bisa dinyatakan dengan y – y1 = m(x – x1).

Jadi intinya jika kita akan mencari persamaan garis singgung suatu kurva jika diketahui gradiennya m dan menyinggung di titik (x1,y1) maka kita gunakan persamaan

y-y1=m(x-x1)

Persamaan garis singgung

Sedangkan jika diketahui 2 titik, misalnya (x1,y1) dan (x2,y2) maka untuk mencari persamaan garis singgung dari dua titik tersebut kita dapat gunakan persamaan

Screenshot_9

Agar lebih memahami mengenai materi persamaan garis singgung tersebut, perhatikan beberapa contoh soal berikut ini :

1. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x³ – 3x di titik (2, 3) ?

Jawab :
f(x) = x³ – 3x
f ‘(x) = 3x² – 3
m = f ‘(2) = 12 – 3 = 9

Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
y – y1 = m(x – x1)
y – 3 = 9 (x – 2)
y – 3 = 9x – 18
y = 9x – 15

2. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x4 – 7x2 + 20  di titik yang berabsis 2 ?

Jawab :
x = 2
y = x4 – 7x2 + 20 = y = 24 – 7.22 + 20 = 16 – 28 + 20 = 8
m =y’ = 4x3 – 14 x = 4.23 – 14.2 = 32 – 28 = 4

Jadi, persamaan garis singgungnya adalah
y – y1 = m(x – x1)
y – 8 = 4(x – 2)
y – 8 = 4x – 8
y = 4x

3. Tentukan persamaan garis singgung pada kurva y = x3 + 10 di titik yang berordinat 18 ?

Jawab :
Ordinat adalah nilai y, maka
y = 18
x3 + 10 = 18
x3 = 8
x = 2

m = y’ = 3x2 = 3.22 = 12

Sehingga persamaan garis singgungnya
y – y1 = m(x – x1)
y – 18 = 12(x – 2)
y – 8 = 12x – 24
y = 12x – 16

5. Persamaan garis singgung pada kurva y = x4 – 5x2 + 10 di titik yang berordinat 6 adalah

Jawab :
ordinat = 6
x4 – 5x2 + 10 = 6
x4 – 5x2 + 4 = 0
(x2 – 1)(x2 – 4) = 0
(x + 1)(x – 1)(x + 2)(x – 2) = 0
x = -1 atau x = 1 atau x = -2 atu x = 2

untuk x = -1
m = 4x3 – 10x = -4 + 10 = 6
y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = 6(x + 1)
y – 6 = 6x + 6
y = 6x + 12

Untuk x = 1
m = 4x3 – 10x = 4 – 10 = -6
y – y1 = m(x – x1)
y –  6 = -6(x – 1)
y – 6 = -6x + 6
y = -6x + 12

Untuk x = -2
m = 4x3 – 10x = 4(-2)3 – 10(-2) = 4(-8) + 20 = -32 + 20 = -12
y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = -12(x + 2)
y – 6 = -12x – 24
y = -12x – 18

Untuk x = 2
m = 4x3 – 10x = 4.23 – 10.2 = 4.8 – 20 = 32 – 20 = 12
y – y1 = m(x – x1)
y – 6 = 12(x – 2)
y – 6 = 12x – 24
y = 12x – 18

Jadi, ada 4 persamaan garis singung, yaitu y = 6x + 12, y = -6x = 12, y = -12x – 18 dan y = 12x – 18

6. Persamaan garis singgung pada kurva y = 3x4 – 20 yang sejajar dengan garis y = 12x + 8 adalah

Jawab :
y = 3x4 – 20
y’ = 12x3
Persamaan garis yang sejajar dengan garis singgung adalah
y = 12x + 8
maka gradien garis ini adalah m1 = 12
Karena sejajar maka gradiennya sama sehingga gradien garis singgung (m2) adalah
m2 = m1 = 12
gradien garis singgung ini sama dengan turunan kurva sehingga
y’ = 12
12x3 = 12
x3 = 1
x = 1
maka y = 3x4 – 20 = 3 – 20 = – 17
Persamaan garis singgungnya adalah
y – y1 = m(x – x1)
y + 17 = 12(x – 1)
y + 17 = 12x – 12
y = 12x – 29

7. Garis yang menyinggung kurva y = 12  – x4  dan tegak lurus dengan x – 32y = 48 mempunyai persamaan ….

Jawab :
y = 12  – x4
y’ = – 4x3

Sedangkan
x – 32y = 48
32y = x – 48

Screenshot_20

Garis ini memiliki gradien m1=1/32
Karena garis singgungnya tegak lurus dengan garis ini maka

m1.m2 = -1
(1/32)m2=-1
m2= -32
m2 ini adalah gradien garis singgung, sehingga sama dengan turunan
y’ = -32
– 4x3 = -32
x3 = 8
x = 2
y = 12  – x4 = 12-24 = -4
maka persamaan garis singgungnya
y – y1 = m(x – x1)
y + 4 = -32(x – 2)
y + 4 = -32x + 64
y = -32x + 60

Sekian paparan materi persamaan garis singgung, semoga dapat membantu dalam proses belajar temen-temen semua. Jangan lupa baca juga materi sebelumnya mengenaiTransformasi Geometri.

 

Cara Menghitung Luas Selimut Benda Putar

Posted On September 8, 2013 | Under Category: Integral

advertisements

Cara menghitung volume benda putar telah kita bahas pada artikel rumus matematikasebelumnya. Lalu bagaimana dengan luas selimut benda putar? Agar kita dapat lebih memahami mengenai benda putar, maka pada kesempatan kali ini kita akan bahas mengenai rumus dalam menghitung volume benda putar. Sehingga diharapkan dapat membantu dalam memahami materi matematika mengenai benda putar.

benda putar2Bagaimanakah cara menentukan luas selimut benda putar? pertanyaan tersebut terjawab sesuai dengan gambar diatas, jadi luas selimut benda putar dapat diperoleh dengan cara memutar panjang busur suatu kurva sebanyak satu putaran penuh. Untuk menghitung luas selimut benda putar tersebut, kita dapat gunakan rumus sebagai berikut :

Jika diputar terhadap sumbu x ( jari-jari putarannya=y) :

Screenshot_18

Jika diputar terhadap sumbu y (jari-jari putarannya=x) :

Screenshot_1

Jika ds adalah busur yang diputar, maka untuk mencari nilai ds dapat digunakan rumus :

Screenshot_2

atau

Screenshot_3

contoh :

1. Tentukanlah luas permukaan benda putar yang dibatasi oleh Screenshot_4 jika diputar terhadap sumbu x!

Penyelesaian :

int5_01

Screenshot_5

2. Tentukanlah luas permukaan benda putar yang dibatasi oleh kurva y = x3, 0 ≤ y ≤ 1, jika diputar terhadap sumbu y!

Penyelesaian :

int5_02

Screenshot_6

Screenshot_7

Screenshot_8

Itulah rumus dalam menghitung luas selimut benda putar, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Untuk artikel rumus matematika yang lain dapat dilihat diartikel sebelumnya seperti cara menghitung panjang busur.

 

Rumus Pythagoras Serta Penerapannya

Posted On August 22, 2013 | Under Category: Rumus Pythagoras

advertisements

Rumus matematika yang sangat familiar dikalangan pelajar yaitu rumus pythagoras, bagi sobat semua juga pastinya sudah tidak asing lagi. Pengertian dari rumus pythagoras yaitu rumus yang digunakan untuk mencari panjang sisi pada sebuah segitiga siku-siku. Apa itu segitiga siku? yaitu segitiga yang salah satu sudutnya memiliki besar 90°.

Screenshot_31

Untuk membuktikan rumus pythagoras / teorema pythagoras diatas, sebenarnya terdapat banyak cara. Pada kesempatan kali ini akan kita gunakan cara sederhana untuk membuktikannya. Jika kita mempunyai segitiga siku-siku, cobalah disusun sehingga membentuk sebuah persegi seperti gambar dibawah ini.

Screenshot_32

Luas Persegi Besar = Luas Persegi
Luas Persegi Besar = luas persegi putih Kecil + Luas 4 Segitiga
(a+b)= c+ 1/2ab+1/2 ab+1/2 ab +1/2 ab
                             (a+b)2 = 2 ab
         a+ 2ab + b= c+ 2ab 

          a+b= c2

Pembuktian teorema pythagoras yang lain dapat sobat lakukan langsung dirumah, jika rumah sobat menggunakan lantai ubin atau keramik. Cobalah buat segitiga dengan alas 4 keramik dan tinggi 3 keramik, seperti gambar dibawah ini.

phytagoras

Jika sudah, silahkan sobat hitung panjang sisi miring yaitu garis yang diberi tanda warna merah. Jika sobat semua benar dalam menghitungnya akan diperoleh hasil panjang sisi miring yaitu 5 kali panjang ubin/ keramik.

Dalam kehidupan nyata rumus pythagoras banyak pemanfaatannya, salah satu contohnya yaitu pada bidang arsitektur. Seorang arsitek akan menggunakan rumus pythagoras dalam menentukan kemiringan suatu bangunan misalnya saja kemiringan sebuah tanggul agar tanggul tersebut dapat menahan tekanan air. Contoh lainnya yaitu seorang tukang kayu, ketika dia membuat segitiga penguat pilar dia menggunakan rumus pythagoras.

Perhatikan contoh soal dibawah ini :

1.  Jika diketahui BC = 8cm, AC = 6cm. Berapakah panjang sisi AB pada gambar di bawah ini ?

Screenshot_33

Jawab:

AB2 = AC2 + BC2
= 62 + 82
= 36 + 64
= 100AB
= √100
= 10
Jadi panjang sisi AB adalah 10cm.

2. Berapakah panjang sisi a pada gambar di bawah ini ?

Screenshot_34

Jawab:
Karena yang ditanyakan adalah panjang sisi a , maka berlaku rumus:
a2 = c2 – b2
= 172 – 82
= 289 – 64 = 225
a = √225 = 15 cm

Itulah sedikit informasi tentang rumus pythagoras, semoga dapat bermanfaat bagi sobat semua untuk lebih memahami matematika. Dan baca juga artikel sebelumnya tentang statistika data berkelompok. Selamat belajar.

 

Rumus-Rumus Perhitungan Statistika Data Berkelompok

Posted On August 21, 2013 | Under Category: Statistika

advertisements

Sobat rumus matematika, untuk sobat yang masih duduk di smp atau sma kali ini topik yang akan kita bahas mengenai statistika dasar yang sebelumnya telah diberikan mengenai statistika data tunggal. Kali ini yang akan kita pelajari statistika untuk data berkelompok.

Screenshot_35

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA BERKELOMPOK

Jika kita mempunyai data hasil penelitian sebagai berikut

24  18  11  10  20  10  18  17  18  15

14  12  10  15  20  11  14  23  18  16

14  16  13  19   21  19  18  17  12  26

20 21  10 14  20 25 15  18  26  12

Untuk dapat menyajikan data tersebut kedalam tabel distribusi frekuensi, hal-hal yang harus dilakukan yaitu menentukan :

Screenshot_36

 

Screenshot_37
Sehingga tabel distribusi frekuensinya sebagai berikut
no
data
Frekuensi
1
10 – 12
9
2
13 – 15
8
3
16 – 18
10
4
19 – 21
8
5
22 – 24
2
6
25 – 27
3

 

UKURAN PEMUSATAN DATA BERKELOMPOK

1. Rataan

Dalam menghitung rata-rata data berkelompok kita dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

Screenshot_38

2. Modus

Untuk menghitung nilai yang paling sering muncul yang biasa dikenal dengan istilah modus kita gunakan rumus sebagai berikut :

Screenshot_39

3. Median

Median yaitu nilai tengah dari suatu data berkelompok. Untuk menghitungnya gunakan rumus :

Screenshot_40

 

UKURAN LETAK DATA BERKELOMPOK

1. Kuartil (Q)

Rumus yang biasa digunakan untuk mengitung kuartil data berkelompok yaitu

Screenshot_41

 

2. Desil

Rumus untuk mencari desil dari suatu data berkelompok yaitu

Screenshot_42

 

UKURAN PENYEBARAN DATA BERKELOMPOK

a. Hamparan

Dalam menghitung hamparan kita gunakan rumus sebagai berikut :

Screenshot_43

b. Simpangan Kuartil

Rumus untuk menghitung simpangan kuartil biasanya menggunakan rumus sebagai berikut :

Screenshot_44

c. Simpangan Rata-rata

Simpangan rata-rata suatu data berkelompok dihitung menggunakan rumus :

Screenshot_45

d. Ragam / Variansi

Ragam data berkelompok dihitung dengan rumus :

Screenshot_46

e. Simpangan Baku

Jika diketahui sekumpulan data kuantitaif yang tidak dikelompokkan yaitu x1, x2, x3, … , xn. Dari data tersebut kita dapat memperoleh nilai simpangan baku menggunakan rumus :

Screenshot_47

f. Koefisien Keragaman

Rumus dari koefisien keragaman yaitu :

Screenshot_48

dimana :

S : simpangan baku

x bar : rataan

Semoga informasi statistika data berkelompok ini dapat bermanfaat, dan sobat semua kini dapat dengan mudah mengerjakan soal-soal statistika yang akan ditemui disekolah. Sehingga dalam ujian nanti dapat memperoleh nilai yang maksimal. Baca juga materi barisan dan deret geometri sebagi tambahan referensi, dan agar sobat semua lebih memahami matematika.

 

Bagaimana Menghitung Statistika Dari Data Tunggal ?

Posted On August 21, 2013 | Under Category: Statistika

advertisements

Topik matematika apa yang sobat semua gemari, apakah matematika murni, matematika terapan atau statistika? Apapun bidang yang sobat gemari pasti akan menyenangkan jika kita belajar matematika dengan sungguh-sungguh serta niat yang besar pula. Bagi sobat yang masih duduk di bangku smp atau sma bahkan sd mungkin belum mengerti mengenai kategori bidang dalam matematika tersebut, tetapi jangan khawatir karena nanti akan dikenalkan dibangku kuliah jika sobat mengambil kuliah jurusan matematika.

Screenshot_49

Statistika adalah ilmu pengetahuan mengenai metode pengumpulan, pengolahan, penafsiran, serta penaarikan kesimpulan dari suatu data penelitian. Data yang kita peroleh dapat disajikan dengan 2 cara yaitu

  1. Bentuk diagram yaitu digram batang, diagram garis dan diagram lingkaran.
  2. Bentuk tabel.

Apapun bentuk data yang kita sajikan, yang pasti memberikan pengertian yang sama bagi pembacanya.

 

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI DATA TUNGGAL

Berikut ini disajikan hasil nilai ujian matematika dari 40 siswa

7 6 9 6 8 8 9 8 7 8
7 9 6 6 8 9 8 8 8 7
8 7 7 8 6 9 9 8 7 9

8 8 8 7 7 8 8 9 8 8

Jika kita menyajikan nilai ujian matematika tersebut dalam tabel maka hasilnya sebagai berikut

 nilai
frekuensi
6
5
7
9
8
18
9
8

 

UKURAN PEMUSATAN DATA TUNGGAL

1. Mean / rataan

Mean merupakan nilai rata-rata dari keseluruhan data yang dapat dihitung menggunakan rumus

Screenshot_50

2. Median

Median merupakan nilai tengah dari data-data yang terurut, untuk menghitung median biasanya menggunakan rumus

Screenshot_51

 

3. Modus

Modus merupakan kumpulan data yang paling sering muncul atau data yang mempunyai nilai frekuensi terbesar. Jika dalam data yang kita peroleh terdapat lebih dari satu data yang memiliki frekuensi besar dan sama-sama paling sering muncul maka dalam kumpulan data tersebut terdapat lebih dari satu modus.

contoh : 2, 3, 3, 5, 6,4,3,8,1 berarti modus untuk kumpulan data tersebut yaitu 3

 

UKURAN LETAK DATA TUNGGAL

a. Kuartil

Apa itu kuartil? kuartil merupakan nilai yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama banyak dari data terurut. Sehingga Cara untuk memperoleh kuartil sebagai berikut :

  1. Mengurutkan data dari yang terkecil hingga yang terbesar
  2. Tentukan median (kuartil tengah / Q2 )
  3. Tentukan kuartil bawah / Q1 (nilai tengah dari data sebelum Q2 atau 1/4 ukuran data )
  4. Tentukan kuartil atas / Q3 (nilai tengah dari data sesudah Q2 atau 3/4 ukuran data )

b. Desil

Desil merupakan suatu nilai yang mebagi data menjadi 10 bagian yang sama banyaknya. Serta biasanya dapat dicari menggunakan rumus

Screenshot_52

 

UKURAN PENYEBARAN DATA TUNGGAL

  1. Rentang / Jangkauan
             Screenshot_53
  1. Jangkauan antar kuartil / Hamparan
    Screenshot_54
  1. Jangkauan semi antar kuartil / Simpangan kuartil
             Screenshot_55
  1. Simpangan rata-rata
             Screenshot_56
  1. Ragam

Screenshot_57

6. Simpangan Baku

         Screenshot_58
Demikian informasi tentang Menghitung Statistika untuk data tunggal, baca juga artikel sebelumnya mengenai Barisan dan Deret Geometri yang telah saya update. Semoga dapat bermanfaat.

advertisements

TIPS MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

Tips cara menghadapi ujian nasional harus kalian ketahui. Bagaimanapun juga, yang namanya pendidikan adalah salah satu bagian penting didalam kehidupan kita. Apa jadinya jika manusia tidak dididik dan diatur. Dengan adanya pendidikan, maka sebuah bangsa yang cerdas bisa diwujudkan. Mungkin ada yang tertarik membaca tulisan ini, internet untuk kecerdasan bangsa. Tahapan dalam pendidikan pun sangatlah panjang. Mungkin ada yang masih ingat, dulunya dimasukkan orang tua ke salah satu PAUD, kemudian dilanjutkan ke jenjang selanjutnya yang lebih tinggi, yaitu Taman kanak-kanak ( TK ). Setelah TK selesai, naik lagi ke jenjang berikutnya, yaitu sekolah dasar ( SD ), SMP, SMA, kuliah  dan seterusnya.
Tips cara menghadapi ujian nasional itu bagaimana ya? mungkin banyak diantara kalian yang sering penasaran mencari informasi mengenai kumpulan informasi atau tips atau pun bagaimana cara paling tepat dan ampuh dalam menghadapi ujian nasional ini. Takut, gelisah, grogi,stres, mungkin itu adalah beberapa deret keluhan yang seringkali dikeluhkan oleh para siswa ketika masa-masa ujian nasional sudah semakin dekat dan merasa bahwa dirinya sepertinya belum benar-benar siap untuk “bertempur” pada waktu hari H ujian nasional nanti.
Sekarang permasalahannya begini, jika cuma mikir tanpa action ya apa artinya? benar begitu bukan? memang, bagi sebagian siswa entah itu siswa SD, SMP ataupun SMU kerisauan dan kebimbangan seringkali muncul. Bisa jadi itu karena maaf ya, “kesalahan” mereka sendiri, namun tidak menutup kemungkinan ada juga para siswa siswi yang tidak mau ambil pusing dengan datangnya ujian nasional. “Kesalahan” disini penjelasannya bagaimana ya? oke, mungkin kurang lebih begini, “malas belajar sedikit demi sedikit secara kontinyu, jadi pas sudah numpuk dan harus menghadapi ujian jadi kelabakan sendiri”. Memang hal seperti ini sudah biasa terjadi, malas belajar, itulah akar permasalahannya. Apa cuma faktor belajar saja yang paling penting? tidak juga, banyak faktor lainnya yang juga ikut andil dalam sukses tidaknya menghadapi ujian.
Model / tipe siswa memang sangat beragam. Ada yang rajin,ada yang setengah rajin setengah pemalas, ada yang pemalas bahkan ada yang tidak peduli sama sekali terhadap pendidikannya. Jadi memang penanganan terhadap siswa memang harus fleksibel, tidak boleh kaku. Terkait tips cara sukses menghadapi ujian nasional memang kunci kesuksesan terbesar tetap ada pada individu masing-masing. Sebuah tips tidak sepenuhnya mampu memberikan hasil yang memuaskan jika tips hanya dibaca tanpa dibarengi dengan action yang nyata dan segera.
Inilah beberapa tips cara sukses menghadapi ujian nasional :
tips cara sukses menghadapi ujian 1. Belajar
Sudah pasti kalau yang ini bukanlah rahasia umum lagi. Metode belajarnya perlu ditata dengan baik. Mungkin kalian pernah mendengar istilah rajin belajar pangkal pandai, iya sepertinya istilah ini sangat tepat sekali. Mulai sekarang ditingkatkan belajarnya. Kalau dulunya malas-malasan segera dirubah menjadi rajin belajar ya.
2. Belajar cerdas
Belajar yang cerdas bisa jadi pilihan. Ada kerja keras, ada juga kerja cerdas. Dalam hal belajar pun sama saja, belajar keras atau belajar cerdas? akan sangat optimal apabila kerja keras dan kerja cerdas kita kombinasikan.
3. Hafalan
Mungkin ada yang sangat kesulitan ketika harus berhadapan dengan urusan hafal menghafal. Iya, itu dapat dimaklumi, karena memang kelebihan dan kelemahan orang itu memang berbeda-beda. Tidak bisa disalahkan juga. Tetapi jika mau menerapkan triknya, sepertinya kesulitan dalam menghafal akan dapat diatasi. Bagaimana, apa ada yang ingin tahu caranya? inilah caranya, coba baca yang ini, cara cepat menghafal dengan mudah.
4.Bagaimana dengan bahasa inggris?
Salah satu diantara momok menakutkan bagi para siswa mungkin saja yang ini nih, mata ujian bahasa inggris. Bahasa bule memang susah – susah gampang. Ada yang bilang mudah, ada yang bilang sulit. Tetapi tenang, siapa tahu tips ini bisa memberikan bantuan bagi kamu semua. Manfaatkan kecanggihan teknologi, seperti google translate atau cara-cara lainnya kan sangat banyak. Inilah tipsnya, cara mudah belajar bahasa inggris tanpa ikut kursus. Semoga membantu ya. Perbanyak penguasaan kata dan grammar jangan sampai dilupakan. Dijamin jika kalian getol dan serius mempelajari dan memperdalam kemampuan bahasa inggris kalian, dijamin “tidak akan rugi”. Ingat, bahasa inggris merupakan bahasa dunia lho. Okay.
5. Kurangi porsi bermain
Terkadang hal ini juga sangat sulit dilakukan. Padahal waktu ujian sudah semakin dekat, eh aktifitas bermainnya bukannya dikurangi tapi malah ditambah. Wah, kalau yang model begini memang jangan sampai ditiru. Tidak sedikit orang tua yang sampai dibuat pusing karena hal ini. Padahal sudah merasa berulangkali memberikan peringatan kepada anak-anaknya untuk mengurangi bermaain dan banyak belajar karena ujian segera datang tetapi tidak pernah digubris oleh sang buah hati. Hal ini perlu kalian sadari dan perhatikan. Munculkan kesadaran dalam diri bahwa apalah arti bermain-main bila dibandingkan penyesalan jika nanti nilai hasil ujiannya jeblok bahkan maaf “tidak lulus”. Toh sehabis ujian bermain-main masih bisa dilakukan, kapanpun masih tetap bisa bermain. Tetapi kalau ujian, hanya diselenggarakan 1 kali dan pada waktu yang sudah ditentukan. Sadari hal ini.
6. Ikut les
Biasanya banyak sekli para orang tua yang memiliki kesadaran diri yang tinggi dengan didukung kemmpuan finansial yang menunjang banyak yang memasukkan / mengikutsertakan buah hati mereka di lembaga-lembaga yang menyediakan fasilitas les ini. Bahkan ada juga yang les privat di rumah. Nah, dengan mengikuti les ini, akan ada trik dan tips tertentu yang sangat membantu para siswa dalam menghadapi ujian nantinya. Bagaimana, apakah kalian juga sudah ikut les?
7. Matematika
Momok menakutkan bagi kebanyakan siswa peserta ujian adalah mata pelajaran matematika. Kuasai rumus-rumus dan rajin berlatih mengerjakan soal adalah kuncinya. Karena, omong kosong belajar matematika tanpa dibarengi dengan latihan. Dengan seringnya berlatih mengerjakan soal, biasanya akan lebih mudah ingat kembali ketika waktu ujian muncul soal yang pernah dikerjakan pada waktu latihan. Tidak cuma matematika, mata pelajaran eksak yang lain juga sama saja, kuasai rumus dan diperbanyak porsi mengerjakan latihan soalnya.
8. Bagi yang sudah berpacaran, harap maklum jika putus sementara karena ujian, atau sekalian putus beneran saja ya?
Bukan rahasia lagi jika ABG jaman sekarang sudah menjalin hubungan pacaran. Nah, seringkali banyak yang konsentrasi belajarnya menjadi kacau karena efek pacaran ini. Bilangnya belajar di kamar, eh setelah di cek oleh ayah ibu ke kamar, lho kok malah sms an, BBM an, asyik ngobrol via handphone. Wah, apa tidak parah kalau hal ini terjadi? lupakan dulu urusan pacaran, fokuskan diri kamu untuk menghadapi ujian. Apa sekalian putus beneran saja ya biar nggak ngeganggu? hmm kalau itu,, ya terserah kamu sendiri. Intinya fokuskan ujian lupakan dulu aktivitas pacaran.
9. Fokus
Usahakan untuk bisa fokus dlam menghadapi ujian. Jangan selengekan. Siapa yang serius dan bersungguh-sungguh, dia pasti akan menuai hasilnya. Ingat, “man jadda wa jada”.
10. Belajar kelompok bersama teman-teman
Bisa juga jika memang hal ini cocok bagi kalian. Saling sharing satu dengan yang lainnya akan dapat memecahkan persoalan yang mungkin tidak bisa diselesaikan pada waktu belajar sendirian di rumah.
11. Jaga kondisi kesehatan badan
Persiapan dalam menghadapi ujian terkadang memaksa para siswa sering melek pada malam hari, jadi kurang tidur. Oleh karena itu, kalian harus pintar-pintar menjaga kondisi kesehatan dan kebugaran badan kalian. Bayangkan saja jika sudah mati-matian mempersiapkan diri menghadapi ujian, eh waktu hari H ujian tiba justru malah sakit dan masuk rumah sakit. Apa tidak rugi dua kali namanya? ingat, jaga kondisi badan kalian ya.
12. Percaya diri
Kalian harus percaya diri ketika mengerjakan soal-soal ujian. Jangan mudah goyah karena pengaruh kanan kiri. Bisa jadi kan ada teman yang usil waktu ujian. Intinya pede saja, yakinlah pada diri sendiri.
13. Tenang saja badai pasti berlalu
Kalian harus tenang. Karena tenang ketika menghadapi masalah lebih baik hasilnya dibandingkan dengan mereka yang kacau dan tergesa-gesa dalam menghadapi ujian. Buat kondisi mu senyaman mungkin.
14. Lebih baik tidur pada saat malam menjelang ujian
Setelah sejak jauh-jauh hari melakukan berbagai persiapan yang panjang dalam rangka menghadapi ujian, lebih disarankan untuk memilih tidur saja pada saat malam ujian. Karena dengan tidur yang cukup, akan lebih baik bila dibandingkan mereka yang mengerjakan ujian sambil nahan kantuk karena malamnya tidak tidur atau kurang tidur.
15. Minta ijin dan pamit kepada orang tua sebelum berangkat ujian, bapak dan ibu minta doanya.
Doa orang tua adalah salah satu kunci kesuksesan terbesar. Jadi, minta kepada bapak ibu klaian masing-masing agar ujian kalian dapat dilewati dengan mudah. Doa ibu sangatlah manjur. Ingat, surga ada di telapak kaki ibu.
16. Tingkatkan ibadah dan  doa kepada Tuhan YME
Pernah mendengar istilah, “manusia hanya bisa berencana, tetapi Tuhanlah yang menentukan?” iya, kalian wajib memohon kepada Tuhan YME agar senantiasa diberikan kemudahan dan pertolonganNya agar ujian kalian dimudahkan dan diberikan hasil yang terbaik.
Nah, mungkin itulah pembahasan seputar tips cara sukses menghadapi ujian nasional tersebut.  Mungkin beberapa tips yang dapat kami berikan tersebut belumlah sesuai dengan keinginan kalian.  Mungkin saja ada yang terlewatkan atau ada yang kurang, kalian bisa dan boleh berkomentar untuk menambahkan tips dalam menghadapi ujian kali ini. Oh iya, coba baca juga yang ini, cara agar cepat tinggi. Semoga bermanfaat dan semoga sukses untuk ujiannya!

NAMA ANAK YANG BAIK DALAM ISLAM

 

 

 

Nama Anak Yang Baik Dalam Islam

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

 

Adalah menjadi hak anak dan kewajipan yang mesti dipenuhi oleh ibubapa memberikan nama yang baik kepada bayi yang baru dilahirkan. Memberikan seseorang nama-nama yang baik dan elok menjadi tuntutan Islam dan budaya Melayu. Peribahasa ada menyatakan bahawa;

“Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama”.

.

Dalam satu majlis, seorang anak menemui Khalifah Umar dan bertanya mengenai hak seorang anak ke atas bapanya, beliau telah menjelaskan: “Memilih ibunya, memperelokkan namanya dan mengajarkan kepadanya al-Quran.”

Sebab itu setiap pemilihan, sebaik-baiknya ada tujuan dan dengan maksud yang boleh menjadi atau mengandungi doa, boleh dipercayai serta berkaitan pula dengan pembentukan sahsiah anak tersebut.

.

.

Kekal Sehingga Akhirat.

Islam menganjurkan pemilihan nama yang baik, kerana ia lambang identiti seseorang dan nama itulah ia akan dikenali sepanjang hayat dan menjadi sebutan sampai ke hari akhirat. Apabila orang memanggilnya dengan nama tersebut, maka pada sepanjang hayatnya, mereka seolah-olah berdoa untuk anak tersebut.

.

Seorang Muslim wajib percaya kepada hari kebangkitan dan perlu mengakui bahawa nama yang diberikan kepada anak di dunia akan kekal digunakan di akhirat.

Abu Darda ada meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda:

إنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ القِيامَةِ بأسْمائكُمْ وأسماءِ آبائِكُمْ فأحْسِنُوا أسْماءَكُمْ

“Sesungguhnya kamu akan diseru/dipanggil pada hari Kiamat nanti dengan nama-nama kamu dan juga nama bapa-bapa kamu, maka perelokkanlah nama-nama kamu.” (Riwayat Imam Abu Daud dari Abu Dardak r.a.)

.

.

Hari Memberi Nama

Disunatkan memberi nama kepada bayi pada hari ketujuh kelahirannya sebagaimana yang terdapat dalam sabda Rasulullah SAW;

كُلُّ غُلاَمٍ رَهِينٌ بِعَقِيقَةٍ تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ سَابِعِهِ، وَيُحْلَقُ وَيُسَمَّى

“Setiap anak kecil (bayi) dipertaruhkan dengan suatu aqiqah; disembelih untuknya pada hari ke tujuh, dicukur kepalanya dan diberi nama”. (Riwayat Imam Abu Daud, Tirmizi, an-Nasai dan Ibnu Majah dari Hasan r.a. dari Samurah bin Jundub r.a.)

.

Rasulullah SAW juga pernah memberi nama kepada bayi pada hari dilahirkan. Antaranya ialah hadis dari Abu Musa al-Asy’ari r.a. yang menceritakan;

وُلِدَ لِي غُلاَمٌ، فَأَتَيْتُ بِهِ النَّبِيَّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فَسَمَّاهُ: إِبْرَاهِيمَ، وَحَنَّكَهُ بِتَمْرَةٍ وَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ

“Telah dilahirkan untukku seorang anak, lalu aku membawanya kepada Rasulullah SAW, maka baginda menamakannya Ibrahim dan baginda mentahniknya dengan sebiji buah tamar serta baginda mendoakan keberkatan untuknya.” (Riwayat Imam Bukhari dan Muslim)

.

Maka, adalah menjadi sunnah, menamakan bayi pada hari ketujuh atau pada hari ia dilahirkan. Imam Nawawi dalam al-Azkar menegaskan; “Yang menjadi sunnah ialah menamakan bayi pada hari ketujuh dari hari kelahirannya atau menamakannya pada hari kelahirannya”. Manakala Imam Bukhari menjelaskan; “Hadis-hadis yang menyebutkan hari kelahiran dimengertikan bagi orang yang tidak berniat melakukan aqiqah dan adapun hadis-hadis yang menyebutkan hari ketujuh, maka dimengertikan bagi orang yang ingin melakukan aqiqah bagi anaknya.”

.

.

Menamakan Bayi Yang Meninggal

Jika ditakdirkan bayi mati di dalam perut, gugur atau pun meninggal sewaktu dilahirkan, adalah disunatkan diberikan juga nama kepada mereka. Bersyukur dan terimalah dengan redha atas kematian ini kerana anak-anak yang meninggal sebelum umur baligh adalah mati syahid dan akan menjadi syafaat kepada ibubapanya di akhirat kelak.

.

Allah Ta’ala berfirman kepada Jibril, Alaihis Salaam: “Pergilah dan ambillah ayah-ayah mereka dan ibu-ibu mereka dari mana-mana sahaja mereka berada, lalu serahkanlah mereka kepada anak-anak mereka, kerana sesungguhnya aku benar-benar telah mengampuni dosa-dosa mereka dengan syafaat anak-anak mereka, dan masukkanlah mereka bersama-sama anak-anak mereka masing-masing ke dalam syurga. “

.

.

Panduan Memberi Nama Anak dalam Islam

Dalam masalah meletakkan nama ini, hendaklah diberi perhatian perkara-perkara berikut;

.

a) Disunatkan memberi nama-nama yang baik dan elok kerana Rasulullah SAW bersabda;

إنَّكُمْ تُدْعَوْنَ يَوْمَ القِيامَةِ بأسْمائكُمْ وأسماءِ آبائِكُمْ فأحْسِنُوا أسْماءَكُمْ

“Sesungguhnya kamu semua akan diseru/dipanggil pada hari Kiamat dengan nama-nama kamu dan nama-nama bapa kamu. Oleh demikian, perelokkanlah nama-nama kamu.” (Riwayat Imam Abu Daud dari Abu Dardak r.a.)

.

b) Nama yang paling baik/paling elok ialah Abdullah dan Abdurrahman sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW;

إنَّ أحَبَّ أسْمائكُمْ إلى اللّه عَزَّ وَجَلَّ عَبْدُ اللّه، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ

“Sesungguhnya nama yang paling disukai oleh Allah dari nama-nama kamu ialah Abdullah dan Abdurrahman.” (Riwayat Imam Muslim dari Abdullah bin Umar r.a.)

.

c) Harus memberi nama sempena nama para Nabi seperti Ibrahim, Hud, Soleh, Muhammad dan sebagainya. Sebagaimana sedia dimaklumi bahawa, Rasulullah SAW telah menamakan salah seorang anaknya dengan nama Ibrahim.

i)  Sabda Baginda SAW;

تَسَمَّوا بأسْماءِ الأنْبِياءِ، وَأحَبُّ الأسْماءِ إلى اللّه تَعالى عَبْدُ اللّه وَعَبْدُ الرَّحْمَن، وأصْدَقُها: حَارِثٌ وَهمَّامٌ، وأقْبَحُها: حَرْبٌ وَمُرَّةُ

“Berilah nama dengan nama-nama para Nabi. Nama yang paling disukai oleh Allah ialah Abdullah dan Abdurrahman. Nama yang paling tepat (dengan hakikat manusia) ialah Harith dan Hammam, dan nama yang paling buruk ialah Harb dan Murrah.” (Riwayat Abu Daud, an-Nasai dan lain-lain dari Abi Wahb al-Jusyami r.a.)

.

ii)  Jabir bin Abdullah r.a. menceritakan; “Seorang lelaki dari kalangan kami baru memperolehi anak dan ia memberi nama anak itu ‘Muhammad’. Lalu kaumnya berkata kepadanya; ‘Kami tidak akan membiarkan kamu memberi nama dengan nama Rasulullah SAW. Maka lelaki ini pun pergi menemui Nabi SAW dengan membawa anaknya di atas belakangnya. Ia bertanya Nabi; “Ya Rasulullah, dilahirkan untukku anak dan aku menamakannya ‘Muhammad’, lalu kaumku berkata kepadaku; ‘Kami tidak akan membiar kamu menamakan dengan nama Muhammad.” Lantas Rasulullah SAW menjawab;

تَسَمَّوْا بِاسْمِي، وَلاَ تَكْتَنُوا بِكُنْيَتِي، فَإِنَّمَا أَنَا قَاسِمٌ، أَقْسِمُ بَيْنَكُمْ

“Berilah nama dengan namaku, akan tetapi jangan memanggil dengan panggilanku (iaitu Abul-Qasim) kerana sesungguhnya aku adalah Qasim (pembahagi) yang membahagi di antara kamu.”  (Riwayat Imam Muslim)

.

.

Nama-Nama Islam Dan Maknanya

Mungkin ramai yang sedang dalam dilema mencari nama terbaik untuk anak yang bakal dilahirkan  kerana menyedari nama yang diberikan kepada seseorang bayi mencerminkan betapa ibu bapa menyayangi anaknya. Selalunya ibu bapa akan memberikan nama yang terbaik buat anak supaya anak-anak mereka menjadi seorang yang hebat dan gembira dengan nama tersebut.

.

Berikut ini adalah antara ratusan pilihan dan maksud sesebuah nama yang boleh dijadikan panduan:

.

Nama Lelaki Islam

.

A

‘Aakif = Beriktikaf
‘Aali = Tinggi
‘Aamir = Memakmurkan
‘Ashim = Menjauhi maksiat
‘Aathif = Belas kasih
‘Aatik = Pemurah, Yang murni
Abadi = Yang Kekal
Aban = Lebih terang, lebih nyata, bersih
‘Abbad = Tekun beribadah
Abbas = Nama paman Nabi, nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abbasy = Rajin berusaha
‘Abduh = Hamba-Nya, julukan dari Nabi Muhammad SAW
Abdul Alim = Hamba Allah Yang Mengetahui
Abdul Azim = Hamba Allah Yang Agung
Abdul Aziz = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Bari = Hamba Allah Yang Banyak Kebaikan
Abdul Basit = Hamba Allah Yang Melimpah Nikmat
Abdul Baqi = Hamba Allah Yang Kekal
Abdul Dayyan = Hamba Allah Yang Membalas
Abdul Jabbar = Hamba Allah Yang Tegas
Abdul Jalil = Hamba Allah Yang Mulia
Abdul Jawad = Hamba Allah Yang Pemurah
Abdul Fattah = Hamba Allah Yang Membuka
Abdul Ghafur = Hamba Allah Yang Pengampun
Abdul Ghani = Hamba Allah Yang Kaya,
Abdul Hadi = Hamba Allah Yang Penunjuk Kebaikan
Abdul Hafiz = Hamba Allah Yang Memelihara
Abdul haiy = Hamba Allah yang Hidup
Abdul Hak = Hamba Allah yang Sebenar
Abdul Hakam = Hamba Allah yang Menghukum
Abdul Hakim = Hamba Allah yang Bijaksana
Abdul Halim = Hamba Allah yang Lemah Lembut
Abdul Hamid = Hamba Allah yang Terpuji
Abdul Hanan = Hamba Allah yang Penyayang
Abdul Ilah = Hamba Allah, hamba Tuhan
Abdul Karim = Hamba Allah yang Pemurah
Abdul Khaliq = Hamba Allah yang Mencipta
Abdullah = Hamba Allah
Abdul Latif = Hamba Allah yang Lemah Lembut
Abdul Majid = Hamba Allah yang Mulia
Abdul Mannan = Hamba Allah yang Memberi Nikmat
Abdul Muhaimin = Hamba Allah yang Berkuasa
Abdul Mu’ati = Hamba Allah yang Memberi
Abdul Mun’im = Hamba Allah yang Memberi Nikmat
Abdul Nasir = Hamba Allah yang Menolong
Abdul Qadir, Abdul Qayyum = Hamba Allah yang Berkuasa
Abdul Qahar = Hamba Allah yang Perkasa
Abdul Rauf = Hamba Allah yang Pengasih
Abdul Rahman = Hamba Allah yang Pemurah
Abdul Rahim = Hamba Allah yang Penyayang
Abdul Rasyid = Hamba Allah yang Pandai/Pemimpin
Abdul Razak = Hamba Allah yang Memberi Rezeki
Abdul Syakur = Hamba Allah yang Bersyukur
Abdul Samad = Hamba Allah yang Menjadi Tumpuan
Abdul Salam = Hamba Allah yang Penyelamat
Abdul Wafi = Hamba Allah yang Setia
Abdul Wadud = Hamba Allah yang Pengasih
Abdul Wahab = Hamba Allah yang Memberi
Abdul Warith = Hamba Allah yang Mewarisi
Abdul Wahid = Hamba Allah yang Esa
Abhar = Yang bergemerlapan, yang berseri
‘Abid = Yang beribadat, beribadah
Abidin = Yang beribadat
Abrar = Golongan yang berbuat kebajikan
Abrisam = Yang lembut / tampan
Absyar = Bergembira
Abu Bakar = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abu Zar = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Abu Samah = Pemaaf, Yang bertoleransi
Abu Wasim = Yang tampan
Adabi = kesopananku, kesusasteraan
Adam = Nama Nabi, ikutan, teladan
Ad-Daruquthni = Imam perawi hadist
Adham = Yang cantik, tali rantai, peninggalan Kuno
Adi = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Adib = Beradab, sopan, pujangga
‘Adil = Adil
Adlan = Keadilan
‘Adli = keadilanKu, kelurusanku, adil
‘Adnan = Nama org terdahulu
Adwa ‘= Cahaya
Afdhol = Lebih Utama, terbaik
Affan = Pendaki, nama ayah Caliph Uthman
Affandi = Gelaran bagi orang yang berkedudukan
Afham = Yang pandai
‘Afi = Pemaaf
‘Afif = Punya harga diri
Afiq = Yang mulia
Afkar = Yang bijak
Aflah = Yang beruntung, lebih sukses
Afnan = Kecantikan / seri
Afqar = Fakir
Afsar = Lebih Jelas
Afwu = Pemaaf
Agha = Ketua, pimpinan
Aghna = Berdikari
Ahda = Beroleh penggunaan
Ahlam = Impian, kesabaran
Ahlami = Impianku, kelembutanku
Ahlan = Keselamatan
Ahmad = Terpuji
Ahmas = Yang bersemangat
Ahna = Yang lemah lembut
Ahnaf = Yang berpegang teguh pada ajaran agama, lebih suci (lurus)
Ahsan = Yang terbaik
Ahwas = Pemberani
Ahwaz = Yang bersungguh-sungguh
Ahza = Yang beruntung
Aibaq = Pesuruh
Aiyub = Nama nabi
Aiman = Yang bertuah, kanan
Aisar = Yang senang, mudah
Aisy = Mewah, kaya raya
Ajad = Berbuat baik
Ajmal = Cantik, molek
Ajwad = Yang lebih pemurah, terbaik
Akalil = Mahkota
Akbar = Yang besar
Akhdan = Sahabat
Akhtar = Yang terpilih
Akid = Yang kuat, teguh, tetap
Akif = Yang menumpukan dirinya pada sesuatu
‘Akif = Beri’tikaf
Akma = Pimpinan
Akmal = Sempurna, sangat pandai
Akram = Yang mulia, Lebih mulia
Akramah = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Akwa = Yang perkasa, kuat
Alamar = Berlapis emas
Alamgir = Penakluk dunia
‘Alauddin = Ketinggian agama, kemuliaan agama
Al Baihaqi = Imam perawi hadist
Al Fatih = awal, pembuka, pertama
Alham = Beroleh ilham
‘Ali = Yang mulia, tinggi kedudukannya
Alif = Kawan rapat
Alim = Yang mengetahui
‘Alim = Berilmu
Aliuddin = Ketinggian agama
Aliyan = Yang tinggi
Allam = Sangat mengetahui
Allamah = Yang berilmu luas
Alma ‘= Yang bergemerlapan
Altaf, Althaf = Baik hati, lemah lembut, lebih lembut
Altamis = Panglima, ketua
Alwan = Warna-warni
Alzam = Yang tekun
Amadi = Masa, matlamatku
Amad = Destinasi
Amal = Cita-cita, harapan
Amali = Cita-citaku, harapanku
Amaluddin = Cita-cita agama
Amami = golonganku
Aman = Sentosa, keselamatan
Amanat = Pertaruhan, amanah
Amani = kesejahteraanku
Amanullah = Keamanan dari Allah
Amar = Yang ramai zuriat
Amili = Yang bekerja
Amin = Yang amanah, yang dipercayai, pemegang amanat
Aminin = Orang-orang yang selamat
Aminuddin = Pengamanah Agama
Amir = Putera, ketua, pemerintah, penguasa, pemimpin, makmur
Amiruddin = Pembela agama
Amjad = Mulia, soleh, lebih mulia
Amkrun = Orang-orang berkuasa
Ammar = Yang memakmurkan, yang kuat iman, penerang
Amnan = Tempat yang aman, ketenangan
Amni = keamananku
Amran = Yang memakmurkan
Amrin = Perintah
Amrullah = Perintah Allah
Amrun = Kemakmuranku
Amsyar = Yang cergas
Amzar = Yang mulia
Anaqi = Keindahanku yang menawan hati
Anas = Kemesraan, cinta, kasih, mesra, periang
An’am = Yang diberi nikmat
Andar = Yang berseri
Anjab = Lebih utama dan bernilai
Aniq = Yang kacak lagi menawan hati
Anis = Yang mesra, teman setia, ramah tamah dalam pergaulan
An-Nasa’i = Imam perawi hadist
Anma = Yang maju
Anmar = Air yang bersih
Ansar = Penolong, penyokong
Ansari = Penolongku, penyokongku
Ansar = golongan Ansar sahabat Nabi SAW
Antar = Berani dalam peperangan, nama pahlawan ksatria Arab
Anwar = Yang bercahaya, lebih bersinar, lebih bersih
Anwari = Cahayaku
‘Aqib = Balasan yang baik
‘Aqil = Yang baik budi, bijaksana, dapat dipercayai, pintar
Aqlan = Dasar
Aqhar = Yang gagah
Aqmar = Putih, cantik
Aqra = Pandai membaca
Arafat = Yang terkenal, kenalan
Arami = Panji-panji
Arfa = Yang tinggi, mulia
Arfan = Mengetahui
Arhab = Memanjakan, lebih lebar dan luas
Arham = Yang mesra
Arib = Yang mahir
‘Arif = Yang bijak, mengetahui, terpelajar, sholih, berwibawa
Ariffin = Yang bijak
‘Ariq = Baik budi, mulia asalnya, bijaksana
Arman = Harapan, aspirasi
Arqam = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Arsalan = Nama seorang tokoh Islam
Arsyad = Yang sangat cerdik
Arumi = Asal keturunanku
Aryan = Kekuatan penuh
As’ad = Yang berbahagia
Asdaq = Benar
Asfa = Yang suci
Ashmah = Yang berani
Ashraf = Lebih luhur
Asif = Menggambarkan, melukiskan
Asil = Yang mulia, murni, bersih
Asir = Menawan, memikat hati, mempesona
Asjad = Emas, permata
Askari = Tentera
Aslam = Selamat, terkawal, masuk Islam
Aslah = Yang lebih baik
Asmah = Yang pemaaf
Asmai = Hati yang suci
Asmaan = Hati yang suci dan pendapat yang teguh
Asmar = Yang hitam manis
Asna = Yang tinggi, yang bersinar
Asnawi = Yang berseri, gemilang
Asri = Masaku, kemajuanku mengikut masa
Asyari = Perasaanku
Asyiq = Kekasih, pencinta
Asymawi = Pemberianku
Asyraaf = Yang mulia, Asyraf = lebih mulia
Asy’ar = Perasa, jiwa halus
Asyrani = Periang, kemegahanku
Asytar = Yang menawan
Ata = Pemberian, hadiah
Ataullah, Athallah = Karunia Allah
Athar = Suci, bersih
Athari = Yang bersih
‘Athif = Belas kasih
Athmar = Yang berjaya
Aththobarani = Imam perawi hadist
Atif = Belas Kasihan
‘Atik = Pemurah, yang murni
‘Atiq = Ka’bah, yang dimerdekakan
Atmam = Kesempurnaan
At-Tirmidzi = Imam perawi hadist
Atyab = Wangi
‘Aun = Bantuan, pertolongan
Aus = Pemberian
Aufa = Yang setia, lebih tepat
Auni = Ketetapanku
Awam = Yang tangkas
Awad = Gantian, pemberian
Mulakan = Pedang
Awadullah = Pemberian, gantian dari Allah
Awliya = Kekasih
Awraq = Yang memberi semangat
Awsam = Yang segak
Awuf = Yang wangi
Awwab = Yang banyak bertaubat pada Allah
Awwadi = Yang bersungguh-sungguh
Awwal = Pandai mentakwil
Awwam = Perenang
Ayadi = Nikmat
Ayaz = Pekerja keras (Persian)
Ayman = Beruntung, pemegang kendali yang benar
Aysar = Yang mudah
Ayyub = Nama nabi
Azad = Bebas, merdeka
Azam = Keazaman
Azamuddin = Keazaman agama
Azaim = Pelbagai azam
Azbin = Bersih, suci
Azfar = Yang berjaya, yang menang
Azhad = Yang zuhud
Azhar = Yang berseri, yang gemilang, lebih cerah
Azhari = Yang berseri, yang gemilang
Azib = Sabar dan gigih
Azim = Besar
Aziman = Keazaman
Aziz = Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azizi = Kesayanganku, kekasihku
Azizan = Yang mulia, yang kuat, kekasih
Azka = Semakin maju, suci, bersih
Azman = Cita-cita, tekad
‘Azmi = Cita-citaku, tekadku, keteguhan hati
Azmil = Kawan rapat
Azri = Kekuatanku, penyokongku
Azwar = Rajin ‘
Azza = Perhiasan
‘Azzam = kebulatan tekad, ziarah / emas
‘Azzan = Nama orang Dahulu

B

Baadi, Badi = Istimewa
Baahi, Baha = Termegah, terhebat
Baari = Pencipta, salah satu dari nama Allah
Badar = Bulan penuh, bulan purnama
Badi ‘= Indah
Badil = Pengganti
Badiuzzaman = Keindahan semasa
Badran = Bulan penuh (purnama)
Badri = Bulan Purnamaku, mempercepatkan jalannya
Badrulmunir = Bulan bercahaya
Badrun = Bulan purnama
Badruddin = Bulan purnama agama
Badruz Zaman = Bulan purnama bagi jaman
Badrut Tamam = Bulan purnama
Badrut Taman = Bulan purnama yg sempurna
Baghawi = Nisbah
Bahadur = Berani, kuat
Bahauddin = Sinaran / keindahan agama
Bahi = Indah
Bahij = Yang indah menawan, penggembira
Bahir = Elok, mempesona
Bahjan = Cemerlang
Bahjat = Kegemilangan, gembira, bahagia
Bahlawan = Pendaki gunung
Bahran = Bercahaya
Bahri = Kegemilanganku
Bahruddin = Sinaran agama
Bahzi = Pembelaku
Bais = Tentera
Bakhit = Yang bertuah
Bakhtiar = Yang bahagia
Bakir = Muda, pagi2 benar
Bakizah = Permata
Bakri = Pagi-pagi benar
Baliq = Fasih
Balyan = Nama auliya
Banan = Ujung jari
Banin = Yang bijak, gigih
Baqir = Sangat pandai, terpelajar
Bariq = Bercahaya, kemilau
Bariz = Menonjol
Barra = Yang bersih
Barzun = Utama, berani
Basil = Berani
Basim = Gembira, tersenyum, selalu tersenyum
Basir = Bijak, melihat
Basirun = Yang melihat
Basit = Pereka, pembuat
Baslan = Keberanian
Basri = penglihatanku
Bassam = Suka tersenyum
Basyar = Pembawa berita baik
Basyarah = Indah
Basyir = Penyampai berita gembira
Basyirun = Yang melihat
Bayiyuddin = Sinaran agama
Bazil = Yang pandai
Bazilin = Yang menyumbang
Bazli = Kebijaksanaanku, kepakaranku
Bilal = Nama sahabat nabi, titisan embun
Biruni = Nama ulama besar
Bisyari = Kegembiraan
Bisyir = Berita gembira
Bisyrun = Berita gembira
Bunyamin = Nama saudara nabi yusuf
Budair = Berjalan cepat
Bukhari = Imam perawi hadist
Buraid = Dingin
Buraidah = Kesejukan
Burhan = Alasan, bukti, dalil, cahaya
Burhanuddin = Dalil / cahaya / bukti agama
Busairi = Nisbah
Busrain = Kesegaran
Busran = Kabar gembira
Bustani = Tamanku

D

Dabir = Akar, asli, mutlak
Daffa = Pembela
Dafinah = Kekayaan yang tersembunyi
Dahin = Yang cerdik
Dahlan = Nama belakang ulama
Dailami = Askarku
Da’im = Kekal abadi
Da’in = Da’i, penyeru, pemanggil
Daisam = Lemah lembut
Daiyan = Hakim, pelindung, penjaga
Dalil = Petunjuk, pemimpin, model, teladan
Dana = Cerdas, bijak
Dani = Dekat
Daniyal = Nabi Allah SWT
Danish = Pengetahuan, bijak
Daris = Pembaca, pelajar
Darul Muqomah = Tempat yg kekal (syurga)
Darwisy = Warak
Dasuqi = Keindahanku, cahayaku
Dawani = Nisbah
Daud = Nama Nabi Allah SWT
Dhabit = Yang kuat ingatan
Dhafir = Menang
Dhahir = Yang membantu
Dhaifullah = Tetamu Allah
Dhamir = Yang langsing
Dhamiri = Jiwaku
Dhiya ‘= Cahaya, sinar
Dhiya’Ulhaq = Sina (cahaya) hak, sinaran kebenaran
Dhiya ‘Uddin = Cahaya agama
Dhiya’ur Rahman = Cahaya Yang Maha Pemurah
Dhobith = Cermat, kuat, hakim
Dhoif = Tetamu
Dhoifullah = Tetamu Allah
Dhomin = Penjamin
Dhomir = Hati nurani
Dhomiri Fadhil = Hati nurani, yg utama
Dhomrah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Dhori’un = Orang2 yg merendahkan diri, tunduk
Dhowi = Bersinar
Dhu’un = Cahaya terang
Dhukhom = Gemuk
Dhuyuf = Tetamu
Difa = Pertahanan
Dika = Ayam jago, jantan
Dika Azhari = Ayam jago, bunga
Din = Agama, kepercayaan
Dini = Agamaku
Din Syamsudin = Matahari agama
Dubies = Nama pahlawan arab
Durrani = Permataku
Durar = Mutiara
Dzahab = Emas
Dzaki = Cerdas, pandai, mudah, faham
Dzakir = Teguh pendirian, baik / kuat harapannya
Dzakka ‘= Cerdik
Dzakwan = Harum semerbak, cerdas, genius
Dzal Aidi = Punya kekuatan
Dzalkifli, Dzulkifli = Yang punya kesanggupan
Dzamar = Nama seorang raja Yaman zaman dahulu
Dzanun = Dzun Nun (Nabi Yunus as)
Dzatil’imad = Yang punya bangunan2 tinggi
Dziban = Penghalau, yg membantu
Dzikro = Pengajaran, peringatan
Dzil Awtad = Punya pasak2 (tentera yg banyak)
Dzimar = Kehormatan diri
Dziyab = Memperoleh harta, serbuan
Dzulfiqar = Nama pedang Rasulullah SAW
Dzul Autad = Punya tentera yg banyak
Dzul Fahmi = Punya kefahaman
Dzul Rahman = Yang Maha Pemurah
Dzulfaqor = Nama pedang sahabat Ali bin Abi Talib

E

Eshan = Dalam berkah Allah

F

Fadal = Keutamaan
Fadhl = Kebaikan, kelebihan, sisa
Fadhali = Kelebihan, keutamaan
Fadhil = Orang yg berbuat kebaikan, utama, mulia
Fadholi = Kelebihan – keutamaan
Fadhlurrahman = Keutamaan dari Allah, Anugrah Arrahman
Fadi = Penebus
Fadil = Yang mulia, murah hati, yg utama
Fadl = Dermawan, murah hati
Fadlan = Keutamaan
Fadli = Kelebihanku, ihsanku
Fadlin = Keutamaan
Fadlullah = Kelebihan Allah
Faeyza = Sukses, hidupnya meningkat
Fahad = Harimau bintang
Fahd = Harimau
Fahim = Yang faham, memahami, pintar, rajin belajar
Fahmi = Kefahamanku, pemahaman
Fahman = Kefahaman
Fa’id = Tetap, berhasil, istimewa, sungguh2
Faiq = Tertinggi, utama, terkenal, terkemuka
Fairuz = Batu permata
Faisal, Faishal = Penyelesaian, pemisah antara hak dan batil
Fa’iz = Berjaya, menang
Fa’izin = Orang2 sukses
Fajar = Cahaya putih
Fajari = Waktu fajar
Fakhir = Kebesaran, yang baik, kejayaan
Fakhr Al Din = Kejayaan agama, kemenangan agama
Fakih = Menyenangkan, sedap
Fakhir = Kebesaran, yang baik
Fakhri = Kemegahanku, kebanggaan
Fakhruddin = Kebanggaan agama, keutamaan dari Allah
Fakhrullah = Kemegahan Allah
Falah = Jaya, sukses, beruntung
Falih = Sukses
Fannani = Seniman
Faqih = Yang mengerti, ahli fiqh, bijaksana
Faraj = Kelonggaran, pelepasan
Farhan = Bergembira
Farhat, Farhun = Kegembiraan
Farid = Istimewa, permata, tiada bandingan, tunggal, permata yang mahal
Fariduddin = Permata agama, keistimewaan
Faris = Yang alim, penunggang kuda, ksatria
Faruq = Pembeda antara benar dan salah
Fasahat = Fasih, lancar
Fasih = Yang fasih
Fathi = Pembuka, kemenanganku
Fathuddin = Pembukaan, kejayaan agama
Fathul Islam = Pembuka, kejayaan Islam
Fathullah = Pembukaan, kejayaan Allah
Fathurrahman = Pembukaan, kejayaan Allah yang pengasih
Fatih = Pembuka, perintis, pemenang, penakluk
Fattah = Penakluk
Fauhad = Anak kecil yang gemuk
Fauzi = Kejayaanku
Fauzan = Kejayaan, kemenangan
Fawwaz = Berjaya
Fayyadh = Murah hati
Fidai = Pengorbanan
Fikri = Fikiranku, pemikir, pemikiranku
Firas = Kecerdikan, tajam fikiran
Firdaus = Nama syurga
Fitri = Semulajadi
Fuad = Hati, jiwa
Fuadi = Jiwaku
Furqan = Bukti, kenyataan, pembeda benar dan salah
Fudail = Kelebihanku, kemuliaan

G

Gadi = keberuntunganku
Ghadi = Singa
Ghaffar = Sedia mengampuni, lembut hati
Ghaffur = Pengampun,
Ghailan = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Ghaisan = Rupawan
Ghaisani = Cantik dan muda
Ghali = Mahal
Ghalib = Yang menang
Ghanim = Yang mencapai kejayaan
Ghanimi = Kejayaanku
Ghani = Kaya, mewah
Ghassan = Kecantikan dan kelembutan remaja, nama suku arab
Ghaus, Ghauts = Pertolongan
hazali = Nama seorang sufi dan ahli falsafah muslim
Ghazlan = Tenunan
Ghazi = Pejuang
Ghoits = Hujan
Gholi = Mahal, sesuatu yg bernilai tinggi
Gholib = Pemenang
Ghomid = Pedang dlm sarungnya, nama Kabilah di Hijaz
Ghonam = Penjaga rampasan perang
Ghonim = Yang mendapat keuntungan
Ghosan = Sumber air di padang pasir, usia muda belia
Ghozi = Prajurit di medan perang, bertujuan
Ghufran, Ghufron = Keampunan, pengampunan
Ghulam = Anak muda
Ghulaman Zakiya = Anak muda yg suci
Ghulwani = Keremajaan dan kecerdasan
Ghulan = Remaja
Ghurofan = Tempat2 yg tinggi
Ghusun = Tangkai pohon

H

Haban Mutarokiba = Butir yg banyak
Habbab = Yang mengasihi
Habib = Kekasih, sayang, dicintai
Habibi = Kesayanganku
Hablan = Yang penuh
Habri = Kegembiraanku
Hadi = Yang memimpin, penunjuk jalan
Hadwan = Ketenangan
Hadrami = Nisbah
Hadad = Dewa Syria yg jantan
Hadari = Maju
Haddad = Lautan
Hadi = Penuntun, seseorang yg religius
Hadif = Yang mempunyai matlamat
Hafidh = Pemelihara, Penghafal
Hafiz = Penjaga, pelindung
Hafizuddin = Pemelihara agama
Hafuza = Pemberi semangat
Haidar = Berani, singa
Haikal = Pokok yang besar dan subur
Hail = Yang disegani
Ha’im = Yang mengelilingi
Haimadi = Pujian agama
Haiman = Yang cinta, asyik, menguasai
Haitham = Yang mudah, singa
Haiyan = Yang hidup
Hajjaj = Pelawat
Hajib = Pendinding
Hajid = Yang solat tahajjud
Hajim = Pelindung
Hajid = Yang solat malam (tahajjud)
Hakam = Pengadil
Hakim = Bijaksana
Hakmani = Pengadil
Hamad = Terpuji
Hamas = Berani
Hambali = Pengikut Imam Ahmad bin Hambali
Hamdan = Terpuji, pemuji Allah
Hamdawi = Yang memuji
Hamdi = Pujianku, pujian
Hamdun = Terpuji, pujian
Hamid = Yang memuji
Hamiduddin = Pujian agama
Hamim = Teman karib
Hamimi = Teman karibku
Hamiz = Cerdik, kuat, tampan
Hamizan = Cerdik, kuat, tampan
Hamlan = Berdiri sendiri
Hammadi = Pemuji
Hammam = Yang mempunyai kemauan keras
Hammani = Pemberi semangat
Hamsyari = Anak jati watan
Hamud = Yang banyak memuji
Hamzah = Kebijaksanaan, nama paman Nabi
Hamzi = ketegasanku
Hanafi = Kelurusanku, pengikut Imam Abu Hanifah
Hanania = Dikasihi Allah
Hani, Hani ‘= Yang mengucapkan selamat
Hanif = Muslim yang teguh, yang lurus, bersih, suci
Hanin = Kesayangan
Hanis = Berani
Hanun = Kesayangan
Hariri = Suteraku, nisbah
Haris = Pengawal, pelindung
Hariz = Pemelihara
Harith = Kuat, berusaha
Harraz = Yang amat warak
Harun = Nama nabi
Harzan = Penjagaan
Hasan = Indah, baik
Hasbi = Yang memadai bagiku
Hasbullah = Jaminan Allah swt
Hashim = Nama kakek buyut Nabi
Hasib = Berketurunan mulia
Hasif = Kemas, rapi
Hasnain = Dua kebaikan
Hasnun = Yang baik
Hasnawi = Kecantikan
Hassan = Sangat baik, bagus
Hasyiem = Yang bermaruah
Hasyim = Pemurah, yang suka menjamu orang
Hatadi = Keaslianku
Hatim = Pemutus, penentu, murni, yang lurus, benar
Hauzan = Mahluk Manusia
Hawari = Pengikut setia
Hawwari = Penolong, bersih
Hawwas = Yang bersemangat
Haziq = Cerdik, pandai
Hazim = Tegas, cermat, bijak, teliti
Hazmi = ketegasanku
Hazwan = Pemberianku
Hayyun = Hidup
Helmi = Sabar dan berakal
Hfiy = Yang memuliakan
Hibatullah = Kurnia, anugrah Allah
Hibban = Ibnu Hibban Pewari Hadis
Hidayat = Petunjuk
Hidawi = Pemberian
Hidayatullah = Petunjuk Allah
Hijazi = kebersihanku
Hikmat = Hikmat
Hilal = Bulan sabit
Hilman = Kesopanan, kesabaran
Hilmi = kesopananku, kesabaranku
Himmat = Cita-cita
Hisham = Nama orang Arab popular
Hisyam = Murah hati
Hisyamuddin = Kemurahan agama
Hiwayat = Yang disukai
Hubaib = Kekasih
Hulaif = Yang setia
Hulawi = Yang manis / menarik
Humaidi = Kepujianku
Humam = Maharaja, memiliki jiwa kepahlawanan, dermawan
Humdi = Yang memuji
Husam = Pedang yang tajam
Husain = Elok, cantik, indah, baik
Husaini = Kebaikanku
Husnayan = Kemenangan, syahid
Husni = Indah
Husoin = Benteng pertahanan
Huwaidi = Kembali kepada yang hak
Huzaifah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Huzaiman = Nama sahabat nabi Muhammad SAW

I

Ibad, Ibaad = Rajin beribadah, hamba-hamba Allah
Ibkar = Pagi hari
Ibnu = Anak laki2
Ibnu Abbas = Nama sahabat dan paman Nabi Muhammad SAW, ahli tafsir
Ibnu Hajar = Nama ulama penyusun kitab hadits Bulughul Marom
Ibnu Kholdun = Filosof dan sosiolog muslim
Ibrahim = Nama nabi, ayah yg baik
Ibtisam = Senyuman
Idlan = Keadilan
Idraki = Pengetahuanku, kefahamanku
Idris = Nama nabi
Idrus = Singa
Iffat = Kehormatan diri
Iftikhar = Kehormatan, pembawa kehormatan
Iftiqar = Keperluan
Ihsan = Kebaikan
Ihtisyam = Kehebatan
Ijlal = Penghormatan, petunjuk, mulia, terhormat
Ikhlas = Memuliakan
Ikhtiari = Pilihanku
Ikhtiaruddin = Pilihan agama
Ikhwan = Persaudaraan
Ikram = Menghormati
Iktidal = Keadilan
Iktimad = Berserah
Iktisham = Tenaga
Ilham = Ilham, isyarat yang baik
Iliya = Nama nabi
Ilyas = Nama nabi
Ilyasa = Nama nabi
Imadi = sokonganku
Imaduddin = Tiang agama
Imam = Pemimpin
Iman = Iman, keimanan
Imdad = Tolong, bantu, sokong
Imtiyaz = Pilihan
Imran = Budi bahasa, nama ayahanda Maryam AS
Inas = Kelembutan
Inayat = Pertolongan
Insaf = Kesedaran
Intisar = Kemenangan
Iqbal = Kejayaan, pujangga muslim, kemajuan
Iqtidar = Kekuatan, tenaga
Irfan = Kebijaksanaan, kesyukuran, pengetahuan
Irsyad = Nasihat, panduan, manual
Irsyaduddin = Panduan agama
Is’ad = Beroleh taufiq
Isa = Nabi nabi
Isam = Orang sukses dengan usahanya sendiri
Ishak = Nama nabi /Ketawa
Isham = Maksum
Ishmat = Kekuatan menjauhi maksiat
Iskandar = Nama seorang raja
Islam = Kesejahteraan
Islah = Pembetulan
Isma = Pemelihara
Ismail = Nama nabi
Ismat = Ketulinan, kesucian
‘Ismat = Kekuatan menjauhi maksiat
Israr = Persendirian
Istafa = Pilih, suka
Isyhad = Penyaksian
Isyraf = Pengganti, pengawasan
Isyraq = Memberi sinar
Ithar = Mengasihi orang lain
I’tishom = Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat
Iwadh = Pengganti
Iyad = Sokongan, kekuatan, gunung yang sukar didaki
Izdihar = Perkembangan, kemajuan
Izdiyad = Pertambahan
Izz = Kekuatan
Izzan = Pematuhan
Izzat = Kemuliaan
Izzudin, Izzuddin = Kemuliaan agama
Izzul Haq = Kemuliaan yang haq, sebenar-benarnya kemuliaan
Izzul Islam = Kemuliaan Islam

J

Jaad = Sungguh2, dermawan
Jaafar = Anak sungai
Jaballah = Hadiah Allah
Jabalun = Gunung, bukit
Jabir, Jabr = Pemberi kemudahan, penghibur
Jabil = Yang kreatif
Jabran = Pengganti, pembetul
Jabri = pertolonganku
Jabrullah = Pertolongan Allah
Jadid = Baru
Jadir = Pemurah
Jadulhaq = Jalan kebenaran
Jaffan = Yang terkawal
Jafin = Yang mengawal
Jafni = Kawalanku dari kejahatan
Jahdi = Kemampuan
Jahid = Yang berusaha
Jahran = Yang tangkas
Jaiz, ja’iz = Boleh
Jalal = Kemuliaan, keagungan, semarak, cahaya, keindahan
Jalaluddin = Kemulian agama
Jali = Yang nyata
Jalil = Yang mulia
Jalud = Kuat dan sabar
Jamal = Kecantikan, keindahan, cemerlang
Jamali = Kecantikanku
Jamaluddin = Keindahan agama
Jamalullail = Keindahan malam
Jam’an = Kesatuan, 2 pasukan
Jamhari = Kumpulan manusia
Jamil = Yang tampan, indah
Jamri = Perhimpunanku
Jamsyir = Kecantikan
Jarir = Tempat bertumpu
Jaris = Karunia Allah
Jarullah = Tetangga Allah
Jasim = Badan, Fisik
Jasir = Keberanian
Jauhar = Permata
Jauhari = Permataku
Jauni = Keputihan, siang
Jauzan = Pertengahan
Jawad, Jawwad = Murah hati, pemurah
Jawahir = Permata
Jazali = Kegembiraanku
Jazil = Besar, banyak
Jazim = Mempastikan
Jazli = Fasih
Jazman = Tekad bulat
Jazmi = Tekad yang kukuh
Jazlan = Gembira, riang
Jazman = Tekad yang kukuh
Jazuli = Nisbah
Jihad, Jihadi = Perjuangan
Jihan = Kemegahan
Jilani = Penyiaranku
Jiratullah = Bantuan Allah
Jiwari = Jaminanku
Jiyad = Yang Baik
Juani = Sinaranku
Jubair = Pertolongan, nama ulama besar
Jubran = Nama sastrawan
Jufri = Keluasan, di tengah-tengah
Juhair = Suara Nyaring, Lantang
Juhlan = Yang termulia
Juman = Mutiara
Jumani = Mutiaraku
Junaid = Tentera
Junaidi = Tentera
Junaidun = Tentera
Jundi = Askar
Juwaidi = Keelokanku

K

Kaab, Ka’ab = Kemuliaan, terhormat
Kabir = Agung, besar
Kadar = Berkekuatan penuh
Kadhim = Menahan Diri
Kadin = Teman, rakan, kawan
Kahla = Dewasa
Kailani = Nama seorang ulama, nama kitab Shorof
Kafil = Penjamin
Kafila = Saksi
Kalim = Ahli pidato
Kalimatullah = Kalimat Allah
Kamal = Kesempurnaan
Kamaluddin = Kesempurnaan agama
Kamaruddin = Bulan agama
Kamaruzzaman = Bulan masa
Kamarul Arifin = Bulan orang arif
Kamil = Sempurna
Karami = Kemuliaanku
Karim = Yang mulia
Kariman = Haji dan jihad
Karman = Kemuliaan
Kasir = Melimpah, banyak
Katib = Juru tulis
Kazhim = Menahan diri
Kazim = Penyabar
Khabir = Yang mengetahui dengan sebenarnya, pakar, berpengalaman
Khadim = Sukarelawan
Khairan = Kebaikan
Khairani = Kebaikanku
Khair, Khairi = Kebaikan, kebajikanku
Khairin = Kebaikan
Khairul Anwar = Cahaya yang baik
Khairuddin = Sebaik-baik agama, kebaikan agama
Khairullah = Kebaikan dari Allah
Khairul Amirin = Sebaik-baik pembina
Khairul Anam = Sebaik-baik manusia
Khairul Harisin = Sebaik-baik pengawal
Khairul Ikhwan = Persaudaraan yang baik
Khairun Nas = Sebaik-baik manusia
Khairul Zaman = Sebaik-baik masa
Khaizuran = Ketua, pemimpin
Khalaf = Anak yang baik, pengganti, ulama
Khalas = Yang selamat
Khadhi = Orang yg rendah hati
Khairi Habibullah = Kebaikan, kekasih Allah
Khairul Anam = Sebaik-baik manusia
Khairul Hadi = Sebaik-baik yang memberi petunjuk
Khairul Jamal = Sebaik-baik keindahan
Khairul Umam = Sebaik-baik umat, nama seorang seniman
Khaldun = Kekal, nama seorang ahli sejarah
Khalid (Abd) = Yang kekal
Khalil = Sahabat, Kesayangan
Khalifah = Pengganti, wakil
Khalili = Sahabat
Khalis, Khalish = Suci, ikhlas, murni
Khallad = Yang kekal
Khan = Ketua, pemimpin
Khasyi = Orang yg khusu ‘dlm solat
Khattab, Khatthab, Khatib, Khathib = Ahli pidato
Khawatim = Akhir, cincin
Khayam = Pembuat khemah
Khayru = Lebih baik
Khazin = Penyimpan harta negara, bendahara
Khazindar = Penjaga kekayaan
Khidir = Nama nabi, orang soleh kawan Nabi Musa AS
Khilfi = Pengganti
Khithoba = Berbicara
Khiyar = Pilihan terbaik
Khobir = Yang mengetahui dengan sebenarnya, ahli mengetahui
Khosyi = Orang yang khusyu ‘dalam solat
Khodhi ‘= Orang yang rendah hati
Khodim = Jejaka
Khofiqur Ruh = Yang menarik hati
Khoir = Baik, lebih baik
Khoiri, Khoiron = Kebaikan
Khoir Sholih = Baik, sholih
Khoiruddin = Yang baik agamanya
Khoirul Anam = Sebaik-baik makhluk
Khoirullah = Kebaikan dari Allah
Khoirun Maqoma = Lebih baik tempat tinggalnya
Khoirun Marodda = Lebih baik kesudahannya
Khoirun Nuzula = Hidangan yg lebih baik
Khola’ifal Ardhi = Penguasa-penguasa di muka bumi
Khorulfashilin = Pemberi keputusan yang baik
Khozin = Penyimpan harta
Khuararizmi = Nisbah
Khudari = Nisbah
Khumaini = Pandangan yang jauh
Khursyid = Matahari
Khuwailid = Kekal
Kiram = Mulia
Kiraman = Mulia

L

Labib = Cerdik, munasabah, bijaksana, cerdas
Labid = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Lahmuddin = Kekuatan agama
La’iq = Yang layak
Lais = Berani
Lamani = Kegemilanganku
Lamih = Mengkilat
Lami ‘= Mengkilat
Lamin = Kepercayaan
Lathif = Halus budi, sopan
Latif = Lembut, bersopan
Lazim, lazman = Tetap
Liaqat = Kebolehan, keupayaan
Libasut Taqwa = Pakaian taqwa
Lisana shidqin = Buah tutur yang baik
Liwauddin = Panji agama
Liwaun Nasari = Panji kemenangan
Lizam = Yang mendiami
Lu’ay = Nama seorang datuk Nabi Muhammad SAW
Lubaid = Yang kaya
Lubawi = Yang pintar
Lujain, Lujaini = Keputihan, perak
Lukman, Luqman = Nama nabi, bijaksana, jalan yg jelas
Luqmanul Hakim = Luqman yang bijaksana
Lutfan = Lemah lembut
Luthfi = Keramah-tamahan
Luthfi Hamid = Keramah-tamahan yang terpuji
Luthfi Yazid = Keramah-tamahan, bertambah
Lutfi = Kehalusanku, lembut
Lutfilah = Taufik Allah
Lutfil Hadi = Taufik Allah Yang Hadi
Lutfir Rahman = Pertolongan Allah
Luth = Nama nabi
Luzman = Tetap

M

Ma’ayisy = Penghidupan, keperluan2 hidup
Maajid = Mulia
Maalik = Yang mempunyai
Maamar = Kemakmuran
Maarif = Kecantikan, pengetahuan
Maasyir = Pandai bergaul
Mabruk = Yang diberkati
Mabrur = Membuat kebajikan
Madani = Kemajuan
Mahadhir = Menulis kebaikan
Mahasin = Kebaikan
Mahamid = Pujian, terpuji
Mahbub = Dikasihi, disukai, dicintai
Mahdi = Yang mendapat hidayah
Mahfuz = Terpelihara
Mahir = Pakar
Mahmud = Terpuji
Mahran = Kebijaksanaan
Mahrus = Yang dijaga
Mahzuz = Bernasib baik
Ma’in = Air mengakir yg sangat jernih
Maisur = Yang senang
Majad = Kemuliaan
Majdi = Kemuliaanku, kemuliaan
Majduddin = Kemuliaan agama
Majid = Dihormati
Makarim = Kemuliaan
Makhlad = Yang kekal
Makhluf = Maju
Ma’mun = Aman, yg boleh dipercayai
Malazi = Tempat perlindungan
Ma’lum = Yang diketahui
Mamduh = Terpuji
Manaf = Ketinggian, kenaikan
Manan = Pemurah
Mansur = Pemenang, yang mendapat pertolongan
Manzur = Yang boleh diterima, dipersetujui
Maqbul = Diterima, dipersetujui
Mar’ie = Terpelihara
Marjan = Batu karang
Marzuq = Yang mendapat rezeki
Marzuqi = Rezekiku
Marwan = Urusan yang lurus, seorang Khalifah dari Bani Umayyah
Masrur = Yang riang, suka
Masyhur = kesohor
Masykur = Yang bersyukur
Mas’ud = Bertuah, bahagia
Masyhad = Kesaksian
Masyahadi = Persaksianku, tuntutanku
Masyruh = Lapang dada
Masun = Yang terpelihara
Matlub = Cita-cita
Maula = Pemimpin
Maulawi = Yang berzuhud (Maulana)
Mawardi = Nisbah, air mawarku
Mazhud = Yang zuhud
Maziz = Mulia
Miftah = Pembuka, perintis
Mifzal = Teramat mulia
Mikbad = Ibadah
Mikdam = Berani
Mikyad = Yang bertaubat
Minhaj = Acara, biasa
Mirza = Anak yang baik
Misbah = Pelita, cahaya
Mizwar = Rajin berkunjung
Muammar = Panjang umur
Muawiyah = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Muayyad = Kuat, menang
Muaz = Nama sahabat Nabi Muhammad SAW
Muazzam = Dihormati, disanjungi
Mubarak = Yang diberkati
Mubasyir = Pembawa petanda yang baik
Mubin = Sinar, jernih
Mudrik = Berakal, memahami
Mughis = Penolong
Muhaimin = Yang memelihara dan mengawal
Muhajir = Yang berhijrah
Muhammad = Yang terpuji, di rahmati
Muharram = Bulan Muharram
Muhazzab = Terdidik
Muhibbuddin = Pengasih agama
Muhsin = Yang berbuat kebaikan
Muhib = Kekasih, peminat
Muhtadi = Beroleh hidayah
Muhyiddin = Yang menghidupkan agama
Muinuddin = Pembela agama
Muizzuddin = Penyokong agama
Mujahid = Pejuang Islam
Mujib = Penyahut
Mujibuddin = Penyahut agama
Mujibur = Penyahut seruan Allah Yang Maha Pengasih
Mujtaba = Yang terpilih
Muktasim = Terjaga
Mukhtar = Terpilih
Mukti = Pemberani
Mu’min = Seorang yang beriman
Mulhim = Pemberi inspirasi
Munabbih = Pemberi peringatan
Muntasir = Pemenang
Munawwar = Berkilau
Munawwir = Bersinar
Munir = Yang menerangi
Munsif = Adil, bijaksana, jujur
Muntazar = Yang diawasi
Munzir = Yang memberi amaran
Muqtadir = Yang berkemampuan
Muqri = Ahli ibadat
Murad = Keinginan, cita, tujuan, maksud
Muradi = Harapanku
Mursil = Wakil
Mursyid = Pembimbing, guru, pemberi petunjuk
Murtadho = diridhoi
Mus’ab = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Musa = Nama nabi
Mus’ad = Yang bahagia
Musaid = Penolong
Musawi = Yang adil
Musayyad = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Muslih = Yang membaiki, membuat perubahan
Muslihin = Yang memulihkan
Muslihuddin = Pemulih agama
Muslim = Menyerah diri kepada Allah
Mustafa, Mushthafa = Terpilih
Mustaqim = Yang lurus
Musyrif = Tinggi, pengawas
Mutalib = Yang menuntut dari masa ke semasa
Muwaffaq = Untung
Muzaffar = Kemenangan

N

Naashif = Adil, insaf, pelayan
Nabawi = Bersifat kenabian
Nabhan = Perwira, berwaspada, mulia, terkenal
Nabih = Cerdik, Mulia
Nabihan = Mulia, masyhur
Nabil = Yang cerdik, mulia, mahir, dermawan, bijaksana, seseorang penuh kehormatan
Nadhir = Indah, elok
Nadhmi = Teratur, disiplin
Nadi = Tempat pertemuan
Nadir = Berseri-seri
Nadhif = Kebersihan
Nadhim = Pengurus
Nadhir = Indah, elok
Nadim = Rakan, sahabat
Nafil = Tambahan
Nafis = Bernilai, berharga
Nafiz = Yang melaksanakan
Nafi ‘= Yang berguna
Nahar = Keluasan sungai
Nahdan = Kebangkitan
Nahid = Anak dalam masa puber
Nahlan = Berbisa
Naif = Tinggi, berkedudukan, menonjol
Nail, Na’il = Yang suka memberi, penyelesai masalah
Naim, Na’im = Kesenangan, kenikmatan
Najah = Kemenangan
Najdat = Berani
Naji = Selamat, Onta yang lari cepat
Najib = Keturunan yang mulia, utama, bernilai
Najid = Gagah, berani
Najih = Yang menang
Najmi = Bintang, bintangku
Najmuddin = Bintang agama
Najmussabah = Bintang subuh
Najwan = kemenangan
Naqib = Yang menjamin
Naqiuddin = Kebersihan agama
Nasab = Keturunan mulia
Nashif = Adil, insaf, pelayan
Nashir = Penolong, pembela
Nashiruddin = Penolong Agama
Nashrullah = Kemenangan dari Allah
Nasih = Pemberi nasihat, setia, loyal, ikhlas
Nasim = Angin sepoi-sepoi
Nasr, Nasir, Nasran = Pertolongan
Nashrullah = Kemenangan dari Allah
Nasiruddin = Pembela agama
Nasri = pertolonganku, kemenanganku
Nasrat = Kemenangan
Nasruddin = Pertolongan agama
Nasrullah = Pertolongan Allah
Nasrul Haq = Pertolongan kebenaran
Nasif = Yang insaf
Nasyat = Kecergasan
Naufal = Dermawan
Nawaf = Tinggi
Nawi = Ketua
Nawab = Pemimpin, pemerintah
Nawaf = Nama populer orang Arab
Nawfal = Nama populer orang Arab
Nawwaf = Yang menonjolkan
Nawwar = Pemberi cahaya
Nazhan = Jauh dari yang dieji
Nazim = Penyajak
Nazmi = Bintangku, keindahanku
Nazri = Pandanku
Nazran = Persembahan untuk Allah
Nazir = Bandingan
Nazih = Yang bersih, bersih dari noda cacat
Nikmat = Rahmat
Nidal = Perjuangan, menang
Nidham = Peraturan
Nizam = Peraturan
Nizar = Yang memerintah, sedikit berbicara, sedikit memberi
Niamuddin = Peraturan agama
Niyaz = Doa, harapan
Nuh = Nama nabi
Numan = Darah
Nu’man = Kebaikan, kenikmatan
Nuaim = Nikmat
Nufail = Pemberian, hadiah
Nuri = Cahayaku, bercahaya
Nurhan = Cahaya raja
Nuruddin = Cahaya agama
Nurul Haq = Cahaya kebenaran
Nurul Hidayah = Cahaya petunjuk
Nusari = Pertolongan
Nurul Islam = Cahaya Islam
Nuwair = Cahaya

Q

Qabus = Orang yg gagah, tampan dan baik kulitnya
Qa’id = Pemimpin
Qadir = Kemampuan
Qaiser = Raja
Qani ‘= Puas
Qarin = Yang dekat, teman
Qashid = Yang menuju pd kemudahan
Qasim = Orang yg memberi
Qaulalhaq = Perkataan yang benar
Qiyaman = Pokok kehidupan
Qobus = Lelaki berwajah tampan
Qoid, Qo’id = Pemimpin
Qosim = Ganteng, yang membagi
Qosiim = Yang molek, bahagian
Qudamah = Lama, dahulu
Quraisy = Suku bangsa arab asal Rasulullah SAW
Qushayyi = Jauh pemikirannya, nama nenek moyang Nabi
Quthb, Qutub = Pemimpin, kutub

R

Rabah = Usaha, keuntungan
Rafaat = Sangat lembut, cinta
Rabbani = Arif dan soleh
Rabbi ‘= Musim semi
Rabiti = Yang zahid
Raidi = Pelopor
Radi = Yang redha
Rafa = Bahagia
Rafi, Rafi ‘= Tinggi derajatnya
Rafidan = Sungai Dajlah dan Furat
Rafid = Penolong, pengawal, pemberi
Rafie = Tinggi dan mulia
Rafiq = Pendamping
Rafiqi = Pendampingku
Rafiqin = Pendamping
Rafiuddin = Pendukung agama
Raghib = Yang menyukai
Rahimi = Kesayanganku
Rahman = Pemurah
Rahmani = Kesayanganku
Rahmi = Belas kasih
Rahmuni = Yang penyayang
Rahmat = Rahmat, belas kasihan
Rahmatullah = Rahmat Allah
Raid = Perintis, ketua, pemimpin
Raihan = Bunga syurga, tumbuhan yg harum
Raimi = Keutamaanku
Raif = Pengasih
Rais = Ketua
Raiyan = Yang puas
Raja ‘= Harapan
Rejab = Bulan Rejab
Rajauddin = Harapan agama
Rajaie = Harapanku
Rajih = Timbangan yang mantap
Rakin = Dihormati
Ramadhan = Bulan Ramadhan
Rami = Penuh kasih
Ramli = Penelitianku
Raihan = Wangi, harum
Ramzi = Lambangku
Rana, Rania = Kesukaan, kesenangan
Raqilla = Yang selalu berbuat kebajikan
Rashad = Kedewasaan, berperasaan baik
Rashin = Yang bagus, yang tetap
Rasin = Yang mantap
Rasmi = Yang rasmi, lukisanku
Rasuli = wakilku, utusanku
Rasyad = Memperoleh penggunaan
Rasydan = Mendapat petunjuk
Rasyid = Petunjuk, cerdas, mendapat petunjuk
Rauf = Pengasuh, bermurah hati
Rauhillah = Rahmat Allah
Rawi = Tubuh serta akal yang sihat
Raqib = Penjaga, pengawal
Rawiyani = Keindahanku
Razi = Nisbah
Razin = Berakhlak, serius dlm perilaku
Raziq (Abd) = Hamba yang murah rezeki
Riyad = Taman yang subur makmur
Rida = Keredhaan
Ridauddin = Keredhaan agama
Ridha = Kepuasan hati, ridho
Ridwan = Keredhaan
Ridhwan = Keridhoan Allah
Riffat = Pangkat yang tinggi
Rifai = Yang tinggi dan mulia
Rif’at = Ketinggian
Rifid = Penolong
Rifqi = Lemah lembut, kawan pendamping
Riman = Kijang
Riyadh = Taman
Rizqullah = Rejeki dari Allah
Ruknuddin = Sendi agama
Ruslan = Wakil, penyampai
Rusli = wakilku
Rustam = Berani, kuat
Rusydi = Kecerdikanku, penunjuk jalan lurus
Rusyaidi = Yang cerdik
Rusydan = Petunjuk
Rusyduddin = Kelurusan agama
Ruwaidi = Angin sepoi-sepoi
Ruzain = Tempat ketenteramanku

S

Sa’adah = Kebahagiaan
Saadan = Kebahagiaan
Saad = Bahagia
Saaduddin = Agama yang membahagiakan
Saadi = Kebahagiaanku
Sa’airollah = Syiar2 Allah
Sabalik = Sepotong emas, perak
Sab’atuabhur = 7 laut
Sabikah = Penambang emas, nama sahabat Nabi SAW
Sa’danah = Burung merpati, kebahagiaan
Sa’di = Bahagia
Sa’diyah = Kebahagiaan
Sa’dun = Kebahagian
Sabahi = Ketua pejuang
Sabiq = Yang mendahului
Sabiq = Yang mengalahkan, Yang mendahului
Sabil = Jalan
Sabit = Yang baik, pemurah
Sabir = Yang sabar
Sabqi = Keutamaanku
Sabran = Kesabaran
Sabri = Kesabaranku
Sadad = Kejujuranku, bertindak tepat
Sadat = Pimpinan
Sa’di = Bahagia
Sadid = Benar, tepat
Sadiq = Yang benar, jujur, berkata sesuai kenyataan
Sadruddin = Pemimpin agama
Sa’dun = Bahagia
Safaraz = Dihormati
Safiy = Yang bersih dan jujur
Safiuddin = Kesucian agama
Safir = Wakil, duta besar
Safwan = Bersih, ikhlas, nama populer orang Arab
Saghir = Yang mengikut
Sahar = Akhir malam sebelum fajar
Sahil = mudah, senang
Sahlan = mudah, senang
Sahnon = Kehalusan
Sahli = kemudahanku
Sa’i = Yang berjalan cepat, yang berusaha
Said = Bahagia
Sa’ud = Bahagia
Saidun = Yang berbahagia
Saif = Pedang
Saifuddin = Pedang agama
Saiful Islam = Pedang Islam
Saifullah = Pedang Allah
Sa’ihat = Yang berpuasa
Sajid = Orang yang sujud
Sakhawi = Kemurahan hati
Sakinah = Ketenangan, ketenteraman
Salam = Keselamatan, keselamatan
Salamat = Kesejahteraan
Salim = Selamat, terkawal
Saliman = Kesejahteraan
Salman = Selamat, terkawal
Salahuddin = Kebaikan agama
Salam = Kesejahteraan, keselamatan, keselamatan
Samad = Serba baik
Samah = Toleransi
Samhari = Lembing yang keras
Sami = Tinggi kedudukannya
Samih = Pemaaf, pemurah, lemah lembut, toleran
Samir, Samirah = Penghibur, teman ngobrol
Samran = Pertolongan
Sama’an = Yang patuh
Samir = Penghibur, teman ngobrol
Samun = Pendengaran
Sanad = Tempat bergantung
Sanim = Yang darjatnya tinggi
Saniy = Yang tinggi, mulia
Sarah = Isteri Nabi Ibrahim as
Sarhan = Kemudahan
Sarwan = Mempunyai kemuliaan dan kemurahan
Satir = Orang yang menutupi Aib dan dosa
Sattar = Menutup cela, aib
Sa’ud = Bahagia
Sayid = Tuan, kepala kaum, pemimpin
Shabhi = Pagi hari
Shabih = Bagus
Shabir, Shabur = Penyabar
Shabri = Sabar
Shaddam = Benturan
Shadiq = Benar, jujur
Shafar = Bulan Safar
Shafi = Jernih
Shafiy = Tenteram suci
Shafwan = Teman akrab, cinta ikhlas
Shahib = Teman
Shaib = Tepat mengenai sasaran
Shalah = Perbaikan, kebaikan
Salahuddin = Kebaikan agama
Soleh = Baik
Sharaf = Kehormatan
Sharim = Berani, pedang tajam
Shibghotallah = Fitrah Allah
Shiddiqin = Orang2 yg benar dlm ucapan dan perbuatan
Shidiq = Selalu membenarkan, julukan utk sahabat Abu Bakar
Shidqi, Shidqie = Benar, jujur
Shobhi = Pagi hari
Shobir = Penyabar
Shodiq = Benar, Jujur
Shofi = Jernih
Shohib = Teman
Shoib = Tepat mengenai sasaran
Shorim = Berani, Pedang Tajam, Singa
Shakil = Indah
Shalah = Perbaikan, kebaikan
Saleh = Baik
Shiddiq = Membenarkan
Shidqi = Benar, Jujur
Shofwan = Teman akrab, cinta ikhlas
Siddiq = Yang membenarkan
Sidqi = Kebenaranku
Silmi = kedamaianku
Sinwan = Kembar
Siraj = Pelita, lampu
Sirajuddin = Pelita agama
Sirhan = Berani, singa
Sirin = Nama seorang tabi’ie
Soleh = Yang baik
Solihin = Yang baik
Solihan = Yang baik
Subhi = Subuh
Su’da = Bahagia
Sufyan = Nama sahabat nabi Muhammad SAW, nama tokoh ulama
Suhaib = Kemerah-meraha
Suhail = Senang, mudah
Suhaili = kemudahanku
Sukainah = Tenang, tentram
Sulaim = Sejahtera
Sulaiman = Nama nabi, sejahtera
Sulaimi = kesejahteraanku
Sulhidar = Bersenjata
Sulaimah = Selamat
Sulwan = Kepuasan
Sulthan = Suktan, bukti yang kuat
Sunbul = Tangkai, Nama Binatang
Sunni = Penganut ajaran sunah nabi saw
Surur = Kegembiraan
Suud = Bahagia
SUWADI = Rahasiaku
Suhaid = Lembut, tampan
Sufi = Ahli tasawuf
Sulthan = Sultan, Bukti yang kuat
Sya’a’irillah = Syi’ar2 Allah
Sya’ban = Bulan Sya’ban
Syabibi = Berusia antara 15 dan 30 tahun
Syabil = Bintang
Syaddad = Yang perkasa
Syadi = Pandai bersyair dan bernyanyi
Syafaat = Pembelaan, pertolongan
Syafi = Penyembuh
Syafii = Penganut Imam Syafii
Syafiq = Penyayang, belas kasih
Syafi ‘= Memberi syafa’at
Syahid = Mati Syahid
Syahin = Burung yang panjang sayapnya
Syahir = Terkenal
Syahiran = Terkenal
Syahabuddin = Bintang agama
Syahid = Mati syahid
Syahin = Tiang neraca
Syahmi = Mulia, berani, bijak
Syaiban = Mendung bersalju
Syakib = Nama tokoh muslim
Syakir = Bersyukur, pengenang budi
Syalia = Penghibur hati
Syamil = Menyeluruh
Syamini = Keharuman yang tinggi
Syamlan = Memilih kurma yang masak
Syammas = Pelayan ibadah
Syamsi = Matahariku
Syamsir = Pedang
Syamsul Bahri = Matahari lautan
Syamsulhadi = Matahari penggunaan
Syamsuddin = Matahari agama
Syamsuzaman = Matahari / pelita masa
Saraf = Kemuliaan
Syarafat = Harga diri
Syarafuddin = Yang mulia agamanya
Syarahil = Nama khabilah
Syarbini = Nama Pohon, Nama Ulama Besar
Sya’rani = Nisbah Syukran = Kesyukuran
Syarif = Dipuji, mulia
Syarifuddin = Kemuliaan agama
Syaukat = Kekuasaan
Syauqi = Rinduku
Syawal = Bulan syawal
Syazani = Kecergasanku
Syazwan = Haruman kasturi
Syazwi = Keharumanku
Syihab = Pecahan bintang, meteor
Syihabuddin = Bintang agama
Syuaib = Nama nabi
Syu’bah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Syubli = Anak singa
Syuja ‘= Pemberani
Syukri = Kesyukuran
Syukur = Kesyukuran
Syuruq = Terbitnya matahari
Syuwari = Kecantikanku

T

Tabari = Nama ulama
Taba’un = Yang menurut
Tabi’un = Yang mengikut
Tabrani = Nama ulama
Tadwin = Pencatatan
Taha = Tertentu, nama nabi
Tahir = Yang bersih dan murni
Tahsin = Menghiasi, perbaikan
Tahfiz = Usaha menghafaz
Taib = Yang baik
Ta’ib = Yang bertaubat
Ta’iq = Yang rindu
Taisir = Memudahkan, kemudahan
Tafhim = Usaha memahami
Tahzir = Usaha memberi peringatan
Tajuddin = Mahkota agama
Tajuzzaman = Mahkota masa
Tal’ah = Tampil, maju
Talal = Keindahan
Tal’at = Ketinggian
Talhah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Talib = Penuntut
Tamam = Kesempurnaan, sempurna
Tamim = Kejadian sempurna, orang yang kuat
Tamrin = latihan, pembiasaan
Tamamul Qamar = Bulan purnama
Taqi = Bertakwa
Taqiuddin = Bertaqwa untuk agama, takwa dalam agama
Taqris = Berperisa
Kadar = Istimewa
Tariq = Bintang subuh, pengetuk hati
Tasnif = Mengarang
Tasnim = Air terjun dalam syurga
Taufiq = Pertolongan, manual
Taufiq Alhakim = Taufiq (Allah) yang Hakim (bijaksana)
Taufiq Arrahman = Taufiq (Allah) Maha Pengasih
Taufiqillah = Petunjuk Allah
Tauhid = Kemurnian Iman (Keesaan Allah)
Tauqan = Kemampuan hati
Tawadu = Merendah hati
Ta’wilul Ahadits = Tabir mimpi
Thabit = Yang tabah
Thabrani = Nama periwayat hadis
Thabrani Ismail = Nama periwayat hadis
Thaha = Dua huruf permulaan surat
Thahir = Kebersihan, Suci
Thalal = Keindahan, Keadaan yang baik
Thalib = Penuntut Ilmu, Yang Mencari
Thamin = Yang tinggi nilainya
Thamir = Berjaya, berbuah
Thaqif = Bijak dan cepat faham
Tharwan, Tharwat = Kekayaan
Thauri = Revolusi
Thifal = Lembut
Thilal = Embun, hujan gerimis
Thin Lazib = Tanah liat
Tho’il = Kemampuan
Thomi = Tinggi
Thoriq = Orang yang mengetuk malam hari
Thoyyib = Baik
Thubat = Pahlawan
Thufail = Lembut, Halus
Tijani = Mahkota
Tsab = Tetap, lurus, tak goyah
Tsabat = Keteguhan hati, ketetapan
Tsabit = Yang tetap
Tsa’ir = Pemberontak
Tsamarun = Buah
Tsamin = Berharga mahal, tinggi harganya
Tsamud Kaum Nabi Shaleh as
Tsauban = Kembali berkumpul
Tsaqib = Jitu
Tsawab = Pahala
Tufail = Pengantara, gaya yang menarik

U

Ubadah = Sahabat nabi Muhammad SAW, tekun beribadah
Ubaid = Hamba, sahabat nabi Muhammad SAW
Ubaidan = Penyembahan
Ubaidullah = Hamba Allah
Ubbad = Banyak ibadat
Ujab = Keajaiban
Ujum = Benteng pertahanan
Ukasyah = Sahabat nabi Muhammad SAW, labah-labah
Ukail = Pintar, pandai
Ulil Aidi = Yang mempunyai perbuatan-perbuatan yang besar
Ulil Amri = Pemerintah, pemimpin, ulama
Ulul Albab = Orang-orang yang berakal, para cendikiawan
Ulul Arham = Orang-orang yang mempunyai hubungan darah
Ulul Azmi = Orang-orang yang mempunyai keteguhan hati
Ulul Fadhli = Orang-orang yang mempunyai kelebihan
Ulwan = Ketinggian, tinggi, jelas
Umar = Yang memakmurkan
Umair = Maju
‘Umair = Nama orang dahulu
Umaiyah = Sahabat Nabi Muhammad SAW
Umran = Kemakmuran
Umron = Pembangunan, ramai penduduk
Urwah = Singa
Usaid = Berani, singa
Usaimin = Dari Uthman
Ushaim = Memelihara dari keburukan
Usyair = Kawan, suami
Utaibah Persimpangan lembah
Uthman = Rajin dan gigih
Utbah = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uwais = Pemberian
Uwamir = Nama Orang dahulu
Uzair Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Uzzam = Singa

W

Waazin = Pengajaran
Wa’adi = Janjiku
Wabil = Pemurah, hujan lebat
Wadhoh = Wajahnya bagus, kulit putih
Wadi, Wadi ‘= Aman, tenteram, tenang
Wadihan = Cantik
Wadud = Penyayang, cinta, dicintai
Wafdan = Perutusan yg terhormat
Wafi = Sempurna
Wafid = Tamu
Wafiq = Berjaya
Wafir = Lengkap – banyak kebaikannya
Wafiuddin = Setia pada agama
Wafiy = Setia, jujur
Wafri = kekayaanku, keluasanku
Wahab = Pemberian
Wahib = Pemberi
Wahid = Tunggal, sendirian
Wahiduddin = Terulung pada agamanya
Wahiduz Zaman = Terulung pada zamannya
Wahnan = Mudah, senang
Wail, Wa’il = perteduhan, perlindungan, yang kembali (berlindung) kepada Allah
Waiz = Penasihat, mubaligh
Wajdi = Kesayanganku, cinta, gembira, kaya, kuasa
Wajih = Orang yang berkedudukan
Wajihuddin = Yang terkemuka dalam agama
Waldan = Anak baik
Wali = Kekasih, pelindung
Walid = Kelahiran, yang dilahirkan
Waliuddin = Pembela dan pemelihara agama
Waqar = Ketenangan dan sopan santun
Waqur = Ketenangan dan kesopanan
Waqqas = Nama sahabat nabi Muhammad SAW
Waqiuddin = Pemelihara agama
Wardi = Bunga mawarku
Warid = Berani
Waris = Pewaris
Washif = Punya Sifat tertentu
Washil = Menyambung hubungan kekeluargaan
Wasil = Penghubung silaturrahim
Wasim = Rupawan
Wathiq = Yang berkeyakinan
Wazien = Pendapat yang kukuh
Wazif = Yang tekun, gigih
Wazir = Menteri, yang berkuasa
Wazni = Yang menimbang secara adil
Widad = Cinta, cita-cita
Wijdan = Sanubari, hati
Wisam = Pertanda, bintang kehormatan, pingat

Y

Yaala = Kemuliaan, tinggi
Yaaqub = Nama nabi
Yaarub = Mahir bahasa arab
Yaasir = Orang yang mudah
Yafi ‘= Mulia, dihormati, tinggi
Yahya = Nama nabi, yang hidup
Yajri = Mengalir, berlari
Yakut = Permata
Yamin = Yang berkat
Yaqzan = Yang berwaspada
Yaqin = Penuh keyakinan
Ya’rub = Berbicara dgn bahasa Arab
Yaasiin = Ayat pertama surat yaasiin
Yasin = Nama nabi
Yasir = Yang senang
Yaslam = Yang selamat, berserah
Yassaar = Kekayaan, kemewahan
Ya’sub = Pemimpin kaum
Yasykur = Bersyukur
Yatim = Yang sangat berharga, tidak bandingannya
Yawar = Pengawal peribadi
Yazdan = Belas kasihan
Yazid = Berkat, bertambah, lebih
Yunan = Nama ulama
Yunus = Nama nabi
Yusri = Kesenanganku
Yusron = kemudahaan
Yusuf = Nama Nabi

Z

Zaalan = Rajin, giat
Zaafarani = Harum, wangi
Zabad = Keharuman kasturi
Zabadi = Keharumanku
Zabarjad = Batu permata seperti zamrud
Zabdan = Pemberian
Zabidi = Yang memberi
Zabir = Pintar, kuat
Zabran = Kuat, mampu
Zafar = Kemenangan / kejayaan
Zafir = Yang berjasa
Zafran = Kejayaan
Zafri = Kemenanganku
Zahab = Emas
Zahabi = Keemasan
Zahar = Sangat bergemerlapan
Zahid, Zahidi = Yang menjauhkan diri dari kemewahan, rendah hati
Zahil = Yang tenang
Zahin = Yang cerdik
Zahir = Yang cantik, berseri, cemerlang, warna cerah
Zahirul Haq = Pendukung Hak
Zahiruddin = Pembela agama
Zahran = Bunga, Keindahan, berseri, cantik
Zahwan = Sedap dipandang
Zaid = Pertambahan, kelebihan
Zaidan, Zaidun, Zaidi = Tambahan, kelebihan
Zaim, Za’im = Pemimpin
Za’im Sa’id = Bertanggungjawab, bahagia
Za’im Ukhrowi = Pemimpin akhirat
Zain, Zaini, Zainun = Bagus, perhiasan, perhiasanku
Zainuddin = Perhiasan agama
Zainul Abidin = Perhiasan orang beribadat
Zainul Ariffin = Perhiasan orang arif
Zainul Muttaqin = Perhiasan orang bertakwa
Zaiyani = Hiasanku
Zakaria = Nama nabi
Zaki = Yang cerdik, harum, suci, tumbuh dengan baik, bersih
Zakir = Yang mengenang, berzikir
Zakur = Yang kuat ingatan
Zakwan = Yang cerdik, yang harum
Zaman = Nasib
Zamanat = Yang dijamin
Zamil = Teman, kawan
Zamir = Suara hati, anak kecil yang cantik
Zamri = Kecantikanku
Zamzam = Air zamzam
Zanjabil = Susu jahe hidangan di syurga
Zaqhlul = Nama tokoh Mesir
Zar’ah = Tanaman
Zarif = Periang, berjenaka
Zawawi = Himpunan kebaikan
Zawwar = Banyak ziarah
Zawir = Ketua, pemimpin
Zayan = Yang cantik
Zayani = Kecantikanku
Zayyad = Semakin bertambah
Ziad = Nama populer orang Arab
Zihni = Kefahamanku, kekuatan akalku
Zikri = Ingatanku, kenanganku
Zimam = Yang utama, pemimpin
Ziqri = Terpuji, Yang Memuji Allah
Ziyad = Pertambahan, kelebihan
Zubaidi = Pilihanku yang terbaik
Zubari = Gagah perkasa, pintar
Zufar = Singa, pemberani, pemurah
Zuhair = Yang tenang, bercahaya, keindahaan
Zuhairi = Yang berseri
Zuhdi = Zuhud, rendah hati, tidak rakus dunia
Zuhri = Kecantikanku
Zuhaily = Yang tenang
Zuhnun = Yang cerdik
Zulfadhli = Yang mempunyai kelebihan
Zulfan = Taman
Zulfaqar = Nama pedang Nabi Muhammad SAW
Zumar = Anak kecil yang cantik

.

.

.

Nama Perempuan Islam

A

‘Aafiyah = Sehat, selamat
Aamal = Harapan-harapan
Abadah = Rajin beribadah
Abdah = Pematuhan
Abidah = Yang patuh
‘Aabidah = Tekun beribadah
Abharina = Lautan kami
Abir, Abirah = Wangi, harum
Abiyah = Elok, mulia, lepas dr kehinaan
Ablah = Berakhlak
Abqarah = Kecerdikan
Absarina = Penglihatan kami
Abyati = Sebaik-baik sajak
Abyatina = Sebaik-baik sajak kami
Abyana = Nyata, jelas
Adabiah = Kesopanan, beradab
Adawiyah = Obat, penawar
‘Adawiyah = Seorang perempuan Sufi
Adiba = Terpelajar
Adibah = Berpengetahuan, beradab
Adidah = sepadan
Adilah = Adil saksama
Adlah = Keadilan
Adlina = Keadilan kita
Adriana = Nisbah
Afaf = Kesucian, kemurnian, kesopanan
Afaf = Punya Harga diri
Afia = Tenaga, kekuatan
Afiah = Kesejahteraan
Afifa = Jujur, tulus
Afifah = Berbudi bahasa, punya harga diri
Afiqah = Sangat pemurah, sangat berpengetahuan
Afnan = Pepohonan Yang berbuah
Afrah = Hiburan, kesenangan
‘Afra’ = Malam 13 Purnama
Afrina = Putih kemerah-merahan
Afruz = Menyukakan, menyenangkan
Afwan = Kemaafan
Afza = Membesar
Ahidah = Janji
Ahlaiah = Impian
Ahlam = Paling sempurna, impian
Aida = Keberuntungan, imbalan, hadiah
A’idah = Kembali berhari raya
A’ilah = Family, ahli rumah
Aiman = Berkat
Aimuni = Keberkatan
Aina = Mempunyai mata yang cantik
‘Ainiyah = Pohon rimbun yang bersemi
Ainul Hayat = Mata kehidupan
Ainun = Mata
Aisyah = Hidup bahagia
Aiyani = Nisbah
Akidah = Kuat, teguh
‘Akifah = Wanita yang beri’tikaf di masjid
Alani = Ketinggian
Alawiah = Ketinggian
Aliah = Yang tinggi
Alifah = Ramah tamah dalam bersahabat
Alifat = Teman pelipur, mesra
Alilah = yang memakai wangian
Alimah = Yang berpengetahuan
Aliyah = Tinggi, yang paling mulia
Alma = Pandai, terpelajar
Almas = Berlian
Almira = Putri
Alwani = Warna-warni
Alya = Ketinggian
Amal = Harapan
Amalia = Cita-cita
Amalina = Lanjut usia
Amami = Julanganku
Amani = Cita-cita, ketenanganku, keinginan
Amanina = Cita-cita kami, harapan kami
‘Amimah = Tubuh lenjang
Amjad = Mulia
Aaminah = Dapat dipercaya, aman
Aminah = Boleh dipercayai, dapat dipercaya
Amira, Amirah = Puteri, ratu
Amnah = Ketenangan
Amnani = Ketenangan
Amni = Ketenangan
Amniyah = Cita-cita, hasrat
Anan = Awan, cakrawala
Anaqah = Cantik d n menarik
Anati = Lemah lembutku
‘Anbar = Wangi-wangian
Ani = Masak ranum, kesopanan
Aniqah = Cantik, lemah gemalai
Anisah = Yang mesra, pelipur
Anwah = Lembut, hati-hati
Aqilah = Cerdas, pandai
Aqidah = Kepercayaan, keimanan
Arafah = Padang Arafah
Arbanah = Yang fasih
Arbahah = Nisbah
Ardini = Isteri yang menyayangi
Areej = Harum, keharuman
Arfah = Gembira
Aribah = Cerdik, terpelajar
Arifah = Yang mengetahui
Arikah = Pelaminan
Arinah = Cergas, giat
‘Ariqoh = Baik budi, mulia asalnya
Arwa = Memberi minum sampai puas, segar, terpenuhi, menyenangkan
Asiah = Nama isteri Firaun, ubat
Asimah = Yang memelihara
Asilah = Yang asli, yang mulia
Asiilah = Lemas dan Halus
Asirah = Tawanan Perang
Asiah = Penawar hati
‘Asla’ = Bergerak perisian
Asma = Ketinggian, putri Abu Bakar Ash Shiddiq ra
Asmahan = Nama tokoh wanita
Asyura = 10 Muharram
Athilah = Murni, mulia
Athirah = Yang utama, yang mulia
‘Aathirah = Harum
‘Athiyyah, Atiyah = Pemberian
‘Aathifah = Belas kasih, perasaan
Atifah = Bersimpati, penyayang
Atikah = Pemurah, berani, bersih, yang murni
Atiqah = Yang mulia, yang dipilih
Atuf = Penyayang
Audadi = Kesayanganku
Auji = ketinggianku, puncakku
Aunah = pertolonganku
Auni = Lemah lembutku, ketenangan
Awa = Malaikat yang cantik, malam
Awadah = Baik, lembut
Awatif = Perasaan, kesayanganku
Awfiyah = Berani, kuat
Azhar = Bunga-bunga
Aziemah = Azam, kewajiban
Azimah = Agung, mulia
Azita = Nama putri Iran
Azizah = Sayang, berharga, kekuatan, dihormati, mulia
Azyan = Perhiasan
Azra = Dara, perawan used for Maryam / Mary

B

Bada’ah = Permulaan
Bada’i = Keindahan2
Badiah, Badi’ah = Indah, tak ada bandingnya, cantik
Badihah = Cepat memahami
Badilah = Mulia, pengganti
Badirah = Bulan purnama
Badiyah = Luar Bandar, nyata
Badr = Bulan penuh
Badriah = Cantik seperti bulan purnama
Badrina = Bulan kami
Badriya, Badriyah = Bulan penuh, bulan purnama, wali
Bahia = Manis
Bahiah = Gemilang, berseri
Bahija, Bahijah = Bahagia, gembira, kesenangan, keindahan
Bahirah = Cantik, berseri, elok, indah
Bahithah = Pencari
Bahiyah = Cemerlang, indah
Bahja = Kebahagiaan
Bahjah = Keindahan, keriangan, kesenangan
Bahjan = Rupawan
Bahriah = Kecantikan, kilauan
Baiduri = Permata
Ba’inah = Yang nyata
Baiyinah = Bukti
Bakhitah = Orang yang beruntung
Bakizah = Suci, wangi
Bakriyah = Berani, perawan
Ballanah = Titisan embun
Baligha = Penuh perasaan, pandai, fasih berbicara
Balighah = Bijak
Balilah = Nama isteri Nabi Sulaiman
Balqis = Panjang umur, ratu Istri Nabi Sulaiman AS
Banan = Ujung jari
Bananah = Ujung jari-jemari
Baqiyah = Yang tidak bersalah, yang bersih
Bariah = Sejuk, tenang
Bari’ah = Mahir, cantik
Baridah = Lapang dada
Barirah = Alim, baik hati
Barizah = Yang bijak, menonjol
Barniyah = Cerdik, suci
Barokah = Berkah
Basha’ir = Berita baik
Bashasha = Kebahagiaan, kegembiraan
Bashira = Kabar baik
Bashirah = Bijaksana, berakal
Basilah = Berani
Basima, Basimah = Selalu tersenyum
Basirah = Kesenangan, keluasan
Basmah = Senyuman
Bassamah = Selalu senyum
Bastah = Yang lapang
Basyirah = Penyampai berita gembira
Batrisyia = Cerdik, pintar
Batul = Sangat rapi, tak bernoda
Bazilah = Yang pintar
Bazla = Yang bijak
Bayati = Nisbah
Bayyinah = Bukti, dalil
Bilah Izzah = Wangi dan mulia
Bilqis = Permaisuri Sheba, nama ratu Sheeba yang masuk Islam
Bisyarah = Berita gembira
Budur = Bulan penuh
Buraidah = Dingin
Burairah = Berbakti, berbuat baik
Burdah = Mantel
Burhanah = Alasan yang baik
Bushra = Kabar baik
Busra = Kesegaran
Bussaina = Cantik menarik
Bustan = Taman, kebun
Busyra = Berita baik, khabar gembira

D

Da’amah = Tiang, Pilar
Dabayinah = Nisbah
Dafinah = Kekayaan tersembunyi
Dahimah = Kuat, tangkas
Dahiyah = Pintar
Dahlia = Nama sejenis bunga
Dahmani = Nisbah
Daimah, Da’imah = Tetap, Langgeng
Da’iyah = Juru dakwah
Dalal = Petunjuk, manja, memanjakan
Dalidah = Keturunan mulia
Dalilah = Petunjuk, bukti
Dalilati = Pemimpin
Dalili = Pemimpin
Daliyah = Pohon anggur
Damia = Dasar
Danah = Batu yang bernilai ting i
Dania = Hampir
Daniah, Daniyah = Buah yang mudah dipetik
Daniyah = Dekat sekali
Darayani = Mengetahui
Dariah = Yang mengetahui, lembah lembut
Darin = Nama Bunga
Darina = Nama suatu bunga
Darirah = Singap dan lembut
Dariyah = lemah lembut
Darsah = Faham, hafal
Darwisyah = Ahli tasawuf
Daulah = Kerajaan
Da’wah = Seruan, panggilan, ajakan, jamuan
Dawama = Berkekalan
Dawamah = Terus menerus
Dayana = Yang gagah perkasa
Dayani = Patuh, taat
Dhabitah = Cakap, kuat ingatan
Dhamanah = Jaminan
Dhamirah = Jiwa
Dhaniyah = Yang bertambah, yang bermutu
Dhobithoh = Yang kuat, cermat
Dhofwatul’aisy = Kesenangan dan kelapangan hidup
Dhohikah = Yang suka tertawa, batu putih diatas gunung
Dhohwah = Waktu Dhuha
Dhoifah = Tetamu
Dholi’ah = Keras dan kuat
Di’amah = Tiang, pilar
Dianah = Agama
Dinah = Ketaatan, adat
Dinar = Wang emas
Dimniyah = Nisbah
Diyana = Nama orang
Diyanah = Agama
Durar = Batu permata
Durriyah = Mutiara, cahaya mutiara, cemerlang, cerdas
Durrah, Durroh = Mutiara
Durrotul Hikmah = Mutiara hikmah
Durrotun Nashihah = Mutiara nasehat
Duwaijah = Panutan, teladan
Dzahabiyah = Memiliki sifat emas
Dzaibah, Dza’ibah = Menghalau
Dzakiroh = Ingatan, kuat hafalan, berdzikir
Dzakiyah = Pandai, cerdas, murah padam
Dzari’ah = Jalan, wasilah
Dzihni = pemahamanku, pengertianku
Dzihniyah = Menurut akal

F

Faadhilah = Yang Mulia
Fadwa, Fadwah = Penyelamat, pengorbanan suci, penebus
Fadhilah = Kemuliaan, kelebihan, keutamaan
Fadhlah = Mulia
Fadiah = Pembela
Fadiyah = Menyelamatkan, tebusan
Faeezah = Pemimpin
Faghira = Bunga melur
Fahimah = Yang bijak, memahami
Fahmidah = Cerdik, bijak
Fa’idh = Melimpah, mengalir
Faedah, Fa’idah = Untung, laba
Faihanah = Harum, wangi
Fakhriyah = Kebanggaan
Faiqa = Terkenal, terkemuka, bangun
Faiqah = sebaik-baik
Faiqihah = Pandai, pintar
Faiqoh, Fa’iqoh = Mengungguli
Fairuz = Batu permata
Faiza = Kejayaan, jaya
Faizah, Fa’izah = Menang, berjaya
Fajriyah = Cahaya terang
Fakhira = Agung, termasyur
Fakhirah = Kebanggaan
Fakhrani = Nisbah
Fakhriah = Kemegahan
Fakhriyah = Kebanggaan
Falilah = Yang beruntung
Farah = Kegirangan, kesenangan, kebahagiaan
Farha = Bahagia
Farhah = Kegirangan
Farhanah = Riang gembira, bergembira, senang
Fari’ah = Tinggi, mulia
Faridah = Yang istimewa, tunggal, permata yang mahal
Farihah = Riang, sukacita, gembira
Farisah = Pengemudi mahir
Farizah = Jelas
Farwizah = Menang, berjaya
Farzana = Bijak, pandai
Farzanah = Petunjuk agung
Fashahah = Fasih berbicara
Fasihah = Fasih bercakap
Fatanah = Kebijaksanaan
Fataniah = Bijak
Fathiah, Fathiyah = Pembukaan, kemenangan
Fatimah = Putri Rasulullah SAW
Fatilah = Sumbu pelita
Fatimah = Putri Rasulullah SAW, yang tidak menyusu lagi
Fatin = Menarik, mempesona, mengagumkan
Fatinah = Bijaksana, mengagumkan, menarik perhatian
Fatini = Bijaksana
Fatnin, Fatnun, Fatunah = Bijak
Faudah = Buah hati
Fauzah = Berjaya, berhasil
Fauziah = Cerdas
Fauziyah = Kemenangan
Fikriyah = Bijak, pandai, pemikiran
Filzah = Belahan jiwa
Firdaus = Nama syurga tertinggi
Firjani = Hilang duka
Firuz = Yang indah
Firyal = Nama Putri kerajaan Mesir
Firzanah = Pintar, bijak
Fitriyah, Fithriyah = Fitrah kemanusiaan
Fityah = Orang muda
Fityati = Orang muda

G

Ghada = Gadis Muda
Ghadat = Lembut, halus
Ghaida, Ghaida ‘= Berawan
Ghaisani = Cantik
Ghaliah = Yang mahal, berharga
Ghalibah = Menang
Ghaliyati = Yang mahal
Ghamirah = Yang mengembara
Ghaniah = Yang cantik
Ghanimah = Yang menang, penghasilan (kasab)
Ghassani = Cantik
Ghauthiah = Pertolongan
Ghazalah = Matahari terbit
Ghazlina = Tenunan
Ghaziah = Pejuang
Ghazwani = Kepahlawanan
Ghibthoh = Baik keadaannya
Ghina = Kekayaan
Ghisyawah = tutupan, akhir
Ghobiroh = Yang lalu
Ghodah = Yang lemah gemalai
Ghodir = Sungai, telaga yg bermulut lebar
Ghodziyah = Menyenangkan
Ghoniyyah = Kaya
Ghufrani = Keampunan
Ghundurah = Bahagia, muda
Ghunwah = Nyanyian
Ghurrah = Putih berseri
Ghusni = Ranting
Ghusun, Ghushun = Tangkai-tangkai pohon
Gulnar = Bunga (Persian)

H

Habbati = Nisbah
Habibah Kekasih, kesayangan
Habrah = Sukacita
Habriyah = Pintar
Hadharah = Kemajuan
Hadirah = Pandai, bijak
Hadiyah = Pemberian, hadiah, pemberi petunjuk
Hafawati = sambutanku yang hangat
Hafidah = Cucu
Hafidhah = Pemelihara, penghafal
Hafiya = Sangat baik
Hafiyah = Sambutan yang hangat
Hafizah, Hafizhah = Pemelihara, penghafal
Hafni = Nisbah
Hafziyah = Nisbah
Haidah = Adil, jujur
Haifa = Perempuan yg langsing
Haimanah = Penguasaan
Hajar = Nama ibu Nabi Ismail, isteri Nabi Ibrahim As
Hajidah = Yang rajin sembahyang malam
Hakimah = Arif, Yang bijaksana
Halabiyah = Nisbah
Halawati = Manis, menarik
Haliah = Yang memakai perhiasan
Halifah = Perjanjian, persahabatan
Halilah = Wanita keluarga
Halili = Nisbah, halal
Halimah = Lemah lembut, penyantun, sabar dan berakal
Halumah = Pemaaf, penyabar
Halwa = Yang manis, menarik
Hamamah = Burung merpati
Hamani = Memberi semangat
Hamdah = Pujian
Hamdiyah = Nisbah, terpuji
Hamidah = Yang terpuji, selalu memuji Allah, bertahmid
Hamimah = Kawan setia
Hamizah = Riang, gembira, yang bijaksana
Hammadah = Bijak memuji
Hamra = Kemerah-merahan
Hamudah = Terpuji
Hana = Kebahagiaan
Hanan = Kesayangan, kecintaan, rezki, berkah
Hanifah = Yang lurus, beriman, muslimah yang teguh
Hanina = Rindu
Haninah = Penyayang
Hanisah = Yang takwa
Haniyah = Kegirangan
Hannah = Kasih sayang
Hannani = Kesayanganku, kecintaanku
Hanun, Hanunah = Penyayang
Hanzalah = Disegani, di hormati
Hariyah = Yang layak, yang patut
Harizah = Kubu, benteng
Hasanah = Yang baik, kebaikan
Hashinah = Benteng yang kuat
Hasibah = Keturunan baik-baik
Hasna = Cantik
Hasnah = Yang baik
Hasyimah = Sopan, beradab, berakhlak
Hawani = Ibu penyayang
Hawa, Hawwa = Nama isteri Nabi Adam
Hawilah = Penjamin, pemelihara
Hayat = Kehidupan
Hayati = Jiwa, hidup, kehidupanku
Hayani = Hidup
Hayfa = Lembut suaranya
Hazimah = Yang tegas, wanita yang sangat teliti
Haziqah = Yang cerdik, pandai
Hazirah = Pilihan yang terbaik
Haziyah = Suka orang lain, yang di puji, yang disayangi
Hazwani = Pemberianku
Hibah = Pelimpahan
Hibriyah = Kecantikan, keindahan
Hidanah = Damai, tenang
Hidayah, Hidayati = Petunjuk Allah
Hidni = Subur
Hijanah = Keturunan yang mulia
Hilalah = Bulan sabit
Hilmiyah = Lembut, sopan
Himanah = Memberi semangat
Himayah = Terpelihara, terjaga
Hindun = Kerinduan asmara, sahabat wanita
Hisanah = Cantik
Hubwah = Pemberian
Huda = Petunjuk kepada kebenaran
Hudiya = Diberi penggunaan
Hudnati = Damai
Hulwah = Manis
Humaira, Humaira ‘= Berpipi merah
Huraiyah = Bidadari
Huriya = Peri, bidadari
Huriyah = Bermata elok, Pengikut setia
Husna = Kebaikan, cantik
Husniah = Indah
Husniyah = Kebaikan, keindahan
Husnul Khotimah = Kesudahan yang baik

I

Ibadah = Ibadah, amal yg diredhai Allah
Ibnah = Anak perempuan
Ibrisim = Sutera
Ibriz = EamS murni
Ibroh = Pengajaran
Ibtihaj = Kesenangan, kebahagiaan
Ibtihal = Mohon kepada Allah, permohonan
Ibtisam = Senyuman
Iffah = Tahu harga diri
Iffat = Kesucian, kemurnian, kesopanan, kesederhanaan
Iftikhar = Kebanggaan
Iftinan = Mengagumkan, menarik perhatian
Ikbar = Mengagumkan
Ikhtiar = Upaya dan usaha pilihan
Iklil = Mahkota
Ikram = Memuliakan
Ilham = Wahyu
Imarah = Pembangunan, kemakmuran
Imtinan = Anugrah Illahi
Inas = Kebaikan, keramah-tamahan
In’aan = Pemberian kenikmatan
In’am = Pemberian kenikmatan
Inan = Tali kendali
‘Inayah = Perlindungan
Insaf, Inshaf = Kesedaran
Ishmah = Terhindar dr dosa
Insyirah = Kegembiraan, Kelegaan hati
Intisar = Keberhasilan, kemenangan
Intishar = Kemenangan
Irbah = Fikiran tajam, akal
Irtiyah = Kesenangan
Is’ad = Yang membahagiakan
Is’af, Is’aaf = Pertolongan
Ishraq = Cahaya, sinar
‘Ismah = Terhindar dari dosa-dosa
Istiqamah, istiqomah = Kelurusan, ketulusan
Itidal = Keseimbangan, Seimbang
Itimad = Percaya, Kepercayaan
Izdihar = Berkilau

J

Jabiroh = Penyambung patah tulang
Jadawil = sungai2 kecil
Jadzwah = Bara yg menyala
Jaharoh = Keras, nyaring
Jahro = Cantik
Jahroh = D ngan terang / nyata
Ja’izah = Ijazah, piala
Jalilah = Mulia, agung
Jamila, Jamilah = Cantik
Jasmin = Bunga melati
Jaudah = Indah, utama
Jauharah = Batu permata
Jauza = Nama bintang
Jauzah = Kenari
Jawhara = Mutiara
Jihan = Nama tokoh wanita
Jinan = Syurga-syurga
Juhainah = Taman, kebun
Juhairah = Nyaring, lantang
Jumanah = Mutiara
Junnah = Perisai
Junainah = Taman, kebun
Juwairiyah = Nama wanita, gadis kecil

K

Kabiroh = Besar
Kadhimah = Yang dapat menahan diri
Kadziyah = Pohon berbunga memanjang harum baunya
Kafi’ah = Sama
Kafilah = Menjaga, mengasuh
Kahla = Bola matanya hitam pekat
Kahilah = Matanya dicelak
Kalafah = Kecintaan
Kalilah = Lemah
Kamila, Kamilah = Lengkap, sempurna
Kamilia, Kamiliya = Pepohonan yang selalu hijau
Karimah = Mulia
Kausar = Sebuah kolam di syurga
Kautsar = Kenikmatan yang banyak
Kawakib = Bintang-bintang
Kazhimah = Dapat menahan diri
Keysha, Keisha = Hidup dalam keadaan baik. Kelainan dari Aisha.
Khadijah = Isteri Rasulullah SAW
Khaldah = Langgeng
Khalifah = Pengganti
Khalilah = Kesayangan
Kharidah = Anak gadis
Khairiyah = Kebaikan
Khairoh = Baik hati
Khairunnisa = Sebaik-baik wanita
Khaizuran = Rotan
Khaizuronah = Nama ibu Khalifah Harun Al Rasyid
Khayla = Cantik
Khalda ‘= Langgeng
Khalidah = Langgeng
Khalifah = Pengganti
Khalilah = Kesayangan
Khalishah = Murni
Khathibah = Ahli pidato
Khatimah = Penutup, pengakhiran
Khansa = Nama pujangga Islam perempuan terdahulu, seorang pejuang Muslimah
Kharidah = Anak gadis
Khaulah = Sahabat wanita terkenal, rusa betina
Khawlah = Kesendirian
Khayyirah = Baik hati
Khazinah = Harta yang disimpan
Khotibah = Ahli pidato
Khotimah = Penutup, Pengakhiran
Khulaidah = Langgeng
Khuzaimah = Tali kendali

L

La’ali ‘= Permata-permata, mutiara
Labibah = Sehat akal dan cerdik
Labitsah = Yang tinggal di suatu tempat
Ladzidzah = Sedap, lazat
Laela = Malam yang gelap
Lafifah = Berkumpul, bercampur
La’ihah = Yang lahir, nyata
Laila = Nama orang Arab terdahulu, kerinduan, malam yg gelap
Laimun = Buah jeruk yang manis
La’iqoh = Patut, layak
Lam’a, Lam’aa ‘= Berkilau
Latifah = Lemah lembut
Layanah = Kehalusan, kelemasan
Lubna = Buah kenitu
Lujmah = Bukit yang rata
Lulu, Lulua = Mutiara, permata
Lum’ah = Kilauan
Luthfiyah = Lemah lembut
Luqyana = Perjumpaan kita

M

Ma’ali = Tinggi
Mabrukah = Dapat berkah
Ma’dzanah = Menara tempat azan solat
Maghfirah = Pengampunan
Mahasin = Kebaikan, kebajikan
Mahbubah = Disenangi, dicintai
Mahdiyah = Yang mendapat hidayah
Maheem = Bulan penuh
Mahfudhah, Mahfuzhah = Terpelihara
Mahirah, Mahiroh = Pandai, cakap
Ma’ijah = Yang berombak, bergelombang
Maimanah = Keberkatan
Maimunah = Beruntung, keberuntungan, diberkahi Allah
Mais, Maisa, Mayesa = Penampilannya membanggakan
Maisarah, Maisaroh = Ketenangan, nyaman, kemakmuran
Maisun = Berwajah dan bertubuh cantik
Ma’iyah = Kebersamaan
Majidah = Mulia
Makarim = Kebaikan hati
Ma’munah = Dipercayai
Maknunah = Menutup muka kerana malu
Malak / Malaeka = Bidadari
Malihah = Cantik
Malika = Pemilik
Manal = Sukses, prestasi
Manar = Rumah Api
Mani’ah = Mulia, kuat
Maqbulah = Diterima permintaannya
Maram = Tujuan, maksud
Mardhiyah = Mendapat keridhoan Allah
Mariah, Mariyah = Isteri Rasulullah SAW, yang indah
Maritza = Mendapat berkat Allah
Marwa = Berhati-hati dalam memikirkan
Marwah = Bukit Marwah di Masjidil Haram
Maryam = Ibunda Nabi Isa AS
Maryana = Nama Orang
Masarrah = Kesenangan
Mashumah, Ma’shumah = Bebas dari dosa
Masikah, Masiikah = Nama wanita sahabat nabi
Masyitah = Yang mati syahid oleh Firaun
Mawaddah = Cinta kasih
Mawahib = Bakat, kemampuan, arked
Mazaya = Istimewa
Maznah = Gemilang
Muazarah = Bantuan, pertolongan
Mudhiah = Menyinari
Mudrikah = Dapat memahami
Mufidah = Memberi manfaat
Muhajirah = Yang berhijrah
Mukhbitah = Tunduk patuh
Mu’minah = Beriman
Mumtaz = Istimewa
Munifah = Kedudukan tinggi, menonjol
Mu’nisah = Teman yang menyenangkan
Muna = Cita-cita, keinginan
Muniba, Munibah = B rinabah (Taubat) pada Allah
Munifah = Kedudukan yang tinggi – menonjol
Munira = Hiasan cahaya, penerang
Munirah, Muniroh = Bercahaya
Muqsithah, Muqsithoh = Yang berbuat adil
Muslimah = Beragama Islam
Mustajabah = Terkabul doanya
Muthi’ah = Taat
Muthmainnah = Tenang, Tentram
Muznah = Berdandan bagus

N

Naazneen = Cantik
Na’amah = Burung unta
Nabighah = Kenamaan, besar, mulia
Nabihah = Cerdik, mulia
Nabila = Ningrat, mulia, luhur
Nabilah = Cerdik, mahir
Nabilia = Kedermawanan
Nada, Nadha = Embun di pagi hari
Nadhifah = Kebersihan
Nadia, Nadiah, Nadiyah = Awal mula sesuatu, pembawa kesetiaan
Nadimah = Teman akrab
Nadira = Khusus, unik
Nadirah = Jarang
Nafi’ah = Bermanfaat
Nafilah = Ibadah tambahan
Naflah = Bunga matahari
Nahiyah, Nahiyyah = Pelaksana larangan (pencegah), larangan
Nahla = Minuman
Naifah, Na’ifah = Kedudukan tinggi
Na’ila = Orang yang berjaya
Nailah, Na’ilah = Yang suka memberi
Naaila = Sesuatu yg istimewa
Naimah, Na’imah = Kenikmatan, halus, perisian
Najdah = Bantuan
Najah = Keselamatan
Najiah, Najiyah = Selamat
Najibah = Bernilai, mulia, utama
Najla ‘= Yang bermata elok, Yang baik keturunannya
Najmah = Bintang
Najwa = Berbisik-bisikan
Na’mah = Halus, perisian
Naqiyyah = Jernih
Nashiroh = Penolong kaum lemah
Nasim = Angin sepoi-sepoi
Nasmah = Angin sepai-sepoi
Nasyiah = Perkembangan
Naurah = Bunga
Nawad = Awal mula dari sesuatu
Nawal = Memperoleh sesuatu
Naqiyah = Jernih
Nadzifah = Kebersihan
Nazihah = Bersih dari noda
Nibras = Pelita, pemberani, ujung tombak
Nida, Nida ‘= Seruan
Nihal = Minum dari sumber air
Nikmah = Kenikmatan
Nisrin = Harum bunga mawar
Nisrina = Bunga mawar putih
Nud-ah = Pelangi, cahaya matahari ketika terbit atau terbenam
Nur = Cahaya
Nurjannah = Cahaya syurga
Nurjihan = Nama tokoh perempuan
Nur Aini = Cahaya mataku
Nuzhah = Rekreasi

Q

Qaidah = Pemimpin
Qa’mah = Berdiri, tegak
Qamar = Bulan
Qamariyah = Berdasarkan bulan
Qa’niah = Merasa puas dan rela
Qanitah = Taat, berbakti, solat lama berdiri
Qariah = Pembaca
Qaribah = Dekat
Qarirah = Pandangan yg sejuk
Qasamah = Keindahan dan kecantikan
Qatrunnada = Tetesan embun
Qiblah = Tempat solat
Qiladah = Kalung, perhiasan
Qimah = Harga sesuatu, kadarnya
Qismah = Bahagian, nasib
Qithmir = Kulit ari
Qoidah = Pemimpin
Qomar = Bulan
Qomariah = Melalui bulan
Qoni’ah = Merasa puas dan rela
Qonitah = Taat, Berbakti, Shalat lama berdiri
Qoriah = Pembaca
Qoribah = Dekat
Qorirah = Pandangan yang sejuk
Qosamah = Keindahan dan kecantikan
Qurratu’ain = Sedap dipandang mata

R

Rabab = Musik instrumen Arab
Rababah = Mega putih
Rabbiya = Angin sejuk di musim semi
Rabi’ah = Yang ke 4
Rabihah = Tanah yg tinggi
Radhiyah = Ridlo
Radwa = Kesukaan, kepuasan
Rafi’ah = Derajatnya tinggi
Rafidah = Papan atap, pemberi pertolongan
Rafifah = Berakhlak baik
Rafilah = Anggun, mewah
Raghad = Nyaman, keselesaan
Rahadatul ‘Aisy = Kemakmuran hidup
Rahidah = Lembut
Rahifah = Nipis
Rahimah, Rahmah = Kasih sayang
Raidah = Angin yg bertiup dgn lembut, pemimpin
Raihanah = Tanaman yang harum, perempuan yg luhur
Raiqah = Bening, murni
Raisha = Pemimpin
Raja, Raja ‘= Harapan
Rajihah = Mantap timbangannya
Rajiyyah = Yang diharapkan
Rakizah = Emas, perak dlm tanah
Ramizah = Orang yg terhormat
Ramlah = Tokoh sahabat wanita
Ramziyah = Isyarat
Raniah = Mempesona
Raninah = Gemerincingan
Rannan = Gemerincing
Raqiqah = Lembut
Raqwan = Kemajuan
Rasanah = Tempat perhentian
Rasmiyah = Secara rasmi
Rasyadah, Rusydah = Petunjuk jalan yang lurus
Rasyidah = Mendapat petunjuk
Rasyiqah = Bentuk tubuh yg indah
Raudhah = Taman
Razinah = Serius dlm perilaku
Rifa, Rifa ‘= Setuju, muafakat
Rif’at = Tinggi martabatnya
Rifdah = Pemberi pertolongan
Rihab = Luas dan lebar
Riham = Hujan gerimis yang berpanjangan
Robi’ah = Yang keempat
Rodhiyah = Ridho
Rofi’ah = Derajatnya tinggi
Rofidah = Papan atap, Pemberi pertolongan
Rofifah = Berahlak baik
Rofilah = Anggun, mewah
Rohadatul ‘Aisy = Kemakmuran Hidup
Rohida = Lembut
Rohifah = Nipis
Roidah = Pemimpin
Roiqoh = Bening – Murni
Rojihah = Mantap timbangannya
Rojiyyah = Yang diharapkan
Romizah = Orang yang terhormat
Roninah = Gemerincing
Roqiqoh = Lembut
Rosmiyah = Secara rasmi
Rosyadah = Petunjuk jalan lurus
Rosyiqoh = Bentuk tubuh yang indah
Rozinah = Serius dalam perilaku
Rudainah = Yang memintal benang
Ruqayah = Kemajuan, nama puteri Nabi SAW
Rusydah = Petunjuk jalan lurus
Ruwaidah = Berhati-hati, perlahan-lahan

S

Sa’adah = Kebahagiaan
Saarah = Istri Nabi Ibrahim As
Sabalik = Sepotong emas, perak
Sab’atuabhur = 7 laut
Sabikah = Wanita sahabat Nabi SAW, penambang emas
Sabrina, Sabreen = Kesabaran
Sa’danah = Burung merpati, kebahagiaan
Sadidah = Jitu, tepat sasaran, benar
Sa’diyah = Berbahagia
Safanah = Membuat kapal, angin agak keras
Safinatunnajah = Kapal penyelamat
Saidah, Sa’idah = Berbahagia
Saifanah = Lenjang seperti pedang terhunus
Sajidah = Bersujud
Sakina, Sakinah = Lembut, hening, tenang, ketenteraman
Salamah, Salimah = Keselamatan, sehat
Salima = Aman, lengkap
Salma = Selamat, selamat, sempurna
Salsabila = Mata air di syurga
Salwa = Burung puyuh
Samihah = Lemah lembut, murah hati, dermawan
Samirah = Teman berbual
Samiyah = Kedudukan tinggi
Sana ‘= Kenaikan tingkat darjat
Saninah = Promosi, kenaikan tingkat
Sarah = Nama isteri Nabi Ibrahim AS
Satirah = Wanita yang menutup-nutupi aib dan dosanya
Sausan = Bunga Lili
Sayyidah = Pemimpin
Shaba = Berkelakuan anak muda
Shabirah = Bersabar
Shadiqah = Benar, jujur
Shadiya = Menyanyi
Shadrina = Hati
Safa ‘= Kejelasan
Shafiyah = Jernih
Shafiyyah = Kawan tulus ikhlas
Shaima = Baik, alami
Shakira = Syukur, berterimakasih
Solehah = Baik
Shaza, Shazia = Harum, wangi
Shiba = Rindu
Shiddiqah = Membenarkan, sangat jujur
Shidqiyah = Benar, jujur
Shifwah = Sahabat yang akrab
Shiyabah = Yang benar
Shoba = Berkelakuan anak muda
Shobah = Pagi hari
Shobiroh = Bersabar
Shoda = Gema
Shodiqoh = Benar, jujur
Shofa = Bukit Sofa di Masjidilharam
Shofa ‘= Kejernihan
Shofhah = pemaafan, Laman buku
Shofwah = Keiklasan dalam cinta
Shofiyah = Jernih
Shofiyyah = Kawan tulus ikhlas
Shohwah = Kebangkitan
Shohwatul Islam = Kebangkitan Islam
Sho’ibah = Yang benar
Sho’ighoh = Tukang emas
Sholehah = Baik
Shubhiyah = Pagi
Shurooq = Matahari terbit, terbit
Siham = Anak panah
Sirin = Wanita sahabat Nabi SAW
Su’ad, Su’da = Bahagia
Suhailah = mudah, Suka mengalah
Suhaimah = Keberuntungan
Suhair = Waspada
Sukainah = Tenang, tentram
Sulaimah = Selamat
Sulthanah = Penguasa Wanita
Sumayyah = Kebanggaan
Sunbulah = Nama Bintang, Tangkai yang berbuah
Sundus = Sutera
Sunniyah = Penganut ahlussunnah
Syadiyah = Pandai menyanyi, Menyamakan
Syahidah = Mati syahid
Syahrazad = Nama wanita dahulu
Syafiqoh = Belas kasih
Syafiyah = Sembuh, sehat
Syahirah = Terkenal, Ternama
Syaikhoh = Gelar Kehormatan, Lanjut Usia
Sya’irah = Pandai Menyusun Syair, Perasa
Syakira, Syakura = Mensyukuri
Syam’ah = Lilin
Syamiyah = Tahi lalat pada wajah
Syamsiyah = Melalui hitungan matahari
Syarifah = Mulia
Syauqy = Rinduku
Syauqiyah = Rindu
Syifa ‘= Penawar, Penyembuh
Syirin = Nama wanita dahulu
Syukriyah = Bersyukur
Syu’lah = Pelita, Obor

T

Tabriz = Pendedahan suatu kebaikan
Tadmar = Nama perempuan yang dijadikan nama bandar di Semenanjung Arab
Tadzkiroh = Amaran
Taghrid = Kicauan burung, nyanyian
Tahani = Ucapan selamat, salam, sambutan
Tahira = Murni, bersih
Tahiyya = Kehormatan, selamat dari bahaya, salam
Ta’ibah = Yang bertaubat
Tamamah = Pelengkap, penyempurna
Tamimah = Kuat, tangkal, jimat
Taqiyyah = Bertaqwa
Thahirah = Kebersihan, suci
Thai’ah = Taat, patuh
Thaliqah = Lancar (lidahnya), fasih
Tharfa ‘= Menepi
Tharifah = Ucapan baru yang digemari
Tawaf = Mengelilingi Ka’bah
Thifal = Lembut, halus
Thiyah = Niat hati
Tho’ah = Taat
Thohiroh = Bersih, suci
Tho’i’ah = Taat, patuh
Tho’ifah = Sekumpulan, yang mengelilingi
Tho’ilah = Kemampuan
Tholiqoh = Lancar lidahnya, fasih
Thorfa ‘= Menepi
Thorifah = Ucapan baru yang digemari
Thoyyibah = Baik
Thufailah = Lembut dan halus
Tsabitah = Tangguh, lurus, pemberani
Tsamarah = Buah, buah hati, keturunan
Tsamarotulqolbi = Buah hati
Tsana = Pujian
Tsaniyah = Yang kedua
Tsaqofah = Kebudayaan
Tsarwah = Kekayaan
Tsawab = Pahala
Sumamah = Nama wanita
Tsuraya = Nama bintang
Tuadah = Ketenangan
Tuhfah = Hadiah
Tuffahati = Buah epalku

U

Ubadah = Ibadah, yg menyembah
Ubaidah = Hamba
Udulah = Adil, menghukum dgn benar
Udzah = Azimat, tangkal
Udzroh = Halangan
‘Ufairah = Pemberani
Ulfah = Persahabatan
U’jubah = Sesuatu yg menghairankan
Umamah = Cucu Rasulullah SAW dari Zainab
Umaimah = Dari kata Umumah (keibuan)
‘Umairah = Nama wanita dahulu
Ummu Kulsum = Putri Rasulullah SAW
Umniah, Umniyati = Cita-cita, cita-citaku
‘Unaizah = Kambing betina
Urjuwanah = Pohon yang kemerah-merahan, warna merah yang indah
‘Urwatul Wutsqo = Buhul tali yang kuat
Uzdah = Ada unsur kelebihannya

W

Wabilah = Tongkat
Wabishoh = Api
Wada’ah = Lemah lembut
Wadhiah = Yang bagus dan bersih
Wadi’ah = Titipan
Wadi Fatmah = Nama tempat penanaman tanaman di Arab Saudi
Wafa = Kesetiaan
Wafa ‘= Kesempurnaan, merpati
Wafiyah, Wafiyyah = Merpati, menepati, sempurna, lengkap
Wahidah = Sendirian
Wa’ishoh = Kumpulan
Wa’izhoh = Pemberi nasihat
Wajd = Waspada
Wajihah = Orang yang berkedudukan
Wardah = Bunga mawar
Washfa = Yang punya sifat tertentu
Washifah = Anak atau pelayan perempuan dibawah umur
Wasilah = Pendekatan diri kepada Allah, kedudukan dan pangkat
Wasimah = Rupawan
Wazirah = Mentri wanita
Waznah = Pencari keadilan
Wiaam = Harmonis
Widad = Kasih sayang
Wifaq = Kerukunan

Y

Yadawiyyah = Yang pandai
Yafi’ah = Yang luhur, dihormati, usia muda, yg tinggi
Yamamah = Merpati, tujuan, nama kota di Arab
Yamnah = Arah / sebelah kanan
Yani’ah = Matang
Yaqutah = Batu permata, batu-batu Syurga
Yasirah = mudah, sedikit
Yasmin = Bunga melati
Yumma, Yumna = Kanan
Yusra, Yusriyah = mudah

Z

Za’amah = Kekuasaan
Zabarij = Perhiasan
Zahidah = Rendah hati, tidak rakus dunia
Zahirah = Berkilau
Zahiyah = Elok
Zahra, Zahrah = Bunga
Zaidah, Za’idah = Suatu kelebihan
Za’imah = Pemimpin
Zainab = Putri Rasulullah SAW, pokok yang indah dan wangi
Za’irah = Berkunjung
Zaitun = Buah Zaitun
Zakiyah = Tumbuh dengan baik, Kebersihan
Zakhruf = Emas, Keindahan sesuatu
Zalfa, Zalfa ‘= Kulit mutiara
Zamzam = Air Zamzam
Zanirah = Kecil dan Lembut, Tali
Zarinah = Nama wanita dahulu
Zubaidah = Tokoh wanita kerajaan Abbasiyah
Zuhriyah = Bunga
Zuhur = Bunga-bunga
Zulal = Tawar, Air Tawar
Zulfa = Kedudukan yang dekat
Zurarah = Nama burung
Zuyyin = Dijadikan indah

.

Jika nama-nama di atas masih lagi tidak cukup membantu. Link ini dan e-book berikut, boleh di jadikan sumber rujukan. Diharap para ibu dan bapa yang soleh dan solehah dapat memilih dan memberikan nama terbaik untuk anak mereka. InsyAllah…

.

والله أعلم بالصواب

Wallahu A’lam bishowab

(Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)

.

.

Artikel Berkaitan:

1.  Indahnya Perubatan Islam: Nama-Nama Bermasalah

2. Nama-Nama Yang Dilarang Islam

.

.

والسلام علبكم و رحمة الله و بركاته

pembukaan UUD

Isi Pembukaan UUD 1945
Republik Indonesia

Pembukaan UUD 1945

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.”

“Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.”

“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”

“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada :

Ketuhanan Yang Maha Esa,

kemanusiaan yang adil dan beradab,

persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”

MAKNA LIMA SILA DALAM PANCASILA

Makna lima sila dalam Pancasila akan dijelaskan pada artikel ini. Pancasila terdiri atas lima asas moral yang relevan menjadi dasar negara RI. Dalam kedudukannya sebagai falsafah hidup dan cita-cita moral, secara ringkas dapat dinyatakan bahwa:

Sila Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; menuntut setiap warga negara mengakui Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta dan tujuan akhir, baik dalam hati dan tutur kata maupun dalam tingkah laku sehari-hari. Konsekuensinya adalah Pancasila menuntut umat beragama dan kepercayaan untuk hidup rukun walaupun berbeda keyakinan.

Sila Kedua, Kemanusiaan yang adil dan beradab; mengajak masyarakat untuk mengakui dan memperlakukan setiap orang sebagai sesama manusia yang memiliki martabat mulia serta hak-hak dan kewajiban asasi. Dengan kata lain,  ada sikap untuk menjunjung tinggi martabat dan hak-hak asasinya atau bertindak adil dan beradap terhadapnya.

Makna lima sila dalam Pancasila untuk sila Ketiga, Persatuan Indonesia;  menumbuhkan sikap masyarakat untuk mencintai tanah air, bangsa dan negara Indonesia, ikut memperjuangkan kepentingan-kepentingannya, dan mengambil sikap solider serta loyal terhadap sesama warga negara.

Sila Keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarahan/perwakilan;  mengajak masyarakat untuk bersikap peka dan ikut serta dalam kehidupan politik dan pemerintahan negara, paling tidak secara tidak langsung bersama sesama warga atas dasar persamaan tanggung jawab sesuai dengan kedudukan masing-masing.

Makna lima sila dalam Pancasila untuk sila Kelima, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; mengajak masyarakat aktif dalam memberikan sumbangan yang wajar sesuai dengan kemampuan dan kedudukan masing-masing kepada negara demi terwujudnya kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir dan batin selengkap mungkin bagi seluruh rakyat.

Etika Politik Kenegaraan

Dalam kedudukannya sebagai etika politik kenegaraan, ditegaskan bahwa makna lima sila dalam Pancasila:

Sila pertama, negara wajib:

(1)  Menjamin kemerdekaan setiap warga negara tanpa diskriminasi untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannya dengan menciptakan suasana yang baik.

(2)  Memajukan toleransi dan kerukunan agama

(3)  Menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kesejahteraan umum sebagai tanggung jawab yang suci.

Sila Kedua, mewajibkan:

(1)  Negara untuk mengakui dan memperlakukan semua warga sebagai manusia yang dikaruniai martabat mulia dan hak-hak serta kewajiban kewajiban asasi

(2)  Semua bangsa sebagai warga dunia bersama-sama membangun di dunia baru yang lebih baik berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

Sila ketiga mewajibkan negara untuk membela dan mengembangkan Indonesia sebagai suatu negara yang bersatu, memiliki solidaritas yang tinggi dan hidup rukun, membina dan menjunjung tinggi kebudayaan dan kepribadian nasional, serta memperjuangkan kepentingan nasional.

Sila keempat mewajibkan negara untuk mengakui dan menghargai kedaulatan rakyat serta mengusahakan agar rakyat melaksanakan kedaulatannya secara demokratis tanpa diskriminasi melalui wakil-wakilnya. Negara wajib mendengarkan suara rakyat dan memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat.

Sila Kelima mewajibkan negara untuk:

(1)  Mengikutsertakan seluruh rakyat dalam kehidupan ekonomi, sosial dan budaya

Membagi beban dan hasil usaha bersama secara proporsional di antara semua warha negara dengan memperhatikan secara khusus mereka yang lemah kedudukannya agar tidak terjadi ketidakadilan serta kewenang-wenangan dari pihak yang kuat terhadap pihak yang lemah.

Semoga tulisan ini bermanfaat agar kita paham mengenai makna lima sila dalam Pancasila. (DP)

TUNTUNAN SHOLAT

Sholat


BERDIRI
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan sholat fardhu atau sunnah berdiri karena memenuhi perintah Allah dalam QS. Al Baqarah : 238. Apabila bepergian, beliau melakukan sholat sunnah di atas kendaraannya. Beliau mengajarkan kepada umatnya agar melakukan sholat khauf dengan berjalan kaki atau berkendaraan.

 

“Peliharalah semua sholat dan sholat wustha dan berdirilah dengan tenang karena Allah. Jika kamu dalam ketakutan, sholatlah dengan berjalan kaki atau berkendaraan. Jika kamu dalam keadaa aman, ingatlah kepada Allah dengan cara yang telah diajarkan kepada kamu yang mana sebelumnya kamu tidak mengetahui (cara tersebut).” (QS. Al Baqarah : 238).


MENGHADAP KA’BAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bila berdiri untuk sholat fardhu atau sholat sunnah, beliau menghadap Ka’bah. Beliau memerintahkan berbuat demikian sebagaimana sabdanya kepada orang yang sholatnya salah:

 

“Bila engkau berdiri untuk sholat, sempurnakanlah wudhu’mu, kemudian menghadaplah ke kiblat, lalu bertakbirlah.”
(HR. Bukhari, Muslim dan Siraj).

Tentang hal ini telah turun pula firman Allah dalam Surah Al Baqarah : 115:

“Kemana saja kamu menghadapkan muka, disana ada wajah Allah.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah sholat menghadap Baitul Maqdis, hal ini terjadi sebelum turunnya firman Allah:

“Kami telah melihat kamu menengadahkan kepalamu ke langit. Kami palingkan kamu ke kiblat yang kamu inginkan. Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu ke sebagian arah Masjidil Haram.” (QS. Al Baqarah : 144).

Setelah ayat ini turun beliau sholat menghadap Ka’bah.

Pada waktu sholat subuh kaum muslim yang tinggal di Quba’ kedatangan seorang utusan Rasulullah untuk menyampaikan berita, ujarnya,

“Sesungguhnya semalam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mendapat wahyu, beliau disuruh menghadap Ka’bah. Oleh karena itu, (hendaklah) kalian menghadap ke sana.” Pada saat itu mereka tengah menghadap ke Syam (Baitul Maqdis). Mereka lalu berputar (imam mereka memutar haluan sehingga ia mengimami mereka menghadap kiblat). (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, Siraj, Thabrani, dan Ibnu Sa’ad. Baca Kitab Al Irwa’, hadits No. 290).


MENGHADAP SUTRAH
Sutrah (pembatas yang berada di depan orang sholat) dalam sholat menjadi keharusan imam dan orang yang sholat sendirian, sekalipun di masjid besar, demikian pendapat Ibnu Hani’ dalam Kitab Masa’il, dari Imam Ahmad.Beliau mengatakan, “Pada suatu hari saya sholat tanpa memasang sutrah di depan saya, padahal saya melakukan sholat di dalam masjid kami, Imam Ahmad melihat kejadian ini, lalu berkata kepada saya, ‘Pasanglah sesuatu sebagai sutrahmu!’ Kemudian aku memasang orang untuk menjadi sutrah.”Syaikh Al Albani mengatakan, “Kejadian ini merupakan isyarat dari Imam Ahmad bahwa orang yang sholat di masjid besar atau masjid kecil tetap berkewajiban memasang sutrah di depannya.”Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

“Janganlah kamu sholat tanpa menghadap sutrah dan janganlah engkau membiarkan seseorang lewat di hadapan kamu (tanpa engkau cegah). Jika dia terus memaksa lewat di depanmu, bunuhlah dia karena dia ditemani oleh setan.”
(HR. Ibnu Khuzaimah dengan sanad yang jayyid (baik)).

Beliau juga bersabda:

“Bila seseorang di antara kamu sholat menghadap sutrah, hendaklah dia mendekati sutrahnya sehingga setan tidak dapat memutus sholatnya.”
(HR. Abu Dawud, Al Bazzar dan Hakim. Disahkan oleh Hakim, disetujui olah Dzahabi dan Nawawi).

Dan hendaklah sutrah itu diletakkan tidak terlalu jauh dari tempat kita berdiri sholat sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri shalat dekat sutrah (pembatas) yang jarak antara beliau dengan pembatas di depannya 3 hasta.”
(HR. Bukhari dan Ahmad).

Adapun yang dapat dijadikan sutrah antara lain: tiang masjid, tombak yang ditancapkan ke tanah, hewan tunggangan, pelana, tiang setinggi pelana, pohon, tempat tidur, dinding dan lain-lain yang semisalnya, sebagaimana telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.


NIAT
Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta’ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

“Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.”
(HR. Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22).

Niat tidak dilafadzkan
Dan tidaklah disebutkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan tidak pula dari salah seorang sahabatnya bahwa niat itu dilafadzkan.

Abu Dawud bertanya kepada Imam Ahmad. Dia berkata, “Apakah orang sholat mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak.” (Masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu’ al Fataawaa XXII/28).

AsSuyuthi berkata, “Yang termasuk perbuatan bid’ah adalah was-was (selalu ragu) sewaktu berniat sholat. Hal itu tidak pernah diperbuat oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam maupun para shahabat beliau. Mereka dulu tidak pernah melafadzkan niat sholat sedikitpun selain hanya lafadz takbir.”

Asy Syafi’i berkata, “Was-was dalam niat sholat dan dalam thaharah termasuk kebodohan terhadap syariat atau membingungkan akal.” (Lihat al Amr bi al Itbaa’ wa al Nahy ‘an al Ibtidaa’).


TAKBIRATUL IHROM
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam selalu memulai sholatnya (dilakukan hanya sekali ketika hendak memulai suatu sholat) dengan takbiratul ihrom yakni mengucapkan Allahu Akbar (allahuakbar.gif) di awal sholat dan beliau pun pernah memerintahkan seperti itu kepada orang yang sholatnya salah. Beliau bersabda kepada orang itu:

 

“Sesungguhnya sholat seseorang tidak sempurna sebelum dia berwudhu’ dan melakukan wudhu’ sesuai ketentuannya, kemudian ia mengucapkan Allahu Akbar.”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Thabrani dengan sanad shahih).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Apabila engkau hendak mengerjakan sholat, maka sempurnakanlah wudhu’mu terlebih dahulu kemudian menghadaplah ke arah kiblat, lalu ucapkanlah takbiratul ihrom.”
(Muttafaqun ‘alaihi).

Takbirotul ihrom diucapkan dengan lisan
Takbirotul ihrom tersebut harus diucapkan dengan lisan (bukan diucapkan di dalam hati).

Muhammad Ibnu Rusyd berkata, “Adapun seseorang yang membaca dalam hati, tanpa menggerakkan lidahnya, maka hal itu tidak disebut dengan membaca. Karena yang disebut dengan membaca adalah dengan melafadzkannya di mulut.”

An Nawawi berkata, “…adapun selain imam, maka disunnahkan baginya untuk tidak mengeraskan suara ketika membaca lafadz tabir, baik apakah dia sedang menjadi makmum atau ketika sholat sendiri. Tidak mengeraskan suara ini jika dia tidak menjumpai rintangan, seperti suara yang sangat gaduh. Batas minimal suara yang pelan adalah bisa didengar oleh dirinya sendiri jika pendengarannya normal. Ini berlaku secara umum baik ketika membaca ayat-ayat al Qur-an, takbir, membaca tasbih ketika ruku’, tasyahud, salam dan doa-doa dalam sholat baik yang hukumnya wajib maupun sunnah…” beliau melanjutkan, “Demikianlah nash yang dikemukakan Syafi’i dan disepakati oleh para pengikutnya. Asy Syafi’i berkata dalam al Umm, ‘Hendaklah suaranya bisa didengar sendiri dan orang yang berada disampingnya. Tidak patut dia menambah volume suara lebih dari ukuran itu.’.” (al Majmuu’ III/295).


MENGANGKAT KEDUA TANGAN
Disunnahkan mengangkat kedua tangannya setentang bahu ketika bertakbir dengan merapatkan jari-jemari tangannya,

 

takbiratulikhram1.gif

berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radiyallahu anhuma, ia berkata:

“Rasulullah shallallahu alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang bahu jika hendak memulai sholat, setiap kali bertakbir untuk ruku’ dan setiap kali bangkit dari ruku’nya.”
(Muttafaqun ‘alaihi).

Atau mengangkat kedua tangannya setentang telinga,

 

takbiratulikhram2.gif

berdasarkan hadits riwayat Malik bin Al-Huwairits radhiyyallahu anhu, ia berkata:

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali bertakbir (didalam sholat).”
(HR. Muslim).

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Tamam dan Hakim disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua tangannya dengan membuka jari-jarinya lurus ke atas (tidak merenggangkannya dan tidak pula menggengamnya). (Shifat Sholat Nabi).


BERSEDEKAP
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya (bersedekap). Beliau bersabda:

 

“Kami, para nabi diperintahkan untuk segera berbuka dan mengakhirkan sahur serta meletakkan tangan kanan pada tangan kiri (bersedekap) ketika melakukan sholat.”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Ibnu Hibban dan Adh Dhiya’ dengan sanad shahih).

Dalam sebuah riwayat pernah beliau melewati seorang yang sedang sholat, tetapi orang ini meletakkan tangan kirinya pada tangan kanannya, lalu beliau melepaskannya, kemudian orang itu meletakkan tangan kanannya pada tangan kirinya. (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih).

Meletakkan atau menggenggam
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meletakkan lengan kanan pada punggung telapak kirinya, pergelangan dan lengan kirinya

 

meletakkan.gif

berdasar hadits dari Wail bin Hujur:

“Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertakbir kemudian meletakkan tangan kanannya di atas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri atau lengan kirinya.”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Khuzaimah, dengan sanad yang shahih dan dishahihkan pula oleh Ibnu Hibban, hadits no. 485).

Beliau terkadang juga menggenggam pergelangan tangan kirinya dengan tangan kanannya,

 

menggenggam.gif

berdasarkan hadits Nasa’i dan Daraquthni:

“Tetapi beliau terkadang menggenggamkan jari-jari tangan kanannya pada lengan kirinya.”
(sanad shahih).

Bersedekap di dada
Menyedekapkan tangan di dada adalah perbuatan yang benar menurut sunnah berdasarkan hadits:

“Beliau meletakkan kedua tangannya di atas dadanya.”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, Ahmad dari Wail bin Hujur).

Cara-cara yang sesuai sunnah ini dilakukan oleh Imam Ishaq bin Rahawaih. Imam Mawarzi dalam Kitab Masa’il, halaman 222 berkata: “Imam Ishaq meriwayatkan hadits secara mutawatir kepada kami…. Beliau mengangkat kedua tangannya ketika berdo’a qunut dan melakukan qunut sebeluim ruku’. Beliau menyedekapkan tangannya berdekatan dengan teteknya.” Pendapat yang semacam ini juga dikemukakan oleh Qadhi ‘Iyadh al Maliki dalam bab Mustahabatu ash Sholat pada Kitab Al I’lam, beliau berkata: “Dia meletakkan tangan kanan pada punggung tangan kiri di dada.”


MEMANDANG TEMPAT SUJUD
Pada saat mengerjakan sholat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. Hal ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Ummul Mukminin ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:

 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak mengalihkan pandangannya dari tempat sujud (di dalam sholat).”
(HR. Baihaqi dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).

Larangan menengadah ke langit
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang keras menengadah ke langit (ketika sholat). Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Hendaklah sekelompok orang benar-benar menghentikan pandangan matanya yang terangkat ke langit ketika berdoa dalam sholat atau hendaklah mereka benar-benar menjaga pandangan mata mereka.”
(HR. Muslim, Nasa’i dan Ahmad).

Rasulullah juga melarang seseorang menoleh ke kanan atau ke kiri ketika sholat, beliau bersabda:

“Jika kalian sholat, janganlah menoleh ke kanan atau ke kiri karena Allah akan senantiasa menghadapkan wajah-Nya kepada hamba yang sedang sholat selama ia tidak menoleh ke kanan atau ke kiri.”
(HR. Tirmidzi dan Hakim).

Dalam Zaadul Ma’aad ( I/248 ) disebutkan bahwa makruh hukumnya orang yang sedang sholat menolehkan kepalanya tanpa ada keperluan. Ibnu Abdil Bar berkata, “Jumhur ulama mengatakan bawa menoleh yang ringan tidak menyebabkan shalat menjadi rusak.”

Juga dimakruhkan shalat dihadapan sesuatu yang bisa merusak konsentrasi atau di tempat yang ada gambar-gambarnya, diatas sajadah yang ada lukisan atau ukiran, dihadapan dinding yang bergambar dan sebagainya.


MEMBACA DO’A ISTIFTAH
Doa istiftah yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bermacam-macam. Dalam doa istiftah tersebut beliau shallallahu ‘alaihi wasallam mengucapkan pujian, sanjungan dan kalimat keagungan untuk Allah.Beliau pernah memerintahkan hal ini kepada orang yang salah melakukan sholatnya dengan sabdanya:

 

“Tidak sempurna sholat seseorang sebelum ia bertakbir, mengucapkan pujian, mengucapkan kalimat keagungan (doa istiftah), dan membaca ayat-ayat al Qur-an yang dihafalnya…” (HR. Abu Dawud dan Hakim, disahkan oleh Hakim, disetujui oleh Dzahabi).

Adapun bacaan doa istiftah yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diantaranya adalah:

iftitah-1.gif

“ALLAHUUMMA BA’ID BAINII WA BAINA KHATHAAYAAYA KAMAA BAA’ADTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIBI, ALLAAHUMMA NAQQINII MIN KHATHAAYAAYA KAMAA YUNAQQATS TSAUBUL ABYADHU MINAD DANAS. ALLAAHUMMAGHSILNII MIN KHATHAAYAAYA BIL MAA’I WATS TSALJI WAL BARADI”

artinya:

“Ya, Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya, Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotoran. Ya, Allah cucilah aku dari kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan embun.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ibnu Abi Syaibah).

Atau kadang-kadang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga membaca dalam sholat fardhu:

wajjahtu.gif

“WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAN [MUSLIMAN] WA MAA ANA MINAL MUSYRIKIIN. INNA SHOLATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAHI RABBIL ‘ALAMIIN. LAA SYARIIKALAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA AWWALUL MUSLIMIIN. ALLAHUMMA ANTAL MALIKU, LAA ILAAHA ILLA ANTA [SUBHAANAKA WA BIHAMDIKA] ANTA RABBII WA ANA ‘ABDUKA, DHALAMTU NAFSII, WA’TARAFTU BIDZAMBI, FAGHFIRLII DZAMBI JAMII’AN, INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUBA ILLA ANTA. WAHDINII LI AHSANIL AKHLAAQI LAA YAHDII LI AHSANIHAA ILLA ANTA, WASHRIF ‘ANNII SAYYI-AHAA LAA YASHRIFU ‘ANNII SAYYI-AHAA ILLA ANTA LABBAIKA WA SA’DAIKA, WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIKA. WASY SYARRULAISA ILAIKA. [WAL MAHDIYYU MAN HADAITA]. ANA BIKA WA ILAIKA [LAA MANJAA WALAA MALJA-A MINKA ILLA ILAIKA. TABAARAKTA WA TA’AALAITA ASTAGHFIRUKA WAATUUBU ILAIKA”

yang artinya:

“Aku hadapkan wajahku kepada Pencipta seluruh langit dan bumi dengan penuh kepasrahan dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku semata-mata untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sesuatu pun yang menyekutui-Nya. Demikianlah aku diperintah dan aku termasuk orang yang pertama-tama menjadi muslim. Ya Allah, Engkaulah Penguasa, tiada Ilah selain Engkau semata-mata. [Engkau Mahasuci dan Mahaterpuji], Engkaulah Rabbku dan aku hamba-Mu, aku telah menganiaya diriku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah semua dosaku. Sesungguhnya hanya Engkaulah yang berhak mengampuni semua dosa. Berilah aku petunjuk kepada akhlaq yang paling baik, karena hanya Engkaulah yang dapat memberi petunjuk kepada akhlaq yang terbaik dan jauhkanlah diriku dari akhlaq buruk. Aku jawab seruan-Mu, sedang segala keburukan tidak datang dari-Mu. [Orang yang terpimpin adalah orang yang Engkau beri petunjuk]. Aku berada dalam kekuasaan-Mu dan akan kembali kepada-Mu, [tiada tempat memohon keselamatan dan perlindungan dari siksa-Mu kecuali hanya Engkau semata]. Engkau Mahamulia dan Mahatinggi, aku mohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”
(Hadits diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari, Muslim dan Ibnu Abi Syaibah)


MEMBACA TA’AWWUDZ
Membaca doa ta’awwudz adalah disunnahkan dalam setiap raka’at, sebagaimana firman Allah ta’ala:

 

“Apabila kamu membaca al Qur-an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (An Nahl : 98).

Dan pendapat ini adalah yang paling shahih dalam madzhab Syafi’i dan diperkuat oleh Ibnu Hazm (Lihat al Majmuu’ III/323 dan Tamaam al Minnah 172-177).

Nabi biasa membaca ta’awwudz yang berbunyi:

taawudz1.gif

“A’UUDZUBILLAHI MINASY SYAITHAANIR RAJIIM MIN HAMAZIHI WA NAFKHIHI WANAFTSIHI”

artinya:

“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk, dari semburannya (yang menyebabkn gila), dari kesombongannya, dan dari hembusannya (yang menyebabkan kerusakan akhlaq).”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud, Ibnu Majah, Daraquthni, Hakim dan dishahkan olehnya serta oleh Ibnu Hibban dan Dzahabi).

Atau mengucapkan:

taawudz2.gif

“A’UUZUBILLAHIS SAMII’IL ALIIM MINASY SYAITHAANIR RAJIIM…”

artinya:

“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk…”
(Hadits diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dengan sanad hasan).


MEMBACA AL FATIHAH
Hukum Membaca Al-Fatihah
Membaca Al-Fatihah merupakan salah satu dari sekian banyak rukun sholat, jadi kalau dalam sholat tidak membaca Al-Fatihah maka tidak sah sholatnya berdasarkan perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (yang artinya):

 

“Tidak dianggap sholat (tidak sah sholatnya) bagi yang tidak membaca Al-Fatihah”
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Jama’ah: yakni Al-Imam Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-i dan Ibnu Majah).

“Barangsiapa yang sholat tanpa membaca Al-Fatihah maka sholatnya buntung, sholatnya buntung, sholatnya buntung…tidak sempurna”
(Hadits Shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Muslim dan Abu ‘Awwanah).

Kapan Kita Wajib Membaca Surat Al-Fatihah
Jelas bagi kita kalau sedang sholat sendirian (munfarid) maka wajib untuk membaca Al-Fatihah, begitu pun pada sholat jama’ah ketika imam membacanya secara sirr (tidak diperdengarkan) yakni pada sholat Dhuhur, ‘Ashr, satu roka’at terakhir sholat Mahgrib dan dua roka’at terakhir sholat ‘Isyak, maka para makmum wajib membaca surat Al-Fatihah tersebut secara sendiri-sendiri secara sirr (tidak dikeraskan).

Lantas bagaimana kalau imam membaca secara keras…?

Tentang ini Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa pernah Rasulullah melarang makmum membaca surat dibelakang imam kecuali surat Al-Fatihah:

“Betulkah kalian tadi membaca (surat) dibelakang imam kalian?” Kami menjawab: “Ya, tapi dengan cepat wahai Rasulallah.” Berkata Rasul: “Kalian tidak boleh melakuka


MEMBACA AMIN
Hukum Bagi Imam:
Membaca amin disunnahkan bagi imam sholat.

 

Dari Abu hurairah, dia berkata: “Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, jika selesai membaca surat Ummul Kitab (Al-Fatihah) mengeraskan suaranya dan membaca amin.”
(Hadits dikeluarkan oleh Imam Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ad-Daraquthni dan Ibnu Majah, oleh Al-Albani dalam Al-Silsilah Al-Shahihah dikatakan sebagai hadits yang berkualitas shahih)

“Bila Nabi selesai membaca Al-Fatihah (dalam sholat), beliau mengucapkan amiin dengan suara keras dan panjang.”
(Hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud)

Hadits tersebut mensyari’atkan para imam untuk mengeraskan bacaan amin, demikian yang menjadi pendapat Al-Imam Al-Bukhari, As-Syafi’i, Ahmad, Ishaq dan para imam fikih lainnya. Dalam shahihnya Al-Bukhari membuat suatu bab dengan judul ‘baab jahr al-imaan bi al-ta-miin’ (artinya: bab tentang imam mengeraskan suara ketika membaca amin). Didalamnya dinukil perkataan (atsar) bahwa Ibnu Al-Zubair membaca amin bersama para makmum sampai seakan-akan ada gaung dalam masjidnya.

Juga perkataan Nafi’ (maula Ibnu Umar): Dulu Ibnu Umar selalu membaca aamiin dengan suara yang keras. Bahkan dia menganjurkan hal itu kepada semua orang. Aku pernah mendengar sebuah kabar tentang anjuran dia akan hal itu.”

Hukum Bagi Makmum:
Dalam hal ini ada beberapa petunjuk dari Nabi (Hadits), atsar para shahabat dan perkataan para ulama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Jika imam membaca amiin maka hendaklah kalian juga membaca amiin.”

Hal ini mengisyaratkan bahwa membaca amiin itu hukumnya wajib bagi makmum. Pendapat ini dipertegas oleh Asy-Syaukani. Namun hukum wajib itu tidak mutlak harus dilakukan oleh makmum. Mereka baru diwajibkan membaca amiin ketika imam juga membacanya. Adapun bagi imam dan orang yang sholat sendiri, maka hukumnya hanya sunnah. (lihat Nailul Authaar, II/262).

“Bila imam selesai membaca ghoiril maghdhuubi ‘alaihim waladhdhooolliin, ucapkanlah amiin [karena malaikat juga mengucapkan amiin dan imam pun mengucapkan amiin]. Dalam riwayat lain: “(apabila imam mengucapkan amiin, hendaklah kalian mengucapkan amiin) barangsiapa ucapan aminnya bersamaan dengan malaikat, (dalam riwayat lain disebutkan: “bila seseorang diantara kamu mengucapkan amin dalam sholat bersamaan dengan malaikat dilangit mengucapkannya), dosa-dosanya masa lalu diampuni.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa-i dan Ad-Darimi)

Syaikh Al-Albani mengomentari masalah ini sebagai berikut:
“Aku berkata: Masalah ini harus diperhatikan dengan serius dan tidak boleh diremehkan dengan cara meninggalkannya. Termasuk kesempurnaan dalam mengerjakan masalah ini adalah dengan membarengi bacaan amin sang imam, dan tidak mendahuluinya. (Tamaamul Minnah hal. 178)


BACAAN SURAT SETELAH AL FATIHAH
Membaca surat Al Qur-an setelah membaca Al Fatihah dalan sholat hukumnya sunnah karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan tidak membacanya. Membaca surat Al-Qur-an ini dilakukan pada dua roka’at pertama. Banyak hadits yang menceritakan perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang itu.

 

Panjang pendeknya surat yang dibaca
Pada sholat munfarid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat-surat yang panjang kecuali dalam kondisi sakit atau sibuk, sedangkan kalau sebagai imam disesuaikan dengan kondisi makmumnya (misalnya ada bayi yang menangis maka bacaan diperpendek).Rasulullah berkata:

“Aku melakukan sholat dan aku ingin memperpanjang bacaannya akan tetapi, tiba-tiba aku mendengar suara tangis bayi sehingga aku memperpendek sholatku karena aku tahu betapa gelisah ibunya karena tangis bayi itu.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Cara membaca surat
Dalam satu sholat terkadang beliau membagi satu surat dalam dua roka’at, kadang pula surat yang sama dibaca pada roka’at pertama dan kedua. (berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Ahmad dan Abu Ya’la, juga hadits shahih yang dikeluarkan oleh Al-Imam Abu Dawud dan Al-Baihaqi atau riwayat dari Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim, disahkan oleh Al-Hakim disetujui oleh Ad-Dzahabi)

Terkadang beliau membolehkan membaca dua surat atau lebih dalam satu roka’at.(Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan At-Tirmidzi, dinyatakan oleh At-Tirmidzi sebagai hadits shahih)

Tata cara bacaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasanya membaca surat dengan jumlah ayat yang berimbang antara roka’at pertama dengan roka’at kedua. (berdasar hadits shahih dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)

Dalam sholat yang bacaannya di-jahr-kan Nabi membaca dengan keras dan jelas. Tetapi pada sholat dzuhur dan ashar juga pada sholat maghrib pada roka’at ketiga ataupun dua roka’at terakhir sholat isya’ Nabi membacanya dengan lirih yang hanya bisa diketahui kalau Nabi sedang membaca dari gerakan jenggotnya, tetapi terkadang beliau memperdengarkan bacaannya kepada mereka tapi tidak sekeras seperti ketika di-jahr-kan. (Berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Muslim dan Abu Dawud)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sering membaca suatu surat dari awal sampai selesai selesai. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

“Berikanlah setiap surat haknya, yaitu dalam setiap (roka’at) ruku’ dan sujud.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Abi Syaibah, Ahmad dan ‘Abdul Ghani Al-Maqdisi)

Dalam riwayat lain disebutkan:

“Untuk setiap satu surat (dibaca) dalam satu roka’at.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Nashr dan At-Thohawi)

Dijelaskan oleh Syaikh Al-Albani: “Seyogyanya kalian membaca satu surat utuh dalam setiap satu roka’at sehingga roka’at tersebut memperoleh haknya dengan sempurna.” Perintah dalam hadits tersebut bersifat sunnah bukan wajib.

Dalam membaca surat Al-Qur-an Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya dengan tartil, tidak lambat juga tidak cepat -sebagaimana diperintahkan oleh Allah- dan beliau membaca satu per satu kalimat, sehingga satu surat memerlukan waktu yang lebih panjang dibanding kalau dibaca biasa (tanpa dilagukan). Rasulullah berkata bahwa orang yang membaca Al-Qur-an kelak akan diseru:

“Bacalah, telitilah dan tartilkan sebagaimana kamu dulu mentartilkan di dunia, karena kedudukanmu berada di akhir ayat yang engkau baca.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan At-Tirmidzi, dishahihkan oleh At-Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat Al-Qur-an dengan suara yang bagus, maka beliau juga memerintahkan yang demikian itu:

“Perindahlah/hiasilah Al-Qur-an dengan suara kalian [karena suara yang bagus menambah keindahan Al-Qur-an].”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari , Abu Dawud, Ad-Darimi, Al-Hakim dan Tamam Ar-Razi)

“Bukanlah dari golongan kami orang yang tidak melagukan Al-Qur-an.”
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud dan Al-Hakim, dishahihkan oleh Al-Hakim dan disetujui oleh Adz-Dzahabi)


RUKU’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah selesai membaca surat dari Al-Qur-an kemudian berhenti sejenak, terus mengangkat kedua tangannya sambil bertakbir seperti ketika takbiratul ihrom (setentang bahu atau daun telinga) kemudian rukuk (merundukkan badan kedepan dipatahkan pada pinggang, dengan punggung dan kepala lurus sejajar lantai). Berdasarkan beberapa hadits, salah satunya adalah:

 

Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentang kedua bahunya, hal itu dilakukan ketika bertakbir hendak rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit) dari ruku’ ….”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari, Muslim dan Malik)

Cara Ruku’
> Bila Rasulullah ruku’ maka beliau meletakkan telapak tangannya pada lututnya, demikian beliau juga memerintahkan kepada para shahabatnya.

“Bahwasanya shallallahu ‘alaihi wa sallam (ketika ruku’) meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Abu Dawud)

> Menekankan tangannya pada lututnya.

“Jika kamu ruku’ maka letakkan kedua tanganmu pada kedua lututmu dan bentangkanlah (luruskan) punggungmu serta tekankan tangan untuk ruku’.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Abu Dawud)

> Merenggangkan jari-jemarinya.

 

ruku2.gif

“Beliau merenggangkan jari-jarinya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Hakim dan dia menshahihkannya, Adz-Dzahabi dan At-Thayalisi menyetujuinya)

> Merenggangkan kedua sikunya dari lambungnya.

“Beliau bila ruku’, meluruskan dan membentangkan punggungnya sehingga bila air dituangkan di atas punggung beliau, air tersebut tidak akan bergerak.”
(Hadits di keluarkan oleh Al Imam Thabrani, ‘Abdullah bin Ahmad dan ibnu Majah)

> Antara kepala dan punggung lurus, kepala tidak mendongak tidak pula menunduk tetapi tengah-tengah antara kedua keadaan tersebut.

 

ruku1.gif

“Beliau tidak mendongakkan kepalanya dan tidak pula menundukkannya.”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Bukhari)

“Sholat seseorang sempurna sebelum dia melakukan ruku’ dan sujud dengan meluruskan punggungnya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu ‘Awwanah, Abu Dawud dan Sahmi dishahihkan oleh Ad-Daraquthni)

> Thuma-ninah/Bersikap Tenang

Beliau pernah melihat orang yang ruku’ dengan tidak sempurna dan sujud seperti burung mematuk, lalu berkata: “Kalau orang ini mati dalam keadaan seperti itu, ia mati diluar agama Muhammad [sholatnya seperti gagak mematuk makanan] sebagaimana orang ruku’ tidak sempurna dan sujudnya cepat seperti burung lapar yang memakan satu, dua biji kurma yang tidak mengenyangkan.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Ya’la, Al-Ajiri, Al-Baihaqi, Adh-Dhiya’ dan Ibnu Asakir dengan sanad shahih, dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah)

> Memperlama Ruku’

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan ruku’, berdiri setelah ruku’ dan sujudnya juga duduk antara dua sujud hampir sama lamanya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Yang Dibaca Ketika Ruku’
Do’a yang dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada beberapa macam, semuanya pernah dibaca oleh beliau jadi kadang membaca ini kadang yang lain.

1. SUBHAANA RABBIYAL ‘ADHZIM 3 kali atau lebih (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain).

ruku01.gif

Yang artinya:

“Maha Suci Rabbku, lagi Maha Agung.”

2. SUBHAANA RABBIYAL ‘ADHZIMI WA BIHAMDIH 3 kali (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud, Ad-Daroquthni dan Al-Baihaqi).

ruku02.gif

Yang artinya:

“Maha Suci Rabbku lagi Maha Agung dan segenap pujian bagi-Nya.”

3. SUBBUUHUN QUDDUUSUN RABBUL MALA-IKATI WAR RUUH (Berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu ‘Awwanah).

ruku03.gif

Yang artinya:

“Maha Suci, Maha Suci Rabb para malaikat dan ruh.”

4. SUBHAANAKALLAHUMMA WA BIHAMDIKA ALLAHUMMAGHFIRLII

ruku04.gif

Yang artinya:

“Maha Suci Engkau ya, Allah, dan dengan memuji-Mu Ya, Allah ampunilah aku.”

Berdasarkan hadits dari ‘A-isyah, bahwasanya dia berkata:

“Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak membaca Subhanakallahumma Wa Bihamdika Allahummaghfirlii dalam ruku’nya dan sujudnya, beliau mentakwilkan Al-Qur-an.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim).

Do’a ini yang paling sering dibaca. Dikatakan bahwa ada riwayat dari ‘A-isyah yang menunjukkan bahwa Rasulullah sejak turunnya surat An-Nashr -yang artinya: “Hendaklah engkau mengucapkan tasbih dengan memuji Rabbmu dan memohon ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima taubat.” (TQS. An-Nashr 110:3)-, waktu ruku’ dan sujud beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu membaca do’a ini hingga wafatnya.

5. Dan lain-lain sesuai dengan hadits-hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Yang Dilarang Ketika Ruku’
Larangan disini adalah larangan dari Rasulullah bahwa sewaktu ruku’ kita tidak boleh membaca Al-Qur-an. Berdasarkan hadits:

“Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang membaca Al-Qur-an dalam ruku’ dan sujud.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu ‘Awwanah)
“Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Qur-an sewaktu ruku’ dan sujud…”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu ‘Awwanah).


I’TIDAL DARI RUKU’
Cara i’tidal dari ruku’
Setelah ruku’ dengan sempurna dan selesai membaca do’a, maka kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal). Waktu bangkit tersebut membaca bacaan-itidal.gif (SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH) disertai dengan mengangkat kedua tangan sebagaimana waktu takbiratul ihrom. Hal ini berdasarkan keterangan beberapa hadits, diantaranya:

 

Dari Abdullah bin Umar, ia berkata: “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berdiri dalam sholat mengangkat kedua tangannya sampai setentag kedua pundaknya, hal itu dilakukan ketika bertakbir mau rukuk dan ketika mengangkat kepalanya (bangkit ) dari ruku’ sambil mengucapkan SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH…”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim dan Malik).

Yang Dibaca Ketika I’tidal dari Ruku’
Seperti ditunjuk hadits di atas ketika bangkit (mengangkat kepala) dari ruku’ itu membaca: bacaan-itidal.gif (SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH)

Kemudian ketika sudah tegak dan selesai bacaan tersebut disahut dengan bacaan:

itidal01.gif

RABBANAA LAKAL HAMD (Rabbku, segala puji kepada-Mu)

atau

itidal02.gif

RABBANAA WA LAKAL HAMD (Rabbku dan segala puji kepada-Mu)

atau

itidal03.gif

ALLAAHUMMA RABBANAA LAKAL HAMD (Ya, Allah, Rabbku, segala puji kepada-Mu)

atau

itidal04.gif

ALLAAHUMMA RABBANAA WA LAKAL HAMD (Ya, Allah, Rabbku dan segala puji kepada-Mu)

Dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah:

“Apabila imam mengucapkan SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, maka ucapkanlah oleh kalian ALLAHUMMA RABBANA WA LAKALHAMD, barangsiapa yang ucapannya tadi bertepatan dengan ucapan para malaikat diampunkan dosa-dosanya yang telah lewat.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Ztirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah dan Malik)

Kadang ditambah dengan bacaan:

tambahanitidal.gif

MIL-ASSAMAAWAATI, WA MIL-ALARDHL, WA MIL-A MAA SYI-TA MIN SYAI-IN BA’D
(Mencakup seluruh langit dan seluruh bumi dan segenap yang Engkau kehendaki selain dari itu)
berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Ibnu Majah.

Dan Do’a lain-lain

Cara I’tidal
Adapun dalam tata cara i’tidal ulama berbeda pendapat menjadi dua pendapat, pertama mengatakan sedekap dan yang kedua mengatakan tidak bersedekap tapi melepaskannya. Tapi yang rajih menurut kami adalah pendapat pertama. Bagi yang hendak mengerjakan pendapat yang pertama tidak apa-apa dan bagi siapa yang mengerjakan sesuai dengan pendapat kedua tidak mengapa.

Keterangan untuk pendapat pertama: Kembali meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri atau menggenggamnya dan menaruhnya di dada, ketika telah berdiri.

 

itidal.gif

Hal ini berdasarkan nash dibawah ini:

Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam An-Nasa-i yang artinya: “Ia (Wa-il bin Hujr) berkata: “Saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau berdiri dalam sholat, beliau memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya.”

Berkata Al-Imam Al-Bukhari dalam shahihnya: “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah, ia berkata dari Malik, ia berkata dari Abu Hazm, ia berkata dari Sahl bin Sa’d ia berkata: “Adalah orang-orang (para shahabat) diperintah (oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ) agar seseorang meletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya dalam sholat.” Komentar Abu Hazm: “Saya tidak mengetahui perintah tersebut kecuali disandarkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam .”

Komentar dari Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baaz (termaktub dalam fatwanya yang dimuat dalam majalah Rabithah ‘Alam Islamy, edisi Dzulhijjah 1393 H/Januari 1974 M, tahun XI): “Dari hadits shahih ini ada petunjuk diisyaratkan meletakkan tangan kanan atas tangan kiri ketika seorang Mushalli (orang yang sholat) tengah berdiri baik sebelum ruku’ maupun sesudahnya. Karena Sahl menginformasikan bahwa para shahabat diperintahkan untuk meletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya dalam sholat. Dan sudah dimengerti bahwa Sunnah (Nabi) menjelaskan orang sholat dalam ruku’ meletakkan kedua telapak tangangnya pada kedua lututnya, dan dalam sujud ia meletakkan kedua telapak tangannya pada bumi (tempat sujud) sejajar dengan keddua bahunya atau telinganya, dan dalam keadaan duduk antara dua sujud begitu pun dalam tasyahud ia meletakkannya di atas kedua pahanya dan lututnya dengan dalil masing-masing secara rinci. Dalam rincian Sunnah tersebut tidak tersisa kecuali dalam keadaan berdiri. Dengan demikian dapatlah dimengerti bahwasanya maksud dari hadits Sahl diatas adalah disyari’atkan bagi Mushalli ketika berdiri dalam sholat agar meletakkan tangan kanannya atas lengan kirinya. Sama saja baik berdiri sebelum ruku’ maupun sesudahnya. Karena tidak ada riwayat dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membedakan antara keduanya, oleh karena itu barangsiapa membedakan keduanya haruslah menunjukkan dalilnya. (Kembali pada kaidah ushul fiqh: “asal dari ibadah adalah haram kecuali ada penunjukannya” -per.)

Disamping itu ada pula ketetapan dari hadits Wa-il bin Hujr pada riwayat An-Nasa-i dengan sanad yang shahih: Bahwasanya apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri dalam sholat beliau memegang tangan kirinya dengan tangan kanannya.”

Wallaahu a’lamu bishshawab.

Thuma-ninah dan Memperlama Dalam I’tidal

“Kemudian angkatlah kepalamu sampai engkau berdiri dengan tegak [sehingga tiap-tiap ruas tulang belakangmu kembali pata tempatnya].” (dalam riwayat lain disebutkan: “Jika kamu berdiri i’tidal, luruskanlah punggungmu dan tegakkanlah kepalamu sampai ruas tulang punggungmu mapan ke tempatnya).”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim, dan riwayat lain oleh Ad-Darimi, Al-Hakim, As-Syafi’i dan Ahmad)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri terkadang dikomentari oleh shahabat: “Dia telah lupa” [karena saking lamanya berdiri].
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari, Muslim dan Ahmad)


SUJUD
Sujud dilakukan setelah i’tidal thuma-ninah dan jawab tasmi’ (Rabbana Lakal Hamd…dst).
Caranya
Dengan tanpa atau kadang-kadang dengan mengangkat kedua tangan (setentang pundak atau daun telinga) seraya bertakbir, badan turun condong kedepan menuju ke tempat sujud, dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu

 

turunsujud1.gif

baru kemudian meletakkan kedua tangan. (abu zalfa: Dalam hal ini ada perbedaan pendapat, Lihat disini)

 

turunsujud2.gif

pada tempat kepala diletakkan dan kemudian meletakkan kepala kepala dengan menyentuhkan/menekankan hidung dan jidat/kening/dahi ke lantai (tangan sejajar dengan pundak atau daun telinga).

Dari Wail bin Hujr, berkat, “Aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya dan apabila bangkit mengangkat dua tangan sebelum kedua lututnya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Tirmidzi An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ad-Daarimy)

“Terkadang beliau mengangkat kedua tangannya ketika hendak sujud.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa’i dan Daraquthni)

“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan tangannya [dan membentangkan] serta merapatkan jari-jarinya dan menghadapkannya ke arah kiblat.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud, Al-Hakim, Al-Baihaqi)

“Beliau meletakkan tangannya sejajar dengan bahunya”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Tirmidzi)

“Terkadang beliau meletakkan tangannya sejajar dengan daun telinganya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam An-Nasa’i)

Cara Sujud
> Bersujud pada 7 anggota badan,

 

sujud1.gif

yakni jidat/kening/dahi dan hidung (1), dua telapak tangan (3), dua lutut (5) dan dua ujung kaki (7). Hal ini berdasar hadits:

Dari Ibnu ‘Abbas berkata: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Aku diperintah untuk bersujud (dalam riwayat lain; Kami diperintah untuk bersujud) dengan tujuh (7) anggota badan; yakni kening sekaligus hidung, dua tangan (dalam lafadhz lain; dua telapak tangan), dua lutut, jari-jari kedua kaki dan kami tidak boleh menyibak lengan baju dan rambut kepala.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Jama’ah)

> Dilakukan dengan menekan

“Apabila kamu sujud, sujudlah dengan menekan.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan kedua lututnya dan bagian depan telapak kaki ke tanah.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi)

> Kedua lengan/siku tidak ditempelkan pada lantai, tapi diangkat dan dijauhkan dari sisi rusuk/lambung.

Dari Abu Humaid As-Sa’diy, bahwasanya Nabi shalallau ‘alaihi wasallam bila sujud maka menekankan hidung dan dahinya di tanah serta menjauhkan kedua tangannya dari dua sisi perutnya, tangannya ditaruh sebanding dua bahu beliau.”
(Diriwayatkan oleh Al Imam At-Tirmidzi)

Dari Anas bin Malik, dari Nabi shalallau ‘alaihi wasallam bersabda:
“Luruskanlah kalian dalam sujud dan jangan kamu menghamparkan kedua lengannya seperti anjing menghamparkan kakinya.”
(Diriwayatkan oleh Al-Jama’ah kecuali Al Imam An-Nasa-i, lafadhz ini bagi Al Imam Al-Bukhari)

“Beliau mengangkat kedua lengannya dari lantai dan menjauhkannya dari lambungnya sehingga warna putih ketiaknya terlihat dari belakang”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)

> Menjauhkan perut/lambung dari kedua paha

Dari Abi Humaid tentang sifat sholat Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Apabila dia sujud, beliau merenggangkan antara dua pahanya (dengan) tidak menopang perutnya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)

> Merapatkan jari-jemari

Dari Wa-il, bahwasanya Nabi shalallau ‘alaihi wasallam jika sujud maka merapatkan jari-jemarinya.
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim)

> Menegakkan telapak kaki dan saling merapatkan/menempelkan antara dua tumit

Berkata ‘A-isyah isteri Nabi shalallau ‘alaihi wasallam: “Aku kehilangan Rasulullah shalallau ‘alaihi wasallam padahal beliau tadi tidur bersamaku, kemudian aku dapati beliau tengah sujud dengan merapatkan kedua tumitnya (dan) menghadapkan ujung-ujung jarinya ke kiblat, aku dengar…”
(Diriwayatkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Ibnu Huzaimah)

> Thuma-ninah dan sujud dengan lama

Sebagaimana rukun sholat yang lain mesti dikerjakan dengan thuma-ninah. Juga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kalau bersujud baiasanya lama.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan ruku’, berdiri setelah ruku’ dan sujudnya juga duduk antara dua sujud hampir sama lamanya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Sujud Langsung Pada Tanah atau Boleh Di Atas Alas

“Para shahabat sholat berjama’ah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada cuaca yang panas. Bila ada yang tidak sanggup menekankan dahinya di atas tanah maka membentangkan kainnya kemudian sujud di atasnya”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim)

Bacaan Sujud

Rasulullah membaca

sujud01.gif

SUBHAANA RABBIYAL A’LAA 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dll)

atau kadang-kadang membaca

sujud02.gif

SUBHAANA RABBIYAL A’LAA WA BIHAMDIH, 3 kali
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dll)

atau

sujud04.gif

SUBHAANAKALLAAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA ALLAAHUMMAGHFIRLII
(berdasar hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim)

Bacaan Yang Dilarang Selama Sujud

“Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Qur-an sewaktu ruku’ dan sujud…”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Abu ‘Awwanah).


BANGUN DARI SUJUD PERTAMA
Setelah sujud pertama -dimana dalam setiap roka’at ada dua sujud- maka kemudian bangun untuk melakukan duduk diantara dua sujud. Dalam bangun dari sujud ini disertai dengan takbir dan kadang mengangkat tangan (Berdasar hadits dari Ahmad dan Al-Hakim).

 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dari sujudnya seraya bertakbir”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)


DUDUK ANTARA DUA SUJUD
Duduk ini dilakukan antara sujud yang pertama dan sujud yang kedua, pada roka’at pertama sampai terakhir. Ada dua macam tipe duduk antara dua sujud, duduk iftirasy (duduk dengan meletakkan pantat pada telapak kaki kiri dan kaki kanan ditegakkan)

 

duduk1.gif

dan duduk iq’ak (duduk dengan menegakkan kedua telapak kaki dan duduk diatas tumit). Hal ini berdasar hadits:

Dari ‘A-isyah berkata: “Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menghamparkan kaki beliau yang kiri dan menegakkan kaki yang kanan, baliau melarang dari duduknya syaithan.”
(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Muslim)
*Komentar Syaikh Al-Albani: duduknya syaithan adalah dua telapak kaki ditegakkan kemudian duduk dilantai antara dua kaki tersebut dengan dua tangan menekan dilantai.

Dari Rifa’ah bin Rafi’ -dalam haditsnya- dan berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Apabila engkau sujud maka tekankanlah dalam sujudmu lalu kalau bangun duduklah di atas pahamu yang kiri.”
(Hadits dikeluarkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadhz Abu Dawud)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang duduk iq’ak, yakni [duduk dengan menegakkan telapak dan tumit kedua kakinya].
(Hadits dikeluarkan oleh Muslim)

Waktu duduk antara dua sujud ini telapak kaki kanan ditegakkan dan jarinya diarahkan ke kiblat:

Beliau menegakkan kaki kanannya (Al-Bukhari)

Menghadapkan jari-jemarinya ke kiblat (An-Nasa-i)

Bacaannya

duasujud02.gif

RABBIGHFIRLII, RABBIGHFIRLII
Dari Hudzaifah, bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan dalam sujudnya (dengan do’a): Rabighfirlii, Rabbighfirlii.
(Hadits dikeluarkan oleh At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dengan lafadhz Ibnu Majah)

duasujud03.gif

ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WA ‘AAFINII WAHDINII WARZUQNII
(Abu Dawud)

duasujud04.gif

ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARZUQNII WARFA’NII
(Ibnu Majah)

duasujud05.gif

ALLAAHUMMAGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WAHDINII WARZUQNII
(At-Tirmidzi)

Thuma-ninah dan Lama
Lihat tata cara ruku’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sholat.


MENUJU ROKA’AT BERIKUTNYA
Pada masalah ini ada dua tempat/kondisi, yaitu bangkit menuju roka’at berikut dari posisi sujud kedua -pada akhir roka’at pertama dan ketiga- dan bangkit dari posisi duduk tasyahhud awal -pada roka’at kedua.> Bangkit/bangun dari sujud untuk berdiri (dari akhir roka’at pertama dan ketiga) didahului dengan duduk istirahat atau tanpa duduk istirahat, bangkit berdiri seraya bertakbir tanpa mengangkat kedua tangan. Ketika bangkit bisa dengan tangan bertumpu pada lantai atau bisa juga bertumpu pada pahanya.

 

Tangan bertumpu pada satu pahanya

Dari Wail bin Hujr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ,berkata (Wa-il); “Maka tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersujud dia meletakkan kedua lututnya ke lantai sebelum meletakkan kedua tangannya; Berkata (Wa-il): Bila sujud maka …..dan apabila bangkit dia bangkit atas kedua lututnya dengan bertumpu pada satu paha.”
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Dawud)

Tangan bertumpu pada lantai (tempat sujud)

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertumpu pada lantai ketika bangkit ke roka’at kedua.
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari)

Diselai duduk istirahat

Dari Malik bin Huwairits bahwasanya di malihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat, maka bila pada roka’at yang ganjil tidaklah beliau bangkit sampai duduk terlebih dulu dengan lurus.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al-Bukhari, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

> Bangkit dari duduk tasyahhud awwal (dari roka’at kedua) dengan mengangkat kedua tangan seraya bertakbir seperti pada takbiratul ihram.

Mengangkat tangan ketika takbir

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangkit dari duduknya mengucapkan takbir, kemudian berdiri
(Hadits dikeluarkan oleh Abu Ya’la)


DUDUK TASYAHHUD AWWAL DAN TASYAHHUD AKHIR
Tasyahhud awwal dan duduknya merupakan kewajiban dalam sholat

 

Tempat dilakukannya
Duduk tasyahhud awwal terdapat hanya pada sholat yang jumlah roka’atnya lebih dari dua (2), pada sholat wajib dilakukan pada roka’at yang ke-2. Sedang duduk tasyahhud akhir dilakukan pada roka’at yang terakhir. Masing-masing dilakukan setelah sujud yang kedua.

Cara duduk tasyahhud awwal dan tasyahhud akhir
Waktu tasyahhud awwal duduknya iftirasy (duduk diatas telapak kaki kiri)

duduk1.gif

sedang pada tasyahhud akhir duduknya tawaruk (duduk dengan kaki kiri dihamparkan kesamping kanan dan duduk diatas lantai),

tahiyatakhir.giftahiyat04.gif

pada masing-masing posisi kaki kanan ditegakkan.

Dari Abi Humaid As-Sa’idiy tentang sifat sholat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkat, “Maka apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam duduk dalam dua roka’at (-tasyahhud awwal) beliau duduk diatas kaki kirinya dan bila duduk dalam roka’at yang akhir (-tasyahhud akhir) beliau majukan kaki kirinya dan duduk di tempat kedudukannya (lantai dll).”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)

Letak tangan ketika duduk
Untuk kedua cara duduk tersebut tangan kanan ditaruh di paha kanan sambil berisyarat dan/atau menggerak-gerakkan jari telunjuk dan penglihatan ditujukan kepadanya, sedang tangan kirinya ditaruh/terhampar di paha kiri.

 

tahiyatakhir2.gif

Dari Ibnu ‘Umar berkata Rasulullahi shallallahu ‘alaihi wa sallam bila duduk didalam shalat meletakkan dua tangannya pada dua lututnya dan mengangkat telunjuk yang kanan lalu berdoa dengannya sedang tangannya yang kiri diatas lututnya yang kiri, beliau hamparkan padanya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim dan Nasa-i).

Berisyarat dengan telunjuk, bisa digerakkan bisa tidak
Selama melakukan duduk tasyahhud awwal maupun tasyahhud akhir, berisyarat dengan telunjuk kanan, disunnahkan menggerak-gerakkannya. Kadang pada suatu sholat digerakkan pada sholat lain boleh juga tidak digerak-gerakkan.

“Kemudian beliau duduk, maka beliau hamparkan kakinya yang kiri dan menaruh tangannya yang kiri atas pahanya dan lututnya yang kiri dan ujung sikunya diatas paha kanannya, kemudian beliau menggenggam jari-jarinya dan membuat satu lingkaran kemudian mengangkat jari beliau maka aku lihat beliau menggerak-gerakkannya berdo’a dengannya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa-i).

“Dari Abdullah Bin Zubair bahwasanya ia menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berisyarat dengan jarinya ketika berdoa dan tidak menggerakannya.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud).

Membaca do’a At-Tahiyyaat dan As-Sholawaat
Do’a tahiyyat ini ada beberapa versi, untuk hendaklah dipilih yang kuat dan lafadhznya belum ditambah-tambah. Salah satu contoh riwayat yang baik adalah sebagai berikut:

Berkata Abdullah : “Kami apabila shalat di belakang nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keselamatan atas jibril dan mikail keselamatan atas si fulan dan si fulan maka rasulullah berpaling kepada kami. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : sesungguhnya Allah itu As-salam maka apabila shalat hendaklah kalian itu mengucapkan:

tahiyat01.gif

“AT-TAHIYYAATU LILLAHI WAS SHOLAWATU WAT THAYYIBAAT, AS-SALAMU’ALAIKA AYYUHAN NABIY WA RAHMATULLAHI WA BARAKATUHU, AS-SALAAMU ‘ALAINA WA ‘ALAA ‘IBAADILLAHIS SHALIHIN. ASYHADU ALLAA ILAHA ILLALLAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA RASULUHU”

artinya: segala kehormaatan, shalawat dann kebaikan kepunyaan Allah, semoga keselamatan terlimpah atasmu wahai Nabi dan juga rahmat Allah dan barakah-Nya. Kiranya keselamatan tetap atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih; -karena sesungguhnya apabila kalian mengucapkan sudah mengenai semua hamba Allah yang shalih di langit dan di bumi- Aku bersaksi bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammmad itu hamba daan utusan-Nya.
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al Bukhari).

Dari Ka’ab bin Ujrah berkata : “Maukah aku hadiahkan kepadamu sesuatu ? Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang kepada kami, maka kami berkata : ‘Ya Rasulullah kami sudah tahu bagaimana cara mengucapkan salam kepadamu, lantas bagaimana kami harus bershalawat kepadamu? Beliau berkata : ucapkanlah:

shalawat.gif

“ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA SHALLAITA ‘ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID. ALLAAHUMMA BAARIK ‘ALAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI MUHAMMAD KAMAA BARAKTA ‘ALAA AALI IBRAHIIM, INNAKA HAMIIDUM MAJIID.”

artinya: “Ya Allah berikanlah Shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada keluarga Ibarahim, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Ya Allah berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkati keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Berdo’a berlindung dari empat (4) hal.
Hal ini dilakukan pada duduk tasyahhud akhir saja.

…..Apabila kamu telah selesai bertasyahhud akhir maka…
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Agar tidak menyalahi riwayat -hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam- ini maka dalam tasyahhud awwal bacaannya berhenti sampai membaca sholawat pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedang ta’awudz (berlindung dari 4 hal) ini dibaca hanya ketika tasyahhud akhir.

Dari Abu Hurairah berkata; berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Apabila kamu telah selesai bertasyahhud maka hendaklah berlindung kepada Allah dari empat (4) hal, dia berkata:

doabadashalawat.gif

“ALLAAHUMMA INNII A’UUDZUBIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAMA WA MIN ‘ADZAABIL QABRI WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT WA MIN FITNATIL MASIIHID DAJJAAL.”

artinya: “Ya Allah! Aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahannam, siksa kubur, fitnahnya hidup dan mati serta fitnahnya Al-Masiihid Dajjaal.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Bukhari dan Muslim dengan lafadhz Muslim)

Berdo’a dengan do’a/permohonan lainnya

…kemudian (supaya) dia memilih do’a yang dia kagumi/senangi…
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan Al-Bukhari)


SALAM
Salam sebagai tanda berakhirnya gerakan sholat, dilakukan dalam posisi duduk tasyahhud akhir setelah membaca do’a minta perlindungan dari 4 fitnah atau tambahan do’a lainnya.

 

“Kunci sholat adalah bersuci, pembukanya takbir dan penutupnya (yaitu sholat) adalah mengucapkan salam.”
(Hadits dikeluarkan dan disahkan oleh Al Imam Al-Hakim dan Adz-Dzahabi)

Caranya
Dengan menolehkan wajah ke kanan seraya mengucapkan do’a salam kemudian ke kiri.

Dari ‘Amir bin Sa’ad, dari bapaknya berkata: Saya melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi salam ke sebelah kanan dan sebelah kirinya hingga terlihat putih pipinya.
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad, Muslim dan An-Nasa-i serta ibnu Majah)

Dari ‘Alqomah bin Wa-il, dari bapaknya, ia berkata: Aku sholat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka beliau membaca salam ke sebelah kanan (menoleh ke kanan): “As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh.” Dan kesebelah kiri: “As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi.”
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud)

Macam-macam Bacaan Salam
Kadang-kadang beliau membaca:

salam01.gif

As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh— As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh

atau

salam02.gif

As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh— As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah)

atau

salam03.gif

As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi— As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi

(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim)

atau

salam04.gif

As Salamu’alaikum Wa Rahmatullahi— As Salamu’alaikum
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Ahmad dan An-Nasa-i)

atau

salam05.gif

As Salamu’alaikum dengan sedikit menoleh ke kanan tanpa menoleh ke kiri
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Al-Baihaqi dan Ath-Thabrani)

Gerak yang dilarang
Sering terlihat orang yang mengucapkan salam ketika menoleh ke-kanan dibarengai dengan gerakan telapak tangan dibuka kemudian ketika menoleh ke kiri tangan kirinya di buka. Gerakan tangan ini dilarang oleh shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Mengapa kamu menggerakkan tangan kamu seperti gerakan ekor kuda yang lari terbirit-birit dikejar binatang buas? Bila seseorang diantara kamu mengucapkan salam, hendaklah ia berpaling kepada temannya dan tidak perlu menggerakkan tangannya.” [Ketika mereka sholat lagi bersama Rasullullah, mereka tidak melakukannya lagi]. (Pada riwayat lain disebutkan: “Seseorang diantara kamu cukup meletakkan tangannya di atas pahanya, kemudian ia mengucapkan salam dengan berpaling kepada saudaranya yang di sebelah kanan dan saudaranya di sebelah kiri).
(Hadits dikeluarkan oleh Al Imam Muslim, Abu ‘Awanah, Ibnu Khuzaimah dan At-Thabrani).

Diantara gerakkan bid’ah yang dilakukan saat salam adalah gerakkan yang dilakukan oleh orang syi’ah dengan menepukkan kedua tangannya di atas paha tiga kali, sebagai pengganti salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri. Hal seperti ini dilakukan oleh syi’ah Iran dan sekitarnya. Maksud dari gerakan itu adalah melaknat malaikat Jibril karena mereka mengatakan Jibril telah salah menyampaikan wahyu.

PANTUN ROMANTIS

Kompilasi Pantun Romantis

Di pinggir kolam makan bubur
Jangan lupa pakai keripik
Dari semalem aye ga bisa tidur
Selalu teringat wajah mu yg cantik

Beli kain warna nya merah
Dari kediri pake nya batik
Di godain jangan marah
Salah sendiri punya wajah cantik

Nasi uduk masih anget
Beli nye di pinggir jalan
Yang lagi duduk manis banget
Boleh ga kite kenalan

Beribu-ribu pohon beringin
hanya satu si pohon randu
saat malam terasa dingin
hanya wajahmu yang aku rindu

Pohon selasih tumbuh melata
Tumbuh perdu jauh di sana
Sepasang kasih mabuk bercinta
Siang merindu malam merana

Rumah di kota amatlah bersih
Tempat bermain si orang kaya
Berpantang mata berasa kasih
Jumpa yang lain lupakan saya

Anak itik mulailah terbang
Ambilkan dedak berilah makan
Janganlah adik merasa bimbang
Segala kehendak abang tunaikan

Ada budak membuang dedak
Penuh setimba di celah batu
Berdua tidak, bertiga pun tidak
Kekasih hamba hanyalah satu

Juragan pisau makan buah
Buah kotor kena tinta,
Jangan risau jangan gundah
Karena derita bumbu cinta

Beli kain warna nya merah
Dari kediri pake nya batik
Di godain jangan marah
Salah sendiri punya wajah cantik

Beribu-ribu pohon beringin
hanya satu si pohon randu
saat malam terasa dingin
hanya wajahmu yang aku rindu

buah salak baru dipetik
buah dukuh buah delima
ada banyak wanita cantik
cuma kamu yg aku cinta

buah salak baru dipetik
buah dukuh buah delima
ada banyak wanita cantik
cuma kamu yg aku cinta

Dinda cantik tinggi semampai
Dada bidang rambut mengurai
Putih melepak lembut gemulai
Kakanda melihat rasa terkulai

Walau banyak bunga di taman
Bunga mawar masih dikenang
Walau banyak kupunya teman
Dalam hatiku dinda seorang

Pohon selasih tumbuh melata
Tumbuh perdu jauh di sana
Sepasang kasih mabuk bercinta
Siang merindu malam merana

Tinggi-tinggi burung merbuk
Terbang melayang ke tanah rata
Hati teringat mulut menyebut
Wajah terbayang di depan mata

Hujan basah habis pun basah
Duduk sendiri tidak mengapa
Sudah lama kita berpisah
Baru kini kita berjumpa

Di celah batu bunga terselit
Lembut debu bunga seroja
Kasih tuan kasih di kulit
Tanam tebu di bibir saja

Rumah di kota amatlah bersih
Tempat bermain si orang kaya
Berpantang mata berasa kasih
Jumpa yang lain lupakan saya

Pokok selasih pokok bayam
Dalam kepuk buah berangan
Seorang kasih seorang sayang
Tidak bertepuk sebelah tangan

Rumput kuberantas habis rata
Burung serindik mematuk betik
Beribu melintas di depan mata
Hanyalah adik yang paling cantik

Menjadi tamu di hari raya
Penganan sura rasanya tawar
Hendak bertemu apakah daya
Hanya suara menjadi penawar

Anak itik mulailah terbang
Ambilkan dedak berilah makan
Janganlah adik merasa bimbang
Segala kehendak abang tunaikan

Membawa peti dari malaka
Berisi pakaian si anak raja
Kalau hati sudah merasa suka
Semua keadaan indah di mata

Ikan batu di atas bara
Pohon selasih di tepi kota
Pikiran buntu badan sengsara
Bila kekasih jauh di mata

Ada budak membuang dedak
Penuh setimba di celah batu
Berdua tidak, bertiga pun tidak
Kekasih hamba hanyalah satu

Mata genit beradu pandang
senyum adik menggoda abang
ayolah dik kita melayang
menuju negri jauh di sebrang

jika aku seorang pemburu
anak rusa kan kudapati
jika dinda merasa cemburu
tanda cinta masih sejati

darimana datangnya lintah
dari sawah turun ke kali
darimana datangnya cinta
dari mata turun ke hati

Meski aku sudah kenyang T
etap harus minum jamu
Perempuan yang ku sayang
Bolehkah aku bertamu

Kalau mau menanam tebu
tanamlah di dekat pohon jambu
kalau kau cinta padaku
bilang saja I LOVE U

Ada harta tidak terjaga
Ada peti tidak terkunci
Bahana cinta anak remaja
Sekejap kasih sekejap benci

Anak ayam belajar berenang
Anak itik di paya bakau
Mulut menyebut hati terkenang
Rindukan adik jauh di rantau

Anak bangsawan menjahit tabir
Sulam di tepi siku keluang
Benci tuan cuma di bibir
Dalam hati membara sayang

Menaiki kereta merknya honda
Pergi selayang kerumah hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam termimpi

Mulanya duka kini menjadi lara
Teman tiada hanyalah sendu
Bila rindu mulai membara
Itulah tanda cinta berpadu

Juragan pisau makan buah
Buah kotor kena tinta,
Jangan risau jangan gundah
Karena derita bumbu cinta

Paling cakep burung gelatik
Di atas awan terbang melayang
Emang banyak wanita cantik
Cuman ade yang abang sayang

Pohon sagu jatoh di tebang
Pohon duku di bikin sarang
Jangan ragu jangan bimbang
Cinta ku hanya untuk mu seorang

Sekian pantun romantis kali ini, semoga bermanfaat.

tata cara memandikan jenazah

TATA CARA MEMANDIKAN JENAZAH

1. Alat dan Bahan Yang Diperlukan

alat & bahan

Alat-alat yang dipergunakan untuk memandikan jenazahadalah sebagai berikut:

 

daun sidr/bidara

– Kapas
– Dua buah sarung tangan untuk petugas yang memandikan
– Sebuah spon penggosok
– Alat penggerus untuk menggerus dan menghaluskan kapur barus – Spon-spon plastik
– Shampo
– Sidrin (daun bidara)
– Kapur barus
– Masker penutup hidung bagi petugas
– Gunting untuk memotong pakaian jenazah sebelum dimandikan
– Air
– Pengusir bau busuk dan  Minyak wangi2. Menutup Aurat si Mayit

menutup aurat mayit

Dianjurkan menutup aurat si mayit ketika memandikannya. Dan melepas pakaiannya, serta menutupinya dari pandangan orang banyak. Sebab si mayit barangkali berada dalam kondisi yang tidak layak untuk dilihat. Sebaiknya papan pemandian sedikit miring ke arah kedua kakinya agar air dan apa-apa yang keluar dari jasadnya mudah mengalir darinya.

3. Tata Cara Memandikan Jenazah

memandikan mayit

Seorang petugas memulai dengan melunakkan persendian jenazah tersebut. Apabila kuku-kuku jenazah itu panjang, maka dipotongi. Demikian pula bulu ketiaknya. Adapun bulu kelamin, maka jangan mendekatinya, karena itu merupakan aurat besar. Kemudian petugas mengangkat kepala jenazah hingga hampir mendekati posisi duduk. Lalu mengurut perutnya dengan perlahan untuk mengeluarkan kotoran yang masih dalam perutnya. Hendaklah memperbanyak siraman air untuk membersihkan kotoran-kotoran yang keluar.

membersihkan mayit

Petugas yang memandikan jenazah hendaklah mengenakan lipatan kain pada tangannya atau sarung tangan untuk membersihkan jasad si mayit (membersihkan qubul dan dubur si mayit) tanpa harus melihat atau menyentuh langsung auratnya, jika si mayit berusia tujuh tahun ke atas.

4. Mewudhukan Jenazah

Selanjutnya petugas berniat (dalam hati) untuk memandikan jenazah serta membaca basmalah. Lalu petugas me-wudhu-i jenazah tersebut sebagaimana wudhu untuk shalat. Namun tidak perlu memasukkan air ke dalam hidung dan mulut si mayit, tapi cukup dengan memasukkan jari yang telah dibungkus dengan kain yang dibasahi di antara bibir si mayit lalu menggosok giginya dan kedua lubang hidungnya sampai bersih.

Selanjutnya, dianjurkan agar mencuci rambut dan jenggotnya dengan busa perasan daun bidara atau dengan busa sabun. Dan sisa perasan daun bidara tersebut digunakan untuk membasuh sekujur jasad si mayit.

5. Membasuh Tubuh Jenazah

membasuh tubuh mayit

Setelah itu membasuh anggota badan sebelah kanan si mayit. Dimulai dari sisi kanan tengkuknya, kemudian tangan kanannya dan bahu kanannya, kemudian belahan dadanya yang sebelah kanan, kemudian sisi tubuhnya yang sebelah kanan, kemudian paha, betis dan telapak kaki yang sebelah kanan.

mulai yg kanan

Selanjutnya petugas membalik sisi tubuhnya hingga miring ke sebelah kiri, kemudian membasuh belahan punggungnya yang sebelah kanan. Kemudian dengan cara yang sama petugas membasuh anggota tubuh jenazah yang sebelah kiri, lalu membalikkannya hingga miring ke sebelah kanan dan membasuh belahan punggung yang sebelah kiri. Dan setiap kali membasuh bagian perut si mayit keluar kotoran darinya, hendaklah dibersihkan.

Banyaknya memandikan: Apabila sudah bersih, maka yang wajib adalah memandikannya satu kali dan mustahab (disukai/sunnah) tiga kali. Adapun jika belum bisa bersih, maka ditambah lagi memandikannya sampai bersih atau sampai tujuh kali (atau lebih jika memang dibutuhkan). Dan disukai untuk menambahkan kapur barus pada pemandian yang terakhir, karena bisa mewangikan jenazah dan menyejukkannya. Oleh karena itulah ditambahkannya kapur barus ini pada pemandian yang terakhir agar baunya tidak hilang.

Dianjurkan agar air yang dipakai untuk memandikan si mayit adalah air yang sejuk, kecuali jika petugas yang memandikan membutuhkan air panas untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih melekat pada jasad si mayit. Dibolehkan juga menggunakan sabun untuk menghilangkan kotoran. Namun jangan mengerik atau menggosok tubuh si mayit dengan keras. Dibolehkan juga membersihkan gigi si mayit dengan siwak atau sikat gigi. Dianjurkan juga menyisir rambut si mayit, sebab rambutnya akan gugur dan berjatuhan.

Setelah selesai dari memandikan jenazah ini, petugas mengelapnya (menghandukinya) dengan kain atau yang semisalnya. Kemudian memotong kumisnya dan kuku-kukunya jika panjang, serta mencabuti bulu ketiaknya (apabila semua itu belum dilakukan sebelum memandikannya) dan diletakkan semua yang dipotong itu bersamanya di dalam kain kafan. Kemudian apabila jenazah tersebut adalah wanita, maka rambut kepalanya dipilin (dipintal) menjadi tiga pilinan lalu diletakkan di belakang (punggungnya).

Faedah

– Apabila masih keluar kotoran (seperti: tinja, air seni atau darah) setelah dibasuh sebanyak tujuh kali, hendaklah menutup kemaluannya (tempat keluar kotoran itu) dengan kapas, kemudian mencuci kembali anggota yang terkena najis itu, lalu si mayit diwudhukan kembali. Sedangkan jika setelah dikafani masih keluar juga, tidaklah perlu diulangi memandikannya, sebab hal itu akan sangat merepotkan.

– Apabila si mayit meninggal dunia dalam keadaan mengenakan kain ihram dalam rangka menunaikan haji atau umrah, maka hendaklah dimandikan dengan air ditambah perasaan daun bidara seperti yang telah dijelaskan di atas. Namun tidak perlu dibubuhi wewangian dan tidak perlu ditutup kepalanya (bagi jenazah pria). Berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengenai seseorang yang wafat dalam keadaan berihram pada saat menunaikan haji.

– Orang yang mati syahid di medan perang tidak perlu dimandikan, namun hendaklah dimakamkan bersama pakaian yang melekat di tubuh mereka. Demikian pula mereka tidak perlu dishalatkan.

– Janin yang gugur, bila telah mencapai usia 4 bulan dalam kandungan, jenazahnya hendaklah dimandikan, dishalatkan dan diberi nama baginya. Adapun sebelum itu ia hanyalah sekerat daging yang boleh dikuburkan di mana saja tanpa harus dimandikan dan dishalatkan.

– Apabila terdapat halangan untuk memamdikan jenazah, misalnya tidak ada air atau kondisi jenazah yang sudah tercabik-cabik atau gosong, maka cukuplah ditayamumkan saja. Yaitu salah seorang di antara hadirin menepuk tanah dengan kedua tangannya lalu mengusapkannya pada wajah dan kedua punggung telapak tangan si mayit.

– Hendaklah petugas yang memandikan jenazah menutup apa saja yang tidak baik untuk disaksikan pada jasad si mayit, misalnya kegelapan yang tampak pada wajah si mayit, atau cacat yang terdapat pada tubuh si mayit dll.

tata cara mengkafani jenazah

TATA CARA MENGKAFANI JENAZAH

1. Kafan-kafan mesti sudah disiapkan setelah selesai memandikan jenazah dan menghandukinya

persiapan mengkafani
Mengkafani jenazah hukumnya wajib dan hendaklah kain kafan tersebut dibeli dari harta si mayit. Hendaklah didahulukan membeli kain kafannya dari melunaskan hutangnya, menunaikan wasiatnya dan membagi harta warisannya. Jika si mayit tidak memiliki harta, maka keluarganya boleh menanggungnya.
2.Mengkafani Jenazah
mengkafani mayit
Dibentangkan tiga lembar kain kafan, sebagiannya di atas sebagian yang lain. Kemudian didatangkan jenazah yang sudah dimandikan lalu diletakkan di atas lembaran-lembaran kain kafan itu dengan posisi telentang. Kemudian didatangkan hanuth yaitu minyak wangi (parfum) dan kapas. Lalu kapas tersebut dibubuhi parfum dan diletakkan di antara kedua pantat jenazah, serta dikencangkan dengan secarik kain di atasnya (seperti melilit popok bayi).
Kemudian sisa kapas yang lain yang sudah diberi parfum diletakkan di atas kedua matanya, kedua lubang hidungnya, mulutnya, kedua telinganya dan di atas tempat-tempat sujudnya, yaitu dahinya, hidungnya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya, ujung-ujung jari kedua telapak kakinya, dan juga pada kedua lipatan ketiaknya, kedua lipatan lututnya, serta pusarnya. Dan diberi parfum pula antara kafan-kafan tersebut, juga kepala jenazah.
mengkafani mayit 2
Selanjutnya lembaran pertama kain kafan dilipat dari sebelah kanan dahulu, baru kemudian yang sebelah kiri sambil mengambil handuk/kain penutup auratnya. Menyusul kemudian lembaran kedua dan ketiga, seperti halnya lembaran pertama. Kemudian menambatkan tali-tali pengikatnya yang berjumlah tujuh utas tali. Lalu gulunglah lebihan kain kafan pada ujung kepala dan kakinya agar tidak lepas ikatannya dan dilipat ke atas wajahnya dan ke atas kakinya (ke arah atas). Hendaklah ikatan tali tersebut dibuka saat dimakamkan. Dibolehkan mengikat kain kafan tersebut dengan enam utas tali atau kurang dari itu, sebab maksud pengikatan itu sendiri agar kain kafan tersebut tidak mudah lepas (terbuka).
mengikat kain kafan

 

puisi penyesalan

Puisi Tentang Kesalahan dan Penyesalan

Update 24 Agustus 2013 at 02.35. Oleh Oke Puisi Dalam Kategori Maaf

Puisi Tentang Kesalahan – Melakukan kesalahan dalam hidup sering menimbulkan penyesalan, apalagi sebuah kesalahan terbesar dan terkesan bodoh, pastinya sangat merasa bersalah dan ingin mengucapkan kata maaf, rela melakukan apapun untuk menebus kesalahan itu. Tapi kalo kesalahan bodoh itu tak termaafkan, pastinya membuat hidup penuh dengan penyesalan.

Seperti sebuah tulisan kata ungkapan hati tentang sebuah kesalahan dan penyesalan yang ternyata masih belum bisa dimaafkan, tertulis dalam puisi kesalahanku berikut..

Tentang Kesalahanku

Langit senja yang indah.
Terlihat jelas sosok bayangmu di atas sana.
Lihatkah kau uluran tanganku ini?
Tolong raihlah..
Dan kau akan kembali ke sini bersamaku.
Apakah kau lebih senang berada diatas sana?
Atau apakah kau memang tidak bisa meraih tangan ini?

Ya, aku mungkin bisa menerimanya.
Tapi, bagaimana dengan wanita tua disebelahku ini?
Apakah ia bisa bersikap sepertiku?
Apakah ia tak akan merindukan buah hatinya,
yang selalu memeluk dan mencium tangannya tiap pagi?
Apakah ia dapat hidup bersama orang,
yang telah membuat buah hati tercintanya pergi?
Apakah ia bisa memaafkan orang itu?

Telah beribu kata maaf yang kusampaikan.
Sambil bersujud dan mencium kakinya.
Tapi..
Air matanya tak kunjung kering.
Aku paham..
Sekarang ia hanyalah wanita malang yang tengah bingung.
Bingung memikirkan untuk apa sisa hidupnya.
Tanpa buah hati sekaligus satu-satunya teman hidupnya.
Ia berkata bahwa ia telah memaafkanku.
Tapi matanya berkata lain.
Matanya mengatakan bahwa,
“Orang jahat yang telah membuat Anaknya pergi, Sangat tidak pantas untuk dimaafkan.”
Ya..
Wanita ini tidak akan memaafkanku..

Apa kau juga demikian?
Menyesal karena telah mempertaruhkan nyawamu demi menyelamatkan nyawaku?
Menyesal karena telah meloloskanku dari kobaran Api yang kuciptakan sendiri?
Menyesal karena kau terjebak oleh kobaran Api yang terkesan mencari tumbal?
Menyesal karena ternyata Aku tidak dapat membalas jasamu?
Apa aku harus membayar semuanya dengan nyawa pula?

Kau..
Ibumu ..

Featuring WPMU Bloglist Widget by YD WordPress Developer