Puisi Bertanya Pada Allah

kusadar akan semua yang telah ku
lakukan,
ku tahu apa yang kulakukan hanyalah
dosa yang kudapat,
Tapi hati ini lebih bahagia melakukan
semua itu,
Dari pada mendekatkan diri padaMu.
Hati ini terasa enggan menuruti
perintahmu,
Ku lebih suka menuruti egoku,
Ku tahu Engkau Maha Penyanyang,
Ku tahu Engkau Maha Pengampun.3
Aku malu padaMu,…
masih pantaskah aku bersujud padaMu,
Meminta ampunan dan penerang
padaMu.
Masih sudikah Engkau menerima
seorang HambaMu yang Dzalim yang
kumuh,dan pendosa ini di SyurgaMu?

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/bertanya-pada-allah-2.html

Puisi Kehidupan

Satu detik nafas yang kita hirup
sangatlah berharga ..
Bersyukur dengan apa yang di dapat
Membuat hati menjadi tenang
Bersyukurlah kita
Masih diberi kesempatan hidup
Melihat indahnya dunia
Hidup ini untuk dijalani
Bukan untuk dirasakan
Allah tak pernah tidur
Allah memiliki rahasia
dan hikmah tersendiri
Atas segala ujian
dan cobaan . .
Allah tak selalu memberikan apa yang kita inginkan
Namun Allah selalu memberikan apa yang kita butuhkan

Puisi Ini Karya : Anicha Susanti

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2013/11/kehidupan-oleh-anicha-susanti.html

Puisi Renungan Saat Nafas Terakhir

Tak terbayangkan dalam benak ku
Terhentinya detak jantung ku
Saat langkah berjalan dalam dosa ku
Saat ketakutan terus hantui ku

Ku sadar sikap ku yang tak terarah
Saat kemarin berjalan dalam salah
Menyusuri gelap dalam tiap langkah
Langkah yang sekarang kian lemah

Air mata menetes dalam renungan
Dalam sadar teringat masa lampau
Waktu yang tak mungkin terulang
Sesal kemarin berbuat kesalahan

Satu yang paling ku takutkan
Nafasku berhenti dalam penyesalan
Saat semua tak memberi senyuman
Saat hidup tinggalkan kesedihan

Jika ini nafas terakhir ku
Ku harap Tuhan hentikan nafas ku
Saat tasbih terlantun dalam hati ku
Saat mata tertutup dalam tenang ku

oleh: Siti Nur Asiyah Jamil
asheyah.agustina@facebook.com

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/

Puisi Semesta Tak Bisu

Rumput diam …
Pohon diam …
Gunung diam …
Diam tapi tak bisu

Raganya diam, tapi tidak ruhnya
Ucapan indah terus terlantun
Lewati zaman, lewati masa
Dan lorong kehidupan yang jadi saksinya

Bukan lagu, Bukan juga puisi
Hanya ada lantunan syukur kepada-Nya
yang menghiasi nafas mereka
dari dulu, hingga nanti

Tapi manusia terkadang bisu
Raganya berkoar, ruhnya diam
habiskan umur, bicarakan yang tak pasti
dan ruhnya diam ratapi keramaian

Manusia harusnya diam
dan mendengar lantunan semesta
agar ia tak bisu
tak sesali waktu di akhir nanti

Puisi ini karya : Irfan S.P.

https://www.facebook.com/irfan.espe?ref=tn_tnmn

Sumber: http://www.gudangpuisi.com/2014/01/semesta-tak-bisu.html

Puisi Sadarkan Aku

Saya tau kau lah yg paling dekat dngn ku
Saya tau kau lah yg paling baik pd ku
Saya tau kau lah yg paling sabar menghadapi ku
Saya tau kau lah yg terbaik buat ku

tapi kenapa?
Kau yang paling sering aku sakiti
Kau yg paling sering aku abaikan
Kau yg paling sering aku khianati

Setiap perjalanan waktu
Tiada henti kau memberi pada ku
Kau selalu ada ktika aku jatuh

Kau bimbing diri ini
Kau ingatkan dikala aku salah
Kau tegur dikala aku berbuat dosa
Kau bagai mesin pengingat ku

Tapi kenapa?
Tiada pernah sadar diri ini
Buta tidak melihat kebaikan mu
Mati tidak merasakan kasih sayang mu
Pantas kah aku dekat dengan mu?

Oh…Tuhan…
Sadarkan lah aku
Bukakan lah mata hatiku
Bangunkan lah aku dari tidur ku

Izinkanlah aku dekat dengan mu
Biarkan aku slalu bersamamu
Bimbing lah aku
Hingga sampai ke surga mu…amin

oleh: Windu

https://www.facebook.com/weensflyfree

 

Sumber:  http://www.gudangpuisi.com/2014/01/sadarkan-aku.html

Puisi Dekatlah Padaku

sayang aku sangat merindukan mu.
aku ingin kau selalu dekat padaku.
menyatu dan menemani hidupku sampai akhir hidupku.

tapi…sayang mengapa kau selalu jauh padaku.
kau tdak pernah mau menyatu dlm hidupku.
padahal aku sangat rindu padamu…?
padahal dengan adanya kau dalam hidupku dan menyatu dlm hidupku.
jiwaku terasa tenang.

sayang…
sampai kapan aku harus menunggu.
kau benar benar melekat dalam hatiku.
kini usiaku uda dewas dan mnjelang tua.
tapi engkau tidak pernah mau dekat padaku.
harus sampai kapan aku menungku…?

sayang engkau adalah shalatku.
shalat yg di wajibkn oleh ALLAH 5 waktu.
yg di dambakan oleh orang yg berdosa seperti aku.

mendekatlah engkau shalatku
jangan smpai aku mati tampa ada engkau dalam hati dan jiwaku

 

http://www.gudangpuisi.com/2014/01/dekatlah-padaku-oleh-aam-dani.html

Puisi Jagaku di Malam Hari

Terduduk aku dalam kesunyian
Udara malam selimutku,
Angin tak ada menyapa
Tinggal bulan naungi badan

Kantuk hilang ditelan waktu
Pandangan jauh menerawang,
tembus ruang, tembus waktu
Hanya harap tinggal di dada

Dahi bertemu bumi
Hati bergetar, raga hilang rasa
Kecil terasa jiwa,
dalam luas jagat raya

Lantunan minta ampun terus keluar
basahi mulut di malam hari
Tak banyak harapanku
Ridha dan ampunan-Nya dinanti selalu.

Puisi ini Karya : Irfan S.P.

 

https://www.facebook.com/irfan.espe?ref=tn_tnmn

 

Sumber:  http://www.gudangpuisi.com/2014/01/jagaku-di-malam-hari.html

Ketika Takdir Menguji Cinta

DUBRAK…” banting pintu kamar kost nya.
Hari yang melelahkan..” getar bibirnya pelan.

Sejurus ia langsung nyalakan AC kamarnya. ia campakkan tas kerjanya, ia rebahkan badannya..Wusss… angin sejuk langsung menampar tubuhnya. Ia lihat jam di dinding, masih jam empat, masih ada satu jam lagi. Ucapnya pelan.

Ia baringkan badannya dikasur, ia hendak istirahat sejenak sebelum berangkat kuliah, rencana hatinya. Karena baginya waktu sangat bermanfaat dalam hidupnya, aktivitasnya cukup sibuk, pagi ia bekerja, sore hari ia kuliah. Ia bekerja di sebuah perusahaan cukup besar di kota dumai itu, penghasilannya lebih dari cukup, maka dari itu, untuk sekolah adiknya, ia yang mengambil alih.
Ti dit…ti dit…
Tidurnya terganggu dengan dering HP nya.
Ada sms masuk, ucap batinnya. Ia baca’”

Ass.. mas Irul.. sebelumnya aku
Mohon maaf beribu maaf mas..
Dalam keputus asaanku. Aku ingin
Mengabarkan bahwa aku akan
Menikah esok hari.
Allah mentakdirkan lain.
Doakan aku ya mas…

Spontan ia kaget, ia bingung, ada apa yang terjadi dengan Luna. Tanya batinnya. Luna adalah pacarnya, cinta yang ia jalin hampir tiga tahun itu, tiba tiba hancur berkeping keping, tak tahu apa penyebabnya, padahal baru bulan kemaren ia mengunjungi Luna dan keluarganya. Semua berjalan lancar penuh dengan canda tawa.

Ia coba telpon, tenyata tidak aktif. Ia coba kembali, tetap masih nada yang sama. Ia bangkit dari kasurnya, semula jadwalnya hari itu hendak kuliah, sementara waktu ia batalkan dulu.

Hatinya masih risau dan bingung, sekejap mata ia langsung tancap gas menuju rumahnya Luna, dengan mengendarai sepeda motornya, ia melaju membelah jalan       dengan hatinya bertanya Tanya.

Ya Rabb… apa yang terjadi ya rabbi. Rintih hatinya bingung.
Di jalan, ia melaju dengan kecepatan tinggi, ia ingin tahu segera, gerangan apa yang terjadi dengan pacarnya. Baru bulan yang lalu ia merencanakan bersama keluarganya luna untuk melamar Luna setelah kuliahnya selesai, hanya tinggal menunggu skripsinya selesai saja baru ia akan wisud

Setelah sampai didepan rumah Luna, ia langsung memarkirkan sepeda motornya, jarak rumah luna cukup jauh dari tempat kostnya,            Tok…tok…tok… assalamu’alaikum. Sapanya sambil mengetuk pintu. Ia tunggu sejenak, belum ada jawaban, ia ulangi tok..tok..tok…assalamu’alaikum..
Wa’alaikum salam, pintunya terbuka, ternyata ibunya Luna,
Sore bu.. maaf menggangu.. Lunanya ada bu… sapanya ramah.
Eh… nak irul, silahkan masuk dulu nak…jawab ibunya luna sambil mempersilahkan masuk. Terima kasih bu…
Ia tatap wajah ibunya luna, ada kegelisahan dan kesedihan yang mendalam tergambar dari raut wajahnya, mukanya terlihat pucat melihat irul yang datang. Hatinya semakin bingung.
Luna nya ada bu…? Tanya penasaran..
Ibunya luna diam menunduk sesaat… Lu..luna pergi ke pekan baru bersama ayahnya nak irul. Emang nak irul tidak diberi tahu luna..? jawab ibunya dengan getar bibir terbata bata.
Justru itu bu.. aku ingin menanyakan perihal apa yang terjadi dengan luna,,? Tiba tiba aku mendapat sms dari luna…? irul menjelaskan maksud kedatangannya.
Tiba tiba mata ibunya luna berkaca kaca dan menunduk diam sesaat. Ada kepedihan dalam batinnya, suasana ruangan itu menjadi hening, hati irul semakin bingung bercampur gelisah,
Bu… apa yang terjadi dengan luna bu..? Tanyanya memecah keheningan.
Ma…maafkan kami nak irul.. maafkan kami.. takdir Allah lah yang berkuasa. Jawab ibunya luna dengan terbata.
Sebenarnya..apa yang terjadi bu..?
Ba…baiklah.. ibu coba menjelaskan semua, kami telah menerima kuasa takdir Allah, se..sebenarnya yang terjadi adalah bermula saat luna seminar di pekan baru. Dua hari setelah nak irul datang bulan kemaren kesini. Luna minta izin mengikuti seminar itu. Kampusnya luna mengirim utusan dua orang untuk mengikuti seminar itu. Luna salah satunya, seminar IPTEK itu diadakan pemko pekan baru. Ia berangkat bersama Indra teman kampusnya, indra adalah anak ketua yayasan kampusnya luna, seminar itu berlangsung dua hari. Kampusnya luna memberikan fasilitas dua kamar hotel untuk menginap. Tiba tiba suara ibunya luna terhenti dan tangisnya semakin menjadi jadi.
Dengan perasaan gelisah hati irul menebak nebak apa yang terjadi.
Tenang bu..” sabar bu..
Tangis ibunya luna diam sesaat, ia coba menerima realita yang ada, lalu ia melanjutkan,
Sepulangnya luna dari pekan, wajah luna tampak pucat, kami coba menanyakan ada apa dengannya. Ia tak mau cerita, tetapi kami coba merayu dan memaksanya. Dengan hati menjerit dan berlinang air mata, ia menjelaskan,, bahwa ia .. bahwa ia … Dijebak dan DIPER**SA oleh indra. Tiba tiba tangis ibunya luna kembali meledak, air matanya mengalir deras, Ternyata…. indra telah lama menyukainya. ia mengetahui bahwa luna akan segera dilamar nak irul. Maka itu, dalam kesempatan adanya seminar itu, ia minta kepadaHati irul pedih, langit seakan runtuh ia rasa. Matanya berkaca kaca, badannya kaku serasa lumpuh, bibirnya

Kami pihak keluarga telah sepakat untuk menikahkan luna dengan indra. Maafkan kami nak irul..maafkan kami….Ibunya luna mengakhiri penjelasannya.

Suasana jadi mencekam, hati irul seakan ingin meledak, wajahnya menunduk, ada yang menetes dari matanya. Ia tidak kuat untuk menahan perasaannya. Ia langsung pamit,,
Ass…assalamu’alaikum bu. Saya pamit, sampaikan salam tegarku buat luna.

 

Dalam perjalanan pulang bibirnya terus bertasbih, hatinya remuk, matanya terus mengalirkan sesuatu. Pernikahan yang ia rencanakan gagal, wisuda yang ia tunggu tunggu sebagai awal puncak kesuksesan masa depannya, terasa tak bermanfaat lagi. Luna adalah  gadis cantik dan jelita, pujaan hatinya itu telah terbang dibawa seekor elang yang rakus tak bermoral.

Sesampainya dikamar kostnya. Ia menangis sejadi jadinya.. ia meratap kepada tuhannya, ia mohon diberi kekuatan dan ketabahan, ia larut dalam kesedihan, tiba tiba suara adzan maghrib berkumandang ia dengar. Panggilan tuhan merasuk dalam batinnya.

Dengan berlinang air mata ia mencoba tegar menghadapi kuasa Allah itu. Ia wudhu’, ia bentangkan sejadahnya, ia bertakbir.

Usai sholat, ia munajat kepada rabbnya. Ia bertafakkur, ia roboh bersujud dihadapan takdir Allah. Ia utarakan kegundahan hatinya. Ia berharap diberikan cinta diatas cinta.

Enam bulan telah berlalu, dengan hati yang tegar ia selesaikan kuliahnya. Kini ia akan meraih gelar S1 nya. Namun dari hari kehari bayangan luna masih saja hadir dalam benaknya. Tanpa kabar, tanpa pertemuan, dan tanpa penjelasan terakhir dari bibir luna. setelah hari yang pahit itu. Ia coba menata kembali masa depannya.

Di hari wisudanya itu. Sengaja ia panggil ibunya dari kampung untuk mendampinginya. Senyum ibunya itulah yang membuat ia cukup terhibur menghadapi hari yang ia tunggu tunggu dulu. Hari yang semula ia rencanakan untuk melamar luna. tapi keadaan berubah. Dengan bantuan Allahlah ia sanggup menghadapi semuanya.
Tiba tiba suasana Aula gedung itu bertasbih. Acara wisuda heboh dengan kedatangan sosok bidadari yang anggun jelita. Mata semua lelaki memandang kearahnya. Ia menoleh. Subhanallah…” batin nya bertasbih. Sosok itu adalah luna. wajahnya yang dibalut jubah dan jilbab putih itu seakan membuat ia seperti bidadari yang baru turun dari langit.

Hatinya berdesir, jantungnya berdegup kencang. Sama seperti rasa pertama kali ia berjumpa dengan luna dulu. Alangkah beruntung orang yang menikahinya..” Batinnya mengupat..

Astaghpirullah…ia sudah menikah,, aku haram memikirkannya. getar bibirnya menepis perasaannya,
Ibunya tersenyum melihat perubahan pada anaknya. Apa lagi rul..” kamu udah pantas menikah.. kerjaanmu sudah mapan, sarjana pun sudah ditangan, semua para ibu ibu ingin bermenantukan kamu. Canda ibunya, karena ibunya tidak tahu dengan apa yang terjadi, ia hanya balas dengan senyuman. Tunggu aja bu.. pilihan Allah. Jawabnya.
Ternyata luna menghampirinya .
Assalamu’alaikum..Selamat ya mas… aku datang bersama ibu ingin melihatmu. Sapa luna dengan senyuman malu.
Wa’alaiku salam… terima kasih..ibu mu mana dan ….
Dan.. apa mas…? potong luna. Seakan luna sudah mengetahui maksud nya.. Oh ya.. kedatanganku kali ini hanya untuk menyampaikan maafku saja kok mas…dan menjelaskan apa yang terjadi padaku selama ini. Sekaligus menebus ketidakberdayaanku mas. Lanjut luna dengan wajah menunduk dengan matanya menetes kan sesuatu.
Belum sempat bertanya lagi, irul diajak luna bicara empat mata. Luna hendak menjelaskan sesuatu hal yang penting seperti yang ia tunggu selama ini.
Baik lah.. kita ke depan mushollah saja.
Dengan air mata yang terus jatuh, luna coba menenangkan diri.
Ia menjelaskan apa yang terjadi selama ini.

Mungkin mas… telah diberi tahu ibu kejadian yang menimpaku. Tetapi semua itu berubah, ternyata takdir Allah berubah lagi. aku terus berdo’a kepada Allah, agar diberi kekuatan untuk menjalani hidup.

Umur pernikahanku dengan lelaki itu hanya bertahan satu minggu, setelah acara pesta pernikahan kami di pekan baru usai, tanpa melalui malam pertama ia lebih memilih merayakan pesta kemenangannya bersama teman temannya, pada malam itu ia bersama komplotannya merayakan pesta narkoba, dan naas, malam itu juga ia over dosis dan dibawa kerumah sakit, 1 minggu ia koma tak sadarkan diri, lalu ia tewas, aku hanya melihat proses kuasa Allah itu dengan bersyukur, Allah maha tahu penderitaan hambanya. Maka dari itu mas… Allah sedang menguji diriku.. statusku sekarang janda mas.. jelas luna panjang lebar dengan hati tegar.
Jadi ..? Ucap irul ceplos sambil melihat kondisi Luna.

Oh ya… aku sekali lagi bersyukur kepada Allah, Setelah seminggu kematian brengsek itu, aku memeriksakan diri ke dokter. Ternyata kesucianku masih utuh. Brengsek itu hanya menjebakku agar ia punya alasan untuk menikahiku. Begitu lah kisah hidupku mas… Allah masih menyayangiku..

Mendengar semua penjelasan itu, hati irul berdesir, setetes embun masuk ke dalam batinnya. Ternyata ujian Allah telah berakhir. Ia bertakbir dalam hati. Ia hendak langsung melamar luna hari itu juga.

 

http://www.lokerseni.web.id/2011/11/cerpen-cinta-ketika-takdir-menguji.html

Kesabaran dan Kemuliaan

Di sebuah desa, terdapat sebuah kerajaan yang sangat indah. Disana terdapat taman-taman bunga yang harum dan segar. Di kerajaan itu, hidup seorang Raja dan Ratu yang sangat arif, adil dan bijaksana. Mereka mempunyai seorang putra yang bernama Khalil Gibran, dia sering di panggil Pangeran Gibran.

Pada suatu hari, Pangeran Gibran mendapat tugas dari sang Ayah untuk mencari jati dirinya yang sesungguhnya, dengan satu syarat Gibran harus mendapatkan seorang pendamping yang tepat untuk membimbingnya.
“Wahai anakku, ku perintahkan kau berkelana untuk mencari jati dirimu yang sesungguhnya,”ucap Raja dengan serius. “Untuk apa Ayah, bukankah aku sudah bisa mencari jati diri di sekitar kerajaan ini saja?” Bertanya dengan seriusnya . “Ayah hanya ingin kau mandiri anakku, dengan tidak bergantung bahwa kau adalah putra seorang raja.” “Baiklah aku akan menuruti kehendakmu Ayahku” “Tapi dengan satu syarat,” ucap sang raja. “Kenapa harus ada syaratnya Yah. Apakah baginda tidak percaya dengan anakmu ini?” Penuh pertanyaan dalam benaknya. “Bukan aku tidak percaya anakku tapi, aku ingin kau berhasil dengan mencarian mu ini” “Memang apa Ayah syaratnya?” “Syaratnya tidak terlalu sulit, kau hanya tinggal mencari seorang teman yang bisa kau ajak berbagi suka dan duka dan sabar menemanimu, selama kau menjalankan tugas dariku. ” Dengan tenang Raja menjelaskan. “Baiklah Ayah! Setelah aku mendapatkan seorang teman seperti yang kau inginkan, aku akan langsung berangkat dalam pencarian jati diriku.” Dengan tersenyum, dia menjawab.

Keesokan harinya, diumumkan kepada semua rakyat barang siapa yang paling bisa sabar dia akan dipilih untuk menemani Pangeran, mencari jati dirinya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu tapi, bulan berganti bulan, Pangeran belum juga mendapatkan orang yang dicarinya. Akhirnya Pangeran pamit ke Raja untuk meminta izin mencari sendiri orang yang akan menemaninya. Sang Rajapun mengizinkan, dengan syarat dalam waktu seminggu Pangeran sudah harus menemukannya.Dihari pertama pencariannya, dia bertemu dengan seorang gadis. Dia melihat kehebatan gadis itu berburu, dengan lincah gadis itu menggerak-gerakkan panahnya. Pangeran tidak menyangka, bahwa ada seorang gadis yang berpakaian jilbab rapi dan menutup semua badan denga balutan jubah yang rapi, bisa memanah sehebat itu. Pangeran mendekat seraya berkata “Hei kau!! Maukah kau mengajariku memenah?” Sang Pangeran mendekat. “Siapa kamu?” Ucap gadis itu. “Aku seorang pengembara yang ingin berburu.” Dia sedikit berbohong. “Dari mana asalmu?” Ucap gadis itu lagi. “Dari Desa sebelah.” Ujarnya. Begitu terus mereka bercakap-cakap, akhirnya gadis itu mau menemani dan mengajari Pangeran berburu. Pangeran yang tadinya tidak pernah berburu, maka dari itu sulit untuknya memahami ucapan gadis itu, tapi gadis itu tetap sabar mengajari Pangeran. Hari pertama Pangeran mulai bisa mengusai buruannya, sang gadis tetap sabar menuggu Pangeran sampai mendapatkan buruannya yang pertama. Hari sudah semakin petang. Sang gadis bertanyaan sesuatu kepada Pangeran. “Kamu tinggal dimana untuk sementara ini?” “Aku juga tidak tahu dimana aku harus tinggal, mungkin jika di luar hutan seperti ini aku bisa di makan binatang buas.” Ujarnya sedikit bercanda. “Jika kamu tidak keberatan, mari istirahat di gubuku untuk beberapa hari.” Tawar sang gadis. Tanpa berpikir panjang, Pangeran langsung mengiyakan tawaran gadis itu.

Setelah sampai di rumah gadis itu, Pangeran terkejut, ternyata sebuah Istana sangat besar yang ada di depan matanya.”Inilah gubuku yang aku katakan tadi kepadamu.” Suara gadis itu memecahkan lamunan Pangeran. “Emm….., iyaa.” Pangeran kikuk. “Mari masuk.” Ajak gadis itu. “Ternyata sungguh tidak disangka, gadis habit berburu itu adalah putri seorang Raja.” Guman Pangeran dalam hati. Ketika melihat sang putri datang, Ayah gadis itu tersenyum heran melihat gadis itu membawa seorang teman.”Siapa itu, nak?” Tanya Raja. “Dia adalah teman baru ku Yah, dia sedang berkelana di hutan, jadi aku ajak saja dia ke tempat kita, aku rasa Ayah juga tidak akan marah.” Raja hanya tersenyum, dan sangat senang anaknya mendapat kan seorang teman, yang tanpan dan gagah seperti Gibra, walaupun seorang laki-laki dia percaya bahwa anaknya tetap menjaga kemuhrimannya. Raja memang tidak mengetahui asal-usul Gibran, tapi dia yakin anaknya tidak mungkin sembarangan memilih teman. Sang Raja, tidak pernah membedakan orang biasa maupun bangsawan, bagi Raja yang terpenting Iman dan Taqwanya terhadap Allah SWT.

Keesokan harinya Pangeran dan gadis itu menghabiskan waktu untuk berburu. Pangeran memperhatikan tingkah laku gadis itu, yang selalu sabar mengajarinya, sampai-sampai membuatnya lupa akan satu hal, dia belum mengetahui nama gadis itu. Pangeran berhenti sejenak, dan beristirahat di tepi sungai, gadis itu mengikuti dari belakang. Pangeran memecahkan keheningan, bertanya sesuatu pada gadis itu. “Sejak kemarin kita bertemu, aku dan kamu bahkan belum tahu nama kita masing-masing.” “Sebenarnya aku juga ingin menanyakan hal yang sama, tapi aku sungkan.” Ucap gadis malu-malu. “Perkenalkan namaku Khalil Gibran” Dengan meletakan tangannya di depan dada “Nama yang jarang ku dengar, tapi mudah di ingat. Namaku sendiri Asyifa Hanin.” Dengan meletakan juga tangannya di depan dada.”Nama yang begitu indah terdengar, dan cantik seperti yang memiliki nama itu.” Putri Syifa tersipu malu, dengan pipi yang memerah merona, semakin menambah pesona pada dirinya. “Kamu sudah mengajakku kerumahmu dan mengenalkan ku pada orangtuamu, besok maukah kau ikut dengan ku?” “Kemana?” Putri merasa penasaran. “Ke suatu tempat, pasti kau akan suka.” Pangeran begitu yakin.”Baiklah, tapi kamu harus janji tempat itu haruslah sangat indah.””Ok!” Jawab Pangeran singkat.

Pagi-pagi sekali Pangeran dan Putri Syifa berangkat menuju tempat yang Pangeran janjikan. Sesampainya mereka berdua, ternyat Putri Asyifa sama terkejutnya seperti Pangeran beberapa hari yang lalu. Dia tidak menyangkan bahwa Gibran akan membawanya ketempat yang sangant indah itu, disana terdapat taman bunga yang sangat indah, beratus-ratus bunga yang tertanan disana, aromanya begitu segar masuk ke hidung hingga ke saraf-saraf terdalam Putri Syifa. “Syifa”, sapa Gibran, Syifa langsung terkejut dari lamunanya itu. “Mari masuk ajak Gibran.” Tapi syifa agak ragu, sebab dia tidak mengetahui jika Istana yang ada dihadapannya itu adalah tempat tinggal Gibran. “Jangan ragu, nanti kamu akan tahu sendiri seluruh isi Istana ini dan siapa yang memilikinya.” Ajak Gibra. Tanpa ada rasa ragu lagi akhirnya Syifa mengaguk setuju.

Setelah mereka berdua masuk, Syifa terkejut ketika melihat semua pelayan yang berada disitu melakukan Gibran sangat istimewa. Tapi Syifa hanya diam, biar nanti Gibran sendiri yang menjelaskan gumannya dalam hati. Sejak masuk ke Istana Pangeran tidak banyak bicara, dan dia pun belum mau mempertemukan Syifa dengan kedua orangtuanya. Pangeran hanya mempersilahkan Syifa masuk dan menunggunya di ruang makan. Hari semakin sore, tapi Pangeran Gibran juga belum kembali dan muncul di hadapannya untuk menjelaskan apa yang terjadi dan Istana siapa ini sebenarnya. Penuh segudang pertannyan di hati Putri Asyifa.

Sementara di dalam sana, Pangeran sedang memperhatikan Asyifa yang sejak dari tadi siyang menunggunya, dia sholat sendiri bahkan untuk mencari tempat wudhu saja dia seorang diri untuk memutari Istana yang luas itu. Ternyata dibalik ini semua Pangeran mempunyai rencana yang tersembunyi, dia sedang menguji Asyifa, apakah Asyifa bisa sabar menunggunya di depan meja makan yang disitu terdapat berbagai macam makanan yang lezat-lezat, padahal Pangeran sendiri pun tahu bahwa Asyifa belum makan sejak tadi siyang sampai hamper larut malam ini.

Dibelakang ternyata Pangeran tidak sendiri, dia ditemani sang Raja dan Ratu. Disitu juga dia menceritakan siapa Syifa sebenarnya, dan untuk apa dia membawanya kesitu. Dia menjelaskan kepada kedua orangtuanya, bahwa dia ingin orang yang menemaninya untuk mencari jati diri itu adalah Asyifa. Kedua orangtuanya sangat terkejut medengarnya, tapi Gibran tidak henti-hentinya meyakikan orangtuanya bahwa Syifalah yang pantas untuk menemaninya, karena sejak pertama bertemu sampai saat ini Syifa telah sabar untuk mengajari dan menemaninya berburu, hingga sekarang syifa tetap menunggunya, betapa kagumnya Raja dan Ratu mendengar dan melihat langsung apa yang dikatakan anaknya itu terutama Pangeran Gibran.

Akhirnya munculah Raja, Ratu dan Pangeran Gibran. Betapa terkejutnya Asyifa melihat mereka semua. Sang Ratu menghampirinya, “Jangan takut kami berdua adalah orangtua Gibran, Nak. Siapakah gerangan namamu gadis cantik?” Ratu tersemyum lebar. “Asyifa Ratu.” Ucapnya dengan lembut. “Nama yang indah,” ucap Ratu. “Apakah kamu siap, nak mendampingi anakku Gibran ini mengembara?” Putri terdiam sejenak, karena bingung dengan pertanyaan Raja. Pangeran Gibrab langsung angkat bicara, “Begini Ayahanda, saya belum memberitahu tentang hal itu, Kesabaran dan Kemuliaan yang dia miliki murni Ayah, bukan karena apa-apa.” “Wahai Gibran anakku, kau memang tidak salah memilih, kau memang mendapatkan seperti apa yang Ayah dan Ibumu inginkan.” “Asyifa.” “Iya, Baginda.” Ucap Syifa. “Maukah kau mendampingi anakku selamanya, bukan hanya mengembara, tapi lebih dari itu?” “Apapun yang Baginda inginkan InsyaAllah saya akan menjalankannya dengan ikhlas,” Ucapnya dengan lembut dan penuh dengan ketulusan. “Bagaimana Gibran, apa kau setuju dengan Ayah?” “Seperti yang Ayah lihat,” Ujarnya. “Baiklah, besok aku akan ke Istanamu, untuk memintamu menjadi Putri di Kerajaan ini.” Ucap Raja dengan lantang.

Tiga bulan berlalu, setelah Gibran dan Asyifa menikah dan menjalani bulan madu, akhirnya mereka melanjutkan pengembaraan mereka. Sepajang pengembaraanya, Pangeran Gibran sangat bahagia, karena dia didampingi oleh seorang Putri yang sangat sabar dan mulia hatinya, yaitu Putri Asyifa.

 

http://www.lokerseni.web.id/2012/05/cerpen-islam-kesabaran-dan-kemuliaan.html