cara menjadi desainer grafis

cara menjadi desainer grafis

Cara Menjadi Desainer Grafis Oleh: Yudika Nababan * Gemar menggambar, kalo bisa sejak kecil * Kuliah seni rupa / DKV * Kursus desain grafis * Rajin baca buku tentang desain grafis * Rajin browsing di internet * Rajin baca blog tentang desain * Sering mengamati iklan-iklan, billboard, kemasan, brosur dll. * Mengunjungi pameran seni rupa / desain * Ikut lomba / kompetisi desain Desainer grafis bertanggung jawab antara lain untuk membuat logo, desain kemasan, materi promosi format cetak maupun internet dll, yang bertujuan untuk membantu aktifitas pemasaran suatu perusahaan / organisasi. Untuk menjadi desainer grafis yang berhasil, harus mempunyai motivasi yang kuat dalam meningkatkan kemampuannya terutama dalam hal komunikasi, hal ini penting untuk mengkaji, menganalisa dan menyampaikan ide. Kemampuan lainnya adalah penguasaan komputer grafis untuk mewujudkan ide tersebut menjadi karya ‘visual’ yang bukan sekedar estetik, tapi juga efektif. 1. Pelajarilah seni menggambar sejak dini, jika perlu ikuti kursus menggambar. Mengapa menggambar penting? Karena menggambar pada dasarnya adalah mewujudkan apa yang ada dipikiran kita (abstrak) ke dalam bentuk-bentuk tertentu dengan memanfaatkan garis, bentuk, warna. Sehingga apa yang ‘abstrak’ itu menjadi ‘nyata’ dan terlihat pada sebuah media tertentu (kertas, kanvas, kain, dll). Mengapa harus sejak kecil? Karena menggambar membutuhkan latihan yang terus menerus, agar memberikan kepekaan terhadap garis, bentuk, warna dan cita rasa seni / estetika tersebut. Intinya adalah kepekaan, sensitifitas. Lha, kalau sudah dewasa baru mau berlatih, bisa gak? Yang penting tekun! Garis, bentuk, warna, proporsi adalah elemen-elemen dasar yang digunakan desainer grafis dalam menyampaikan ide / pesan tertentu. 2. Jika kondisi keuangan kamu memadai, ikuti program kuliah / akademi seni rupa atau advertising dengan konsentrasi Desain Grafis dan latih kemampuan komputer grafis.
Walaupun mungkin saja bekerja sebagai desainer grafis tanpa kuliah khusus, tetapi dengan semakin banyaknya lulusan desain grafis dari akademi / universitas, persaingan dalam lapangan kerja semakin kompetitif. Pilihlah universitas berdasarkan lulusan-lulusan mereka, kualitas pengajar dan berapa banyak fasilitas yang mereka tawarkan. 3. Ingat, kuliah desain grafis membutuhkan biaya yang besar, pastikan bahwa kamu sungguh-sungguh mengikuti semua mata kuliah yang diberikan dan hadirlah pada seminar-seminar kampus dengan pembicara-
pembicara tamu. Aktiflah mengikuti kegiatan-kegiatan kampus yang berhubungan dengan seni rupa dan desain. Ingat, desain grafis membutuhkan ketekunan, kecerdasan, wawasan dan pergaulan yang luas, bukan sekedar nongkrong di depan komputer hingga mata merah dan lupa makan. Pastikan juga kamu tidak menjadi ‘sapi perah’ yang mengeluarkan biaya besar tapi hanya mendapat sedikit pelajaran dengan kelas penuh mahasiswa, pengajar yang sedikit dan susah ditemui alias banyak side-job. Kalau pembimbing kamu susah ditemui, kejar! Cari sampai dapat dan minta bimbingannya. Ingat, kamu sudah membayar mahal, merupakan kewajiban mereka untuk memenuhi hak kamu mendapatkan pendidikan dan pendampingan yang baik. Saat ini banyak universitas membuka jurusan Desain Grafis hanya untuk mendulang uang, tanpa memperhatikan kualitas lulusan mereka. 4. Jika kamu mempunyai kendala biaya, atau bahkan umur yang sudah tidak ‘muda’ lagi alias terlambat untuk kuliah Desain Grafis, kamu bisa ikuti kursus-kursus singkat. Ada banyak penyelenggara kursus desain, cermatlah memilih materi yang diajarkan. Carilah kursus yang mengajarkan proses kreatif, dengan pengajar-pengajar berpengalaman yang menguasai semua aspek desain grafis: seni rupa / estetika, komunikasi dan pemasaran, keterampilan komputer, penguasaan media internet, dll. Karena kursus berlangsung singkat, banyaklah bertanya, banyak berlatih di rumah dan banyak membaca. 5. Berinisiatiflah mencari tempat magang. Hal ini sangat perlu untuk mengetahui dunia kerja sesungguhnya yang seringkali berbeda situasinya dengan tempat belajar. 6. Lakukan pekerjaan apa saja yang berhubungan dengan desain grafis, aktiflah dalam organisasi untuk menggarap kebutuhan promosi mereka. Jika kamu seorang Kristen, ada banyak pelayanan yang bisa kamu ikuti, semuanya membutuhkan sentuhan desain grafis, utamakan mencari pengalaman daripada nilai uang yang mungkin diterima, sehingga kamu akan memiliki portofolio yang bukan fiktif, sehingga prospek mendapat pekerjaan sesungguhnya semakin besar. 7. Perhatikan desain-desain kemasan, iklan- iklan baik di televisi maupun media cetak. Kunjungi berbagai situs yang berhubungan dengan desain, amati portofolio-portofolio desainer grafis di internet. Kunjungi pameran-pameran seni rupa atau desain grafis, jika ada lomba-lomba cobalah berpartisipasi. 8. Bergabunglah dengan berbagai milis yang membahas desain grafis dan sebagai pelengkap, ikuti juga milis-milis yang membahas marketing, komunikasi, dan budaya. Tips & hal yang perlu diingat 1. Selalu siapkan diri untuk seaktu-waktu interview dengan perusahaan yang mencari pekerja, walaupun perusahaan itu tidak memasang iklan lowongan. Karena itu dalam portfolio, cantumkan hanya karya-karya terbaik. 2. Desain grafis adalah karir dimana terbuka kemungkinan untuk bekerja sendiri / freelance. Kamu harus rajin mencari peluang, terutama dalam tahun-tahun pertama. 3. Bersiaplah untuk bekerja berjam-jam, melebihi jam kerja normal terutama untuk proyek-proyek yang mendekati deadline.

Sumber:http://iwangraphic.wordpress.com/2009/11/30/cara-menjadi-desainer-grafis/

cara belajar masak untuk pemula

cara belajar masak untuk pemula

Inilah beberapa tips bagaimana cara belajar memasak untuk pemula : Pertama, lebih baik untuk menghafalkan dahulu, memahami apa saja berbagai macam bumbu dan bahan-bahan yang biasa digunakan untuk memasak dan membuat makanan. Jika anda sudah hafal dan menguasai nama, jenis dan bentuknya secara nyata, maka anda sudah selangkah lebih maju dalam usaha anda berlatih memasak. Kedua, anda bisa membeli buku resep yang sekarang sudah banyak beredar. Selain bermanfaat, buku resep bisa membantu anda dalam mengetahui takaran dan panduan dalam proses pembuatan suatu makanan. Sesuaikan sendiri anda ingin membuat makanan apa, biasanya di buku resep ada banyak sekali varian yang bisa anda coba. Ketiga, melihat video memasak. Anda bisa melihat di berbagai referensi video memasak yang saat ini bisa dengan mudah anda temukan. Entah itu membeli atau mencari lewat internet semisal dari youtube atau yang lainnya, terserah. Intinya agar anda bisa melihat secara langsung praktek memasak dari orang yang ahli di bidang memasak. Keempat, bisa juga dengan melihat lomba- lomba atau kompetisi memasak. Dengan anda ikut menonton secara langsung lomba memasak, maka anda akan mempunyai pengalaman melihat secara langsung saat membuat makanan. Jadi anda bisa mudah memahami dan meniru. Saat ini perlombaan memasak baik offline maupun di televisi biasanya sudah ada. Ketiga, praktek adalah nyawa dari sebuah usaha, termasuk usaha anda dalam belajar memasak. Ketika anda sudah mempunyai begitu banyak referensi resep dan banyak sekali ide yang ingin anda coba tetapi anda malas untuk memulai berlatih action ya akan susah dan omong kosong. Justru dengan praktek lah anda akan lebih cepat menguasai ilmu dan berbagai kemampuan dalam memasak. Keempat, belajar langsung kepada orang disekitar anda yang menurut anda lumayan jago dalam urusan memasak. Seorang ahli tidak harus orang yang tidak anda kenal. Simpel saja, misalnya saja anda sangat ingin belajar membuat sayur lodeh. Selain anda sudah mencari berbagai informasi mengenai sayur lodeh, ada baiknya anda belajar langsung kepada orang yang sudah bisa dan jago membuat sayur lodeh. Katakanlah, teman anda sendiri. Jangan malu-malu, tanyakan kepada dia dan suruh dia mengajari anda sampai bisa dan mintalah utnuk ditunggui saat anda memasak dan suruhlah teman anda untuk mencicipi hasil masakan anda. Bagaimana rasanya? apakah enak atau ada yang kurang? tanyakan kepada teman anda. Anda bisa belajar kepada siapapun, siapa saja bebas asalkan orang tersebut memang terbukti jago memasak. Kelima, anda bisa mengikuti kursus memasak. Hampir mirip dengan poin keempat diatas, namun anda akan lebih bisa maksimal ketika orang yang anda jadikan panutan saat kursus adalah benar-benar seorang koki handal. Saat ini mungkin saja tidak akan sulit untuk menemukan tempat untuk bisa belajar memasak. Anda bisa menemukan list tempat penyedia kursus memasak di berbagai kota di indonesia, silahkan klik disini . Keenam, jangan gampang menyerah dan loyo. Baru mengalami kegagalan sekali dua kali saja anda sudah ogah untuk kembali mencoba. Hindari berbagai keluhan semacam ini, “Ah rasanya kurang enak”, “ah ternyata saya emang tidak bakat memasak”, “ah ternyata cape”, “ah ternyata sangat sulit ya….dst” . Intinya kuatkan dalam diri bahwa anda bisa dan akan menguasai seluruh resep yang ada. Gitu ya, semangat!! Mungkin itu saja informasi mengenai bagaimana cara belajar memasak untuk pemula tersebut. Mungkin saja anda merasa bahwa tips yang kami sajikan ini belum lengkap dan belum memuaskan anda. Akan tetapi harapan kami, semoga yang sedikit ini sudah bisa memberikan banyak manfaat dan bantuan untuk anda semua. Selamat belajar semoga sukses menjadi koki yang handal. Terimakasih.
(umie-segitigamedia)

Sumber: http://segitigamedia.blogspot.com/2013/05/cara-belajar-memasak.html?m=1

beberapa tips merawat kulit agar tetap cantik alami

beberapa tips merawat kulit agar tetap cantik alami

Beberapa tips merawat kulit diantaranya:  Mencuci muka secara rutin agar kulit wajah selalu terlihat bersih dan alami. Banyaknya aktivitas yang harus dilakukan seringkali membuat kulit menjadi terlihat kurang menarik dan tampak kusam. Hal ini tentu akan membuat anda merasa tidak percaya diri saat melakukan aktivitas. Maka dari itu sering-seringlah mencuci muka secara rutin dan teratur minimal lima kali dalam sehari.  Mengurangi penggunaan obat-obat perawatan kulit yang mengandung bahan kimia. Obat-obat kecantikan memang sering menawarkan kulit yang putih dan bersih secara instan. Namun karena memakai bahan kimia, tak jarang hal tersebut malah akan memberi dampak buruk bagi kesehatan kulit.  Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar yang kaya akan nutrisi sehingga kulit akan selalu tampak cerah. Hindari pula makanan yang banyak mengandung lemak karena bisa mengganggu kesehatan kulit. Menggunakan handuk khusus untuk membersihkan wajah. Sebaiknya penggunaan handuk dipisahkan antara pembersih wajah dan tubuh. Karena wajah memiliki kulit yang sensitive, dan mudah terkena bakteri-bakteri jahat. Langkah ini dapat digunakan untuk menjaga agar kulit wajah anda tetap steril.  Cara terakhir ini adalah yang paling sederhana namun terbukti ampuh untuk menghasilkan kulit yang bersih. Perbanyak meminum air putih minimal delapan kali sehari. Selain membuat kulit tetap sehat, kebiasaan meminum air putih secara rutin juga dapat membuat tubuh tetap bugar. Itulah beberapa tips merawat kulit secara hemat dan alami. Mulailah berpikir untuk meninggalkan obat-obat perawatan kulit yang mengandung senyawa kimia.

Sumber: http://idzona.blogspot.com/2013/06/merawat-kulit-agar-tetap-sehat-secara.html?m=1

puisi Aku Menginginkanmu

puisi Aku Menginginkanmu

semoga perih ini akan terobati
semoga galau ini cepat usai
karena kau sakiti aku
karena kau lupakan aku

andai saja masih denganku
dan..
andai saja dulu kau jujur
aku akan mengerti semua itu
tapi, apalah daya..
kini sudah terlanjur

sapa ku takkan terucap
rasa ku takkan terungkap
dan tanyaku takkan terjawab

masihkah ada bayangmu
masihkah ada kenanganmu
andai saja waktu berputar kembali
kan ku ucap..
aku masih menginginkanmu
dan kiriman kedua dari saudari Aisatun Amanah

puisi Aku Menginginkanmu

puisi Aku Menginginkanmu

semoga perih ini akan terobati
semoga galau ini cepat usai
karena kau sakiti aku
karena kau lupakan aku

andai saja masih denganku
dan..
andai saja dulu kau jujur
aku akan mengerti semua itu
tapi, apalah daya..
kini sudah terlanjur

sapa ku takkan terucap
rasa ku takkan terungkap
dan tanyaku takkan terjawab

masihkah ada bayangmu
masihkah ada kenanganmu
andai saja waktu berputar kembali
kan ku ucap..
aku masih menginginkanmu
dan kiriman kedua dari saudari Aisatun Amanah

Syukurku

Syukurku

“Apa kata mereka kalau yusuf akan menikah dengan orang yang cacat” cerca kakak yusuf,sedangkan bu zainab hanya terdiam di sudut ruangan sambil memandang foto yusuf dengan pandangan kosong. “Sudahlah bang kita serahkan semuanya pada yusuf toh itu semua yusuf yang akan menjalaninya. Sambung dewi, kakak ipar yusuf. “Ya kalau wanita yang dia kenalkan tidak separah si Fara,sudah buta,bicaranya gagap,biasanya orang gagap itu pendengarannya kurang,di tambah kakinya pincang,apa yang akan di harapkan dari dia untuk memenuhi keperluan diri sendirinya saja dia masih butuh orang lain, itu akan menghambat yusuf sendiri, kalau tidak di bantu malah kasihan dia.”Tapi bang kita tidak boleh langsung menghujami yusuf seperti itu barangkali yusuf punya maksud tersendiri “. Sambung dewi lagi. “Tapi itulah kenyataannya de’, yusuf yang bicara sendiri kalau wanita yang akan dia nikahi cacat. “Tapi kita belum melihatnya dam.” Akhirnya bu zainab angkat bicara . Tiba-tiba dengan senyum khasnya yusuf datang membawa bungkusan berwarna hitam. “Assalamualaikum…………” salam yusuf memecah keheningan ruang tengah,semua menjawab salamnya tidak terkecuali aulia keponakan satu-satunya yusuf,anak dari kak adam dan mba dewi. Seperti biasa setelah pulang yusuf selalu harus menjadi kuda-kudaan untuk aulia keliling ruangan, dengan canda tawa semua keluarga sehingga menghangatkan suasana ruangan.

Setelah lima menit berlalu aulia turun dari pundak yusuf, itu berarti aulia saatnya mandi. Yusuf duduk di sebelah ibunya dan brrkata “Bu, yusuf minta tolong sama ibu dan kaka untuk mengantar yusuf ke rumah Fatimah Az Zahra (Fara) hari ini, yusuf sudah melamarnya lewat pamannya kemarin, dan yusuf janji hari ini akan datang untuk menikahinya .” semua orang kaget mendengar perkataannya, akan tetapi itulah kenyataannya dengan meyakinkan anggota keluarganya akhirnya mereka berangkat menuju rumah fara tidak lupa lagi-lagi yusuf membuat keluarganya kaget, dia mengeluarkan barang bawaannya yang ada di dalam kantong hitam, “ibu, tidak pantas kalau kita berangkat ke sana dangan tidak membawa apa-apa, ini ada tabunganku selama ini sekiranya pantas di bawa kesana.” Sambil menyodorkan bungkusan itu pada ibunya, dan ibunya membukanya ternyata isinya uang dan sejumlah perhiasan. “Bu,itu jumlahnya tidak seberapa karena mampuku hanya sampai sebatas itu, uang itu berjumlah 50 juta, yusuf mau minta pendapat ibu dan kakak kira-kira pantas atau tidak.” “subhanallah…. Yusuf,itu sudah lebih dari cukup, bahkan itu lebih menurut kakak” sambung kaka adam. “suf, ibu hanya bisa mendukung semua keputusanmu, sekiranya fara pantas di banding dengan 50 juta itu ibu hanya bisa berdoa semoga langkahmu di ridhoi Allah, ibu selalu merestuimu, ibu tahu siapa kamu nak,,,” “terima kasih bu,sebenarnya 50 juta itu tidak ada apa-apanya di bandingkan fara bu” jawab yusuf. Sambil mereka persiapan berangkat ke rumah fara ,aulia bertanya pada omnya,”om…emange ketemu sama tante fara di mana,ko seperti orang sudah kenal lama.” “om sebenarnya belum pernah lihat tante Fatimah AzZahra,” lagi-lagi keluarga kaget. “lho,terus ko kamu sudah yakin sama fara itu dari mana dek,malah ini sudah minta menikah segala,” mba dewi juga ikut herah dengan adek iparnya ini.” fara adalah anak orang biasa yang kuliah di IAIN Walisongo Semarang mba,dia murid kyai Adnan yang juga kyainya yusuf,” sambil senyum senyum yusuf melanjutkan ceritanya “yusuf kepikiran dengan ibu, karena ibu sudah bilang pingin lihat yusuf menikah, terynata kyai bisa membaca kegundahanku, beliau menawarkan seorang wanita yaitu fara, akan tetapi dia cacat. Yusuf sempat kalut, seorang kyai adnan menawarkan pada yusuf orang yang komplit cacatnya, hati siapa yang menerima, ahirnya dengan berbagai alasan yusuf menolak wanita tersebut, dan kyai bisa mengerti dengan hal itu. Tiga bulan berlalu,yusuf berfikir pastilah fara sudah mendapatkan jodohnya, dan yusuf menemui kyai lagi dengan persoalan yang sama, akan tetapi kyai adnan masih juga menawarkan fara pada yusuf, saat itu yusuf tidak bisa berbuat apa-apa lagi, yusuf malu sama kyai adnan” “karena malu ahirnya kamu menerima orang cacat suf?” Tanya kaka dam. “tidaak kak, bukan karena malu aku menerima fara, tapi karena yusuf berfikir, yusuf seperti orang egois, tidak bisa menerima orang cacat padal orang cacat adalah makhluk Allah jug, bu… fara sudah tidak punya ayah dan ibu sejak kecil, maka semoga dengan hadirnya yusuf di kehidupannya dapat menggantikan orangtuanya.” “ya nak, ibu tahu maksudmu, semoga dia menjadi ladang ibadahmu.” “terima kasih bu,fara adalah sepupu dari kyai adnan, jadi nanti yang menikahkan adalah kyai adnan, yusuf selalu ingat nasehat kyai adnan, beliau berpesan bahwa Allah akan memberi apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita minta.jadi semoga fara adlah apa yang yusuf butuhkan.dulu yusuf menginginkan wanita yang cantik,tinggi badannya,pandai,tapi Allah memberi fara yang komplit. “Tapi dek,apa kamu tidak ingin melihatnya terlebih dahulu, bukankah Rosulullah juga menganjurkan untuk melihat wanita yang akan di nikahi.” Kata mba dewi. “Tidak mba, insya Allah yusuf sudah sreg dengan fara, akan yusuf jadikan kelebihan pada diri fara apa yang menjadi kekurangannya. Dan semoga kekurangan yang ada pada yusuf bisa di ma’lumi oleh fara, karena kami ingin saling melengkapi, dan mampu menutup kekurangan yang ada pada kami dengan kekurangan dan kelebihan kami berdua, mohon doanya kak,mba.” “insya Allah kami selalu mendoakanmu dek”. Mba dewi yang nota bene orangnya gampang menangis seketika itu juga tanpa kuasanya dia menangis, sambil memeluk mertuanya,bu zainab.
Persiapan telah selesai, saatnya mereka berangkat menuju rumah fara, tidak banyak yang ikut karena memang sangat mendadak, akan tetapi rencana ibunya yusuf setelah akad usai, sekitar satu minggu kemudian akan di lakukan resepsi pernikahan di rumah mereka, tujuannya untuk menyiarkan dan memperkenalkan istri yusuf kepada para sanak saudara dan para tetangga. Akan tetapi kak adam menolak untuk itu karena hanya akan mempermalukan keluarga mereka, yang mempunyai menantu cacat. Tidak dengan mba dewi,dia mendukung penuh dengan rencana ibu mertuanyanya dengan alasan agar mereka tidak membicarakan keluarga mereka di kemudian hari, cukup hari resepsi itu.
Dan mereka telah sampai di rumah fara yang bersebelahan dengan rumah kyai adnan, tampak dari depan ramai di padati orang-orang, bahkan ini di luar dugaan yusuf, lebih-lebih di mata keluarganya. Sekitar dua ribu orang memadati pelataran mesjid yang juga halaman rumah farad an kyai adnan, sepuluh group rebana telah berjajar dari halaman depan sampai dalam masjid melantunkan sholawat tanda mempelai laki-laki telah tiba, semua orang berdiri terpaku pada satu wajah yaitu yusuf, laki-laki beruntung yang mendapatkan fara keponakan kyai adnan. Tiba adnan di dalam masjid dengan di damping kak adam, di depan mihrob telah tersedia sebuah meja yang di balut penutup meja berwarna putih, yang di atasnya ada sebuah al quran, semua orang hening sambil menunggu kyai adnan sebagai wali belum tiba. Sementara di rumah fara ramai wanita-wanita yang sedang menyiapkan makanan untuk walimatul ‘arsy, sementara di dalam kamar fara sedang di dandani sama budenya yang tidak lain adalah bu nyai istri dari kyai adnan, yang bernama Syarifah. Lima menit kemudian fara keluar dengan di gandeng bude rifa untuk lebih dulu sungkem pada ibunya yusuf.
Ketika fara keluar semua mata tertuju padanya tanpa mengerdipkan mata sedikitpun,mereka tak rela melewatkan melihat fara barang sedetikpun, tidak terkecuali ibu dan mba dewi, ketika fara tersenyum pada mereka bagai mereka di jak senyum oleh bidadari dari kayangan. Wajahnya yang oval,putih,bersih, bibirnya yang tipis dengan lipstick yang senada dengan warna bibirnya membuat semua orang iri ingin memiliki bibir seperti itu. Dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan 40 kg membuat fara semakin anggun dengan balutan baju berwarna putih. “Subhanallah….. ini bidadari atau menantuku” ucap bu zainab tanpa sadar. Sambil tersenyum sipu fara menjawab “ini menantu ibu, fara”. Kemudian fara mencium tangan bu zainab di lanjutkan menyalami mba dewi dan mereka berbincang bincang bersama yang lain. Suasana hati bu zainab tidak terlukiskan gembiranya begitu melihat menantunya yang begitu cantik, halus suaranya, lembut akhlaknya. Tidak sia-sia ia merestui anaknya untuk menikahi fara yang katanya cacatt komplit, ternyata dia kebalikan dari cacat itu, dia tidak sempurna akan tetapi pas untuk anaknya, yusuf. Beda dengan mba dewi, dia malah kebingungan melihat fara yang begitu cantiknya walau dalam hatinya juga merasakan kebahagiaan, karena yang ia tau fara adalah gadis cacat, dan dia yakin kalau beritanya mutasil dari kyai adnan sendiri, dan tidak mungkin kyai adnan berbohong, akan tetapi mba dewi tidak menampakkan kebingungannya di depan semua orang.
Dan di dalam masjid acara akad nikah di mulai karena kyai adnan telah tiba di tempat. “Apa kamu siap suf?” “Insya Allah siap kyai” jawab yusuf dengan tenang. Acara berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan sedikitpun. Hutbah nikah yang di sampaikanpun begitu hidmah dan mengena di hati para tamu undangan. Begitu juga di hati yusuf karena ada ayat al quran yang di bacakan, yang intinya bahwa seorang suami akan menjadi pakaian bagi istrinya yaitu untuk melindungi wanita dari fitnah, dari mata yang bukan haknya, dan menjaga kehormatannya. Begitu juga seorang istri menjadi pakean bagi suaminya. Dan tidak ketinggalan Allah menyuruh hambanya (suami) untuk mendatangi istrinya dan bercocok tanam di ladang masing-masing dengan baik, tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang baik pula. Semoga Allah menghimpun mereka agar menjadi lebih baik. Amin ………………………….
Hutbah telah selesai, kini saatnya mempelai putrid dan putra bertemu, yusuf menuju rumah fara dengan di gandeng kyai adnan. Dalam perjalanan menuju rumah fara, kyai membisikkan sesuatu ke telinga yusuf “suf, saya titip fara, tolong jaga dia jangan karena diaa keponakanku, tapi jagalah dia karena Allah, terimalah kekurangannya, syukurilah kelebihannya, dia lemah butuh tangan untuk menjaganya, dia kecil butuh badan kuat untuk membawanya.” “iya kyai, semoga yusuf bisa membawa amanah ini, mohon doanya untuk kami dan anak cucu kami kelak.” Dan tibalah yusuf dan kyai di ruang depan, inilah saat yang mendebarkan di mana yusuf akan melihat sendiri bahwa istrinya cacat komplit, dalam hati yusuf hanya satu bagaimana perasaan ibu setelah melihat menantunya tadi, apakah ibunya baik-baik saja, dimana dia dan ibunya,,, dan apa yang terjadi, ini di luar kuasa manusia, ibunya menggandeng bidadari dari ruang tengah yang turun dari kayangan, dalam diamnya yusuf kembali bertanya pada dirinya srndiri, “siapakah yang di gandeng ibu, knapa ibu tersenyum, apakah dia istriku? Ah itu tidak mungkin, kata kyai istriku cacat komplit ,sedsngkan dia komplitnya saja, kenapa mba dewi juga ikut tersenyum, sebenarnya ada apa ini.” Masih Dalam lamunannya, tiba-tiba ibunya menyapa yusuf “ Anakku,,, ini istrimu Fatimah azzahro, dan fara ini suamimu lihatlah dan ciumlah tangannya.” Dengan perlahan tapi pasti fara melihat suaminya dengan iringan senyuman yang tulus. Di sisi lain jantung yusuf berdetak keras sekali bahkan seandainya di loudspeaker fara pun dapat mendengarnya. Ketika fara mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan tiba-tiba “ maaf……………. Aku tidak bisa, karena Fatimah azzahro istriku cacat komplit, dia buta, dia juga gagap,dari gagapnya itu telinganya tidak berfungsi, dia juga lumpuh kakinya, jadi ini bukan istriku”. Semua orang tersenyum mendengar perkataan yusuf, termasuk fara sendiiri. Kemudian kyai menjelaskan bahwa fara memang cacat, dia buta matanya dari hal yang tidak di Ridhoi Allah, dia gagap dari omongan yang tidak berguna, dia juga tuli dari mendengarkan hal yang dapat membakar telinganya di neraka, dia lumpuh dari langkah menuju tempat maksiat. “yusuf inilah istrimu, Fatimah az zahro yang kau butuhkan itu” kata kyai adnan. Semua orang tersenyum gembira , dan fara menyalami dan mencium tangan yusuf sambil mengucapkan salam “ Assalamualaikum mas yusuf…………….” “Waalakumsalam mba fara………….”. bagai satu beban telah rontok beserta akar-akar nya itulah yang di rasakan yusuf ketika kulitnya menyentuh yang halal baginya. Kebahagiaan telah bersama hari-hari mereka, di rumah yusuf telah di adakan resepsi pernikahan sebagai tanda syukur mereka terhadap sang pencipta yang telah memberikan beribu kenikmatan kepeda manusia, rasanya belum cukup ucapan Alhamdulillah dan resepsi itu di banding kenikmatan yang telah di laimpahkan.

Hari-hari indah hanya milik yusuf dan fara, tidak ada hari yang membosankan bagi pasangan ini. Hari yang suram dan membosankan hanyalah milik mereka yang belum pandai bersyukur, suatu malam ketika semua telah menutup mata yusuf terbangun dari tidurnya secara tiba-tiba, otomatis fara kaget dan bertanya “Ada apa mas…?” “Tidak ada apa-apa mba, saya Cuma teringat tadi saya memberi pengajian pada ibu-ibu tentang ayat 223 surat al baqoroh, saya takut kalau saya termasuk hamba yang belum mengamalkannya” jawab yusuf dengan tegang, sehingga fara pun ikut tegang. Dalam hati fara tersenyum geli mendengar ucapan suaminya, akan tetapi ia akan mengikuti permainan suaminya dengan pura-pura belum paham. “Memangnya ayat itu menjelaskan apa mas sehingga engkau ketakutan seperti ini?” kemudian yusuf menjelaskan isi kandungan ayat tersebut sehingga suasana menjadi adem dengan seketika, sebagai seorang istri sholeha lagi pandai fara paham akan kewajiban dan haknya,mukodimah telah berjalan mulus, memang selama menjadi pengantin baru keduanya belum pernah saling memberikan shodakoh karena terhalang dengan fara yang haid. Tapi malam itu fara telah suci, jadi mereka akan berlayar menuju pulau yang kata semua orang adalah pulau terindah di dunia ini. “Mas… saya boleh mengajukan permintaan sebelum kita saling menshodakoi” “ Tentu dindaku yang ayu,engkau adalah hartaku jadi akan aku penuhi selama aku mampu” “Tolong panggil saya ade’ jangan mba’, karena dari kecil aku belum pernah di panggil ade’” “ hanya itukah permintaanmu ade’ku sayang” “iya mas…..” senyum keduanya mengembang secara bersamaan, dan pandangan mereka saling tabrakan, pandangan yang sudah di liputi rohmahNYA, maka pandangan itu MUTLAK milik mereka berdua, semoga Allah memberi nikmat yang lebih karena syukur mereka. Amin …………………………………….

Sumber: http://www.lokerseni.web.id/2012/05/cerpen-islam-syukurku.html

Mengapa Kematian Harus Ada?

Mengapa Kematian Harus Ada?

Sering aku berpikir, mengapa kematian akan hadir di setiap orang? Pertanyaan itu terus menghantuiku setiap hari. Banyak orang berpikir bahwa kematian adalah hal yang sangat tidak diinginkan, khususnya bagi mereka yang ditinggalkannya. Termasuk juga aku, yang telah di tinggalkan oleh kakekku tersayang. Semua kakekku dari ayah ataupun ibu semua telah meninggalkan dunia fana ini.

Cerita ini berkisar antara ½ bulan yang lalu, kakek dari ayahku meninggal. Semua keluargaku termasuk ibuku ikut datang walau ibuku dan ayahku telah pisah ranjng tetapi belum surat perceraian belum keluar. Saat itu aku yang masih sekolah, tiba-tiba aku ditelephone oleh kakakku yang berada di Jambi untuk segera kesana, karena kakekku dalam keadaan kritis dan tidak sadarkan diri. Walau tidak sadarkan diri, tetapi kakekku terus saja memanggil namaku. Aku sangat sedih mendengar hal itu, inggin rasanya aku langsung kesana, tetapi aku harus menghadapi ulangan kenaikan kelas, aku harus memilih antara sekolahku atau kakekku. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi menuju ke Jambi, dan ternyata Tuhan memihakku ternyata ujian akhir semester diundur, tetapi sayangnya aku tidak sempat melihat kakekku yang aku sayangi. Saat aku tiba di Jambi kakekku telah meninggal, aku begitu menyesal. walau begitu aku sudah mengikhlaskannya karena itu adalah jalan terbaik yang diberikan Tuhan untuk kakekku.

Selama tiga hari aku menemani kakekku yang akan dikremasi(dibakar) selama tiga hari itu aku sebagai cucu pertama laki-laki sangat dipentingkan. Aku senang bisa melakukan hal baik kepada kakekku. hari teakhir saat ingin pembakaran, semua para tamu undangan hadir. Awalnya berjalan biasa saja, tetapi saat ibuku ingin melakukan persembahan bagi kakekku ayahku melarang disitu aku dan kakak perempuanku sangat marah. Ibuku menagis kerena dipermalukan di depan umum, kemudian ibuku lari kebelakang, akupun menyusul ibuku sambil menatap kepada ayahku dengan kebencian, tetapi ibuku meredam amarahku, sambil kembali melanjutkan upacara tersebut aku terus menatap kebencian dari ayahku. Aku sangat membencinya karena hal ini, tidak akan pernah aku maafkan semua kelakuannya yang diberikan kepada ibuku. Semua sauudara-saudara ayahku meredam amarahku, walau begitu aku tetap membencinya.Setelah selesai semua, aku meminta maaf kepada kakekku, karena membuat acara terakhirnya menjadi berantakan. Saat-saat yang paling tidak diinginkan oleh aku dan keluargaku, yaitu saat dimana kakekku akn dibakar. Semua keluarga ku menangis termasuk aku, tetapi ayahku yang tak punya rasa kemanusiaan itu tidak menangis sedikitpun, walau aku tau kalau menangis tidak akan mengembalikan kakeekku lagi, tetapi setidaknya berikan rasa hormat yang terakhir kalinya untuk kakekku. Aku menyesal mempunyai ayah yang seperti itu, tetapi itu semua adalah takdirku yang tidak mungkin akan aku hindari selama aku masih hidup. Semua telah berakhir, kesenangan bersama kakekku telah selesai, walau begitu kakekku akan selalu ada dalam diriku selama aku masih hidup, dan sekarang aku telah menjawab sendiri pertanyaan yang selama ini selalu aku pertanyakan ternyata jawabannya adalah karena tanpa ada kematian kehidupan akan semakin bertambah banyak dan tidak akan pernah merubah dunia lama menjadi dunia baru dengan orang-orang yang baru/dengan generasi yang baru, semua telah diatur oleh Tuhan dan hanya di tangan –NYA lah kita mampu merubah hidup kita menjadi yang baru.
Sumber:http://www.lokerseni.web.id/2012/07/cerpen-islam-mengapa-kematian-harus-ada.html

Kuncup Cinta Dalam Bingkisan Amanah

Kuncup Cinta Dalam Bingkisan Amanah

Senja itu Ikhwan duduk di bangku pelataran rumahnya. Ditemani secangkir teh yang volumenya tak berkurang sedikitpun. Desahan angin di balik rimbunnya pohon mangga turut mengiringi syahdunya senja kala itu. Sesekali terdengar desingan motor yang lewat jalan di depan rumahnya. Hm.. Semua tak ia pedulikan. Posisinya tetap bersandar pada batang pohon Mangga, kaki di angkat, tangan bersedekap dan pandangan terpejam sembari kepala tertempel di batang pohon itu. Ada hal yang lebih menyita imajinasinya hingga syahdu senja tak ia hiraukan. Bibirnya komat-kamit bak dukun yang sedang menolong pasiennya. Ia menirukan dendang lagu lewat MP3 yang tertancap di kedua telinganya. Seakan senja itu seutuhnya adalah miliknya.
“Hm… seorang guru ternyata bisa galau juga” Gumannya lirih dan seketika membuatnya tersadar akan semedi panjang yang tak sadar tlah ia lakukan. Tersenyum datar saat tersadar dari imajinasinya yang tlah terhenti oleh kesadarannya sendiri.
Di Balik pintu ternyata ada sosok yang senantiasa memperhatikan gerak-gerik Ikhwan. Ntah… berapa lama sosok paruh baya itu berdiri di balik pintu, memandangi anak sulungnya yang sedang asyik dengan imajinasi yang terlihat begitu mengasyikkan. Tak berniat mengganggu anak sulungnya hingga terlihat anak sulungnya sudah tersadar dan mungkin tlah mendapati imajinasinya menjadi sebuah kenyataan. Sosok itu mulai mendekat, menyambangi anak sulungnya itu dengan sentuhan lembut khas seorang Bunda.
“Hm… ada apa gerangan dengan kau anakku? Bunda melihat kau asyik dengan imajinasi mu sehingga sesekali kau tersenyum dan sesekali juga raut wajah mu menampakkan kesedihan” Suara lembut yang mencoba membuka pembicaraan
“Ah..Bunda ternyata sudah lama memperhatikan Ikhwan ya?” Mencoba memperbaiki posisi duduknya dan melepas tali headset yang tertancap di kedua telinganya.
“Ya… Bunda tak sengaja melihat mu. Bunda penasaran apa yang membuatmu betah duduk berlama-lama di sini.”
***Kisah ini berawal sejak niatan itu terucapkan untuk Nabila. Seorang akhwat yang Ia yakini sebagai calon pendamping hidupnya. Pertemuannya berawal dari bangku sekolah, yaitu pertemuan antara seorang guru dengan muridnya yang berujung pada sebuah proses suci sebagai penyempurna.
Sejak dua tahun yang lalu Ikhwan ditugaskan menjadi guru agama di salah satu SMA Swasta di Kota Kembang. Yah… Ikhwan adalah seorang Sarjana Pendidikan, Lulusan Universitas ternama di Kota Kembang. Sarjana yang lulus dengan Indeks Prestasi Cumlaude dan setelah lulus langsung mendapatkan kesempatan untuk mengajar di SMA Swasta yang cukup ternama. Hari-harinya kini disibukkan dengan rutinitas mengajar. Selalu dilingkupi dengan anak-anak SMA yang tentunya masih sangat labil secara psikologis. Beragam tingkah aneh siswa kini harus ia telan setiap hari demi mengemban tugas suci sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Ia pun menghadapinya dengan senyuman dan selalu berusaha mendekat pada Anak didiknya. Tak jarang Anak didiknya yang dekat dengannya hingga ada yang menganggap Ikhwan adalah sebagai kakak bukan sebagai seorang guru. Hal ini juga terkait dengan usia antara Ikhwan dan anak didiknya yang tidak terpaut jauh sehingga layaknya hubungan seorang Kakak dan Adik.
Sikap Ikhwan memang terkesan datar dan penuh dengan canda. Tak ada suasana tegang jika berbicara dengannya. Suasana kelaspun selalu hidup ketika mata pelajaran yang Ia bawakan. Inilah kelebihan Ikhwan yang setidaknya Ia menyadari dan memanfaatkan suasana tersebut sebagai ajang untuk menanamkan agama dalam diri anak didiknya. Setidaknya Anak didiknya mau mendengarkan ketika siraman-siraman rohani Ia bawakan. Sesekali Ikhwan mengajak Anak didiknya untuk mengikuti pengajian rutin yang ada di Masjid Agung Di dekat Rumahnya.
Ikhwan juga dipercaya oleh pihak sekolah untuk mengembangkan salah satu organisasi yang ada di Sekolah yaitu ROHIS. Ikhwan dipercaya sebagai Pembina ROHIS untuk periode sekarang hingga setahun kedepan. Peluang ini Ia manfaatkan untuk menyalurkan ide-idenya. Mengembangkan ROHIS sebagai sentra organisasi di Sekolah yang berbasis ISLAM. Pengalaman organisasinya saat di Kampus menjadi modal awalnya untuk melangkah. Ia memulai dari pecitraan ROHIS kepada Siswa-Siswa SMA. Tak hanya itu, pencitraan Ia barengi dengan pengadaan kegiatan-kegiatan yang menambah Tsaqofah islam melalui kajian-kajian yang dilakukan di Masjid Sekolah. Kelompok-kelompok juga dibentuk oleh Ikhwan dimana setiap kelompok akan dipegang oleh satu orang pementor atau yang lebih familiar disebut dengan Halaqoh. Semua kegiatan itu tentunya Ia lakukan bersama dengan siswa-siswa yang sudah memilih bergabung dengan ROHIS. Salah satu jalan yang juga Ia lakukan adalah pengukuhan siswa-siswa yang sudah tergabung sebagai pengurus ROHIS sehingga untuk bergerak Ikhwan selalu mengoptimalkan kemampuan para pengurus.
Sembari berjalannya waktu, hasil yang terbilang memuaskan telah terlihat selama satu tahun Ia menjadi Pembina ROHIS walaupun belum terlihat signifikan tetapi setidaknya ada Siswa-siswa baru yang tergabung dalam ROHIS dan ROHIS SMA tersebut pernah menjuarai berbagai kegiatan baik antar sekolah maupun menjuarai juara umum di tingkat Provinsi. ROHIS SMA tersebut juga telah memperluas link dengan organisasi-organisasi baik dalam dan luar Sekolah sehingga setiap acara-acara yang dikemas sebagai langkah untuk berdakwah selalu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak.
Pertemuannya juga berawal dari Organisasi yang Ia berada dalam genggaman amanah. Akhwat itu adalah salah satu pengurus ROHIS yang telah duduk di Bangku kelas XII. Akhwat yang masih belia berumur 17 tahun, Manis peringainya, Anggun dalam berpenampilan, Terhitung sebagai salah satu siswa yang berpredikat berprestasi di SMAnya, Seorang akhwat yang didalam kepengurusan berada dalam struktur Koordinator Keputrian yang tentunya akan selalu berhubungan dengan Pembina Sekolah. Struktur dalam kepengurusan memang terpisah antara laki-laki dan perempuan. Hanya saja tetap jalur koordinasi akan dihubungkan oleh koordinator masing-masing divisi. Benih itu muncul seyognyanya dengan koordinasi dalam bingkisan amanah. Perhatian mulai Ikhwan tampakkan pada Nabila sang akhwat yang mencuri hatinya. Sesekali SMS sering Ia kirimkan untuk Sang Akhwat hingga pada akhirnya gayung sambut dari Nabila mulai tumbuh mekar bak bunga Sakura di musim Semi dan berujung pada proses saling mengenal.
Nabila yang pada dasarnya adalah seorang akhwat yang lembut hatinya dan masih berusia belia pula mendapatkan perhatian khas dari lawan jenisnya yang notabenenya adalah guru sekaligus Pembina ROHIS di sekolahnya, seolah-olah membuat Nabila menjadi tergoncang dan pada akhirnya memilih untuk menjadikan bunga-bunga dalam hatinya bermekaran secara liar tak terelakkan. Selama beberapa Bulan keduanya larut dalam buaian bunga-bunga cinta. Proses perkenalan pun telah mereka lakukan. Akan tetapi Mereka tak pernah memperlihatkan ketika di Sekolah maupun dimana saja tempatnya, tak pernah keluar layaknya remaja-remaja yang mengatasnamakan dengan sebutan PACARAN, jarang bertegur sapa ketika berpapasan, sekalipun bertemu hanya sebatas senyum hormat layaknya guru dengan anak didiknya, dan Ikhwan pada semester ini tidak mengajar di Kelas XII sehingga tak memungkinkan mereka bertemu dalam sesi KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Mereka hanya berkomunikasi lewat HP yang intensitasnya juga tidak relatif sering. Sesekali saja komunikasi mereka lakukan hanya saja komunikasi yang tergolong berbobot rasa sehingga menimbulkan kesan tersendiri khususnya bagi Nabila sebagai pemilik hati seorang Akhwat. Selain itu interaksi mereka melalui sebuah buku yang kerap kali Ikhwan pinjamkan pada Nabila. Ikhwan tahu bahwa Nabila gemar sekali membaca sehingga banyak buku-buku yang dapat menambah tsaqofah islam Ia pinjamkan pada Nabila. Tak hanya pada Nabila pada siswa-siswa lain yang saat itu sedang bersama Nabila juga Ia pinjami buku. Merekapun sesekali pernah bertemu akan tetapi mereka tidak berdua-duaan saja, Nabila bersama teman akhwatnya dan Ikhwan bersama teman Ikhwannya.
Beberapa Bulan tlah terlewati hingga moment puncak tlah terjadi, ada keinginan yang terbesit dalam hati Ikhwan untuk menyempurnakan ibadahnya. Sempat juga terbesit tentang sesuatu yang salah dan keliru hingga menodai hatinya dan akhwat yang sekarang tengah mengisi ruang hati. Ya… tentu dengan interaksi yang mereka lakukan selama beberapa bulan terakhir. Ikhwan mulai merasakan keresahan tentang apa yang sedang bergejolak dalam hatinya. Berawal dari sebuah interaksi yang menjadi sebuah pembiasaan hingga berujung pada gejolak hati yang menyertakan peran syetan. Dua insan yang sedang berada dalam indahnya peraduan pelangi di senja hari, Indah ketika pelangi itu muncul tapi keindahannya tak mempunyai banyak waktu untuk dinikmati karena pelangi itu muncul dikala senja yang akan cepat berakhir pada pekatnya malam. Hingga pesona pelangi itu takkan terlihat lagi oleh pandangan manusia yang tadinya berada dalam buaian warna-warninya.
Begitupun ketika orang jatuh cinta atau sedang merindukan seseorang yang tlah dijadikan pilihan sebagai pendamping hidup. Warna-warninya akan terus Ia kejar hingga mendapatkan indah warna-warninya tanpa Ia sadari munculnya warna-warni itu sebenarnya hanyalah fatamorgana belaka. Warna-warni yang akan Ia nikmati sebentar saja hanya karena waktu munculnya belum tepat. Itulah yang sempat Ikhwan renungkan. Warna-warni rasa itu kini telah berujung pada niataan yang telah Ikhwan ungkapkan pada Nabila.
***Percakapan di Senja Syahdu itu masih berlanjut dengan hangatnya. Pembiacaraan seorang Bunda dengan anak sulungnya. Bunda memang ingin mengorek apa yang sebenarnya membuat Ikhwan menampakkan perbedaan sejak beberapa hari yang lalu. Ikhwanpun tak kuasa menyembunyikan kegalauan hatinya pada Sang Bunda walaupun sebenarnya Bunda sudah tahu apa yang tengah dirisaukannya. Pesona Bundanya tak bisa diterjang, tak bisa ditolaknya untuk tidak membagi dengannya. Ikhwan memang sangat dekat dengan sosok Bundanya. Hampir ketika ada yang mengganjal Ikhwan selalu bercerita pada Bunda termasuk tentang Nabila. Bundanya sudah mengetahui secara mendetail bagaimana proses yang telah dialami anak sulungnya itu. Bundanya tak jua pernah menolak keterbukaan Ikhwan padanya. Ikhwan selalu menganggap Bunda adalah sahabat terbaiknya yang tentu tak mengurangi rasa hormatnya pada beliau sebagai orang tua.
“Bunda.. sekiranya bunda sudah bisa menebak apa yang menjadi keresahan Ikhwan saat ini.” Ikhwan mulai membuka percakapannya.
“Hm… Bunda tak ingin salah menebak anakku.” Bunda mencoba menjawab dengan ekspresi yang datar.
“Bunda… (Hening sesaat) Bunda…Ikhwan masih dalam keinginan untuk cepat menjalankan sunnah Rasul!!!”
Semburat senyuman terlihat di Wajah Bundanya. Entah apa maksud dari senyuman itu yang pasti senyuman itu tertangkap jelas oleh kedua bola mata Ikhwan hingga desiran angin menyentuh hati Ikhwan. Terasa ada angin yang membuatnya terbuai dalam kata-kata yang baru beberapa detik lalu Ia lontarkan pada Bundanya.
“Bunda… Ikhwan masih mendambakan Nabila sebagai pendamping hidup. Sebenarnya setelah Nabila memutuskan untuk mundur, Ikhwan sudah mulai mencoba menerimanya sembari memedam asa ini Bunda… Menutup rapat, menguburnya di hati terdalam. Ikhwan pun sebenarnya tak berniat untuk memupuk rasa ini tapi… tak bisa dipungkiri Bunda, Ikhwan menginginkan segera menyempurnakan. Ikhwan sangat takut jika ALLAH murka akan rasa ini Bunda. Tapi.. Ikhwan bingung bagaimana mengakhirinya?”
Senyuman khas Bunda dan Sentuhan tangan yang menyentuh pundak Ikhwan mengiri suara merdu Bundanya. “Bunda… paham Nak…akan perasaan Ikhwan. Fitrah yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia ketika sudah masanya merasakan fitrah itu. Bunda bangga sekaligus sudah merestui ketika Ikhwan berniatan menyempurnakan. Bundakan juga sudah ingin menimang cucu. (Senyum Bunda menghiasai wajah teduhnya hingga seketika membuat rona memerah wajah Ikhwan). Ehm… sekarang Bunda mau bertanya sekali lagi apakah Ikhwan memang benar-benar sudah siap dengan segala konsekuensinya ketika memutuskan memilih untuk segera menyempurnakan? ” Suara Bunda semakin lambat terdengar. Lambat tetapi penuh tekanan sehingga jelas sampai di telinga Ikhwan.
“InsyaAllah siap Bunda. Ikhwanpun sudah memperhitungkan semuanya. Ketika gejolak itu ada Ikhwan tak hanya berpikir untuk saat ini saja tapi pikiran ini sudah Ikhwan bawa melangkah jauh kedepan termasuk hal terburuk yang mungkin terjadi. Bunda… juga sudah melihat keinginan itu berujung pada keberanian Ikhwan untuk meminang Nabila bukan?.”
“Ehm..Bunda percaya kalau Ikhwan tidak mungkin melangkah tanpa perhitungan yang matang. Ikhwanpun sudah dewasa dan bisa memutuskan hidup Ikhwan yang tentunya tetap Allah sebagai sandarannya. Bunda merasakan kesiapan Ikhwan dan sekali lagi bunda mendukung dan merestui niatan itu. Ikhwan juga baru saja merasakan fase proses menuju penyempurnaan itu yang bisa dibilang menguras emosi. Hanya saja untuk saat ini Ikhwan harus mulai mencoba untuk tidak sibuk dengan perasaan yang sedang melanda. Coba Ikhwan melihat posisi Nabila sebagai seorang akhwat yang sedang menuju pada proses pendewasaan, merasakan bagaimana perasaan Nabila yang notabenenya dia masih duduk di Bangku SMA. Nabila juga sudah mengungkapkan alasan-alasan tersendiri hingga pada akhirnya memutuskan untuk mundur dari proses yang telah kalian jalani. Bunda bisa merasakan beratnya menerima ketika keputusan yang kita dapatkan tak sesuai dengan keinginan dan harapan kita. Kecewa tentu. Sedih apa lagi (sambil tersenyum lalu berhenti sejenak).
“Tapi Nak… Bunda yakin Ikhwan paham mengenai ketentuan Allah, Ikhwan paham bagaimana manusia itu hanya mampu mengukir asa seindah syurga akan tetapi tetap semua kembali pada ketentuan Allah yang tentu terbaik untuk Umatnya walaupun kadang terasa amat sangat pahit. Kita hanya bisa berbaik sangka atas apa yang terjadi pada kita bukan? Mungkin Allah menempatkan kondisi seperti ini agar Ikhwan tidak menyerah dengan niatan suci itu. Mungkin Allah ingin menguji kesungguhan Ikhwan dengan memberikan cara yang dianggap manusia sebagai cara yang membuat sedih, merasakan sakit dan merasakan kerisauan yang begitu berat karena Allah merencanakan sesuatu yang indah dari cara tersebut. Bukankah Ikhwan tidak ingin murka Allah menimpa Ikhwan? ”Ikhwan memilih menutup mulutnya ketika Bunda memberikan nasihat-nasihatnya. Ikhwan mencoba memasukkannya dalam hati mencernanya hingga Ikhwan berharap kata-kata itu mampu merajut motivasi Ikhwan yang sempat kandas. Sesekali hanya anggukan-anggukan kecil yang Ikhwan tampakkan pada Bundanya.
“Bunda… berharap sekali rasa yang Ikhwan punya untuk Nabila bukan menjadikan kalian terbuai dalam keindahannya hingga akhirnya kalian menjadi lalai pada koridor yang membentengi seorang laki-laki dan perempuan yang belum syah menjadi suami istri. Ikhwan sudah mengikhtiarkannya dan Ikhwan sudah mendapat jawaban sementara itu. Mengapa Bunda bilang sementara? Ya… Karena jawaban itu Bunda rasa bukan akhir dari segalanya. Allah masih punya rencana rahasia untuk Ikhwan. Sekarang saatnya Ikhwan mengejarnya kembali. Bukan untuk mengejar Nabila tetapi mengejar keRidhoan Allah. Karena RidhoNYA adalah segala-galanya untuk Ikhwan dan juga Nabila. Jika memang perasaan itu belum bisa terhapuskan jangan memaksa untuk menghapusnya tapi simpan dan titip pada Allah, tempat yang terbaik dari semua tempat yang ada di Bumi ini. Allah yang akan membimbing Ikhwan untuk tetap dalam koridor syariatNYA. Bunda…hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk mu anakku tak banyak yang bisa Bunda lakukan karena semua yang terjadi dalam fase kehidupan ini ada yang mengaturnya.”
Bunda mengakhiri nasihatnya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ikhwan terbuai dengan nasihat itu. Pikirannya semakin melayang-layang. Terbang bak burung yang bebas mengepakkan sayapnya. Dalam benaknya mengiyakan semua yang terucap dari hati Bundanya itu. Dalam angan-angannya yang terbang bersama untaian nasihat-nasihat Bunda, Ikhwan melihat wajah Nabila ikut petualangan angannya dalam bingkai sebuah bayangan. Ikhwanpun membagi nasihat-nasihat Bunda pada Nabila hingga kalimat terakhir terlontarkan untuk akhwat yang di cintainya “Inilah Caraku Cinta” ^^

Wajah Nabila lamat-lamat menghilang dan memudar dalam pekatnya langit. Untaian nasihat-nasihat itu tlah selesai Ikhwan bagi dalam dunia angannya. Petualangannyapun berakhir dalam lantunan Adzan Magrib yang membahana dipelosok Kota. Tanda Senja tlah tenggelam dan berganti malam yang akan membungkus Kuncup Cinta Dalam Bingkisan Amanah menuju nafas pembaharuan tuk kejar harapan yang sempat kandas. 

Sumber: http://www.lokerseni.web.id/2012/10/kuncup-cinta-dalam-bingkisan-amanah.html

Pelukkan Tuhan

Pelukkan Tuhan

Donika duduk termenung di bawah pohon Beringin. Dia tidak menghiraukan suara riuh yang ia dengar di sekitar tempatnya duduk itu. Baginya itu hanya pelengkap kesedihan. Gadis berusia 13 tahun itu memandangi teman-temannya yang berlarian tanpa menghiraukan keberadaannya. Meskipun waktu istirahat sekolah terasa menyenangkan bagi kebanyakan anak, namun tidak demikian dengan Donika . Ia justru merasa waktu istirahat adalah waktu yang sangat melelahkan dan membingungkan. Mungkin lebih tepatnya itu adalah waktu untuk menyambut mimpi buruk yang datang dalam kesadaran. Mimpi buruk yang tidak bisa dihentikan dengan mata terbuka. Dan hanya menyiksa batinnya.
Tidak ada seorang teman pun yang mengajaknya bermain pada jam istirahat itu. Mereka menjauhi Donika karena rambut Donika yang tidak pernah rapi. Berbeda dengan rambut teman-temannya yang sangat rapi. Donika memang tidak rajin menyisir rambutnya selama 2 minggu ini, karena ada luka bakar di kepalanya. Jika terkena sisir sedikit, akan terasa sakit. Luka itu ia dapat dari kecelakaan yang dialaminya 2 minggu lalu. Saat ia bermain dengan teman-teman di rumahnya. Saat mereka asyik bermain, secara tidak sengaja salah seorang temannya menyenggol sebuah lilin di atas meja. Lilin itu pun jatuh dan mengenai kepala Donika. Dan saat itu pula luka itu singgah di kepala Donika. Menurut dokter, luka bakar itu akan sembuh dalam jangka waktu 2 bulan. Dokter menyarankan agar Donika istirahat saja di rumah. Namun, Donika selalu ingin segera masuk sekolah. Kedua orang tuanya pun tidak bisa berkata apa-apa saat putri pertamanya itu memohon agar diizinkan masuk sekolah. Dan di luar dugaan, semua teman sekolahnya menjauh.
Menurut Donika, rambut yang dimilikinya bukanlah sesuatu yang dapat menimbulkan dosa besar. Untuk itu, dia sangat bingung dengan ulah teman-temannya. Mereka selalu mengolok-olok Donika semenjak luka itu ada. yang ada di pikirannya saat itu adalah “Apakah rambut dan luka bakar di kepalaku ini adalah pegatur rendah tingginya sikap seseorang terhadapku?”. Dia bingung dengan masalah yang ia hadapi saat ini.
“ Hei rambut jelek, kalau dilihat-lihat, semakin hari semakin jelek aja” Kata salah seorang kawan lamanya yang bernama Mutia.
“ ha ha ha” gelak tawa anak-anak lain semakin melengkapi penderitaan Donika dan membuyarkan lamunannya.Gadis malang itu hanya bisa bersedih. Memang air matanya tidak terlihat. Karena, semua air matanya berusaha ia bendung. Dia tidak ingin semua temannya semakin senang dengan air mata yang keluar. Dia berusaha untuk tegar agar tidak terlihat lemah. Menangis tidak akan menyelesaikan masalah. Setelah menangis, keadaan tidak akan benar-benar berubah sebelum luka bakar itu sembuh. Di saat seperti ini, bel masuk sekolah adalah satu-satunya harapan untuk melepaskan Donika dari keadaan ini. Dia hanya bisa pasrah mendengar celotehan teman-temannya yang terdengar seperti paku yang di pukul berulang-ulang di atas meja. Sangat nyaring, berisik dan menusuk telinga. Kalau saja ada alat peredam suara mini, mungkin Donika akan memakainya saat istirahat sekolah, agar suara-suara itu tidak terdengar nyaring di telinganya.
“Kriiinggg….. Kriiiingggg….”
Suara bel masuk terdengar nyaring. Semua anak-anak pun berlarian menuju kelas mereka masing-masing. Demikian pula dengan Donika. Suara bel itu seperti peri penolongnya.
Di dalam kelas, Donika duduk sendirian. Mutia, kawan yang pernah duduk sebangku dengannya, kini sudah berpindah duduk ke bangku lain. Mutia memilih duduk dengan anak lain, karena ia jijik melihat luka bakar yang ada di kepala Donika. Donika tidak pernah menyangka kalau teman baiknya itu akan meninggalkannya hanya karena luka bakar yang dideritanya. Sebelum luka bakar itu ada, Mutia adalah kawan terbaiknya. Donika memaklumi tingkah Mutia itu. Yang tidak bisa ia terima adalah sikap Mutia yang selalu mengolok-oloknya. Dia tidak habis pikir, Bagaimana bisa kawan sebaik itu sikapnya berubah 1800 hanya karena luka bakar? Semudah itu kah sikap seseorang bisa berubah? Bukankah luka bakarku ini hanya benda mati? Apa yang mereka khawatirkan? Lagipula ini bukanlah penyakit yang menular.
Saat di dalam kelas, kesedihan yang dialami Donika berkurang sedikit demi sedikit. Pelajaran yang diberikan pada saat itu, dapat membantunya melenyapkan gunjingan-gunjingan yang ia terima saat istirahat tadi. Donika mengalihkan konsentrasinya pada penyelesain soal matematika yang ditulis oleh Bu Farida di papan tulis. Ia sangat memperhatikan rumus-rumus yang diberikan oleh Bu Farida. Sebetulnya, Donika bukanlah anak yang rajin. Tapi ia selalu memperhatikan apa yang diterangkan oleh guru-gurunya pada saat pelajaran. Hal ini lah yang membuatnya selalu mendapatkan nilai bagus pada saat ulangan.
“Apa ada yang bisa menyelesaikan soal ini?” Tanya Bu Farida kepada semua murid yang ada di kelas itu.

Donika mengancungkan tangan seraya berkata “Saya Bu”
“Ya Donika, maju ke depan. Jelaskan jawabanmu kepada semua temanmu.”
Donika maju ke depan dan menjelaskan jawaban dari soal yang dituliskan Bu Farida di papan tulis.
“Karena tinggi Kerucut dapat di cari dengan bayangan segitiga yang berada di dalamnya. Maka, dengan rumus Phytagoras, kita dapat menemukan tinggi dan volume kerucut ini” Donika menjelaskan sambil menulis rumus-rumus untuk menemukan jawaban soal itu.
“Ya benar. Terima kasih dan silahkan duduk Donika.” Ujar Bu Farida seraya tersenyum kepada Donika.
“Apa ada yang perlu ditanyakan anak-anak?” Tanya Bu Farida kepada murid-muridnya yang berada di kelas itu.
Semua siswa hanya menanggapi pertanyaan itu dengan kesunyian. Tak seorang pun diantara mereka yang berbicara. Tentu saja kesunyian yang mereka buat itu bukan karena mengerti atas apa yang dikerjakan Donika. Melainkan karena mereka benci dengan pujian yang diberikan Bu Farida kepada Donika. Menurut mereka, pujian itu tidak pantas diberikan kepada gadis yang menderita luka bakar dengan rambut tidak rapi itu. Donika sedikit tertekan dengan keadaan ini.
“Krinnnnggg….. Krriiiiiinnnggg…. Krriinnngg”

Bel sekolah berbunyi tiga kali, menandakan waktu pulang sekolah telah tiba. Semua anak di SMP 23 Harapan pun pulang. Begitu pula dengan Donika. Ia membereskan semua alat tulisnyha dan memasukkannya ke dalam tas.
“Hei, rambut kusut, jelek banget sih? Mau pulang ya? Hati-hati tuh lukanya ntar leleh kena sinar matahari. Apa butuh kantong plastik buat nutupin? Hah?” ejek Mutia dengan nada yang tidak beraturan.
“Ha ha ha ha ha” Gelak tawa semua anak saling bersautan menangapi ejekan Mutia. Donika hanya bisa menundukkan kepalanya agar teman-temannya tidak melihat air mata yang membasahi pipinya.
“Eh, kamu tadi cari muka banget sih? Walaupun kamu nyelesaikan soal di depan kelas, tetap saja luka bakarmu itu hinggap di kepalamu. Nggak akan merubah keadaan…” ejek Mutia lagi.
“Ha ha ha ha ha” Tawa teman-teman Mutia terdengar saling bersautan.
Donika sudah tidak tahan lagi mendengar berbagai macam hinaan yang dilontarkan oleh Mutia. Ia menangis keluar kelas menuju parkir sekolah dan bergegas mengayuhnya. Dia tidak memperdulikan terik matahari yang menyengat kulitnya. Dia juga tidak perduli dengan pandangan orang-orang di jalanan. Pandangan yang tertuju pada air mata yang membasahi pipi Donika. Angin seolah tak mampu mengeringkan air mata Donika yang keluar dengan kesedihan yang mendalam itu. Saat itu, seluruh pikiran Donika dipenuhi dengan kebencian. Ia sangat benci kepada Mutia yang begitu tega mengejeknya. Ia juga sempat berpikir, Mengapa ia dilahirkan hanya untuk diolok-olok? Kenapa hidupku begitu susah hanya karena luka bakar ini?
***

Donika sampai di rumah dengan pipi yang masih basah karena air mata. Ia membanting tasnya di atas meja ruang tamu. Ia berlari menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur. Ia menangis di pelukan Ibunya. Ibunya membalasnya dengan belaian di kepalanya.
“Ada apa sayang? Temanmu mengejekmu lagu? Sudah, jangan menangis ya? Ada Ibu di sini.” Kata Ibunya lembut.
“Kenapa mereka selalu seperti itu Bu? Seburuk itukah aku?” kata Donika lirih dengan air mata yang masih membasahi pipinya. Ucapannya terdengar terbata-bata karena tangisan yang tidak bisa ia hentikan itu.
“Huuusshh… Mana boleh bicara seperti itu nak? Lihatlah cermin di kamarmu. Kamu adalah satu-satunya gadis tercantik yang ibu miliki. Tidak ada penyesalan sedikit pun Ibu membesarkan gadis secantik dan sepintar kamu.” Kata Ibunya seraya mengusap air mata di pipi Donika.
“Benarkah? Tapi kenapa mereka terus mengejekku Bu?” Tersenyum kepada Donika.
“Mungkin mereka iri dengan apa yang kamu punya saat ini nak. Sudah ya, jangan nangis lagi. Ayo, ikut Ibu jalan-jalan sekarang. Kita cari udara segar supaya kamu nangis lagi ya…” nasihat Ibunya seraya tersenyum kepada anaknya.

Ibu berusia 40 tahun itu berusaha menghibur anaknya. Meskipun dalam hatinya tersimpan kesedihan yang mendalam saat melihat air mata yang membasahi pipi anaknya, ia mencoba untuk dapat terlihat tegar di depan anaknya. Dia sadar, dia tidak bisa mengubah keadaan. Yang dapat dilakukannya saat ini hanyalah mencoba menghadapi keadaan. Keadaan tersulit dalam hidupnya.
Saat mengandung anak gadisnya itu, tidak terbesit sedikit pun pemikiran akan kejadian seperti ini. Ia tidak pernah menduga, keadaan sesulit ini akan dihadapi anaknya pada usia 13 tahun. Kalau saja waktu dapat diubah dengan nyawa. Mungkin ia akan mengorbankan nyawanya agar luka bakar yang ada di kepala Donika bisa hilang. Ia akan melakukan apa pun untuk menghapus air mata yang membasahi pipi Donika. Nyawa tak akan membuatnya berpikir dua kali demi kebahagiaan putrinya.
***Setelah shalat dzuhur, Donika bergegas mengenakan kaos merah dengan celana hitam lalu duduk ruang tamu. Ia menunggu Ibunya yang sedang shalat dzuhur. Selang beberapa waktu, Ibu Donika keluar dengan pakaian lengan panjang berwarna putih dan bawahan celana panjang berwarna hitam, serta rambutnya terbungkus rapi dalam kerudung berwarna coklat seraya mengambil kunci mobil dan menyuruh Donika agar segera masuk ke dalam mobil.
“Ayo kita berangkat! Kamu sudah siap kan?” Tanya Ibunya.
“Siiiaaappp….” Jawab Donika dengan penuh semangat. Dia paling senang kalau diajak jalan-jalan oleh Ibunya yang sudah terlihat tua itu.
Dalam perjalanan, Donika tampak sangat bahagia saat ibunya mengajaknya berkeliling-keliling menggunakan mobil Kijang yang sudah terlihat tua itu. Namun demikian, mobil tua itu menyimpan banyak kenangan yang berharga bagi Donika dan Ibunya.
“Bu, kelihatnya ice cream itu sangat segar. Bisakah kita berhenti sebentar? Aku ingin membelinya.” Ujar Donika sambil menunjuk ke arah gerobak ice ice cream yang ada di seberang jalan
“Tentu saja nak.” Kata Ibu Donika tersenyum, seraya memarkirkan mobilnya di dekat gerobak penjual ice cream

Setelah turun dari mobil, Donika langsung berlari menuju gerobak ice cream. Ia langsung memesan ice cream rasa coklat kesukaannya.
“Ice cream coklatnya satu ya pak…” ujar Donika kepada Penjual ice cream
“Ini uangnya Pak.” Donika memberikan uangnya dan megambil ice cream coklatnya.
“Terima kasih ya neng.” Ujar penjual ice cream.
Donika tersenyum bahagia sambil menjilati ice cream coklatnya. Kesedihan yang tadi tampak jelas di wajahnya, kini telah hilang. Ibunya tersenyum bahagia melihat senyum lebar yang tergambar jelas di wajah Donika. Senyum itu menyejukkan hati Ibu Donika. Melihat anaknya bahagia terasa seperti melihat surga. Ia selalu berpikir bahwa hidupnya diciptakan hanya untuk membesarkan dan membahagiakan anak gadisnya itu. Ia juga selalu bersyukur kepada Tuhan atas hembusan nafas yang masih dirasakannya sampai saat ini. Tanpa hembusan nafas yang diberikan Tuhan, dia tidak tahu bagamana kehidupan anak gadisnya itu. Dia tidak bisa membayangkan hal itu terjadi, karena ia selalu ingin berada di dekat Donika. Dia ingin selalu melihat kebahagiaan Donika. Meskipun ia juga mempunyai suami sangat menyayangi keluaraganya, ia selalu ingin menjadi yang terbaik bagi Donika.
“Ibu, ice creamnya sudah habis. Apakah kita jalan-jalan lagi?” kata Donika membuyarkan lamunan Ibunya.
“Tentu saja nak.. naiklah ke dalam mobil.” Jawab Ibunya dengan senyum lebar mengembang di wajahnya.
Mobil Kijang tua itu pun kembali melaju dengan senyum kegembiraan orang-orang yang ada di dalamnya.
Dalam perjalanan, Donika sesekali tertawa lepas karena cerita lucu yang sengaja dibuat oleh Ibunya. Ibunya tahu bagaimana cara menghibur anak gadisnya itu. Namun, saat Ibu Donika kehabisan cerita, Donika akan kembali terdiam dan menyibukkan diri dengan melihat toko-toko yang ada di pinggir jalan.

Hari semakin sore, Donika terlihat mengantuk. Ibunya pun memutuskan untuk pulang ke rumah. Donika tertidur lelap saat perjalanan pulang. Sesampainya di rumah, ia membangunkan Donika.
“Nak, bangun nak, ini sudah sampai” kata Ibu Donika membangunkan anaknya.
“Hhhhooooaaammm… baik Bu” kata Donika sambil dan menutup mulutnya yang menguap itu.
“Kamu shalat ashar dulu ya. Setelah shalat, jangan tidur dulu ya cantik..! Gak baik anak perempuan tidur saat menjelang maghrib.”
“Baik Bu…” jawab Donika sambil bergegas menuju kamar mandi.
****

Pukul lima sore, Ayah Donika datang. Donika sangat menanti saat-saat ini. Dia langsung memeluk ayahnya.
“Anak cantik apa sudah mandi ini? Baunya kok masih kecut gini ya?” kata ayahnya menggoda seraya memeluk anak gadisnya itu.
“Heemmbb…. Ayah,,, aku sudah mandi yah… bau kecut dari mana sih? Ayah tu yang belum mandi makanya bau kecut.” Jawab Donika dengan memanyunkan mulutnya. Ia tahu kalau ayahnya sedang menggodanya. Setelah itu, ia berjalan menghampiri istrinya, dan memeluknya.
****

Adzan Maghrib terdengar berkumandang. Donika langsung bergegas mengambil wudlu untuk menunaikan shalat. Ia sudah terbiasa melakukan shalat tepat waktu. Setelah shalat Maghrib, ia selalu menyempatkan diri untuk mengaji. Baginya, mengaji adalah waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Berkomunikasi atas masalah yang ia hadapi di dunia yang kelam ini. Dia tidak pernah menuliskan masalah-masalah yang ia hadapi ke dalam buku Diary seperti yang biasanya dilakukan oleh anak perempuan yang seumuran dengannya. Karena menurutnya, menulis Diary tidak akan menyelesaikan masalah. Meskipun menurut sebagian orang menulis Diary dapat melegakan hati. Tapi, menulis di buku Diary tidak akan menyelesaikan masalah. Berbeda dengn mengaji. Dengan mengaji, Donika akan merasa lega, dan masalah akan terselesaikan dengan sendirinya di luar dugaan. Hal ini sudah pernah dialami Donika saat ia terpuruk karena adik laki-laki yang berusia 5 tahun yang sangat dicintanya meninggal dunia tahun lalu. Ia bisa menghadapi semua itu karena bantuan Tuhan yang memudahkan semua jalan yang dia alami. Karena itu, ia yakin, pada saat mengaji hatinya akan tentram.

Terkadang, secara tidak sadar, air matanya akan mengalir keluar saat mengaji. Ia tidak pernah menduga, hal seperti ini bisa terjadi. Bukan karena ia merasa terbebani atas masalah yang ada. Ia menangis karena pada saat mengaji, ia membayangkan Tuhan ada di depannya dan mendengar atas masalah-masalah yang dialaminya. Ia juga membayangkan berada di pelukan Tuhan. Tuhan yang selalu ada untuknya, Tuhan yang selalu mendengar masalah-masalahnya. Dan Tuhan yang selalu memberikan kehidupan yang patut disyukuri.
****Pukul 9 malam, setelah shalat Isya’, Donika bergegas menuju tempat tidurnya. Selang beberapa waktu, Ibu Donika masuk ke dalam kamar Donika. Ia hanya ingin memastikan, Donika bisa tertidur dengan nyenyak tanpa memikirkan masalah yang Donika alami di sekolah tadi. Dan setelah ia periksa, ternyata Donika sudah tertidur. Ia menghampiri anaknya itu dan mencium keningnya dengan perlahan. Ia tidak ingin mebangunkan Donika yang sudah terlihat tidur pulas. Tapi, ia beranjak akan berdiri, sempat dikagetkan oleh pelukan yang tiba-tiba datang dari arah belakang. Ia bisa menebak bahwa itu adalah pelukan anak gadisnya. Ia membalikkan badannya, dan memeluk Donika.
“Aku sayang Ibu.” Bisik Donika di telinga Ibunya.
“Aku juga sayang kamu nak.” Jawab ibunya seraya membelai rambut Donika.
Kemudian Donika kembali ke tempat tidurnya. Ibunya belum ingin beranjak pergi meninggalkan kamar anaknya. Ia mengelu-elus rambut Donika, sedangkan Donika memeluk kaki Ibunya. Dan beberapa waktu kemudian, Donika pun tertidur pulas. Ibunya pun meninggalkannya dengan perlahan dengan maksud tidak ingin Donika terbangun.
****

Keesokan harinya, Donika kembali bersiap pergi ke sekolah. Ia siap menghadapi segala kemungkinan kejadian yang mungkin dapat menyakitkan hatinya. Ia mengenakan pakain seragamnya dengan penuh semangat. Namun, ia dikagetkan dengan kedatangan Ibunya yang membawakannya pakaian seragam putih lengan panjang, rok biru panjang serta kerudung putih yang siap untuk dikenakan.
“Nak,, ini Ibu belikan kamu seragam sekolah baru lengkap dengan kerudungnya. Apa kmu senang?” Tanya Ibu Donika.
“Benarkah..? Terima kasih Ibu. Ini bisa membantu menutupi lukaku. Aku sangat senang Bu. Terima kasih banyak Ibu. Aku sayang Ibu.” Kata Donika bahagia seraya memeluk Ibunya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
“Ia nak… Ibu juga senang kalau kamu senang…” kata Ibu Donika senang, serta membalas pelukan Donika.
Wanita separuh baya itu terlihat sangat senang. Ia sengaja membelikan seragam dan kerudung itu karena ia tidak ingin lagi melihat tangisan anaknya. Tangisan yang bisa menghancurkan hatinya.
****

Setelah menghsbiskan sarapannya, ia bergegas bersiap pergi ke sekolah. Ia mencium tangan dan pipi Ibunya
“Donika berangkat Bu. Assalamu’alaikum….” Pamit Donika dengan senyum yang tidak henti-hentinya ia perlihatkan. Ia segera bergegas naik mobil milik Ayahnya.

Di tengah perjalanan, Donika merenungkan atas kebahagiaan yang ia alami saat itu. Donika sadar bahwa Tuhan menjawab curahan hatinya tadi malam. Tuhan juga telah menyampaikan sebuah teguran melalui Ibunya. Teguran untuk memakai kerudung dan menutup aurot. Kerudung yang dapat menutupi semua lukanya. Luka dari yang dideritanya dan luka di dalam hatinya. Donika juga baru sadar, Tuhan telah mengirimkan malaikat yang selalu ada di sampingnya. Malaikat yang selalu membantunya untuk menghadapi semua masalah-masalah yang tidak berujung. Malikat itu adalah Ibu yang selalu ada di sampinya di kala suka maupun duka.
Sejak saat itu, ia berjanji pada dirinya sendiri, ia akan mengabaikan omongan teman-temannya di sekolahan. Ia sadar, teman bukanlah prioritas utama saat sekolah. Senyum bangga orang tua akan kesusesannya di masa depan adalah sesuatu yang harus diwujudkannya. Tanpa teman, hidupnya akan baik-baik saja. Karena ia masih punya Tuhan dan orang tua yang sangat menyayangi dan selalu ada untuknya.
Sumber:http://www.lokerseni.web.id/2012/11/pelukkan-tuhan-cerpen-islam.html

Ya Allah… Kutitipkan Rinduku tuk Kekasih-Mu

Ya Allah… Kutitipkan Rinduku tuk Kekasih-Mu

“Ya Allah. . apakah salah jika aku merindukan kekasih-Mu. . aku sungguh sangat merindukan kekasih-Mu. . aku ingin bertemu dengannya. . “ ucapku dalam hati, dikala aku tengah teringat akan nabiku. Ia adalah sosok tauladan yang sangat aku rindukan.
Hatiku menangis jika aku teringat akan pengorbanan yang telah Beliau berikan untukku. Meskipun aku sempat berpikir, apakah aku pantas mengidolakan Beliau?. .

Dengan pikiran seperti itu. Aku meluapkan perasaanku kepada sahabat terbaikku. Tapi sebelum itu semua terjadi, terlebih dahulu aku bertanya idola sahabatku itu.
“Eva. . siapakah idolamu. . ?” tanyaku.
“Untuk apa kamu bertanya seperti itu ukh. . ?” tanya Eva heran.
“Aku hanya ingin tahu. . siapakah idolamu. . ?” tanya balikku.
“Baiklah. . Tapi sepertinya, aku tidak perlu menyebut nama idolaku. . karena aku yakin. . kamu pasti tahu siapa idolaku. . “ jawab balik Eva.
“Apakah kekasih Allah. . Nabi Muhammad Saw. . “
“Na’am. . “ jawab balik Eva sambil tersenyum.
Dengan perasaan senang, aku langsung memeluk sahabatku. Aku merasa bersyukur karena tidak hanya aku saja yang mengidolakan Beliau. Dan dari situpun, aku langsung meluapkan perasaanku.
Meskipun sebenarnya, sulit untukku mengatakan hal itu. Tapi disisi lain, aku berfikir, untuk apa aku memendam semuanya sendiri.

Sambil menatap indahnya suasana sore, aku luapkan perasaanku, kepada sahabatku.
“Eva. . pada saat aku berzikir pagi dengan teman-teman sekolahku. . guru agamaku bercerita seputar kisah Nabi Muhammad Saw. Aku sungguh merindukan nabi kita. . aku malu akan dosa-dosa yang telah aku lakukan selama aku hidup. . apakah pantas. . aku mengidolakan nabi kita. . apakah aku pantas?” tanyaku.
“Din. . akupun berpikir hal yang sama sepertimu. . tapi kau harus tahu. . Allah Maha Pengampun lagi Maha penyayang. . Jika kamu bersungguh-sungguh untuk memperbaiki dirimu dari dosa-dosa yang telah kau perbuat. . Allah akan memaafkan dosa-dosamu. . teruslah berharap Ridho Allah. . teruslah berjuang untuk menegakkan islam lewat dakwah kita. . Insya Allah. . kita akan bertemu Rasulullah di surga kelak. . “
Mendengar apa yang Dinda katakan, aku kembali memeluk sahabatku dan langsung melepaskan pelukanku.
Sambil tersenyum, Eva memberikan tissue kepadaku. Ia tidak ingin, jilbabku basah karena air mataku. Sungguh, aku bersyukur memiliki sahabat seperti Eva.
Ketika air mataku sudah terhapus dengan tissue pemberian Eva. Aku langsung tersenyum sambil memandang wajah sahabatku. Wajah yang sangat ayu dan sholehah.
Setelah itu, aku langsung mencubit pipi Eva yang tembem seperti bakpau.Tidak heran jika ia meringis kesakitan.
“Au. . sakit ukh. . “
“Maaf ukh. . aku cuma gemas saja sama kamu. . abis pipimu seperti bakpau. .” ucapku sambil tertawa kecil. Sedangkan Eva hanya cemberut sambil mengelus pipinya yang sakit.
Tapi untungnya, Eva tidak marah dengan kejailanku itu. Ia malah penasaran dengan ceritaku tentang Nabi Muhammad. Sambil tersenyum, ia bertanya seputar kisah Nabi Muhammad sebelum wafat.

Dengan perasaan yang teramat sangat rindu akan sosok Beliau. Akupun langsung menceritakannya.
“Saat itu, tepatnya saat sore hari. . nabi kita memberikan khutbah terakhirnya dengan nada yang amat lemah. . “Wahai Umatku. . Kita Semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taatilah dan bertakakwalah kepada-Nya. . Kuwariskan dua perkara pada kalian Yakni Al-Qur’an dan As-Sunah. .
Nabipun kembali bersabda. . “Barang siapa mencintai sunnahku, berarti engaku mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku akan masuk surga bersamaku. .”
Dan pada saat khutbah terakhirnya itu. . ia akhiri dengan memandang para sahabatnya. . dengan tatapan tenang. .
Abu Bakar menatap matanya itu. . dengan berkaca-kaca. .
Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. .
Usman menghela nafas panjang. .
Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. .
Dan para sahabat saat itu mulai mengerti, jika Rasulullah akan pergi meninggalkan kita semua.
Manusia tercinta-Nya itu telah selesai menjalankan tugasnya di Dunia.
Tanda-tanda itu semakin kuat. . tatkala Ali dan Fadhal dengan cepat menangkap Rasulullah yang kondisinya semakin lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. . “ . . “ ucapku sambil menangis dan menghela nafas panjang.
Melihatku seperti itu, Eva menatapku sambil menangis. Iapun menginginkanku untuk menceritakan kembali kisah Nabi Muhammad Saw.

Dengan perasaan yang masih rindu dan sedih. Akupun kembali menceritakan kisah Nabi Muhammad Saw.
“Disaat itu. .kalau saja para sahabat mampu berada disana. . pasti akan menahan detik-detik berlalu.
Matahari makin tinggi. . tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup.
Sedang di dalamnya. . Rasulullah tengan terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.
Tiba-tiba dari luar pintu, terdengar seorang berseru mengucapkan salam dan Fatimah langsung membuka pintunya. Tapi ia langsung menutup pintunya kembali, karena ia menagatakan bahwa sang ayah tengah demam.

Setelah orang itu sudah pergi, Fatimah langsung menghampiri sang ayah. . sang ayah bertanya perihal tamu tersebut. .
“Siapakah itu wahai anakku. . ?” tanya sang ayah.
Fatimahpun menjawab. . “Tak tahulah ayahku. . aku baru pertama kali melihatnya. . “.

Dan pada saat itulah, Rasulullah menatap wajah putrinya dengan pandangan yang menggetar seolah-olah seluruh sudut wajah anaknya itu hendak dikenangnya. . dan Beliau langsung berkata. .
“Ketahuilah nak. . dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. . DIALAH MALAIKAT MAUT. . “
Mendengar apa yang sang ayah katakan, Fatimah menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut telah datang menghampiri Rasulullah.

Dan ternyata benar, ia akan segera pergi meninggalkan kita semua. Tapi sebelum itu semua terjadi, Ia merasa cemas dan khawatir dengan umatnya kelak. Iapun langsung meminta kabar kepada malaikat Jibril. .
“Kabarkan kepadaku. . bagaimana nasib umatku kelak. . ?” tanya Rasulullah.
Dan malaikat Jibrilpun menjawab, “Jangan khawatir wahai Rasul Allah. . Aku pernah mendengar Allah Berfirman kepadaku:” kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya. . “
Dan setelah itu, malaikat Izroil mulai melakukan tugasnya.

Perlahan-lahan Ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat lehernya menegang. .
“JIbril. . betapa sakit sakratul maut ini. . “ perlahan desiran Rasulullah mengaduh.
Fatimah hanya mampu memejamkan matanya sementara. . Ali yang ada disampingnya, menunduk semakin dalam.
Sesaat kemudian. . terdengar suara Rasulullah memekik karena sakit yang tidak tertahankan lagi. .
Dan iapun berkata. . “Ya Allah. . dahsyat sekali maut ini. . timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku. . Jangan pada umatku. . “

Dan pada saat itulah. . badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Alipun segera mendekatkan telinganya.
“Vushiikum bis sholati, wa maa malakat aimanuku. . “
Yang artinya: peliharalah salat dan peliharalah orang-orang yang lemah diantaramu.
Di luar pintu, tangis sahabat terdengar dan langsung berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
Dan kata terakhir sebelum beliau wafat adalah “ Ummati. . ummati. . ummati. . “ yang artinya umatku, umatku, umatku. .
Dan akhirnya berakhirlah hidup manusia mulia itu. “ ucap terakhirku.
Mendengar cerita itu, aku langsung menutup wajahku. Dan sahabatkupun langsung memelukku sambil menangis. Ia tidak pernah menyangka, di akhir hayat Rasulullah. . Beliau masih mencemaskan umatnya. . bahkan Beliau rela menanggung siksa maut umatnya. .

Ketika antara aku dan Eva sudah mulai tenang, kami langsung berdoa kepada Allah. . agar kami bisa bertemu dengan-Nya juga kekasih-Nya di surga kelak. . kamipun tidak lupa untuk menitipkan rasa rindu kami untuknya.
“Ya Allah. . Kutitipkan Rinduku tuk Kekasih-Mu. . “.

Sumber: http://www.lokerseni.web.id/2012/11/ya-allahkutitipkan-rinduku-tuk-kekasih.html

Just another Blog MTsN Baranti Sites site

Featuring WPMU Bloglist Widget by YD WordPress Developer