naskah drama persahabatan

Pada suatu hari disebuah kantin

Hilmiah, Djuania dan Dennita sedang berada di kantin. Mereka sedang makan sambil bercerita. Tiba-tiba datanglah trio evil yang menyambar pembicaraan mereka.

Enie : Hello, kalian ! ngapain kalian disini ! (memukul meja)

Anisyah : Ini tuh tempat khusus buat kita ! jadi loh mendingan cabut sana !

Nenie : Bener tuh ! Loe, Loe dan Loe out! (menunjuk ke Hilmiah, Djuania dan Dennita)

Hilmiah : Apa hak kalian mengusir kami. Lagian inikan tempat umum. Bukan tempat bokap kalian !

Anisyah : Eeeh. Eeeh. Nih anak sudah mulai melawan yah ! Apa perlu saya panggilkan satpam untuk ngusir kalian!

Djuania : Ok, silahkan saja panggil satpam. Kalian pikir kami takut dengan kalian.

Enie : Keterlaluan kalian (hampir menampar Djuania, tapi tiba-tiba Dennita berbicara)

Dennita : Hey.. jangan. Sudahlah, Biar kami saja yang mengalah. Ayo kita pergi dari sini.

Hilmiah, Djuania dan Dennita pun pergi meninggalkan kantin.

Nenie : Akhirnya mereka pergi juga. Hahaha

Tidak lama berselang bel pun berbunyi. Semua murid mengambil tasnya dan bergegas untuk pulang.

Seperti biasanya grup Sehat sering mengerjakan tugas di rumah Hilmiah. Jadi tiap sore Djuania dan Dennita datang kerumah Hilmiah. Orangtua mereka pun sudah saling mengenal satu sama lain.
Sore, dirumah Hilmiah

Djuania+Dennita : Assalamualaikum (mengetuk-ngetuk pintu)

Hilmiah : Waalaikumsalam (membuka pintu) silahkan masuk tuan putri (sambil mengulurkan tangannya kebawah)(sedang bercanda untuk menghibur mereka)

Hilmiah+Djuania+Dennita : hehehehehe

Mereka ber-3 menuju ke ruang tamu. Tempat dimana mereka sering mengerjakan tugas sambil berbagi cerita. Kali ini tugas yang dikerjakan oleh mereka ber-3 adalah tugas bahasa indonesia yaitu membuat proposal. Mereka lalu mengeluarkan buku dari tas. Tapi kali ini mereka tidak bisa menyelesaikannya karena ada keributan di samping rumah Hilmiah. Entah mengapa orang itu sangat ribut. Mungkin ada masalah di keluarga mereka.

Djuania : Aduh, berisik amat! Mana bisa kita selesaikan tugas ini kalau situasinya begini.

Dennita : Tetanggamu kenapa sih? Kok heboh amat!

Hilmiah : Aku juga nga tau nih. Nga biasa-biasanya mereka ribut seperti ini.

Mereka ber-3 keluar rumah untuk melihat situasi. Ternyata keributan itu datang pada rumah Anisyah. Diluar rumah Anisyah ada kelompok trio evil yang sedang kebingungan. Kelompok Sehat pun menuju ke rumah Anisyah.

Hilmiah : Anisyah, ada apa dengan kamu?
(Anisyah hanya nangis dan merunduk)

Enie : Ngapain loh kesini! Sudah pulang sana, mengganggu aja!

Nenie : Loh kok masih disini. Kalian budek ya! Kami bilang pergi dari sini ! ( dengan suara yang kejam)

Anisyah : Sudahlah, jangan husir mereka. Mereka kan teman kita juga.

Enie : Kamu kenapasih Anisyah? Kenapa mesti lo bela mereka?

Nenie : Anisyah, kamu habis kesambet batu yah ?

Anisyah : Sudahlah, hentikan semua kebodohan ini.

Enie : Maksudloh apasih? Gue nga mengerti dengan semua ini!

Nenie : Baiklah kalo ini mau kamu. Kami akan menurutinya.

Djuania : Kok kamu sedih sih Anisyah? Emengnya ada apa?

Anisyah : Aku tidak habis pikir. Kenapa sih orangtuaku selalunya bertengkar. Apa mereka tidak lelah dengan semua ini?

Dennita : Kamu yang sabar yah Anisyah.

Anisyah : Tapi aku sudah benar-benar tidak tahan lagi. Hampir setiap hari dan setiap saat aku mendengar bapak dan ibuku bertengkar.

Hilmiah : Mungkin memang saat ini bapak dan ibumu sedang ada masalah. Berdoa sajalah, semoga masalah mereka segera bisa diatasi.

Enie : Kami pun akan turut berdoa agar orangtuamu tidak bertengkar lagi.

Anisyah : Hatiku hancur waktu mendengar ibuku minta cerai. Seandainya mereka benar-benar bercerai, aku harus ikut siapa? aku malu, malu dan sangat malu sekali teman-teman.

Nenie : Aku mengerti sekali perasaanmu, tapi kamu juga jangan sampai terlalu sedih karena aku khawatir kalau kamu terlalu sedih nanti malah akan mempengaruhi fisikmu.

Hilmiah : Iya Anisyah. Semua ini pasti ada jalan keluarnya kok.

Anisyah : Ah biarlah, seandainya aku sakit, mungkin orang tuaku tidak peduli sama sekali.

Djuania : Tidak ada orang tua yang tidak peduli dengan anaknya.

Dennita : Mungkin saat ini mereka berdua sedang ada masalah jadi mereka terlihat sibuk dengan urusan mereka sendiri.

Anisyah : Percuma aku punya orang tua kalau setiap hari isinya bertengkar saja. Apa mereka berdua tidak malu dengan tetangga yang sudah pasti mendengar suara mereka bertengkar?

Hilmiah : tapikan biar bagaimana pun juga dia tetap orangtuamu.

Anisyah : Saya harus bagaimana (sambil menunduk dan menangis)

Enie : sampaikan bahwa kamu merasa sangat tidak nyaman bila mereka berdua bertengkar.

Anisyah : akan saya coba

Nenie : Nah, kamu jangan sedih lagi ya. Ayo donk tersenyum lagi (sambil mengusap air mata Anisyah)

Anisyah : terimakasih yah. Kalian sudah ingin menjadi temanku. Dan memberiku semangat dengan cobaan ini. Aku sayang kalian semua.

Hilmiah : kami juga sayang kok sama kamu.

Kesemua dari mereka lantas berpelukan antara satu sama lain.

sumber:http://www.teksnaskahdrama.com/2013/11/contoh-naskah-drama-persahabatan.html#ixzz2wVOIOFew

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *