cerpen hari yg menyebalkan

 

 

Kriinggg…
Kringg…
Aissshh… Heeey, ayolah, kurasa ini bukan saat yang tepat untuk HP yang telah ku pasang alarm berbunyi. Sekarang benda itu masih sanggup bernyanyi dengan rasa tak berdosa, melengkingkan suara aneh itu. Aku benar-benar berharap agar hari Jumat itu berubah menjadi hari Minggu yang mengasyikkan, lalu aku tetap dapat menggulung diri dalam selimut dan kembali terbang ke alam mimpi.
Huuh.. Tapi sekarang itu hanya angan, karena percuma saja aku mengabaikan alarm itu, karena bila tidak bangun segera, alarm lain pasti akan berbunyi. Yaaa… suara Ibuku akan menjadi pengganti alarm itu nantinya, jadi lebih baik sekarang aku bangun.

 

Ketika aku terjaga dari tidurku, aku melihat jam dinding di kamarku, eehh.. eh ternyata sudah menunjukkan Pukul 05.45 WIB, haaduuh haduh. Tanpa memperdulikan alur cerita di dalam mimpi indahku, langsung Aku pun bergegas bangun dan tidak sempat merapikan tempat tidurku. Dan agak terkejut juga karena aku masih punya tenaga untuk tegak dari tempat tidur, padahal otakku sudah berteriak minta tidak bangun, namun badanku justru menentangnya, dan kini aku benar-benar bangun.

 

Selesai mandi dan memakai seragam lengkap, Ibuku menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu, tapi akunya ngotot nggak sarapan karena sudah mau cepat-cepat berangkat sekolah, takutnya nanti telat. Akhirnya ibuku menyuruhku untuk minum susu saja dan makan roti sedikit.

 

Kebetulan Aku berangkat ke Sekolah menggunakan sepeda motor yang dibelikan oleh Ayahku. Lalu, tidak lupa juga aku berpamitan kepada kedua Orangtuaku.
“Assalamualaikum Pak, Bu.. Aku berangkat sekolah dulu.”
“Wa’alaikumsalam.” sahut Ayah dan Ibuku secara serempak.
“Hati-hati di jalan Nia..” seru Ayahku.
“Iya.” jawabku.

 

Pukul 06.30 pagi, Aku berangkat dengan tergesa-gesa, maklum… takut kesiangan. Coba apa akibatnya jika datang ke Sekolah kesiangan? Sudah telat, nanti nggak diizinkan masuk Sekolah, karena gerbang sudah ditutup, atau bisa-bisa malah dimarahin Guru lagi. Iiihh.. iih… iihh ngeri deeh. Perasaan itu yang terus menerus terpikirkan dalam pikiranku, sewaktu di perjalanan.

 

Jarak antara Sekolah dengan rumahku, kira-kira 6 km, bisa di bilang sangaaat dekat.. Yaaa kalau naik Pesawat, dan bisa juga di bilang sangaaat sangatlah jauuuhh, kalau jalannya sambil ngesot. Hehehe..

 

Di tengah perjalanan, sepeda motor yang Aku kendarai terasa nggak nyaman, ya jalannya jadi kayak oleng nganan oleng ngiri jadi belak belok gitu. Ketika aku cek, Aku tidak tahu letak kerusakan sepeda motorku itu. Aku pun malah jadi tambah bingung, harus gimana ini ya Allah? Ooo… Setelah Aku periksa kembali, eh… Ternyata Ban Motorku kempes alias bocor. Tanpa pikir panjang, Aku langsung searching deh, hehe sok inggris yak.. ya searching tambal ban motor terdekat di sepanjang jalan.
Tapi tetap saja aku kendarai motorku itu dengan sangat pelan dan hati-hati, takutnya nanti Akunya malah jatuh? Yaaa.. nyium aspal gitu laah.. atau nanti malah nabrak orang, Duuh haduuh bukannya berangkat sekolah malah berangkat ke rumah sakit kan ntar akunya.. Repot plus Rempong ciinn…

 

Alhamdulillah akhirnya sampai juga di tempat tambal ban yang letaknya tidak jauh dari sekolahanku. Tapi disitu ada kakek-kakek yang sedang nongkrong duduk asik di situ. Aku kira beliau pemilik bengkel tambal ban itu, tapi setelah kutanyai,
“Mbah, tolong.. ini lho ban motor saya bocor.”
“Eh, maaf bukan aku yang punya bengkel ini ndok..” jawabnya.
Ohh mungkin beliau bapaknya pemilik bengkel tambal ban itu atau keluarganya, pikirku.
“Lalu? Pemilikinya mana Mbah?” tanyaku kembali.
Namun, alangkah EMEJINGnya!!!! Betapa menakjubkan!! Ketika Mbah itu menjawabnya dengan santai bahwa orang yang punya Bengkel tersebut masih ngorok alias bobo.
Aissssh… Eee Buusssyett daaah.

 

Akhirnya Simbah itu masuk ke dalam. Dan beberapa saat kemudian muncul keluar lelaki berbadan gemuk dengan rambut cukup lebat di janggutnya dengan tampang seperti orang yang baru saja bangun dari tidurnya yang nyenyak. Sambil berjalan lambat Ia menghampiriku.
“Kenapa? Bocor dek?”
“Iya pak… ini saya titipkan dulu disini untuk diperbaiki, soalnya saya harus cepat-cepat ke sekolah, karena sudah hampir jam 7. Nanti sepulang sekolah Saya ambil.”

 

Segera aku bergegas menuju sekolah, Alhamdulillah dengan jarak yang cukup dekat dari tambal ban itu ke sekolah, ya mungkin sekitar 150 meter, cukup dengan berjalan kaki saja pasti sudah bisa sampai kok sebelum jam 7.

 

Sepulang sekolah, Aku pun kembali ke bengkel untuk mengambil motorku. Tapi alangkah sialnya, ternyata kata bapak pemilik tembel ban itu, ban dalam motorku yang di belakang ternyata sobek. Kepalaku pun kembali pusing memikirkan itu. Aku harus bagaimana? HP saja Aku lupa bawa, jadinya ya gak bisa menginformasikan keluarga atau siapa gitu yang itu yang bisa dimintai bantuan untuk mengurus ini.

 

Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan motorku disitu dulu dan akan kuambil nanti setelah Dzuhur atau Jum’atan selesai. Pulangnya terpaksa aku harus nebeng deh sama adek kelas yang juga bawa motor dan rumahnya juga sangat dekat dengan rumahku.

 

Sialnya lagi, sesampainya di rumah, aku dimarahi oleh Ibuku, karena kejadian sepele tadi pagi sebelum berangkat sekolah, ya aku tau, aku lupa merapikan tempat tidurku. Namun, setelah itu aku langsung menceritakan kejadian tadi pagi pada saat perjalanan ke sekolah kepada ayah dan ibu. Lalu Ayahku menyuruhku nanti mengambilnya sama Om ku saja.

 

Huuh betapa menyebalkannya ya.. memang sungguh sial benar nasibku hari itu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *