All posts by 122643

Naskah Drama Persahabatan Sejati

Janji Persahabatan
Meli menghampiri Yudha dan Aldi yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di sebuah pertamanan.
Meli   : “Hey” (sambil memegang bahu Aldi dan Yudha)
Yudha: (mengalihkan pandangan dari sebuah buku) “Dari mana saja kamuu, Mel?”
Meli   : “Nih, tadi abis dari sekolah.”
Yudha: “Memangnya ada apa?”
Meli   : “Eskul”
Yudha: “lho.. kok pulangnya cepet?”
Meli   : “gak tau nih, pembinanya lagi ada masalah.”
Yudha: “Oh” (sambil mengalihkan pandangan ke arah Aldi)
Meli   : (mengerutkan kening seraya mengalihkan pandangan ke Aldi) “Hey, Di!”
Aldi    : (Terkejut dan membidik satu pandangan) “Kenapa?”
Meli   : “lagi dengar lagu apa kamu, Di? serius amat!”
Aldi    : “Hehe, nih lagi dengerin lagunya Ayu Ting-Ting. Alamat Palsu…”
Meli   : “waduh… demam Ayu Ting-Ting dia.” (tertawa)
Aldi    : “Oh ya, Yesi sama Rizal kemana ya?”
Meli   : “lagi eskul mereka mah.”
Yudha: “sob, udah masuk waktu Ashar, mendingan pulang aja yuk.”
Aldi    : “yuk, mari…”
Saat jam pelajaran kosong, Rizal keheranan melihat Aldi tak seperti biasanya.
Rizal   : “kenapa kamu, Di? Kamu punya problem?”
Aldi    : “Tidak, Zal.” (menundukan wajah)
Rizal   : “Sudahlah, Di. Jangan akting melulu, jujur kamu punya masalah atau tidak?”
Aldi    : (menarik tangan Rizal dan bergegas menuju sebatang pohon)
Rizal   : “kenapa kamu ajak aku kesini, Di?”
Aldi    : “Tapi kamu janji, aku kan sahabatmu! jangan memberitakan hal ini kepada siapapun, terutama Yudha, Meli, Yesi.”
Rizal   : “ya, aku janji!” (Melingkarkan kelingkingnya pada kelingking Aldi)
Aldi    : “Aku mengidap Leukimia akut, Zal.”
Rizal   : “Serius kamu, Di?”
Aldi    : “Tak akan ada gunanya, Zal aku berbohong dalam suasana seperti ini.”
Rizal   : (diam tanpa kata)
Aldi    : “Zal, aku harap tak kan ada kesedihan di dirimu. Biarkan ini aku saja yang hadapi dan jalani.”
Rizal   : “tapi, Di…”
Aldi    : “Sudahlah, Zal. Jangan terlalu diperpanjang masalah ini adalah bagianku.”
Saat di sekolah Yudha dan Yesi mengkhawatirkan keadaan Aldi.
Yudha: “Yes, kamu tahu dimana Aldi?”
Yesi    : “Aku fikir kamu tahu keberadaan dia.”
Yudha: “Aduh, kemana ya dia? Tak biasanya dia belum dateng jam segini, bentar lagi bel bunyi lagi.” (wajah khawatir sambil mondar mandir)
Yesi    : “Tak tahu lah.”
Meli menghampiri Yudha dan Yesi dengan wajah muram dan terburu-buru
Meli   : “kalian ikut aku!”
Yesi    : “memangnya mau kemana, Mel?” (mengerutkan kening)
Meli   : “Aku juga kurang tahu”
Yudha: “Lho kok bisa? Kamu kan yang ajak, napa kamu sendiri yang gak tahu tujuannya?” (wajah bingung)
Meli   : “tadi aku disuruh Rizal jemput kalian, aku nanya aja dicuekin dia, sudahlah jangan banyak tanya.”
Yudha : “baiklah…”
Sesampainya di tujuan
Yudha: “Untuk apa kau bawa kami ke rumah sakit, Mel?”
Meli   : “nanti kalian bakalan tahu sendiri”
Yudha: (mengerutkan kening0
Yesi    : “Rizal???” (memanggil Rizal yang sedang duduk gelisah dengan kebingungan)
Rizal   : (menatap sejenak tanpa senyum dan sedikit katapun, yang terlihat di wajahnya hanyalah risau)
Yesi    : “kamu gelisah? Kenapa, Zal?”
Rizal   : (menarik nafas dan berdiri dari tempat duduk). “Ikut aku!”
Meli   : “kemana lagi memangnya, Zal?”
Rizal   : (diam tanpa jawaban dan melangkah menuju pintu keluar rumah sakit)
Meli, Yudha, dan Yesi       : (saling berpandangan bingung)
Sesampainya di tempat tujuan
Yudha: “Zal, kenapa rumah Aldi begitu ramai?”
Rizal   : (Berlari menuju rumah Aldi)
Yudha: “Siapa yang meninggal, Zal?”
Rizal   : “sahabat kita.” (menundukkan wajah)
Yudha: “Gak mungkin, Zal. Aldi itu orang yang ceria aku fikir dia tak memiliki penyakit kronis!”
Rizal   : (mengajak duduk untuk menenangkan pikiran sejenak)
Meli   : “Yud, kita tak kan tahu kapan ajal menjemput, walaupun sesorang itu tak memiliki penyakit kronis sekalipun, jika ilahi telah memanggil terjadilah itu, kita tak bisa berbuat apa-apa, sebab keputusan-Nya adalah mutlak dan tak akan bisa di ganggu gugat!”
Rizal   : “kamu benar, Mel. Tapi Aldi pernah cerita bahwa dia mengidap penyakit leukimia akut.”
Meli   : “apa? Leukimia?”
Rizal   : “benar, Mel.”
Yudha: “terus, kenapa kamu tak beritahukan kamu tentang hal itu?”
Rizal   : “sorry, kawan.”
Yuhda: “sorry apanya? Coba kalau kamu kasih tahu dari dulu, mungkin kita bisa ngobatin dia sama-sama!” (nada emosi)
Rizal   : “ma’af, kawan! Bukannya aku tak mau kasih tahu kalian tentang ini, tapi Aldi yang melarang aku tuk sebarkan hal ini kepada kalian.”
Yudha: “tapi kenapa kau turuti perintah dia. Kan ini demi kebaikan dia dan kita semua!”
Rizal   : “Yud, aku cuman menjalankan janjiku.” (wajah emosi)
Meli   : “Sudahlah, sob. Jangan terlalu dipermasalahkan. Yang lalu biarkan berlalu. Masih ada yang harus kita hadapi selanjutnya.”
Yudha: “Ya, kau Cuma bisa bilang kaya gitu, Mel. Tapi kau tak tahu rasa pedih dan rasa sakit ditinggal seorang sahabat sejati.”
Meli   : “Aku tahu, Yud! Tahu! Aku juga pernah ditinggal selamanya dari orang yang aku sayangi, tapi seseorang meyakinkan aku untuk tetap bersemangat dan jangan larut dalam sebuah kesediahan. Dia bilang manusia pergi selamanya bukanlah kemauan dia sendiri, tapi memenuhi panggilan Ilahi!”
Yesi    : “siapa yang bilang kaya gitu, Mel?”
Meli   : “dialah… Aldi.” (dengan senyum tenang)
Yesi    : “kau benar?”
Meli   : “ya, aku tak bohong sedikitpun. Jadi pesan Aldi dulu kepadaku adalah pesan untuk kita semua.”
Yudha: “berarti Aldi hidup untuk menghidupkan.”
Meli   : “ya, begitulah, Yud.”(senyum semangat)

T           A           M           A           T

cerpen hari yg menyebalkan

 

 

Kriinggg…
Kringg…
Aissshh… Heeey, ayolah, kurasa ini bukan saat yang tepat untuk HP yang telah ku pasang alarm berbunyi. Sekarang benda itu masih sanggup bernyanyi dengan rasa tak berdosa, melengkingkan suara aneh itu. Aku benar-benar berharap agar hari Jumat itu berubah menjadi hari Minggu yang mengasyikkan, lalu aku tetap dapat menggulung diri dalam selimut dan kembali terbang ke alam mimpi.
Huuh.. Tapi sekarang itu hanya angan, karena percuma saja aku mengabaikan alarm itu, karena bila tidak bangun segera, alarm lain pasti akan berbunyi. Yaaa… suara Ibuku akan menjadi pengganti alarm itu nantinya, jadi lebih baik sekarang aku bangun.

 

Ketika aku terjaga dari tidurku, aku melihat jam dinding di kamarku, eehh.. eh ternyata sudah menunjukkan Pukul 05.45 WIB, haaduuh haduh. Tanpa memperdulikan alur cerita di dalam mimpi indahku, langsung Aku pun bergegas bangun dan tidak sempat merapikan tempat tidurku. Dan agak terkejut juga karena aku masih punya tenaga untuk tegak dari tempat tidur, padahal otakku sudah berteriak minta tidak bangun, namun badanku justru menentangnya, dan kini aku benar-benar bangun.

 

Selesai mandi dan memakai seragam lengkap, Ibuku menyuruhku untuk sarapan terlebih dahulu, tapi akunya ngotot nggak sarapan karena sudah mau cepat-cepat berangkat sekolah, takutnya nanti telat. Akhirnya ibuku menyuruhku untuk minum susu saja dan makan roti sedikit.

 

Kebetulan Aku berangkat ke Sekolah menggunakan sepeda motor yang dibelikan oleh Ayahku. Lalu, tidak lupa juga aku berpamitan kepada kedua Orangtuaku.
“Assalamualaikum Pak, Bu.. Aku berangkat sekolah dulu.”
“Wa’alaikumsalam.” sahut Ayah dan Ibuku secara serempak.
“Hati-hati di jalan Nia..” seru Ayahku.
“Iya.” jawabku.

 

Pukul 06.30 pagi, Aku berangkat dengan tergesa-gesa, maklum… takut kesiangan. Coba apa akibatnya jika datang ke Sekolah kesiangan? Sudah telat, nanti nggak diizinkan masuk Sekolah, karena gerbang sudah ditutup, atau bisa-bisa malah dimarahin Guru lagi. Iiihh.. iih… iihh ngeri deeh. Perasaan itu yang terus menerus terpikirkan dalam pikiranku, sewaktu di perjalanan.

 

Jarak antara Sekolah dengan rumahku, kira-kira 6 km, bisa di bilang sangaaat dekat.. Yaaa kalau naik Pesawat, dan bisa juga di bilang sangaaat sangatlah jauuuhh, kalau jalannya sambil ngesot. Hehehe..

 

Di tengah perjalanan, sepeda motor yang Aku kendarai terasa nggak nyaman, ya jalannya jadi kayak oleng nganan oleng ngiri jadi belak belok gitu. Ketika aku cek, Aku tidak tahu letak kerusakan sepeda motorku itu. Aku pun malah jadi tambah bingung, harus gimana ini ya Allah? Ooo… Setelah Aku periksa kembali, eh… Ternyata Ban Motorku kempes alias bocor. Tanpa pikir panjang, Aku langsung searching deh, hehe sok inggris yak.. ya searching tambal ban motor terdekat di sepanjang jalan.
Tapi tetap saja aku kendarai motorku itu dengan sangat pelan dan hati-hati, takutnya nanti Akunya malah jatuh? Yaaa.. nyium aspal gitu laah.. atau nanti malah nabrak orang, Duuh haduuh bukannya berangkat sekolah malah berangkat ke rumah sakit kan ntar akunya.. Repot plus Rempong ciinn…

 

Alhamdulillah akhirnya sampai juga di tempat tambal ban yang letaknya tidak jauh dari sekolahanku. Tapi disitu ada kakek-kakek yang sedang nongkrong duduk asik di situ. Aku kira beliau pemilik bengkel tambal ban itu, tapi setelah kutanyai,
“Mbah, tolong.. ini lho ban motor saya bocor.”
“Eh, maaf bukan aku yang punya bengkel ini ndok..” jawabnya.
Ohh mungkin beliau bapaknya pemilik bengkel tambal ban itu atau keluarganya, pikirku.
“Lalu? Pemilikinya mana Mbah?” tanyaku kembali.
Namun, alangkah EMEJINGnya!!!! Betapa menakjubkan!! Ketika Mbah itu menjawabnya dengan santai bahwa orang yang punya Bengkel tersebut masih ngorok alias bobo.
Aissssh… Eee Buusssyett daaah.

 

Akhirnya Simbah itu masuk ke dalam. Dan beberapa saat kemudian muncul keluar lelaki berbadan gemuk dengan rambut cukup lebat di janggutnya dengan tampang seperti orang yang baru saja bangun dari tidurnya yang nyenyak. Sambil berjalan lambat Ia menghampiriku.
“Kenapa? Bocor dek?”
“Iya pak… ini saya titipkan dulu disini untuk diperbaiki, soalnya saya harus cepat-cepat ke sekolah, karena sudah hampir jam 7. Nanti sepulang sekolah Saya ambil.”

 

Segera aku bergegas menuju sekolah, Alhamdulillah dengan jarak yang cukup dekat dari tambal ban itu ke sekolah, ya mungkin sekitar 150 meter, cukup dengan berjalan kaki saja pasti sudah bisa sampai kok sebelum jam 7.

 

Sepulang sekolah, Aku pun kembali ke bengkel untuk mengambil motorku. Tapi alangkah sialnya, ternyata kata bapak pemilik tembel ban itu, ban dalam motorku yang di belakang ternyata sobek. Kepalaku pun kembali pusing memikirkan itu. Aku harus bagaimana? HP saja Aku lupa bawa, jadinya ya gak bisa menginformasikan keluarga atau siapa gitu yang itu yang bisa dimintai bantuan untuk mengurus ini.

 

Akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan motorku disitu dulu dan akan kuambil nanti setelah Dzuhur atau Jum’atan selesai. Pulangnya terpaksa aku harus nebeng deh sama adek kelas yang juga bawa motor dan rumahnya juga sangat dekat dengan rumahku.

 

Sialnya lagi, sesampainya di rumah, aku dimarahi oleh Ibuku, karena kejadian sepele tadi pagi sebelum berangkat sekolah, ya aku tau, aku lupa merapikan tempat tidurku. Namun, setelah itu aku langsung menceritakan kejadian tadi pagi pada saat perjalanan ke sekolah kepada ayah dan ibu. Lalu Ayahku menyuruhku nanti mengambilnya sama Om ku saja.

 

Huuh betapa menyebalkannya ya.. memang sungguh sial benar nasibku hari itu.

HIKMAH SABAR

Ku bersujud dan berdoa
Heningnya malam semakin mencekam
Ujian dalam hidup tak surut menerpa
ciutkan hati rasa putus asa

Ku berjalan susuri hutan
Lelah datang ku duduk terdiam
Pandangi air basahi batuan
Itulah bahasa alam

Ku baca ayat tersirat
Ku pahami makna terdahsyat
Akan arti nafsu sesaat
Yang tak berikan manfaat

smbr:http://tilulas.com

KUMPULAN PANTUN ISLAMI

Berikut Ini adalah kumpulan pantun Islami.

Berguna hidup karena beradat
Adat lembaga jadi pakaian
Sempurna hidup karena syahadat
Syahadat dijaga mengokohkan iman

Adat mati dikandung tanah
Dunia tinggal harta pun tinggal
Selamat mati mengandung ibadah
Banyak amal banyak bekal

Adat orang berjalan malam
Ada suluh jadi pedoman
Adat orang beragama Islam
Ada petunjuk menerangi iman

Orang berkain menutup aurat
Sesuai dengan petuah hadis
Orang muslimin hidup beradat
Lakunya sopan mukanya manis

Di bulan Ramadhan orang tarawih
Sudah sembahyang membaca Qur’an
Orang beriman hidupnya salih
Dadanya lapang lakunya sopan

Di bulan Ramadhan orang tadarus
Membaca Qur’an beramai-ramai
Orang beriman hatinya lurus
Duduk berjalan elok perangai

Di bulan Ramadhan banyak bertobat
Memohonkan ampun kepada Allah
Orang beriman hidup bermanfaat
Sembarang kerja membawa faedah

Di bulan Ramadhan orang puasa
Menahan selera mengekang nafsu
Orang beriman hidup sentosa
Kepada Allah tempat bertumpu

Di bulan Ramadhan banyakkan amal
Supaya dosa diampunkan Tuhan
Orang beriman hidup berakal
Menggunakan usia untuk kebaikan

Siapa kokoh memegang iman
Hidup matinya tidakkan sesat
Siapa senonoh menyembah Tuhan
Dunia akhirat badan selamat

Siapa melangkah di jalan Tuhan
Ke mana pergi badan selamat
Siapa amanah dalam kebenaran
Tuah terdiri iman melekat

Siapa memakai adat lembaga
Ke mana pergi disayangi orang
Siapa pandai syariat agama
Hidup mati tidak terbuang

Siapa kokoh memegang adat
Ke mana pergi hidup semenggah
Siapa senonoh dalam ibadat
Hidup dan mati beroleh berkah

Siapa suka duduk mengaji
Banyaklah ilmu dapat dikenang
Siapa suka mengelokkan budi
Ke hilir ke hulu disayangi orang

Siapa suka memegang adat
Mulialah sifat dengan karenah
Siapa suka sembahyang sunnat
Pahala dapat iman bertambah

Elok adat karena dikaji
Elok kaji karena sunnah
Elok ummat karena berbudi
Elok berbudi karena lillah

Elok budi karena ikhlas
Elok kerja karena niat
Elok kaji karena dibahas
Elok manusia karena syariat

Elok langkah karena pedoman
Elok laku karena beramal
Elok manusia karena beriman
Elok ilmu karena beramal

Elok kaki dapat melangkah
Elok tangan dapat memegang
Elok hati mengingat Allah
Elok iman tiada bergoyang

Buah yang mabuk jangan dimakan
Batang berduri jangan dipanjat
Bertuah hidup dikandung iman
Tertuah mati dalam ibadat