Maulid Nabi SAW merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Maulid Nabi SAW diperingati sebagai perwujudan kecintaan umat Islam untuk mengikuti jejaknya. Di Indonesia, Maulid Nabi SAW selalu diperingati setiap tahun oleh masyarakat Islam. Sebagian muslim Indonesia merayakan dengan cara tradisional seperti membaca Barzanji (kitab berbahasa Arab yang berisi syair pujian kepada Nabi SAW), tahlil dan doa bersama. Peringatan Maulid Nabi SAW dibeberapa daerah di Indonesia disertai pula dengan ritual keagamaan, seperti di Cirebon, Yogyakarta, Surakarta dan Aceh. Peringatan sekaten (dari kata “syahadatain”) di keraton Yogyakarta dan Surakarrta merupakan bentuk peringatan Maulid Nabi SAW yang dikenalkan pertama kali oleh Raden Patah dari Kesultanan Demak pada abad ke-16. Acara sekaten ditandai dengan dibuatnya “gunungan”, yaitu aneka makanan dan hasil humi yang dibentuk menyerupai sebuah gunung, yang diperebutkan oleh masyarakat sebagai simbol kebesaran Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta. Pada masa sekarang, sekaten berkembang menjadi sebuah pesta rakyat dengan berbagai macam pertunjukan kesenian dan pasar malam.
Muslim Sunni merayakan Maulid pada tanggal 12 Rabiul Awal sedangkan muslim Syiah merayakan Maulid pada tanggal 17 Rabiul Awal, yang juga bertepatan dengan ulang tahun Imam Syiah yang keenam, yaitu Imam Ja’far ash-Shadiq.
Mengenai Maulid, memang ada dua pendapat. Sebagian besar menganjurkan, dan sebagian kecil menganggap Bid’ah. Khususnya yang berfaham Salafiyah dan Wahhabi, sebagian dari mereka menganggap bid’ah.
sumber:https://www.facebook.com/permalink.php?id=350566988315735&story_fbid=396451560393944