KETIKA MUSA AS MENJELMA JADI FIRAUN

banyak cerita di dunia ini
semenjak jaman dahulu kala
bagi manusia yang banyak dosa
diazab Allah hingga binasa
lihat firaun manusia sombong
ditenggelamkan ke lautan dalam
kaum nabi luth dan kota pompei
tlah hancur lebur tinggal jejaknya

syairnya cukup pendeng dan terus menerus kami ulang. setiap selesai menyanyikan satu lagu fathya meminta saya untuk bercerita tentang musa dan firaun seperti yang dinyanyikannya. maka saya mulai bercerita dengan berusaha menggunakan bahasa yang kira kira bisa dimengerti oleh anak berumur 4 tahun. begini ceritanya ;

pada jaman dahulu kala ada seorang raja yang sangat jahaaaaaat sekali (saya kira anak 4 tahun belum mengerti kata dzolim) namanya firaun. raja ini suka sekali membunuhi rakyatnya. tak pernah mau sholat, tak mau patuh pada perintah Allah.
bahkan firaun berani sekali mengatakan pada orang orang bahwa ia adalah tuhan.
maka Allah menyuruh Musa AS untuk memberi tahu firaun bahwa perbuatannya salah. bahwa tuhan itu adalah Allah,
tetapi firaun sangat marah, kemudian Musa AS dikejar oleh firaun dan tentara tentaranya. Musa berlari sampai tepi laut. . Karena musa tidak bisa lari menyebrang laut maka Musa AS meminta pertolongan Allah. Kemudian Allah membelah lautan hingga di depan Musa As ada daratan dan Musa AS pun berlari. Firaun dan pasukannya terus mengejar dan ketika firaun dan tentaranya sampai di tengah laut, Allah menutup kembali laut itu hingga firaun dan tentaranya tenggelam dan mati.

Baru saja ceritanya selesai, fathya minta saya mengulang ceritanya lagi, alasannya fathya lupa katanya. Oh….saya sadar ternyata fathya sedang menghapalkan cerita tentang Musa dan firaun. Tapi untuk apa saya belum mengerti. Kurang lebih setelah 4 atau 5 kali cerita itu diulang fathya berlari meninggalkan kamar dan mendekati temannya yang seusia dengannya namanya Adi yang sedang asik bermain mobil mobilan sambil berjalan kesana kemari.

Fathya tampak mengikutinya “mas Adi, Mas Adi….pernah denger cerita tentang firaun ga? Gini ceritanya….(fathya terus mengikuti mas Adi ini sambil mulai bercerita. Adi, temannya yang diceritakan sepertinya cuek saja, tapi rupanya fathya ga peduli dan terus cerita) “kan ada raja jahat namanya Musa. Musa tuh jahat sekali suka membunuh orang, terus Allah menyuruh firaun ngasih tau raja musa supanya patuh sama Allah, supaya musa mau shalat………(dan seterusnya)

Saya mendengarkan dari kamar sambil menahan tawa….saya biarkan saja fathya dengan cerita firaun versinya toh nampaknya Adi pun tak memperhatikan.

Selesai bercerita fathya berlari menuju kamar saya. “bu cerita firaun tuh gimana sih, dede lupa?” Ujarnya. Saya pun mulai bercerita kembali. Selesai cerita fathya berlari lagi menghampiri Adi dan bercerita kembali. Tetapi ceritanya tetap terbalik. Musa jadi firaun dan Firaun jadi Musa.
Kembali lagi ke kamar saya dan meminta saya mengulang ceritanya.
Sepertinya Fathya mulai sadar bahwa ceritanya terbalik. Fathyapun berlari menghampiri Adi yang tetap asik dengan mobil mobilannya.

Fathya mulai bercerita :” dulukan ada raja namanya……….(fathya berhenti sejenak sambil mengingat ingat sebuah nama, kemudian ia bernyanyi sambil bergumam kecil, “ada cerita…..dst….sampai pada bait “lihat firaun manusia sombong ditenggelamkan….”. lagu berhenti dan fathya melanjutkan cerita….”rajanya namanya firaun. Firaun itu jahat sekali……..demikian seterusnya . setiap fathya hendak mengatakan Musa atau Fiaraun maka ia akan bernyanyi dulu dengan suara kecil.

Apa yang dipelajari fathya saat itu :
– fathya belajar menyadari kesalahannya sendiri dan berusaha memperbaikinya sendiri
– Fathya belajar menyampaikan sesuatu pada orang lain
– Fathya belajar mengingat sesuatu dengan cara mengulang atas kehendaknya sendiri.
– Fathya belajar keteladanan dari cerita nabi Musa AS.
– Fathya belajar jadi anak yang berani menyampaikan sesuatu pada orang lain.

Hikmah yang saya dapat :
Janganlah cepat mengatakan salah ketika anak mengatakan atau melakukan sesuatu yang salah. Kita bisa memperbaiki kesalahan anak dengan cara yang lain yang tentunya lebih mendidik dan lebih menyenangkan bagi anak.

Semoga bermanfaat

Nabi Musa menyeberangi Laut Merah

Nabi Musa menyeberangi Laut Merah ada diceritakan dalam Kitab Keluaran 13:17-14:29 . Kisah ini juga disebutkan dalam Al-Quran Surah 26: Al-Shu’ara ayat 60-67. Ketika itu Bani Israel meninggalkan Mesir dan mengembara ke padang gurun . Allah memerintahkan Nabi Musa dan Bani Israel keluar dari perhambaan di Mesir dan pergi ke tanah Kanaan / Palestin yang telah dijanjikan kepada mereka . Allah memerintahkan mereka keluar pada waktu malam . Mulanya Firaun membenarkan mereka keluar kerana kumpulan ini kecil sahaja. Sungguhpun begitu Bani Israel mendatangkan kemarahan Firaun.

Tetapi kemudian, ketika matahari terbit, Firaun mengejar Bani Israel ini dengan kereta hingga ke Laut Merah. Pengikut Nabi Musa berasa sangsi kerana Firaun mengejar mereka dari belakang dan pastilah mereka akan ditawan. Namun Nabi Musa menyatakan bahawa sesungguhnya Allah bersamaku dan memberi petunjuk kepadaku.

Lalu Nabi Musa mengangkat tongkat seraya berdoa dan memukul air laut. Terjadilah ombak besar seperti gunung. Air Laut Merah melambung tinggi, terbahagi kepada dua dan rombongan Nabi Musa berjaya menyeberangi laut itu dengan selamat. Raja Firaun dan bala tenteranya menyusul dari belakang tetapi terperangkap kerana air laut kembali bertaut. Firaun dan tenteranya terbunuh akibat lemas.

Namun dalam Al-Quran, Allah menjanjikan mayat Firaun kekal hingga kini untuk djadikan bahan pedoman bagi manusia yang tinggal di bumi kini. Perkataan dari Al-Quran ternyata benar, suatu aktiviti arkeologi yang dianggotai pakar kaji purba dan penduduk Mesir telah menjumpai mayatnya, dimumiakan, dikebumikan dan kini dipamerkan di Muzium Mesir. (Al Quran:26:60-67).[1]Namun jika dilihat pada logiknya, mayat Firaun yang tenggelam di dalam laut, tidak akan ditemui.

Cara Membuat Blog Di WordPress

Buka www.wordpress.com dari browser anda

Klik tombol GET STARTED dan ikuti langkah selanjutnya

Ada 4 pilihan yang harus di isi diantaranya.

E-mail address : Isikan dengan alamat email yang anda punya
Username : Digunakan untuk login nantinya
Password : Isikan dengan kata sandi
Blog Address : Alamat URL blog anda nantinya.

Pada Opsi paling bawah, Ada 3 pilihan wordpress yang tersedia.. Dalam hal ini kita akan memilih opsi blog gratis, maka pilih pada bagian BASIC.. lalu klik tombol SIGN UP

Sekarang anda diminta memeriksa kotak masuk E-mail anda.. WordPress akan mengirimkan E-mail untuk mengaktivasi akun anda.

Anda akan masuk ke tahap awal.. Isikan Blog Title dengan judul / nama blog anda dan Tagline dengan deskripsi singkat blog anda.. Pilih language sesuai dengan bahasa yang anda gunakan. Jika sudah klik tombol NEXT STEP.

Tahap berikutnya adalah memilih template untuk blog baru anda. Pilih yang sesuai dengan selera anda lalu klik tombol NEXT STEP

Langkah selanjutnya adalah untuk membuat artikel.. Untuk bagian ini cukup klik tombol FINISH. Setelah itu klik tombol DONE.

Berhasil, blog anda sudah jadi sekarang..

Kata Kata Lucu Dari Kata Gombal

Kalau kamu nanya berapa kali kamu datang ke pikiranku, jujur aja, cuma sekali. abisnya, ga pergi2 sih!

Sekarang aku gendutan gak sih ? kamu tau gak kenapa ? soalnya km udah mengembangkan cinta yang banyak dihatiku

Jangan GR deh. Aku kangen kamu sedikit aja kok. Sedikit berlebihan maksudnya.

Cowok : Aku didiagnosa Sakit jantung.
Cewek : Hah! Kok bisa?
Cowok : Iya. Jantungku selalu berdegup kencang bila dekat denganmu.

Cowok : Kamu punya kunci apa aja sih?
Cewek : Kunci rumah, kunci mobil, kunci lemari. Emang ada apa?
Cowok : Punya nggak kunci untuk membuka hatimu kepadaku?

SEJARAH DAN PERJUANGAN NABI MUHAMMAD SAW DI MAKKAH

A. Dakwah Nabi Muhammad untuk Menyempurnakan Akhlak Manusia

Setelah Nabi Miuhammad SAW menerima wahyu, maka secara resmi beliau telah diangkat menjadi Rasul oleh Allah SWT. Beliau mempunyai kewajiban untuk membina umat yang telah berada dalam kesesatan untuk menuju jalan yang lurus. Dakwah Nabi Muhammad SAW dimulai dari wilayah Makkah di jazirah Arab, walaupun pada akhirnya ajaran beliau adalah untuk seluruh umat manusia. Jauh sebelum kerasulan Nabi Muhammad SAW, sebenarnya Allah SWT juga telah mengutus nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Ismail a.s. Kedua Rasul ini telahberhasil membina bangsa Arab dan masyarakat makkah menjadi orang yang beriman dan henya menyembah kepada Allah SWT. Bahkan kedua Rasul tersebut juga diperintah Allah SWT untuk membangun Ka’bah di Makkah. Namun dengan berjalanya waktu, keimanan masyarakat Makkah menjadi luntur dan berubah menjadi kemusyrikan dengan menyembah patung dan berhala. Mereka tidak hanya mengalami kerusakan dalam hal aqidah, bahkan akhlaknya juga rusak.

Nabi Muhammad SAW sebagai rasul tidak henti-hentinya berusaha memperbaiki akhlak masyarakat yang sudah rusak tersebut. Untuk memperbaiki akhlak, maka Allah SWT telah mengutus rasul yang memang semenjak kecil dikenal oleh masyarakat sebagai orang yang sangat mulia akhlaknya. Sejak masih kecil, remaja, sampai dewasa Nabi Muhammad sudah dikenal oleh masayarakat Makkah sebagai orang yang mempunyai kepribadian baik, berbeda dengan kebanyakan orang saat itu. Penampilannya pun sederhana, bersahaja, dan berwibawa. Ketika ia berjalan badannya agak condong kedepan, melangkah sigap dan pasti. Raut mukanya menunjukkan pikirannya yang cerdas, tajam, dan jernih. Pandangan matanya menunjukkan keteduhan dan kewibawaan, membuatorang patuh kepadanya. Ia juga dikenal sebagai orang yang jujur dalam setiap perkataan maupun perbuatan. Dengan sifatnya yang demikian itu tidak heran bila Khadijah, majikannya menaruh simpati kepadanya, dan tidak pula mengherankan bila Muhammad diberi keleluasaan mengurus hartanya. Khadijah juga membiarkannya menggunakan waktu untuk berpikir dan menuangkan hasil pemikirannya. Akhirnya Muhammad dan Khadijah menikah menjadi sepasang suami istri yang sangat setia dan memiliki anak-anak yang shalih.

Muhammad mendapat kurnia Tuhan dalam perkawinannya dengan Khadijah, mereka berada dalam kedudukan yang tinggi dan harta yang cukup. Seluruh penduduk Makkah memandangnya dengan rasa segan dan hormat. Mereka mensyukuri karunia Tuhan yang diberikan kepadanya serta anak dan keturunan yang baik. Semua itu tidak mengurangi pergaulannya dengan penduduk Makkah baik yang kaya maupun yang miskin. Dalam kehidupan hari-hari, Muhammad bergaul baik dengan masyarakat sekitar. Bahkan setelah menikah dengan Khadijah ia lebih dihormati di tengah-tengah masyarakat. Dengan dihormati orang Muhammad tidak menjadi tinggi hati, namun ia menjadi semakin rendah hati. Bila ada yang mengajaknya bicara ia mendengarkan dan memperhatikannya tanpa menoleh kepada orang lain. Perilakunya yang demikian sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang menjadi sombong dan congkak ketika dihormati, dan marah-marah ketika merasa tidak dihormati. Muhammad juga bukan termasuk orang yang suka mengobral perkataan, ia berkata seperlunya, dan ia lebih banyak mendengarkan. Bila bicara selalu bersungguh-sungguh, tapi sungguhpun begitu ia sesekali membuat humor dan bersenda-gurau. Sifatnya yang jujur tersebut juga sangat berbeda dengan kebanyakan orang Makkah yang suka berbohong, membual, dan sulit dipercaya. Setiap bertemu orang Muhammad selalu tersenyum. Pada saat-saat tertentu juga bercanda dan terkadang tertawa sampai terlihat gerahamnya. Bila ia marah tidak pernah sampai tampak kemarahannya, hanya antara kedua keningnya tampak sedikit berkeringat, hal ini disebabkan ia menahan rasa amarah dan tidak mau menampakkannya keluar. Semua itu terbawa oleh kodratnya yang selalu lapang dada, berkemauan baik dan menghargai orang lain. Ia Bijaksana, murah hati dan mudah bergaul. Tapi ia juga mempunyai tujuan pasti, berkemauan kuat, tegas dan tak pernah ragu-ragu dalam tujuannya. Sifat-sifat demikian ini berpadu dalam dirinya dan meninggalkan pengaruh yang dalam sekali pada orang-orang yang bergaul dengan dia. Bagi orang yang melihatnya tiba-tiba, sekaligus akan timbul rasa hormat, dan bagi orang yang terbiasa bergaul dengannya akan timbul rasa cinta kepadanya.

Muhammad menjalin hubungan baik kepada penduduk Makkah. Ia juga berpartisipasi dalam kegiatan sosial dalam kehidupan masyarakat hari-hari. Pada waktu itu masyarakat sedang sibuk karena bencana banjir besar yang turun dari gunung kemudian menimpa dan meretakkan dinding-dinding Ka’bah yang memang sudah rapuh. Sebelum itupun masyarakat suku Quraisy memang sudah memikirkannya. Ka’bah yang tidak beratap itu menjadi sasaran pencuri mengambil barang-barang berharga di dalamnya. Hanya saja masyarakat suku Quraisy merasa takut kalau bangunannya diperkuat, pintunya ditinggikan dan diberi atap, dewa Ka’bah yang suci itu akan menurunkan bencana kepada mereka. Sepanjang zaman Jahiliyyah keadaan mereka diliputi oleh berbagai macam legenda yang mengancam bagi siapapun yang berani mengadakan sesuatu perubahan terhadap Ka’bah. Dengan demikian perbuatan itu dianggap tidak umum.

Tetapi sesudah mengalami bencana banjir tindakan demikian itu adalah suatu keharusan, walaupun masih diliputi rasa takut dan ragu-ragu. Bertepatan dengan kejadian itu, kapal milik seorang pedagang Romawi bernama Baqum yang datang dari Mesir terhempas di laut dan pecah. Sebenarnya Baqum adalah seorang ahli bangunan yang mengetahui masalah perdagangan. Sesudah suku Quraisy mengetahui hal ini, maka berangkatlah al-Walid bin al-Mughira dengan beberapa orang dari Quraisy ke Jeddah menemui Baqum. Kapal itu kemudian dibelinya, kemudian diajaknya berunding supaya sama-sama datang ke Makkah guna membantu mereka membangun Ka’bah kembali. Baqum menyetujui permintaan itu. Pada waktu itu di Makkah ada seorang Kopti yang mempunyai keahlian sebagai tukang kayu. Persetujuan tercapai bahwa diapun akan bekerja dengan mendapat bantuan Baqum.

Sudut-sudut Ka’bah oleh suku Quraisy dibagi empat bagian tiap kabilah mendapat satu sudut yang harus dirombak dan dibangun kembali. Sebelum bertindak melakukan perombakan itu mereka masih ragu-ragu dan khawatir akan mendapat bencana. Kemudian al-Walid bin al-Mughira tampil ke depan dengan merasa sedikit takut. Setelah berdoa kepada dewa-dewanya, ia mulai merombak bagian sudut selatan. Orang-orang menunggu apa yang akan dilakukan Tuhan terhadap al-Walid. Tetapi setelah sampai pagi hari tak terjadi apa-apa, mereka pun beramai-ramai merombaknya dan memindahkan batu-batu yang ada. Muhammad pun ikut dalam kerja bakti itu.

Sesudah bangunan itu setinggi orang berdiri dan tiba saatnya meletakkan Hajar Aswad yang disucikan di tempatnya semula di sudut timur, maka timbullah perselisihan di kalangan Quraisy, siapa yang seharusnya mendapat kehormatan meletakkan batu itu pada tempatnya semula. Demikian memuncaknya perselisihan itu sehingga hampir saja timbul perang saudara. Keluarga Abdud Dar dan keluarga ‘Adi bersepakat takkan membiarkan kabilah yang manapun campur tangan dalam kehormatan yang besar ini. Untuk itu mereka mengangkat sumpah bersama. Keluarga Abdud Dar membawa sebuah baki berisi darah. Tangan mereka dimasukkan ke dalam baki itu guna memperkuat sumpah mereka. Karena itu lalu diberi nama La’aqatud Dam, yakni ‘jilatan darah.’ Abu Umayyah bin al-Mughira dari Bani Makhzum, adalah orang yang tertua di antara mereka. Ia dihormati dan dipatuhi. Setelah melihat keadaan serupa itu ia berkata kepada mereka:

“Serahkanlah putusan kamu ini di tangan orang yang pertama sekali memasuki pintu Shafa ini.”

Tatkala mereka melihat Muhammad adalah orang pertama memasuki tempat itu, mereka berseru: “Ini al-Amin (orang yang terpercaya) ; kami dapat menerima keputusannya.” Lalu mereka menceritakan peristiwa itu kepada Muhammad. Iapun mendengarkan dan sudah melihat di mata mereka betapa berkobarnya api permusuhan itu. Ia berpikir sebentar, lalu katanya: “Kemarikan sehelai kain,” katanya. Setelah kain dibawakan dihamparkannya dan diambilnya batu itu lalu diletakkannya dengan tangannya sendiri, kemudian katanya; “Hendaknya setiap ketua kabilah memegang ujung kain ini.” Mereka bersama-sama membawa kain tersebut ke tempat batu itu akan diletakkan. Lalu Muhammad mengeluarkan batu itu dari kain dan meletakkannya di tempatnya. Dengan demikian perselisihan itu berakhir dan bencana dapat dihindarkan. Quraisy menyelesaikan bangunan Ka’bah sampai setinggi delapanbelas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam Ka’bah itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam Ka’bah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.

Kejadian ini berlangsung saat Muhammad berusia 35 tahun, dan keputusannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka’bah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya dimata penduduk Makkah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar. Pada tahun 611 M, waktu itu Muhammad berusia 40 tahun beliau menerima wahyu yang pertama. Di puncak Gunung Hira, – sejauh dua farsakh sebelah utara Makkah – terletak sebuah gua yang sangat kondusif untuk tempat menyendiri (berkhalwat). Sepanjang bulan Ramadan tiap tahun Muhammad pergi ke sana dan berdiam di tempat itu. Ia tekun dalam merenung dan beribadah, menjauhkan diri dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia. Ia mencari Kebenaran tentang keberadaan Tuhan dan merenungkan keboborokan perilaku sehari-hari masyarakat Arab saat itu. Demikian kuatnya ia merenung mencari hakikat kebenaran itu, sehingga lupa ia akan dirinya, lupa makan, lupa segala yang ada dalam hidup ini. Sebab, segala yang dilihatnya dalam kehidupan manusia sekitarnya, bukanlah suatu kebenaran.

Ia merenung untuk mencari jawaban mengenai perilaku masyarakat dalam masalah-masalah hidup. Apa yang disajikan sebagai kurban-kurban untuk tuhan-tuhan mereka itu, bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan menurut rasio dan nurani yang jernih. Berhala-berhala yang tidak berguna, tidak menciptakan dan tidak pula mendatangkan rejeki, tak dapat memberi perlindungan kepada siapapun yang ditimpa bahaya tidak selayaknya dipuja dan disembah. Hubal, Lata dan ‘Uzza, dan semua patung-patung dan berhala-berhala yang terpancang di dalam dan di sekitar Ka’bah, tak pernah menciptakan seekor lalat sekalipun, atau akan mendatangkan suatu kebaikan bagi Makkah. Ketika itulah ia percaya bahwa masyarakatnya telah tersesat, jauh dari kebenaran.Keyakinan mereka terhadap keberadaan Tuhan telah rusak karena tunduk kepada khayal berhala-berhala serta kepercayaan-kepercayaan semacamnya. Kebenaran itu ialah Allah, Khalik seluruh alam, tak ada tuhan selain Dia. Kebenaran itu ialah Allah Pemelihara semesta alam. Dialah Maha Rahman dan Maha Rahim.

Kebenaran itu ialah bahwa manusia dinilai berdasarkan perbuatannya. “Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat atompun akan dilihatNya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat atompun akan dilihatNya pula.” (Qur’an, 99:7-8) Dan bahwa surga itu benar adanya dan neraka juga benar adanya. Mereka yang menyembah tuhan selain Allah mereka itulah menghuni neraka, tempat tinggal dan kediaman yang paling durhaka. Tatkala ia sedang bertahanuth, ketika itulah datang malaikat membawa sehelai lembaran seraya berkata kepadanya: “Bacalah!” Dengan terkejut Muhammad menjawab: “Saya tak dapat membaca”. Ia merasa seolah malaikat itu mencekiknya, kemudian dilepaskan lagi seraya katanya lagi: “Bacalah!” Masih dalam ketakutan akan dicekik lagi Muhammad menjawab: “Apa yang akan saya baca.”

Seterusnya malaikat itu berkata: “Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya …” Lalu ia mengucapkan bacaan itu. Malaikatpun pergi, setelah kata-kata itu terpateri dalam kalbunya.

Setelah menerima wahyu yang pertama itu maka Muhammad menjadi seorang utusan (rasul), sehingga dia mempunyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Allah SWT kepada umat manusia. Setelah menjadi rasul, maka sifat-sifat mulia yang dimilikinya tdak hanya dimilikinya sendiri, namun dia harus mengajarkan dan memberi teladan kepada umat manusia untuk berakhlak yang mulia. Nabi Muhammad bersabda :

Artinya : “Diriwayatkan dari Abi Hurairah, Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak)” (HR Ahmad).

Artinya : “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.

Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya”. (QS Fathir : 10)

Nabi Muhammad mengajarkan bahwa kemuliaan manusia tidak diukur dari harta, keturunan, suku, keindahan tubuh, kekuatan, maupun pangkat dan jabatannya dalam masyarakat.

Namun kemuliaan manusia terletak pada ketaatannya kepada Allah SWT dan kemuliaan akhlaknya, baik berupa sikap, perkataan, maupun perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari. Padahal ketika itu masayarakat Arab sangat menonjolkan keturunan dan sukunya. Mereka sering berselisih, bertengkar bahkan berperang agar sukunya menjadi yang paling terhormat diantara yang lain. Mereka juga sangat membanggakan harta dan kedudukan. Semakin banyak harta dan memiliki banyak budak, maka mereka merasa menjadi mulia. Setelah menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW memberikan ajaran yang sangat mulia bahwa sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat dan dapat bermanfaat bagi orang lain. Padahal perilaku masyarakat Quraisy saat itu seringkali menyengsarakan orang lain,, mereka semena-mena terhadap orang-orang miskin apalagi terhadap budak-budak mereka. Betapa beratnya tugas Nabi Muhammad SAW untuk membina manusia agar berakhlak mulia ketika kondisi akhlaknya sudah buruk. Namun semua itu dilakukan beliau dengan penuh kesabaran dan dengan cara memberi teladan.

B. Nabi Muhammad Sebagai Rahmat bagi Alam Semesta

Bagi orang-orang yang merasakan bahwa kehidupan para pembesar dan bangsawan Makkah yang sudah sesat dan keterlaluan, namun mereka tidak mampu berbuat apa-apa, maka kehadiran Nabi Muhammad saw. seperti seteguk air saat mereka merasakan dahaga yang sudah sangat lama. Nabi Muhammad saw. mengajarkan tentang persamaan derajat manusia. Nabi Muhammad saw. juga mengajarkan agar penyelesaian masalah tidak boleh dilakukan dnegan cara kekerasan, namun harus dilakukan dengan cara-cara yang damai dan beradab. Hal ini tercermin dalam tindakan Nabi Muhammad ketika mendamaikan masyarakat Makkah saat akan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya.

Nabi Muhammad mengajarkan agar manusia bekerja keras untuk dapat memenuhi kebutuhannya, namun ketika menjadi kaya maka dia harus mengasihi yang miskin dengan cara menyisihkan sebagian hartanya untuk mereka. Orang yang kuat harus mengasihi yang lemah. Orang tua harus menyayangi anaknya baik anak itu laki-laki maupun perempuan, sebaliknya anak harus menghormati dan berbakti kepada orang tuanya walaupun mereka sudah sangat tua. Ketika antar anggota masyarakat dapat memahami hak dan kewajibannya, saling menghormati, menghargai, dan mengasihi, maka akan menjadi masyarakat yang damai, aman, tenteram dan sejahtera. Terbukti, saat ini keadaan Masyarakat Makkah dan Madinah menjadi masyarakat yang sangat beradab, damai, sejahtera dan mengalami kemajuan yang pesat. Semua itu diawali dengan ketakwaan mereka kepada Allah dan senantiasa berpegang teguh kepada ajaran Nabi Muhammad saw. Dengan demikian sesungguhnya Nabi Muhammad ditus oleh Allah SWT sebagai rahmat bagi seluruh alam. Nabi tidak hanya diutus untuk penduduk Makkah saja, atau bagi bangsa Arab saja, namun nilai-nilai yang dibawanya adalah nilai-nilai universal yang dapat meningkatkan martabat umat manusia sehingga berbeda dengan binatang.

Artinya : “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QَS Al Anbiya : 107}

C. Meneladani Dakwah Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat di Makkah

Pada mulanya, dakwah Nabi Muhammad di Makkah dimulai dari sanak keluarga dan kerabat dekat. Itupun dilakukan secara sembunyi-sembunyi, di rumah salah seorang sahabat yang bernama Al Arqom bin Abil Arqom Al Makhzumi. Upaya tersebut membuahkan hasil yang cukup menggembirakan. Kurang lebih tiga tahun ada 39 orang yang menyatakan iman dan Islam, semuanya dari kerabat dekat dan sahabat-sahabat yang lain. Di antara kerabat dekat yang masuk Islam waktu itu antara lain Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, Zaid bin Haritsah. Khadijah, istri nabi, orang yang cukup terpandang dan kaya raya. Abu Bakar, seorang dermawan yang kaya raya. Ali bin Abi Tholib, seorang pemuda yang cukup cerdas dan dihormati. Dengan masuk Islamnya orang-orang tersebut membawa pengaruh besar pada dakwah nabi sampai masa berikutnya. Karena orang-orang tersebut cukup dihormati di kalangan orang-orang Quraisy.

Di antara sahabat yang menyusul masuk Islam antara lain Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Saad bin Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Fatimah binti Khatab serta suaminya (Said bin Zaid), Arqam bin Abil Arqam, Thalhah bin Ubaidillah. Mereka termasuk “Assabiqunal Awwalun”, yakni orang-orang yang pertama kali masuk Islam. Dakwah secara terang-terangan yang dilakukan Nabi Muhammad saw. mendapat reaksi cukup keras dari para pemuka dan tokoh Quraisy, antara lain Abu Lahab (Abdul Uzza), Abu Jahal, Umar ibnu Khatab (sebelum masuk Islam), Uqbah bin Abi Muatih, Aswad bin Abdi Jaghuts, Hakam bin Abil Ash, Abu Sufyan bin Harb (sebelum masuk Islam), Ummu Jamil (istri Abu Lahab). Reaksi keras yang dilakukan oleh para tokoh Quraisy tersebut antara lain berupa ejekan, hinaan, hasutan, ancaman, dan penganiayaan secara fisik. Hal yang sama juga dilakukan kepada orang-orang Quraisy sendiri, agar tidak mengikuti seruan Nabi Muhammad. Namun, Rasulullah tetap tabah dan sabar, dakwah pun tetap dijalankan. Bahkan semakin terang-terangan dan meluas ke wilayah lain.

Menghadapi sikap Rasulullah tersebut orang-orang Quraisy bertambah marah, bahkan pernah merencanakan akan melakukan pembunuhan terhadap Nabi Muhammad. Rencana tersebut dilakukan menjelang Nabi Muhammad akan hijrah ke Madinah. Atas pertolongan Allah SWT, waktu itu Nabi selamat dari rencana pembunuhan tersebut. Kemudian bisa hijrah ke Madinah. Meskipun Nabi Muhammad saw. dengan susah payah dalam berdakwah karena mendapat tantangan dari Kaum Quraisy, tetapi makin hari makin didengar orang sehingga makin banyak pengikutnya. Dakwah Nabi Muhammad di Makah dilakukan kurang lebih selama 13 tahun, dan selebihnya selama 10 tahun Nabi Muhammad berada di Madinah. Ketika berdakwah di Makkah, tantangan yang dihadapi oleh Rasulullah dan para sahabat begitu besar. Dari uraian sejarah di atas dapat diambil pelajaran yang sangat berharga dari cara cara dakwah Rasulullah yang harus diteladani oleh umat islam, antara lain adalah :

1. Nabi Muhammad berdakwah dengan keeladanan. Sebelum beliau menyampaikan sesuatu, maka beliau terlebih dahulu melaksanakanya. Jadi, disamping dakwah dengan lisan, dakwah juga dilakukan dengan perbuatan, sikap, dan keteladanan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Disampaikan dengan penuh kehati-hatian, sabar, dan menggunakan bahasa yang halus dan lemah lembut serta dengan bahasa yang mudah dipahami.

3. Rasulullah saw. memposisikan para pengikutnya sebagai sahabat, hal ini tercermin dalam sebutan para pengikutnya yakni dengan sebutan ‘sahabat’. Cara seperti ini menimbulkan rasa simpati yang luar biasa, karena di dalam Islam nyata-nyata diterapkan kesetaraan.

4. Rasulullah saw. selalu bersama para sahabat-sahabatnya baik dalam keadaan suka maupun duka, dengan demikian terjalin persatuan, kesatuan, dan solidaritas umat Islam yang sangat kuat. Dalam berdakwah Rasulullah saw. tidak pernah memaksakan kehendak, Rasulullah saw hanya menyampaikan ajaran dari Allah SWT, dan memberikan pemahaman secara rasional dan dengan hati yang jernih. Mengikuti atau tidak hal itu menjadi hak pribadi masing-masing. Dengan kata lain, dalam berdakwah Rasulullah saw tidak pernah menggunakan cara-cara kekerasan.

sejarah kelahiran nabi muhammad SAW.

Muhammad SAW merupakan nabi terakhir yang ada di muka bumi ini, dan tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya. Kita sebagai seorang muslim yang beriman haruslah mengetahui mengenai Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW, termasuk mengenai sejarah kelahiran beliau. Untuk itu pada kesempatan kali ini Kumpulan Sejarah akan berbagi informasi seputar sejarah kelahiran Nabi Muhammad SAW kepada Sobat-Sobat semua.

Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW Lengkap
Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Makkah, yaitu diperkirakan berjarak 200 M dari Masjidil Haram, pada hari senin menjelang terbitnya fajar pada tanggal 12 Rabi’ul Awal di tahun Gajah dan bertepatan dengan tanggal 20 April 571 M. Kenapa dinamakan tahun Gajah ? dikarenakan pada masa itu Abrahah dan bala tentaranya yang datang dari Yaman untuk menyerang dan meruntuhkan ka’bah dengan mengendarai gajah. Untunglah Allah pada saat itu menggagalkan upaya mereka dengan mengirim burung ababil yang membawa batu dari neraka, sehingga abrahah dan pasukannya mati dengan keadaan yang sangat buruk. Dan hal itu sudah dijelaskan Allah dalam surat Al-Fiil.

Ibnu Ishak mengemukakan bahwa Ulama masyhur
berpendapat Nabi Muhammad SAW lahir 50 hari setelah kejadian itu. Namun ada pula pendapat yang menyatakan 30 hari, 40 hari bahkan 55 hari. Ahli sejarah pun juga berbeda pendapat mengenai tanggal lahirnya nabi . Ada yang mengatakan 2, 8, 9, 13,17 dan 18 Rabi’ul Awal.

Berikut perbedaan pendapat mengenai Lahirnya Nabi Muhammad SAW dikalangan ahli sejarah nabi:

Menurut Ibnu Abdil Barr (2 Rabiul Awal)

Menurut Amiruddin (5 Rabiul Awal)

Menurut Ibnul Qayyim, Ibnu Hazm, Az Zuhri, Ibnu Dihya (8 Rabiul Awal )

Menurut Muhammad Suleman Mansurpuri, Mubarakpuri , Shibli Nomani, Mahmud Pasha Falaki, Akbar Shah Najeeb Abadi, Moeen ud din Ahmed Nadvi, Abul Kalam Azad (9 Rabiul Awal)

Menurut Tabari, Ibnu Khaldun , Dr hameedullah, Ibnu Hisham, Abul-Hasan ‘Ali ibn Muhammad al- Mawardi, Ibnu Ishaq (12 Rabiul Awal )

Menurut Abul Fida, Abu Jafar al Baqir, Al Waqadi , Al Sha’bi (10 Rabiul Awal)

Menurut pandangan golongan Syiah (17 Rabiul Awal ) Sedang harinya adalah Jum’at.

Menurut pendapat yang diatribusikan ke Ibnu Hazm (22 Rabiul Awal )

Menurut Abdul Qadir Jailani (10 Rabiul Awal )

Namun penduduk Makkah sependapat bahwa Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada tanggal 12 Rabi’ul Awal, karena dahulu kala mereka mengadakan ziarah ke tempat itu pada setiap tanggal tersebut.

Nah, demikianlah postingan mengenai Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad SAW, semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW

Kata Mutiara Persahabatan

“Sahabat yang baik adalah orang yang sangat kita percayai dan membuat kita tenang bersamanya. Dia menjadi tempat berbagi kelelahan, berbagi kesedihan dan tidak pernah menjual rahasia diri kita”

“Persahabatan sulit dijelaskan dan tidak pernah dipelajari di sekolah. Namun, jika seseorang tidak berusaha mempelajari makna persahabatan, dia tidak dapat mempelajari apa-apa”

“Sahabat adalah dia yg tahu kekuranganmu, tapi menunjukkan kelebihanmu. Dia yg tahu ketakutanmu, tapi menunjukkan keberanianmu”

“Hidup hanyalah aliran nafas yang putus-putus, ia akan bermuara pada kematian yang sejati. Sahabatku, janganlah pernah putuskan silahturahmi, jaga persahabatan ini hingga akhir hayat menghampiri.”

“Kata-kata mutiara persahabatan ini mungkin bisa memberikan semangat baru bagi persahabatan kita. Sahabat seperti piring yang retak, rasa setia dan kasih sayang akan membuatnya kembali rekat. Tetapi bila amarah memecahkan kepercayaan maka piring yang retak itu pun akan hancur.”

Kata Kata Mutiara Kehidupan

Jangan sesali sesuatu yg telah berakhir, meskipun itu baik. Tanpa akhir tak akan pernah ada awal baru yg mungkin lebih baik.

Bersyukurlah atas apa yg kamu miliki saat ini, karena masih banyak orang di sekeliling kamu yg masih kurang beruntung.

Hidupmu adalah milikmu, kamu sendiri yg menentukan baik buruknya, dan kamulah yg memimpin dirimu sendiri, bukan orang lain.

Masa lalu adalah pembelajaran tuk lebih dewasa dalam menyikapi masalah yg mungkin sama dengan yg kita alami dimasa lalu.

Berhenti sia-siakan hidup menunggu dia yg tak akan pernah jadi milikmu. Hidupmu terlalu berharga tuk itu.

Jangan hiraukan mereka yg berbicara buruk di belakangmu, mereka yg menghabiskan waktunya hanya tuk memikirkan dirimu.

Kadang kamu harus melepaskan, bukan karena tak cinta, tapi karena kamu lebih mencintai dirimu yg terus terluka.

Terkadang, menangis hanya membuat matamu setingkat lebih jernih sebelum melihat kebahagiaan.
Terkadang, menangis hanya membuat matamu setingkat lebih jernih sebelum melihat kebahagiaan

Mukjizat Muhammad

Mukjisad Nabi Muhammad (معجزات محمد) adalah kemampuan luar biasa yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW untuk membuktikan kenabiannya.[1] Dalam Islam, mukjizat terjadi hanya karena izin Allah, di antara mukjizat Nabi Muhammad adalah Isra dan Mi’raj dalam tidak sampai satu hari. Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah membelah bulan pada masa penyebaran Islam di Mekkah, wahyu Al-Qur’an, dan lain-lain.

Dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah dikatakan bahwa Rasulullah Bersabda, “Tidak ada seorang pun di antara para nabi kecuali mereka diberi sejumlah mukjizat yang di antaranya manusia beriman kepadanya dan mukjizat yang aku terima adalah wahyu. Allah mewahyukannya kepadaku. Maka aku berharap kiranya menjadi nabi yang paling banyak pengikutnya pada hari kiamat.”[2]

Menurut syariat Islam, tidak ada mukjizat yang diberikan Allah kepada seorang nabi melainkan mukjizat itu pun diberikan kepada Muhammad secara persis sama atau bahkan lebih hebat.[3] Seperti Sulayman yang sanggup berbicara kepada hewan, Isa yang dapat mengetahui rahasia hati umatnya dan seterusnya.

TEMPAT TINGGAL DAJJAL PADA ZAMAN NABI

Sebuah Hadits menerangkan, bahwa pada suatu hari sehabis salat berjama’ah, Nabi Muhammad SAW menahan para Sahabat dan berkata sbb : “Tamim Dari, seorang Kristian yang memeluk Islam, ia menceritakan kepadaku tentang Dajjal, yang cocok dengan apa yang pernah aku ceritakan kepada kamu”. Lalu beliau menceritakan pengalaman Tamim Dari sbb :

“Pada suatu hari ia berlayar dengan beberapa orang dari kabilah Lakhm dan Judham. Setelah berlayar sebulan lamanya, mereka mendarat di sebuah pulau, dimana mereka berjumpa untuk pertama kali dengan seekor makhluk yang aneh, yang menamakan dirinya Jassassh (makna aslinya mata-mata). Jassasah memberitahukan kepada mereka tentang seorang laki-laki yang tinggal dalam Gereja. Kemudian mereka mengunjungi orang itu dalam Gereja, yang nampak seperti raksasa, yang tangannya diikat pada lehernya, dan kakinya diikat dengan rantai, dari lutut hingga mata-kaki. Mereka bercakap-cakap dengan orang ini, yang tiba-tiba ia bertanya kepada mereka tentang Nabi SAW, dan ia mengakhiri percakapannya dengan ucapan: ‘Aku adalah Masihid Dajjal, dan aku berharap semoga aku segera dibebaskan, lalu aku dapat menjelajahi seluruh dunia, kecuali Makkah dan Madinah“.

Satu hal yang sudah pasti ialah bahwa seluruh cerita ini bukanlah kejadian biasa, melainkan sebuah visiun (ru’yah). Adapun bukti bahwa kejadian itu terjadi dalam ru’yah ialah adanya kenyataan bahwa Dajjal bertanya kepada mereka sbb: “Ceritakanlah kepadaku tentang Nabi bangsa Ummi (bangsa Arab), apakah yang ia kerjakan”.

Pertanyaan mereka dijawab sbb: “Beliau meninggalkan Makkah dan sampai di Madinah”. Dalam Hadits lain, Dajjal diriwayatkan bertanya sbb: “Orang ini yang muncul di antara kamu, apakah yang ia kerjakan?” (Kanzul-Ummal jilid VII, hal 2024).

Bagaimana mungkin Dajjal tahu bahwa Nabi bangsa Arab telah muncul? Apakah Dajjal telah menerima wahyu? Sudah barang tentu tidak. Dan pula tak mungkin bahwa ini adalah perkara tekaan.

Kejadian-kejadian lain yang diceritakan dalam Hadits ini, semuanya menguatkan pendapat bahwa ini terjadi dalam ru’yah. Misalnya, siapakah yang mengikat tangan Dajjal pada lehernya? Siapakah yang mengikat kakinya dengan rantai? Bolehkah kami mengira bahwa Dajjal dilahirkan dalam keadaan demikian? Mengapa jassasah tidak melepas rantai Dajjal? Segala persoalan yang rumit ini hanya dapat dipecahkan apabila kami menganggap ceritera ini berasal dari ru’yah Tamim Dari.

Segala sesuatu yang diketahui oleh Nabi Suci yang berhubungan dengan masalah ini juga berlandaskan ru’yah. Allah tak pernah membawa beliau ke sebuah pulau, dan menyuruh beliau melihat Dajjal dengan mata-kepala sendiri. Sebaliknya, hanya melalui ru’yah sajalah, beliau melihat sifat-sifat Dajjal. Beliau menyajikan ru’yah Tamim Dari ini, sekadar untuk memperkuat apa yang diketahui oleh beliau dalam ru’yah sebagaimana beliau menceritakan juga impian para Sahabat lainnya. Hadits ini memberi petunjuk kepada kita, di mana tempat-tinggal Dajjal :

1. Ia bertinggal di sebuah pulau.

2. Letak pulau ini sejauh satu bulan pelayaran dari Syria.

Masih ada satu lagi yang orang dapat ketahui dari Hadits ini, yakni, bahwa pada zaman Nabi, Dajjal sudah ada, tetapi ia belum diizinkan keluar. Hal ini akan kami uraikan nanti dengan panjang-lebar.

Dua catatan tersebut di atas memberi petunjuk seterang-terangnya akan tempat-tinggal Dajjal. Sudah terang bahwa Eropah didiami pula oleh bangsa-bangsa lain, tetapi bangsa Inggeris mempunyai kekuasaan dan kebesaran yang tak pernah jatuh di tangan bangsa lain di benua itu. Itulah sebabnya mengapa benua Barat disebutkan secara khusus sebagai tempat-tinggal Dajjal.

Featuring WPMU Bloglist Widget by YD WordPress Developer