All posts by 112251

Kepergianmu

Sungguh ku tak terima ini
Ku tak percaya dengan ini
Kenapa kau secepat ini
Kenapa,,,? Kenapa,,, ?

Haruskah aku pergi menemanimu
Tinggal di satu atap yang sama
Dan kita hadapi semua

Apalah arti cintaku tanpamu
Hampa hidup yang ku rasa
Ditemani bayangan semu tentangmu

Cucuran Keringatmu

Hari demi hari kau lalui sendiri
Termenung seorang diri dikota sebrang
Ku tahu kau tak mau dengan ini
Namun apalah dayamu

Hati ini tak kuasa melihatmu
Bekerja keras setiap hari
Namun apalah daya ini
Kau cegah aku kala ku membantu

Padahal hati ini ingin merasakan
Betapa kerasnya pekerjaan itu
Namun karena sayangmu padaku
Kau melarangku

Hikmah Dari Sehelai Krudung

Hikmah Dari Sehelai Krudung

Ada seorang wanita cantik, ia memiliki rambut yang sangat panjang dan lurus, namun sayang wanita cantik itu selalu bersikap sombong dan selalu membanggakan rambut dan kecantikannya itu. Sehingga kaum laki laki merasa tergoda dengan kecantikannya.

Hingga pada suatu malam si wanita cantik itu bermimpi rambutnya yang indah dan wajahnya yang cantik ada yang ingin membakar rambutnya dan ada yang ingin mengkuliti wajah cantiknya itu. Dan ternyata mereka adalah orang orang yang selama ini dia sakiti dia hina karena mereka jelek dan tidak mempunyai rambut indah, mereka menyimpan dendam dan ingin membakar si cantik itu.

Dua hari setelah kejadian mimpi itu si cantik merasakan hal yang aneh pada rambut dan wajahnya, kepalanya merasa pusing, wajahnya ditumbuhi jerawat yang banyak sekali padahal dia selalu rajin ke salon dan creambath.

Si cantik itu merasa tersiksa dengan setiap hari harus menggaruk garuk kepala dan mengoleskan krim pelembab pada wajahnya namun jerawat semakin banyak.

Si cantik itu kini merasa gelisah dia tidak berani lagi keluar rumah karena memiliki wajah yang jelek.

Suatu hari ada seorang berjubah putih datang menemuinyam dia adalah makluk yang diutus Allah SWT untuk memberi nasehat untuk berkerudung dan usaplah wajah kamu dengan air wudhu dan jangalah kamu membangakan kecantikanmu dan keindahan rambutmu karena niscaya semua itu akan membuat engkau selalu menjadi orang yang sombong.

Dan akhirnya si cantik itu menggenakan krudung dan selalu melakukan sholat 5 waktu, keajaiban terjadi rambut yang dulunya banyak kutu dan wajah penuh jerawat kini menjadi seperti semula.

Si cantik itu pun kini tidak sombong lagi.

╰☆╮”,DALIL-DALIL AKAN TURUNNYA NABI ISA ALAIHISSALLAM,”╰☆╮

╰☆╮”,DALIL-DALIL AKAN TURUNNYA NABI ISA ALAIHISSALLAM,”╰☆╮

Turunnya ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman telah tetap dalam al-Kitab dan as-Sunnah yang shahih lagi mutawatir, hal itu merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda besar Kiamat.

a. Dalil-dalil turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di dalam al-Qur-an al-Karim.
1). Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ إلى قوله تعالى وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِلسَّاعَةِ

Dan tatkala putera Maryam (‘Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. Sampai dengan firman-Nya: Dan sesungguhnya ‘Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari Kiamat…” [Az-Zukhruf: 57-61]

Ayat-ayat ini turun dalam konteks bercerita tentang ‘Isa Alaihissallam, di akhirnya dijelaskan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ , maknanya adalah turunnya Isa pada hari Kiamat merupakan salah satu tanda dekatnya Kiamat, hal itu pula ditunjuki oleh bentuk qira-ah (tanda baca) yang lainnya وَإِنَّهُ لَعَلَمٌ لِّلسَّاعَةِ dengan huruf ‘ain dan lam yang difat-hahkan, maknanya adalah tanda akan tegaknya hari Kiamat. Qira-ah seperti ini diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, Mujahid dan yang lainnya dari kalangan imam ulama tafsir. [1]

Al-Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dengan sanadnya kepada Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma di dalam tafsiran ayat وَإِنَّهُ لَعِلْمٌ لِّلسَّاعَةِ , dia berkata, “Ia adalah turunnya ‘Isa bin Maryam Alaihissallam sebelum tegaknya Kiamat.” [2]

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Yang shahih bahwa kata (إِنَّـهُ) -dhamirnya (kata ganti)- kembali kepada ‘Isa, karena redaksi ayat menyebutkan tentangnya.” [3]

Dan jauh sekali jika makna ayat adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh Nabi ‘Isa Alaihissallam berupa menghidupkan yang mati, menyembuhkan orang buta, yang berpenyakit kusta juga yang lainnya dari orang-orang yang berpenyakit.

Lebih jauh lagi apa yang diungkapkan dari sebagian ulama bahwa dhamir di dalam kata (وَإِنَّهُ) kembali kepada al-Qur-an al-Karim.[4]

2). Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ إلى قوله تعالى وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

“Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa putera Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sampai dengan firman-Nya Ta’ala: Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti ‘Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.” [An-Nisaa’: 157-159]

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi tidak membunuh ‘Isa Alaihissallam, tidak juga mensalibnya, akan tetapi dia diangkat oleh Allah ke langit, sebagaimana diungkapkan dalam firman-Nya:

إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَىٰ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ

“(Ingatlah), ketika Allah berfirman, ‘Hai ‘Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku…” [Ali ‘Imran: 55]

Maka sesungguhnya ayat-ayat itu pun menunjukkan bahwa di antara Ahlul Kitab ada yang beriman kepada ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman. Hal itu terjadi ketika dia turun [5]sebelum wafat, sebagaimana dijelaskan oleh beberapa hadits mutawatir lagi shahih.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata dalam jawabannya atas pertanyaan yang ditujukan kepadanya tentang wafat dan pengangkatan ‘Isa Alaihissallam, “Segala puji hanya milik Allah, ‘Isa Alaihissallam masih hidup, dan telah tetap di dalam hadits shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda:

يَنْزِلُ فِيْكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً وَإِمَامًا مُقْسِطًا، فَيَكْسِرُ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعُ الْجِزْيَةَ.

‘Ibnu Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim dan pemimpin yang adil, lalu dia akan mematahkan salib, membunuh babi dan menghapus jiz’yah (pajak).’ [6]

Telah tetap dalam hadits shahih dari beliau bahwa ‘Isa Alaihissallam akan turun pada menara putih sebelah timur Damaskus, sesungguhnya dia akan membunuh Dajjal. Barangsiapa ruhnya berpisah dengan jasadnya tidak mungkin tubuhnya akan turun dari langit, dan jika dihidupkan, maka sesungguhnya dia bangkit dari dalam kuburnya.

Adapun firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا

“… sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir….” [Ali ‘Imran: 55]

Ini merupakan dalil bahwa tidak dimaksudkan dengan pengangkatan ini adalah kematian, karena jika yang dimaksud dengan hal itu adalah kematian, niscaya ‘Isa q akan sama seperti layaknya orang-orang beriman lainnya, di mana Allah mengambil ruh mereka, lalu mengambilnya ke atas langit, sehingga tidak ada sesuatu yang khusus dalam pengangkatannya. Demikian pula firman-Nya وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا “Serta membersihkan kamu dari orang-orang kafir,” dan jika yang dimaksud bahwa ruhnya telah berpisah dengan jasadnya, niscaya badannya di bumi akan seperti jasad para Nabi yang lainnya.

Sementara Allah Ta’ala berfirman dalam ayat yang lain:

وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ

… Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya… [An-Nisaa’: 157-158]

Firman Allah Ta’ala, بَلْ رَفَعَهُ اللهُ إِلَيْهِ “Tetapi yang sebenarnya Allah telah mengangkat ‘Isa kepada-Nya,” menjelaskan bahwasanya beliau diangkat dengan badan juga ruhnya, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits shahih bahwa dia akan turun dengan badan juga ruhnya, karena jika yang dimaksud pengangkatannya adalah kematiannya, niscaya Allah berfirman, “Tidaklah mereka membunuhnya, tidak juga menyalibnya, akan tetapi dia telah mati.”

Karena itulah di antara para ulama ada yang berkata إِنِّي مُتَوَفِّيْكَ “Kami mewafatkannya,” maknanya adalah memegangmu, yaitu memegang ruh dan jasadmu. Dikatakan dalam bahasa Arab (تَوَفَّيْتُ الْحِسَابَ وَاسْتَوْفِيْقَهُ) maknanya ada-lah mengambilnya.

Dan lafazh (اَلتَّوَفِّي) secara menyendiri tidak mengandung makna kematian ruh tanpa badan, tidak juga kematian keduanya secara bersamaan kecuali dengan qarinah (petunjuk) lainnya yang terpisah.

Bahkan terkadang bermakna tidur, sebagaimana diungkapkan dalam firman-Nya:

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا

“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya…” [Az-Zumar: 42]

Firman-Nya:

وَهُوَ الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ

“Dan Dia-lah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari…” [Al-An’aam: 60]

Dan firman-Nya:

حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ تَوَفَّتْهُ رُسُلُنَا

“… Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh Malaikat-Malaikat Kami…” [Al-An’aam: 61]” [7]

Pembicaraan dalam pembahasan ini tidak bermaksud mengungkapkan diangkatnya ‘Isa Alaihissallam, tetapi hanya sekedar menjelaskan bahwa dia q diangkat dengan jasad dan ruhnya, dan sesungguhnya dia masih hidup sampai sekarang di atas langit, dan akan turun di akhir zaman, serta akan diimani oleh orang-orang Ahlul Kitab yang ada pada waktu itu, sebagaimana difirmankan oleh Allah Ta’ala:

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ

“Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya…” [An-Nisaa’: 159]

Ibnu Jarir rahimahullah berkata, “Ibnu Basyar meriwayatkan kepada kami, dia berkata, ‘Sufyan meriwayatkan kepada kami, dari Abu Hushain, dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas:

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ

‘Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya…’ [An-Nisaa’: 159]

Dia berkata, ‘Maksudnya adalah sebelum kematian ‘Isa bin Maryam.’” [8]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Ini adalah sanad yang shahih.” [9]

Kemudian Ibnu Jarir rahimahullah berkata setelah mengungkapkan berbagai pendapat tentang makna ayat ini, “Dan pendapat yang paling benar adalah pendapat yang mengatakan bahwa tafsiran ayat tesebut adalah “Dan tidak ada seorang pun di antara Ahlul Kitab yang tidak beriman kepada ‘Isa sebelum kematian ‘Isa.” [10]

Beliau meriwayatkan dengan sanadnya dari al-Hasan al-Bashri rahimahullah, bahwasanya dia berkata, “(Maknanya adalah) sebelum kematian ‘Isa. Demi Allah, sesungguhnya dia sekarang masih hidup di sisi Allah, akan tetapi jika dia turun, maka semua orang akan beriman kepadanya.” [11]

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Tidak diragukan bahwa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini adalah pendapat yang benar, karena pendapat itulah yang dimaksud dari beberapa redaksi ayat dalam menetapkan kebathilan semua pengakuan Yahudi bahwa ‘Isa itu dibunuh dan disalib, kemudian diserahkannya kabar ini kepada orang-orang Nasrani yang bodoh. Maka Allah mengabarkan bahwa masalahnya tidak demikian, yang ada hanyalah seseorang yang diserupa-kan-Nya bagi mereka, sehingga mereka membunuh orang yang serupa dengan-nya (‘Isa) sementara mereka tidak mencari kebenaran akan hal itu, selanjutnya beliau diangkat kepada-Nya, dan sungguh, dia akan turun sebelum hari Kiamat, sebagaimana hadits-hadits mutawatir menunjukkan hal itu.” [12]

Beliau (Ibnu Katsir) menuturkan bahwa diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma juga yang lainnya bahwa Ibnu ‘Abbas menjadikan dhamir dalam firman-Nya قَبْلَ مَوْتِهِ kembali kepada Ahlul Kitab, dan beliau berkata, “Sesungguh-nya jika riwayat ini benar, niscaya akan bertentangan dengan penjelasan ini, akan tetapi yang benar di dalam makna dan sanad adalah yang telah kami jelaskan.” [13]

b. Dalil-Dalil Turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam Dalam as-Sunnah al-Mu-thahharah
Dalil-dalil dari as-Sunnah tentang turunnya ‘Isa Alaihissallam sangat banyak dan mutawatir, sebagian darinya telah kami uraikan, dan akan kami sebutkan di sini sebagian darinya karena khawatir akan terkesan terlalu panjang, di antaranya:

1). Diriwayatkan oleh asy-Syaikhani dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ؛ لَيُوْشِكُنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيْكُمْ ابنُ مَرْيَمَ حَكَمًا عَدْلاً، فَيَكْسُرُ الصَّلِيْبَ، وَيَقْتُلُ الْخِنْزِيْرَ، وَيَضَعُ الْحَرْبَ، وَيُفِيْضُ الْمَالَ حَتَّى لاَ يَقْبَلُهُ أَحَدٌ، حَتَّى تَكُوْنَ السَّجْدَةُ الْوَاحِدَةُ خَيْرًا مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا.

‘Demi Rabb yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh telah dekat turunnya putera Maryam di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil, dia akan mematahkan salib, membunuh babi, menghentikan pe-perangan, dan melimpahkan harta, sehingga tidak seorang pun menerima-nya, hingga satu kali sujud lebih baik daripada dunia dan seisinya.’”

Kemudian Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata, “Dan bacalah jika kalian menghendaki.

وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا

‘Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (‘Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti ‘Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.’ [An-Nisaa’: 159]”[14]

Ini adalah penafsiran Abu Hurairah Radhiyallahu anhu untuk ayat tersebut bahwa yang dimaksud di dalam ayat ialah di antara Ahlul Kitab akan ada yang beriman kepada ‘Isa Alaihissallam sebelum beliau wafat. Hal itu terjadi tatkala beliau turun di akhir zaman, sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.

2). Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan pula dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كَيْفَ أَنْتُمُ إِذَا أُنْزِلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ؟!

‘Bagaimanakah kalian ketika putera Maryam diturunkan sedangkan (pemimpin) imam kalian dari kalangan kalian sendiri?!’” [15]

3). Muslim meriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُوْنَ عَلَى الْحَقِّ، ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ؛ قَالَ: فَيَنْزِلُ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ ، فَيَقُوْلُ أَمِيْرُهُمْ: صَلِّ لَنَا. فَيَقُوْلُ: لاَ؛ إِنَّ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضِ أُمَرَاءُ؛ تَكْرِمَةَ اللهِ هَذِهِ اْلأُمَّةَ.

“Senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang berjuang membela ke-benaran, mereka selalu mendapatkan pertolongan sampai hari Kiamat.” Beliau berkata, “Lalu ‘Isa bin Maryam Alaihissallam turun, pemimpin mereka ber-kata, ‘Shalatlah mengimami kami.’ Beliau berkata, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian dari kalian adalah pemimpin bagi yang lainnya, sebagai kemuliaan yang Allah berikan kepada umat ini.’” [16]

4). Telah dijelaskan sebelumnya hadits Hudzaifah bin Asid tentang tanda-tanda besar Kiamat, di dalamnya diungkapkan:

وَنُزُوْلُ عِيْسىَ بْنِ مَرْيَمَ.

“Dan turunnya ‘Isa bin Maryam Alaihissallam.” [17]

5). Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اَلأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلاَّتٍ، أُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِيْنُهُمْ وَاحِدٌ، وَإِنِّي أَوْلَى النَّاسِ بِعِيْسَـى بْنِ مَرْيَمَ؛ لأَنَّهُ لَمْ يَكُنْ بَيْنِـيْ وَبَيْنَهُ نَبِيٌّ، وَإِنَّهُ نَازِلٌ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوْهُ؛ فَاعْرِفُوْهُ.

“Para Nabi adalah saudara seayah, ibu-ibu mereka berbeda-beda, akan tetapi agama mereka satu. Sesungguhnya aku adalah orang yang paling berhak (dekat) kepada ‘Isa bin Maryam, karena tidak ada Nabi di antaraku dan dia. Dan sesungguhnya dia akan turun, jika kalian melihatnya, maka kenalilah dia!” [18]

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa’ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]
_______
Footnote
[1]. Tafsiir al-Qurthubi (XVI/105), dan lihat Tafsiir ath-Thabari (XXV/90-91).
[2]. Musnad Ahmad (IV/329, no. 2921) tahqiq Ahmad Syakir, beliau berkata, “Sanadnya shahih.”
[3]. Tafsiir Ibni Katsir (VII/222).
[4]. Lihat Tafsiir Ibni Katsir (VII/223).
[5]. Yaitu, turun secara hakiki, tidaklah yang dimaksud dengan turun dan hukum yang diterapkan di bumi di akhir zaman hanya sekedar perumpamaan dominasi ruh dan rahasianya risalah beliau terhadap manusia, berkasih sayang, saling mencintai, kedamaian dan mengambil segala tujuan hukum tanpa memahami zhahirnya, maka sesungguhnya hal itu bertentangan dengan hadits-hadits yang mutawatir bahwa ‘Isa akan turun dengan ruh dan jasadnya, sebagaimana ia diangkat dengan ruh dan jasadnya Alaihissallam.
[6]. Lihat perkataan Syaikh Muhammad ‘Abduh dalam Tafsiir al-Manaar (III/317).
[7]. Majmuu’ al-Fataawaa (IV/322-323).
[8]. Tafsiir ath-Thabari (VI/18).
[9]. An-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/131).
Dan atsar Ibnu ‘Abbas dishahihkan oleh Ibnu Hajar dalam al-Fat-h (VI/492).
[10]. Tafsiir ath-Thabari (VI/21).
[11]. Tafsiir ath-Thabari (I/18).
[12]. Tafsiir Ibni Katsir (II/415).
[13]. An-Nihaayah/al-Fitan wal Malaahim (I/137).
[14]. Shahiih al-Bukhari, kitab Ahaadiitsul Anbiyaa’, bab Nuzuulu ‘Isa bin Maryam Alaihissallam (VI/490-491, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, bab Nuzuulu ‘Isa bin Maryam Shallallaahu ‘alaihi wa Sallaam Haakiman (II/189-191, Syarh an-Nawawi).
[15]. Shahiih al-Bukhari, kitab Ahaadiitsul Anbiyaa’, bab Nuzuulu ‘Isa bin Maryam Alaihissallam (VI/491, al-Fat-h), dan Shahiih Muslim, bab Nuzuulu ‘Isa bin Maryam Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam Haakiman (II/193, Syarh an-Nawawi).
[16]. Shahiih Muslim, bab Nuzuulu ‘Isa bin Maryam Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam Haakiman (II/193-194, Syarh an-Nawawi).
[17]. Shahiih Muslim, kitab al-Fitan wa Asyraathus Saa’ah (XVIII/27-28, Syarh an-Nawawi).
[18]. Musnad Ahmad (II/406, catatan pinggir kitab Muntakhab al-Kanz). —

Puisi Kerinduan

Ayah…
Jauh dari lubuk hatiku
Aku sangat merindukanmu

Hatiku kini tak berdaya
Seakan tersayat-sayat
Ingin rasanya aku bertemu denganmu
Dan mendapat kasih dan sayangmu

Dulu…
Ku habiskan waktuku bersamamu
Canda tawa ria bersama
Sekarang…
Semuanya hanya tinggal kenangan

Kau pergi bersamanya
Kau tinggalkan aku
Kau hapus semua tentangku dipikiranmu

Kembalikan semua kasih dan sayangnya Tuhan !
Aku merindukan saat-saat itu

Akankah semua itu kembali ???
Hatiku menjerit
Menginginkan semuanya kembali, Tuhan !

Kerinduan – oleh Hanita Dewi

Ayah mengapa kau pergi

Tak ada kata yang pantas terucapkan..
Hanya derai bening yang selalu bercucuran..
Membayangkan segala kenangan..
Teringat akan semua kebersamaan..

Walau ucapmu terkadang pahit..
Sentakmu buatku sakit..
Namun kan ku coba tuk bangkit..
Tak peduli itu mudah ataupun sulit..

keluh kesah selalu kau sembunyikan..
kau simpan dalam sebuah senyuman..
apapun yang kau rahasiakan..
aku selalu bisa merasakan..

Itu dahulu,
saat kau masih bersamaku..
banyak hal yang buatku malu..
malu karna telah menyia-nyiakanmu..

Kini hanya sesal yang tersisa dijiwa..
ingin sekali aku mengulang semua..
jika Tuhan mengizinkannya..
aku takan lagi buatmu kecewa..

Andai Tuhan beritahu aku..
bahwa Ia akan mengambil ayah lebih dulu..
mungkin aku takan lakukan itu..
kan ku buat dia bahagia karna aku.

Karya: Sariyanti

KATA-KATA BIJAK PERSAHABATAN

Dalam persahabatan yang tanpa kata, segala pikiran, harapan dan keinginan terungkap dan terangkum bersama – menyimpan keutuhan. Ketika tiba saat perpisahan, jangan kalian berduka, sebab apa yang kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih cemerlang dari kejauhan – seperti gunung yang tampak lebih agung terlihat dari padang dan daratan. Jangan ada tujuan lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya jiwa. Karena cinta kasih yang masih mengandung pamrih hanyalah jaring yang ditebarkan ke udara – hanya menangkap kekosongan semata.

tentang ayah

Dibalik Diam Tersimpan Sayang Ayah
(Jamilah) Di bawah cahaya rembulan di sejuknya
malam ku pandangi bintang yang seakan-
akan tertawa berkedip memanggilku, desir
angin seakan menyentuh tubuhku, udara
yang sejuk, daun-daun yang seakan menari-
nari menambah keindahan malam itu. Tanpa ku sadari lamunanku tertuju pada sesosok
bayangan yang begitu berarti dalam hidupku.
Senyum dan semangatnya yang selalu
membuat aku bersemangat dalam menjalani
hari-hariku. Nasihatnya yang selalu aku
ingat dalam setiap langkahku. Tanpa ku sadar air mataku menetes ketika aku
mengingat sosok yang baik itu. Ya… dia
adalah ayahku, pahlawan yang sudah sangat
amat berjasa dalam kehidupanku, meski
sosoknya yang terlihat keras, kaku, dan
tidak pernah perduli pada ku, dan kedua saudaraku, tapi aku yakin dalam hatinya dia
amat sayang pada kami meski dia tidak
pernah menunjukkan rasa sayangnya secara
langsung pada kami. Ayah paling bisa
membungkus rasa cinta dan sayangnya itu
dalam diamnya. Pernah pada waktu itu kakakku yang kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta mendapatkan kesempatan dari kampusnya untuk pergi ke luar negeri. Tak heran menurutku kalau kakakku mendapatkan itu semua, karena dari SMP sampai SMA ia selalu
terpilih untuk mewakili sekolahnya untuk lomba, baik itu tingkat kecamatan sampai provinsi. Ia pun langsung mengatakan pada ayah dan ibu berita bahagia itu ketika kami sedang berkumpul di ruang tamu. “Yah, bu, aku terpilih untuk mewakili kampus untuk pergi ke luar negeri lho” dengan semangat kakakku mengatakan itu pada ayah dan ibu. “Wah… beneran itu kak?” tanyaku penasaran. “Ya bener dong, masak kakak bohong” jawabnya dengan nada yang masih semangat. “Allhamdulilah, kalau begitu. Tapi ingat jangan hanya ilmu duniawi saja yang dicari, ilmu akhirat pun harus dicari dan diamalkan” ucap ibu dengan suara halusnya. “Denger tu kak, apa kata ibu” ledekku. “Huuuu, dasar seneng kamu ya, iya ibu sayang, aku pasti ingat itu” jawab kakakku sambil meluk ibu. “Huuuh, dasar anak manja. Ouwh ya, selamat ya kakakku yang paling ganteng setelah ayah tentunya he..he…atas terpilihnya kakak untuk mewakili kampus kakak, nanti kalau kakak jadi pergi, jangan lupan oleh-olehnya ya kak”. godaku yang dilanjut dengan ucapan selamat dari ibu dan adikku yang juga menuntut oleh-oleh dari kakak. Ayah yang dari tadi sibuk dengan buku dan kopinya, tidak menghiraukan kegembiraan kami berempat. Disela-sela tawa kami berempat, aku menghampiri ayah. “Ayah, ayah kok gak ngucapin selamat buat
kakak, ayah mau dibawain apa nanti, kalu kakak pulang, jarang-jarang lho yah kakak ke luar negeri” tanyaku pada ayah dengan manja sambil dengan penasaran menunggu jawaban dari ayah, namun cuma dibalas dengan senyuman oleh ayah. Melihat hal itu aku langsung pergi ke kamar dengan wajah cemberut. Sejak kejadian itu aku terus berpikir, kenapa ayah tidak pernah mengucapkan selamat pada kami, ku ingat dan terus ku ingat berapa kali sudah kakak memenangkan perlombaan dan juga juara kelas, begitu juga aku dan adikku tapi tidak satu pun ucapan selamat keluar dari mulut ayah. Jangankan mengucapkan selamat menunjukkan rasa bangganya pun pada kami tidak. Aku mulai berpikir macam-macam tentang ayah, apa yang menyebabkan ayah bersikap seperti itu
pada kami? apa ayah tidak menyayangi kami? apa yang harus kami lakukan agar ayah bangga pada kami? berbagai pertanyaan pun muncul dari otakku. Kalau dipikir-pikir lagi seandainya posisi ayah digantikan dengan orang lain, mungkin orang tersebut akan merasa bangga melihat apa yang didapatkan oleh anak-anaknya. Tapi tidak bagi ayahku, ketika kami mendapatkan
hal itu dia malah tidak peduli dan seolah-olah tidak bangga dengan apa yang kami peroleh. Memang ayahku adalah sosok yang pendiam, bicara pada kami pun jika ada perlu saja. Mungkin inilah yang membuat dia bersikap seperti itu pada kami. Aku pun semakin penasaran pada ayah, akhirnya aku beranikan diriku bertanya pada ibu. “Bu, sifa boleh nanya?”. Tanyaku pada ibu ketika ibu sedang memasak. “Tanya apa sayang, serius banget kayaknya” jawab ibu dengan sedikit menyelidik. “Ini bu tentang ayah” dengan nada ragu aku bertanya. “Ayah kenapa?” Tanya ibu dengan raut muka yang penasaran. “Gak kenapa-kenapa kok bu, cuma mau nanya aja kenapa sih ayah kelihatannya gak pernah peduli pada kami, ketika kami mendapatkan juara atau memenangkan perlombaan, ayah pasti diam. Ayah gak pernah nunjukin kalau ayah senang dan puas dengan apa yang kami dapatkan. Ayah juga gak pernah nunjukin kalau ayah sayang sama kami. Sebenarnya ayah itu sayang gak ya sama kami?”. “Kamu kayak gak tau ayah kamu saja. Mana ada sayang ayah yang gak sayang sama anaknya. Ayah juga bangga dan sayang kok sama kalian, meski dia selalu diam tapi ibu yakin bahkan sangat yakin kalau dalam hatinya dia sayang sama kalian. Hanya saja ayah tidak menunjukkannya pada
kalian. Kan rasa bangga dan rasa sayang juga gak harus selamanya diperlihatkan kan1”. Jawab itu sambil menenangkanku “Emmm…gitu ya bu, tapi aneh aja bu menurut sifa” “Sudah gak usah berpikir yang macam- macam tentang ayah, yang perlu kamu tahu ayah sayang kalian”. Tenang ibu sambil menatapku. “Iya bu, terima kasih” jawabku dengn ragu. Setelah beberapa hari aku menanyakan hal itu pada ibu. Pada suatu malam aku terbangun dari tidurku ketika aku hendak ke kamar mandi aku melewati kamar ayah dan ibu. Dari balik pintu aku mendengar ayah sedang berdoa dengan khusyuk. Ku tempelkan telingaku ke pintu kamar ayah dan ibu karna doa ayah yang mengantarkan aku untuk mendengarkan itu semua. Dari balik pintu itu aku mendengar ayah menangis sambil mendoakan kami, ku terus dengar doa-doa ayah untuk kami. Sekali- sekali aku menangis juga mendengar doa- doa ayah untuk kami. Sejak malam itu aku tahu kalau ayah benar-benar sayang sama kami. Keesok harinya ketika aku hendak berangkat ke sekolah, ku lihat ayah sedang duduk di meja makan, sambil sesekali menghirup kopi yang di buat ibu. Aku tidak tahu kenapa pagi itu aku merasa kangen sekali sama ayah, kutatap wajah ayah yang tanpa ku sadari mulai tua, tubuhnya yang semakin kurus membuat aku sangat bersalah pada ayah karena telah berburuk sangka pada ayah. Kulangkahkan kakiku untuk melakukan pekerjaan rutinku setiap aku akan pergi ke sekolah, ketika kucium tangan ayah tanpa ku sadar air mataku menetes di tangan ayah, sebelum aku benar- benar menangis ku peluk ayah. “Ayah, maafin sifa” ucapku sambil terus menagis, namun ayah tetap diam “Sifa minta maaf karena telah berburuk sangka pada ayah, tapi sekarang sifa tahu biarpun ayah diam dan tidak pernah menunjukan kalau ayah peduli, cinta, dan sayang pada kami, tapi dalam hati ayah, ayah benar-benar sayang sama kami. Sekarang. Sekali lagi Sifa minta maaf”. Mendengar hal itu ayah tersenyum dan semakin erat memelukku. “Ayah tahu nak, apa yang kamu pikirkan tentang ayah. Asal kamu tahu ayah sangat sayang sama kalian. Walau pun ayah tidak pernah menunjukkan itu semua. Bagi ayah kalian adalah harta yang paling berharga dalam hidup ayah yang gak akan pernah tergantikan oleh apa pun di dunia ini, dengan melihat kalian tersenyum, jadi anak yang soleh dan sholeha saja sudah membuat ayah bahagia dan bangga pada kalian tanpa harus kalian juara di kelas, atau memenangkan perlombaan atau apa pun itu. “Fa…sifa…sifaaaa” Panggil seseorang yang mengagetkanku. “Eh.a…I.iaa wa” Ucapku terkaget. Lamunanku kini berganti dengan sepi dan kelam saat ku dengar namaku dipanggil oleh teman sekos ku Najwa yang kulihat bengong melihat aku yang duduk diam di kursi dengan buku-buku yang berantakn di meja belajarku. “Lagi ngapain jam segini belum tidur?” Tanya Najwa sambil mengucek-ngucek matanya yang sedari tadi tidur “Gak ngapa-ngapain kok, udah tdur aja lagi” bujukku “Kamu nangis ya” Tanya Najwa dengan penasaran karena mataku sebab sedari tadi nangis “Gak kok, Cuma kelilipan aja” elakku “Udah, ngaku aja, kamu ada masalah ya? Cerita aja sama aku, siapa tahu aku bisa bantu” “Emmm… gak pa-pa kok wa, aq Cuma kangen sama ayah aja” “Walah, kirain ada masalah apa, udah kalau kangen telpon aja” “Besok aja wa, jam segini orang rumah juga udah tidur, aku juga gak mau ganggu istirahat mereka” “ Ya sudah, kita tidur aja bsok kan kita kuliah masuk pagi lagi” “Yya wa, kamu tidur aja dulu, aku mau rapikan buku-buku ini dulu” sambil menunjuk tumpukan buku disamping ku. “ Ya udah kalau gitu” Jam menunjukkan pukul 00.30 wib, aku
bergegas menuju tempat tidur. Sebelum tidur
kutitipkan sebuah kata terima kasih untuk
sang maha pencipta, karena tlah Ia
karuniakan kepadaku seorang ayah yang
begitu hebat dan sangat menyayangiku dan keluargaku. Ku lanjutkan doa ku dengan doa
kedu orang tua sebelum aku benar-benar
tertidur. “Bismillah Hirrahman Nirrahim. Robbighfir
lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa
robbayaanii shoghiiroo. Ya Tuhanku!
Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil”.

Sumber: http://sanggarsastraunsri.wordpress.com/2013/12/04/dibalik-diam-tersimpan-sayang-ayah-jamilah/

Sejarah manusia purba di Indonesia

A. Zaman Paleolitikum Pada zaman ini perkakas atau alat rumah tangga masihlah sangat sederhana dan primitif. Selain itu di zaman Paleolitikum atau batu tua ini memiliki ciri-ciri yang antara lain, hidup berkelompok dalam sebuah gua, sekitar aliran
sungai ataupun juga diatas pohon. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan makan mereka masih mengandalkan makanan dari alam dan berburu binatang maka dari itu di zaman ini manusia purba sering berpindah-pindah dari tempat satu ketempat lainya yang memiliki stok makanan utuk dimakan. B.Zaman Mezolitikum Dizaman ini terjadi sekitar
10.000 tahun yang lalu, zaman mezolitikum juga didebut dengan zaman batu madya tau tengah. Pada zaman ini manusia masih mengndalkan makanan dari alam dan berburu untuk memenuhu kebutuhan makanan. Mereka tinggal di gua-gua di bawah bukit karang (abris souche roche), tepi pantai, dan ceruk pegunungan. Gua abris souche roche menyerupai ceruk untuk dapat melindungi diri dari panas dan hujan. Beberapa peninggalan di zaman ini adalah berup kapak genggam dan alat berburu dari tulang binatang selain itu pada zaman batu tenga ini ada peninggalan seni yang berupa dengan lukisan yang terdapat dalam goa-goa yang pernah ditinggali oleh para manusia purba. C. Zaman Neolitikum zaman Neolitikum diperkirakan terjadi pada tahun 1500 SM. zaman Neolitikum juga disebut dengan zaman batu muda. Pada zaman ini manusia purba mengalami perubahan yang signifikan dimana dizaman ini manusia purba tidak lagi berburu dan mengandalkan dari alam tapi sudah mulai untuk bercocok tanaman yang bisa untuk dimakan dan juga memelihara ternak. Selain itu di masa batu muda ini manusia purbab tidak lagi berpindah pindah melainkan sudah menetap.
beberapa peninggalan manusia purab dizaman ini berupa lumbung untuk menyimpan padi dan alat rumah tangga seperti kapak lonjong, kendi dan beliung persegi. Untuk kapak atau beliung persegi di Indonesia tersebar di Sulawesi, Maluku dan papua, Sedangkan untuk kapak lonjong ditemukan di Bali.\ D. Zaman Megalitikum Pada zaman ini manusia sudah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Animisme merupakan kepercayaan terhadap roh nenek moyang (leluhur) yang mendiami benda-benda, seperti pohon, batu, sungai, gunung, senjata tajam. Sedangkan dinamisme adalah bentuk kepercayaan bahwa segala sesuatu memiliki kekuatan atau tenaga gaib yang dapat memengaruhi terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam kehidupan manusia. Dari hasil peninggalannya, diperkirakan manusia pada Zaman Megalitikum ini sudah mengenal bentuk kepercayaan rohaniah, yaitu dengan cara memperlakukan orang yang meninggal dengan diperlakukan secara baik sebagai bentuk penghormatan. Adanya kepercayaan manusia purba terhadap kekuatan alam dan makhluk halus dapat dilihat dari penemuan bangunan-bangunan
kepercayaan primitif. Peninggalan yang bersifat rohaniah pada era Megalitikum ini ditemukan di Nias, Sumba, Flores, Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara dan Kalimantan, dalam bentuk menhir, dolmen, sarkofagus, kuburan batu, punden berundakundak, serta arca. Menhir adalah tugu batu sebagai tempat pemujaan; dolmen adalah meja batu untuk menaruh sesaji; sarkopagus adalah bangunan berbentuk lesung yang menyerupai peti mati; kuburan batu adalah lempeng batu yang disusun untuk mengubur mayat; punden berundak adalah bangunan bertingkat- tingkat sebagai tempat pemujaan; sedangkan arca adalah perwujudan dari subjek pemujaan yang menyerupai manusia atau hewan. E. Zaman Perunggu
Manusia purba Indonesia hanya mengalami Zaman Perunggu tanpa melalui zaman tembaga. Kebudayaan Zaman Perunggu merupakan hasil asimilasi dari antara masyarakat asli Indonesia (Proto Melayu) dengan bangsa Mongoloid yang membentuk ras Deutero Melayu (Melayu Muda). Disebut zaman perunggu karena pada masa ini manusianya telah memiliki kepandaian dalam melebur perunggu.
Di kawasan Asia Tenggara, penggunaan logam dimulai sekitar tahun 3000-2000 SM. Masa penggunaan logam, perunggu, maupun besi dalam kehidupan manusia purba di Indonesia disebut masa Perundagian. Alat-alat besi yang banyak ditemukan di Indonesia berupa alat-alat keperluan sehari-hari, seperti pisau, sabit, mata kapak, pedang, dan mata tombak.
Pembuatan alat-alat besi memerlukan teknik dan keterampilan khusus yang hanya mungkin dimiliki oleh sebagian anggota masyarakat, yakni golongan undagi. Di luar Indonesia, berdasarkan bukti-bukti arkeologis, sebelum manusia menggunakan logam besi mereka telah mengenal logam tembaga dan perunggu terlebih dahulu. Mengolah bijih menjadi logam lebih mudah untuk tembaga daripada besi.