tentang islam 2

Sekilas tentang Islam di Tanah Naga
Petir 06 Januari 2014 17:15 WIB Puncak Pegunungan Himalaya REPUBLIKA.CO.ID, Tersembunyi jauh di
Pegunungan Himalaya, Bhutan merupakan
kerajaan kecil yang diapit negara besar Cina
dan India. Di utara, wilayahnya berbatasan dengan
Cina. Sedangkan, di selatan, timur, dan barat,
berbatasan dengan India.
Bhutan, dalam bahasa Bhutan, Druk Yul,
artinya Tanah Sang Naga Petir. Naga
berwarna putih mewujud jelas dalam bendera Bhutan. Kerajaan ini mulai membuka
diri kepada dunia luar pada 1970-an.
Karena luasnya yang tidak besar, populasi
Muslim di Bhutan sangat sedikit. Negara ini
hanya mempunyai luas wilayah sekitar 38
ribu kilometer persegi. Menurut CIA Factbook, Muslim hanya satu
persen dari populasi di Bhutan. Pada 2009,
Pusat Riset Pew memperkirakan jumlah
yang sama, yakni 7.000 Muslim dengan
populasi sekitar 1,8 juta jiwa.
Bhutan adalah satu-satunya negara di dunia yang mengakui Buddha Mahayana sebagai
agama resmi. Pemerintah tidak memiliki
data resmi jumlah Muslim karena agama lain
selain Buddha dan Hindu dilarang.
Pemberitaan media barat yang gencar
mengenai Muslim yang terlibat terorisme mau tak mau memengaruhi persepsi warga
Bhutan mengenai Islam. Dalam pemberitaan itu, pelakunya kerap
diberi label Islamist rebel atau Islamist bad
guy. Akibatnya, warga Bhutan cenderung
memandang negatif Islam dan pemeluknya.
Asal muasal rakyat Bhutan berasal dari
Nepal, Burma Utara, timur laut India, dan Tibet. Mayoritas penduduknya memeluk
agama Buddha. Agama yang tergolong
minoritas adalah Islam, Hindu, dan Kristen.
Pada 2008, komunitas Ahmadiyah di Bhutan
mendirikan Masjid. Inilah masjid satu-
satunya yang dimiliki Muslim Bhutan. Sesuai namanya, Masjid Jaigaon atau Joygaon
terletak di sebuah kota kecil di Bengal, Barat
India.
Lokasinya berada di perbatasan Bhutan
dengan India. Tidak banyak informasi
tersedia mengenai masjid ini. Bagaimana bentuk dan arsitekturnya pun tidak pernah
dipublikasikan.
Sebagai negara yang berada di wilayah
pegunungan, Bhutan mempunyai
pemandangan gunung, bukit, dan lembah
yang menakjubkan. Ekologi dan hewan- hewan liar masih terjaga dengan baik.
Sayangnya, pemerintah membatasi
kunjungan wisata. Para wisatawan yang
ingin berkunjung harus ikut paket wisata.
Disarankan tidak mengunjungi Bhutan
sebagai backpacker atau wisatawan perorangan.
Ketersediaan makanan halal sangat jarang.
Agar aman, seorang Muslim yang akan
berkunjung ke Bhutan sebaiknya
menghindari mengonsumsi daging.
Bisa juga bertanya pada masyarakat lokal mengenai tempat menemukan makanan
halal. Tapi, Bhutan memiliki banyak jenis
masakan vegetarian yang terkenal
kelezatannya.

Sumber:http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/14/01/06/myz5t3-sekilas-tentang-islam-di-tanah-naga-petir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *