All posts by 112265

virus raksasa dihidupkan lagi dari es berusia 30.000 tahun

Jakarta (ANTARA News) – Para ilmuwan menghidupkan kembali virus berukuran raksasa yang terkubur selama 30.000 tahun di dalam es Siberia dan masih menular.

Sasarannya amuba, tapi para peneliti menduga ketika es Bumi meleleh, virus itu dapat memicu kembalinya virus-virus purba yang berisiko mengganggu kesehatan manusia.

Virus yang baru itu adalah yang paling besar yang pernah ditemukan. Panjangnya 1,5 mikrometer, sebanding dengan ukuran bakteri kecil.

Ahli evolusi biologi Jean-Michel Claverie dan Chantal Abergel, suami dan istri dalam tim peneliti dari Aix-Marseille University di Prancis yang memimpin penelitian itu menamainya Pithovirus sibericum.

Pemberian nama terinspirasi oleh kata pithosdalam bahasa Yunani yang artinya wadah besar besar untuk menyimpan anggur dan makanan.

“Kami orang Prancis, jadi kami harus menaruh anggur dalam kisah ini,” kata Claverie di laman jurnal ilmiah internasional Nature pada Senin (3/3).

Claverie dan Abergel membantu menemukan virus lain yang disebut virus berukuran raksasa, seperti Mimivirus dan dua lainnya yang disebutPandoravirus.

“Sekali lagi, kelompok ini telah membuka mata kita pada keragaman sangat besar dalam virus-virus berukuran raksasa,” kata Curtis Suttle, virolog di University of British Columbia di Vancouver, Kanada, yang tidak terlibat dalam penelitian itu.

Dua tahun lalu, tim Claverie dan Abergel mengetahui bahwa para ilmuwan di Rusia menghidupkan lagi tumbuhan purba dari buah-buah yang terkubur selama 30.000 tahun di permafrost –tanah beku permanen– Siberia.

“Jika memungkinkan untuk menghidupkan lagi tumbuhan, maka saya berpikir apakah mungkin untuk membangkitkan lagi virus,” kata Claverie.

Menggunakan sampel-sampel permafrost dari tim Rusia, mereka memancing virus raksasa itu menggunakan amuba –sasaran dari patogen itu– sebagai umpan.

Amuba itu mulai sekarat dan tim menemukan partikel virus raksasa di dalamnya.

Di bawah mikroskop, Pithovirus tampak seperti dompet oval tebal dengan bukaan pada salah satu bagian belakangnya, dan punya banyak kemiripan dengan Pandoravirus.

Namun disamping kesamaan bentuk itu, Abergel mencatat bahwa “mereka virus yang sepenuhnya berbeda.”

Hasil penelitian tentang virus raksasa tersebut dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences.

Bagian mengejutkan

Pithovirus punya “sumbat” dengan struktur sarang lebah menutup bukaannya.

Virus ini menyalin dirinya sendiri dengan membangun “pabrik” penggandaan di dalam sitoplasma induknya alih-alih mengambil alih nukleus seperti yang dilakukan kebanyakan virus.

Hanya sepertiga dari proteinnya membawa kesamaan dengan virus yang lain.

Hal yang mengejutkan tim itu, genomnya jauh lebih kecil dari pada genom Pandoravirus, meski ukurannya lebih besar.

“Partikel sangat besar itu pada dasarnya kosong,” kata Claverie.

Meskipun virus-virus raksasa itu hampir selalu menyasar amuba, Christelle Desnues, virolog dariFrench National Centre for Scientific Research di Marseilles, tahun lalu menemukan tanda-tanda bahwa virus berukuran raksasa yang lain, Marseillevirus, telah menginfeksi bayi berusia 11 bulan.

Dia menjalani perawatan di rumah sakit dengan kelenjar getah bening meradang dan tim Desnues menemukan jejak DNA Marseillevirus dalam darahnya, serta virus itu dalam satu node (simpul).

“Jelas bahwa virus-virus raksasa itu tidak bisa dilihat sebagai mahluk yang berdiri sendiri,” katanya.

Mereka merupakan bagian integral dari virosphere dengan implikasi pada keragaman, evolusi dan bahkan kesehatan manusia.”

Claverie dan Abergel memperhatikan bahwa kenaikan temperatur global, bersama dengan kegiatan pengeboran Kutub Utara, bisa mencairkan lebih banyak virus purba yang masih menular dan mengancam kesehatan manusia.

Namun, Suttle menyatakan bahwa orang-orang sudah menghirup ribuan virus setiap hari, dan menelan jutaan saat berenang di lautan. (*)

Penerjemah: Maryati

Editor: Priyambodo RH

COPYRIGHT © 2014

pengembang tawarkan kata sandi yang lebih modern

Hanover (ANTARA News) – Para pengembang di pameran teknologi CeBIT di Hanover, Jerman, menyebut salah satu penyebab frustrasi bagi pemilik telepon pintar dan komputer adalah menghafal lusinan kata sandi untuk semua akun dan peranti mereka.
Namun pengguna Internet akan segera punya solusi aman dengan sandi pembuka yang lebih modern, seperti pola visual atau bagian tubuh untuk mengidentifikasi mereka.

“Permasalahan dari kata sandi adalah mudah ditebak, dapat diretas, dan dari sudut pandang pemakai, mereka terlalu rumit, setiap orang bisa punya 20, 30, 60 kata sandi,” kata Steven Hope, direktur utama perusahaan perangkat lunak Winfrasoft dari Inggris seperti dilansir kantor berita AFP.

“Semua kata sandi harus berbeda, tidak ada yang dapat menghafal semuanya, jadi setiap orang menulis atau membuat yang baru setiap kali mereka masuk. Kata sandi tidak bekerja dengan baik di dunia saat ini,” katanya.

 

Selain itu, tidak ada kata sandi yang benar-benar aman karena peretas dapat mengaksesnya lewat bank, layanan surel, atau laman media sosial yang gagal melindungi server mereka.

Banyak juga yang tidak mau berusaha dan membuat kata sandi seperti “123456” dan “password” yang masih sering dipilih orang-orang meskipun kata itu sangat mudah ditebak, kata juru bicara CeBIT Hartwig von Sass di sela pameran.

 

Dalam merespon formula kuno dari “nama pengguna-dan-kata kunci” yang rentan dan merepotkan, Winfrasoft telah mengembangkan alternatif kata sandi berbasis susunan empat kotak berwarna dengan nomor di baliknya yang mirip dengan teka teki Sudoku.
Pengguna dapat memilih pola dari kotak-kotak itu sebagai “kata sandi”, kode akan berubah-ubah karena nomor di balik kotak berganti tiap menit sehingga kata sandinya lebih sulit diretas.

“Tidak mungkin seorang pun bisa melihat nomor mana yang Anda lihat. Anda melihat angka tapi tidak tahu apa polanya karena masing-masing angka muncul enam kali,” kata Hope saat mendemonstrasikan penggunaan kata sandi alternatif itu.

Data biometrik menawarkan alternatif dari penggunaan lautan angka, huruf, dan simbol sebagai kata sandi.

Apple, misalnya, telah menyematkan teknologi pembaca sidik jari sebagai pengaman iPhone generasi terbaru mereka.

Namun satu grup peretas Eropa Chaos Computer Club yang berbasis di Hamburg telah mendemonstrasikan bahwa sistem tersebut tidak sepenuhnya aman karena mereka dapat membajaknya menggunakan sidik jari palsu canggih berbahan latex.

Sementara Fujitsu dari Jepang telah mengembangkan sistem identifikasi berdasarkan pola unik pembuluh darah dari setiap individu.
Di anjungan CeBIT, perusahaan itu memamerkan teknologi PalmSecure pada komputer jinjing ultra-ringan mereka yang dilengkapi dengan sensor kecil.

KeyLemon dari Swiss lain lagi. Mereka mengembangkan sistem pengenalan wajah lewat webcam.

Komputer akan mengenali setiap bagian dari wajah, seperti mata, alis, bentuk hidung, tulang pipi dan dagu, kata juru bicara perusahaan tersebut.

Pengguna harus menempatkan wajahnya tepat di depan layar agar bisa dikenali dan membuka akses komputer.

Sistem yang menurut perusahaan telah dipakai sekitar tiga juta pengguna itu masih punya beberapa kelemahan, misalnya pengguna harus melepas kacamata setiap akan mengakses komputer atau butuh pencahayaan yang konsisten demi lolos dari tes identifikasi.
“Sistem pengenalan wajah dan sidik jari merupakan tambahan fitur keamanan tambahan. Tapi mereka tidak akan hanya punya pengenalan wajah atau sidik jari saja melainkan menggunakannya sebagai kata sandi cadangan yang penting,” imbuh dia.

 

Penerjemah: Nanien Yuniar

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2014

microsoft nyatakan pegang paten terbesar

Jakarta (ANTARA News) – Presiden Microsoft Asia Pacific, Cesar Cernuda, di Jakarta Rabu menyatakan bahwa raksasa software itu sebagai salah satu pihak yang memegang hak kekayaan intelektual terbesar di dunia dengan ribuan paten yang telah didaftarkan.

Cesar Cernuda mengatakan perusahaannya memiliki lebih dari 11.200 paten di Amerika Serikat dan lebih dari 4.600 paten di negara-negara lain.

“Kami berinvestasi lebih dari sembilan miliar dolar AS per tahun dalam penelitian dan pengembangan untuk memajukan upaya-upaya ini, dan ini yang menjadikan kami salah satu pemegang terbesar hak kekayaan intelektual di dunia,” katanya.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Cesar Cernuda menekankan komitmen untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap perlindungan hak karya intelektual (HKI) sebagai tulang punggung dari pertumbuhan ekonomi.

Perusahaan itu merasa berkewajiban moral untuk bersinergi dengan Pemerintah Indonesia dan mengedukasi masyarakatnya untuk menghormati dan melindungi properti intelektual inovator dari negerinya sendiri.

“Microsoft mendasarkan usaha pada penciptaan teknologi baru yang inovatif dan berguna dan mengomersialkan mereka dalam bentuk fitur, produk dan jasa yang meningkatkan produktivitas dan memberikan nilai bagi pelanggannya,” katanya.

Oleh karena itu,perusahaan rintisan Bill Gates itu sangat mendukung program-program mengenai perlindungan hak cipta khususnya untuk sub-industri yang bersangkutan dengan pengembangan piranti lunak dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Microsoft bahkan menyatakan siap memberikan arahan dan masukan dalam menyusun framework/guiding principles untuk perlindungan hak cipta untuk industri kreatif di Indonesia.

“Kami juga akan mendukung Indonesia untuk mengedepankan program perlindungan hak cipta dan anti pemalsuan dari segi perlindungan konsumen,” katanya.

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2014