Tata Cara Mandi Wajib

1. Niat Sebelum memulai tentu setiap
pekerjaan di awali dengan
niat, adapun lafadz Niat
tersebut ada beberapa jenis
antara lain :
a. Mandi Dikarenakan Keluar Mani Dengan Sengaja, Mimpi
basah, dan senggama maka
niat mandi besarnya adalah BISMILLAHI RAHMANI
RAHIM NAWAITUL GHUSLA
LIRAF’IL HADATSIL AKBAR
MINAL JANABATI FARDLON
LILLAHI TA’ALA Artiya Dengan menyebut
nama Allah Aku niat mandi
untuk menghilangkan hadats
besar dari jinabah, fardlu
karena Allah Ta’ala
b. Jika mandi besarnya disebabkan karena haid maka
niat mandi besarnya adalah BISMILLAHI RAHMANI
RAHIM NAWAITUL GHUSLA
LIRAF’IL HADATSIL AKBAR
MINAL HAIDI FARDLON
LILLAHI TA’ALA Artinya Dengan menyebut
nama Allah Aku niat mandi
untuk menghilangkan hadats
besar dari haidl, fardlu karena
Allah Ta’ala
c. Jika mandi besarnya disebabab karena nifas, maka
niyat mandi besarnya adalah BISMILLAHI RAHMANI
RAHIM NAWAITU GHUSLA
LIRAF’IL HADATSIL AKBAR
MINAN NIFASI FARDHAN
LILLAHI TA’ALA Artinya Dengan menyebut
nama Allah Aku niat mandi
untuk menghilangkan hadats
besar dari nifas, fardlu karena
Allah Ta’ala 2. Mencuci Kedua Telapak
Tangan Setidaknya aktifitas mencuci
telapak tangan ini dilakukan
setidaknya 2 (dua) sampai 3
(tiga) kali sebelum membasuh
seluruh tubuh kita dengan air,
hal ini dikuatkan dengan riwayat Aisyah
Radiallahu’anha yaitu : “Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdullah bin Yusuf
berkata, telah mengabarkan
kepada kami Malik dari
Hisyam bin ‘Urwah dari
Bapaknya dari ‘Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, bahwa jika Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam
mandi karena janabat, beliau
memulainya dengan mencuci
kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu
sebagaimana wudlu untuk
shalat, kemudian
memasukkan jari-jarinya ke
dalam air lalu
menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian
menyiramkan air ke atas
kepalanya dengan cidukan
kedua telapak tangannya
sebanyak tiga kali, kemudian
beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR Bukhari
no. 240, Muslim no. 474) 3. Mencuci Kemaluan
dengan Tangan Kiri dan
kemudian
menggosokkannya ke
tanah Setelah mencuci telapak
tangan hendak lah terlebih
dahulu memcuci kemaluan
dengan tangan kiri, hal ini
diriwayatkan oleh Maimunah
Radiallahu ‘anha yaitu : “Telah menceritakan
kepadaku Ali bin Hujras-Sa’di
telah menceritakan kepadaku
Isa bin Yunus telah
menceritakan kepada kami al-
A’masy dari Salim bin Abi al- Ja’di dari Kuraib dari Ibnu
Abbas dia berkata, “Bibiku,
Maimunah telah menceritakan
kepadaku, dia berkata, ‘Aku
pernah membawa air mandi
kepada Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam
karena junub, Lalu beliau
membasuh dua tapak tangan
sebanyak dua atau tiga kali.
Kemudian beliau
memasukkan tangan ke dalam wadah berisi air, lalu
menyiramkan air tersebut ke
atas kemaluan serta
membasuhnya dengan tangan
kiri. Setelah itu, beliau
menggosokkan tangan kiri ke tanah dengan pijatan yang
kuat, lalu berwudhu
sebagaimana yang biasa
dilakukan untuk mendirikan
shalat. Kemudian beliau
menuangkan air yang diciduk dengan dua telapak tangan ke
kepala sebanyak tiga kali
sepenuh telapak tangan. Lalu
beliau membasuh seluruh
tubuh, lalu beralih dari tempat
tersebut dan membasuh kedua kaki, kemudian aku
mengambilkan handuk untuk
beliau, tetapi beliau
menolaknya.” Dan telah
menceritakan kepada kami
Muhammad bin ash-Shabbah, Abu Bakar bin Abi Syaibah,
Abu Kuraib, al-Asyajj, dan
Ishaq semuanya dari Waki’ –
lewat jalur periwayatan lain–,
dan telah menceritakan
kepada kami tentangnya Yahya bin Yahya dan Abu
Kuraib keduanya berkata,
telah menceritakan kepada
kami Abu Muawiyah
keduanya dari al-A’masy
dengan sanad ini, dan tidaklah dalam hadits keduanya lafazh,
“Menyiramkan air tiga kali
sepenuh telapak tangan pada
kepala.” Dan dalam hadits
Waki’ terdapat gambaran
wudhu seluruhnya. Dia menyebutkan berkumur-
kumur dan memasukkan air
ke hidung. Dan dalam hadits
Abu Mu’awiyah tidak
menyebutkan handuk.” (HR.
Muslim no. 476) 4. Berwudhu Wudhu adalah salah satu
aktifitas yang menurut
sebagian besar para ulama
hukumnya sunnah, namun
ada beberapa perbedaan
pendapat dari para ulama tentang tata cara berwudhu
dalam prosesi mandi junub,
ada yang berpendapat bahwa
saat mandi wajib mencuci kedua telapak kaki adalah
untuk mengakhiri mandi
junub. Namun di telaah secara
teliti berwudhu sempurna
adalah wudhu yang dilakukan
ketika hendak shalat, namun dalam mandi junub terkadang
mencuci kaki dalam wudhu
dilakukan saat akan
mengakhiri mandi junub. 5. Menyela-nyela pangkal
rambut dan membasuhnya Rasulullah melaksanakan
mandi junub/mandi besar
melakukan hal ini, Beliau
memasukkan jari-jari
kedalam air dan
menggosokkannya kepada kulit kepala. ini dimaksudkan
bahwa Beliau
mempergunakan air untuk
membasahi kulit kepala agar
semua bagian tubuh terkena
air mandi wajib . setelah itu Rasulullah menuangkan air ke
kepala beliau setidaknya tiga
kali. hal ini diriwayatkan oleh
Aisyah Radiallahu ‘anha yaitu “Telah menceritakan kepada
kami ‘Abdullah bin Yusuf
berkata, telah mengabarkan
kepada kami Malik dari
Hisyam bin ‘Urwah dari
Bapaknya dari ‘Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam, bahwa jika Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam
mandi karena janabat, beliau
memulainya dengan mencuci
kedua telapak tangannya, kemudian berwudlu
sebagaimana wudlu untuk
shalat, kemudian
memasukkan jari-jarinya ke
dalam air lalu
menggosokkannya ke kulit kepalanya, kemudian
menyiramkan air ke atas
kepalanya dengan cidukan
kedua telapak tangannya
sebanyak tiga kali, kemudian
beliau mengalirkan air ke seluruh kulitnya.” (HR.
Bukhari No. 240) 6. Mandi dan mencuci Kaki Pada bagian akhir ini setelah
menyela rambut dan
membasuhnya kita kemudian
mandi seperti mandi pada
umumnya namun perlu di
ingatkan bahwa mandi junub diwajibkan agar air mengenai
seluruh permukaan tubuh,
setelah itu kemudian mencuci
kaki “Telah menceritakan kepada
kami Yahya bin Yahya at-
Tamimi telah menceritakan
kepada kami Abu Mu’awiyah
dari Hisyam bin Urwah dari
bapaknya dari Aisyah dia berkata, “Dahulu apabila
Rasulullah
Shallallahu’alaihiwasallam
mandi hadas karena junub,
maka beliau memulainya
dengan membasuh kedua tangan. Beliau menuangkan
air dengan menuangkan air
dengan tangan kanan ke atas
tangan kiri, kemudian
membasuh kemaluan dan
berwudhu dengan wudhu untuk shalat. Kemudian beliau
menyiram rambut sambil
memasukkan jari ke pangkal
rambut sehingga rata. Hingga
ketika selesai, beliau
membasuh kepala sebanyak tiga kali, lalu beliau membasuh
seluruh tubuh dan akhirnya
membasuh kedua kaki. Dan
telah menceritakan kepada
kami Qutaibah bin Sa’id dan
Zuhair bin Harb keduanya berkata, telah menceritakan
kepada kami Jarir –lewat jalur
periwayatan lain–, dan telah
menceritakan kepada kami
Ali bin Hujr telah
menceritakan kepada kami Ali bin Mushir –lewat jalur
periwayatan lain–, dan telah
menceritakan kepada kami
Abu Kuraib telah
menceritakan kepada kami
Ibnu Numair semuanya dari Hisyam dalam sanad ini, dan
dalam lafazh mereka tidak
ada ungkapan, ‘Membasuh
kedua kakinya’, dan telah
menceritakan kepada kami
Abu Bakar bin Abi Syaibah telah menceritakan kepada
kami Waki’ telah
menceritakan kepada kami
Hisyam dari bapaknya dari
Aisyah bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau
memulainya dengan mencuci
kedua telapak tangannya tiga
kali, kemudian menyebutkan
sebagaimana hadits Abu
Mu’awiyah, namun tidak menyebut, ‘membasuh kedua
kakinya.” (HR. Muslim no. 474)

Kata Motivasi Hidup

“Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi, jadilah seperti yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan”.

Pidato Bahasa Inggris

Assalamu’alaikum Wr. Wb (Choose your preferred
preamble speech) Ladies and gentlemen
Indeed all praise belongs only to God, for it was on this occasion let us deliver to praise Allah SWT. Because He is the source
of pleasure, happiness and safety source. Furthermore grace of and hopefully keep tercurahkan regards to the lord of the Prophet Muhammad and his family, his companions and all those who follow his teachings. Ladies and Gentlemen!
Islam encourage people
to do a wedding when he was able, capable in the broadest sense. Capable of physical or non-physical, able to give him material or non-material. Prompts marriage it can be seen from the Sunnah of the
Prophet earlier, as Allah says: “WALAQOD
ARSALNAA RUSULAN MIN QOBLIKA WAJA’ALNAA LAHUM AZWAAJAN
WADZURRIYYATAN”. Meaning:
“We (God) have sent some Messengers before you, and we have given them, wives and offspring”. (Ar-Ra’d: 38) And in the history hadists Turmudzi Imam Abu Ayyub. Rasulullah saw said: “ARBA’UN MIN SUNANNIL
MURSALHNA : AL- HINNAA -U WAT TA’ATHTHURU
WASSIWAAKU WAN NIKAAHU”. Meaning:
“Four cases is the law of the Prophet: mascara, perfume, miswak and marriage”. Islam encourages marriage to his people was no other because the marriage has a positive impact or influence either the perpetrators
themselves
(concerned) people and all mankind. As for the wisdom of marriage, among others: 1. Can deliver satisfactory mating and copulation instinct, because instinct intercourse is a very strong instinct and are forever demanding hard way out. If the way out it can not satisfy her, so many are humans who have kegonjangan and break through the chaos and evil. Thus, marriage menkadikan fresh body, soul so teang, maintained eye of the unclean look calm and enjoy the feeling of
kosher items that are in their own homes. 2. Marriage is the only way out is best for creating kids, reproduce
offspring, preserve and maintain the fate of human life is considered by Islam. Rasulullah saw, in this case said: Marry women lovers again in order to many children, so that later I can boast that many in number in front of the Prophet on the Day of Judgement. 3. With marriage, fatherly and motherly instincts will grow complement each other in a lively atmosphere with children and will grow too friendly feelings, love and affection which are good qualities that enhance one’s humanity. 4. By getting married can lead to creativity, and passion in the work, because it is driven by a sense of responsibility and assume obligations, to establish a fund at the same time her life and her children. 5. With marriage, comes the division of tasks according to their respective nature that God has given him. For example, a husband
who physically empowered by God then he must work outside the home, while his wife, who according to her femininity, then he worked at home taking care of their children in terms of education,
maintaining
property while maintaining the honor of her husband. 6. By getting married, can strengthen community
relations, reproduce
relatives and family
relationships. So that we can say at this reception, hopefully can be beneficial to us all, especially for the bride and groom. Thank you for all the concern for him, and apologize for any shortcomings. For it to end my speech let in trouble together with a sincere heart pray to God that this is intended for both of them. BISMILLAAHIRROHMA
ANIRROHIM…….
ALLOHUMMA YA ALLAH, bestow Thy grace of thy servant to both being hold this ceremony.
ALLOHUMMA YA ALLAH, make their household always pervaded by an atmosphere of love and compassion and peace. And protect them both from all the slander that comes from the devil. AMIN-AMIN YAA ROBBAL’AALAMIN IHDINASH
SHIROOTHOOL
MUSTAQIIM,
WABILLAHIT TAUFIK WAL HIDAYAT WASSALAMU
‘ALAIKUM
WAROHMATULLOOHI
WABAROKAATUHU.

Cara Memandikan Jenazah

1. Menyediakan air yang
suci dan mensucikan,
secukupnya dan
mempersiapkan
perlengkapan mandi
seperti handuk, sabun, wangi-wangian, kapur
barus, dan lain-lain
2. Mengusahakan tempat
untuk memandikan jenazah yang tertutup
3. Menyediakan kain kafan
secukupnya
4. Usahakanlah orang-
orang yang akan memandikan jenazah itu adalah
keluarga dekat jenazah
atau orang-orang yang
dapat menjaga rahasia.
Jika jenazahnya lelaki
maka yang memandikan harus lelaki, demikian juga
sebaliknya bila
jenazahnya perempuan
maka yang memandikan harus perempuan, kecuali suami kepada istrinya atau istri kepada
suaminya. Dalam hal ini
tidak ada kias seorang
anak memandikan orang tuanya yang
lainjenis.

Persiapan Memandikan Jenazah

1. Menyediakan air yang
suci dan mensucikan,
secukupnya dan
mempersiapkan
perlengkapan mandi
seperti handuk, sabun, wangi-wangian, kapur
barus, dan lain-lain 2. Mengusahakan tempat
untuk memandikan jenazah yang tertutup 3. Menyediakan kain kafan
secukupnya 4. Usahakanlah orang-
orang yang akan memandikan jenazah itu adalah
keluarga dekat jenazah
atau orang-orang yang
dapat menjaga rahasia.
Jika jenazahnya lelaki
maka yang memandikan harus lelaki, demikian juga
sebaliknya bila
jenazahnya perempuan
maka yang memandikan harus perempuan, kecuali suami kepada istrinya atau istri kepada
suaminya. Dalam hal ini
tidak ada kias seorang
anak memandikan orang tuanya yang
lainjenis.

Kedudukan Wudhu dalam Sholat

Wudhu merupakan suatu hal
yang tiada asing bagi setiap
muslim, sejak kecil ia telah
mengetahuinya bahkan telah
mengamalkannya. Akan
tetapi apakah wudhu yang telah kita lakukan selama
bertahun-tahun atau bahkan
telah puluhan tahun itu telah
benar sesuai dengan apa yang
diajarkan Nabi kita
Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam? Karena suatu hal
yang telah menjadi
konsekwensi dari dua kalimat
syahadat bahwa ibadah harus
ikhlas mengharapkan ridho
Allah dan sesuai sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam.
Demikian juga telah masyhur
bagi kita bahwa wudhu
merupakan syarat sah sholat [1], yang mana jika syarat tidak terpenuhi maka
tidak akan teranggap/
terlaksana apa yang kita
inginkan dari syarat tersebut.
Sebagaimana sabda Nabi yang
mulia, Muhammad shallallahu ‘alaihi was sallam, « ْﻦَﻣ ُﺓَﻼَﺻ ُﻞَﺒْﻘُﺗ َﻻ َﺄَّﺿَﻮَﺘَﻳ ﻰَّﺘَﺣ َﺙَﺪْﺣَﺃ» “Tidak diterima sholat orang yang berhadats sampai ia berwudhu”. [2] Demikian juga dalam juga
Allah Subhanahu wa Ta’ala
perintahkan kepada kita
dalam KitabNya, ﺍَﺫِﺇ ﺍﻮُﻨَﻣَﺁ َﻦﻳِﺬَّﻟﺍ ﺎَﻬُّﻳَﺃ ﺎَﻳ ﺍﻮُﻠِﺴْﻏﺎَﻓ ِﺓﺎَﻠَّﺼﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ْﻢُﺘْﻤُﻗ ﻰَﻟِﺇ ْﻢُﻜَﻳِﺪْﻳَﺃَﻭ ْﻢُﻜَﻫﻮُﺟُﻭ ﺍﻮُﺤَﺴْﻣﺍَﻭ ِﻖِﻓﺍَﺮَﻤْﻟﺍ ﻰَﻟِﺇ ْﻢُﻜَﻠُﺟْﺭَﺃَﻭ ْﻢُﻜِﺳﻭُﺀُﺮِﺑ ِﻦْﻴَﺒْﻌَﻜْﻟﺍ “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”. (QS Al Maidah [5] : 6). Maka marilah duduk bersama
kami barang sejenak untuk
mempelajari shifat/tata cara
wudhu Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam.

Puisi Ibu

Oleh: Richard Fernando Putra

Bela Ibu kau
mengandung 9
bulan
sampai engkau
melahirkanku
dengan susah paya engkau
merawatku
sampai aku
tumbuh besar
engkau juga
merawatku tampa pamri
dan engkau juga
merawatku
dengan penuh
kasih sayang Ibu kau
mengajariku
berjalan sampai
aku bisa berjalan
engkau juga
mengajariku berbicara sampai
aku bisa
Ibu kau bagaikan
malaikatku
dikala aku sedih
engkau selalu ada untuk
menghiburku Ibu.. aku juga
merasa engkaulah
pahlawanku
setiap aku
kesusahan engkau
selalu ada untuk membantuku
Ibu… bekerja
keras
untuk
menafkahiku
ibu… terima kasih atas
pengorbananmu
yang engkau
berikan kepada ku
Ibu…

Doa untuk IBU

Oleh:Mutia Fitriyani

Aku tak tau apa yang harus
kuLakukan tanpa dia
Dia yang seLaLu mengerti aku
Dia yang tak pernah Letih menasehatiku
Dia yang seLaLu menemani DiaLah Ibu
Orang yang seLaLu menjagaku
Tanpa dia aku merasa hampa hidup di dunia ini
Tanpa.nya aku bukanlah apa-apa Aku hanya seorang manusia Lemah
Yang membutuhkan kekuatan
Kekuatan cinta kasih dari ibu
Kekuatan yang Lebih dari apapun Engkau sangat berharga bagiku
WaLaupun engkau seLaLu memarahiku
Aku tau
Itu bentuk perhatian dari mu
Itu menandakan kau peduLi
denganku Ya Allah,,
BerikanLah kesehatan pada ibuku
PanjangkanLah umur.nya
Aku ingin membahagiakan.nya
SebeLum aku atau dia tiada Terimakasih Ibu
Atas apa yang teLah kau berikan padaku
Aku akan seLaLu menyanyangimu

Puisi Judul “Menangislah Sobat”

Oleh Maulida Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair Yaa… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan.. Namun.. ingatlah sobat..
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu Teteskanlah air matamu jika hatimu merasa terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik ku lihat
Dari pada kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog.

TERJEMAHAN HADITS SHAHIH MUSLIM – KITAB ZIKIR , DOA, TAUBAT DAN ISTI

Kitab Zikir, Doa, Taubat Dan Istigfar 1. Anjuran untuk ingat (berzikir) kepada Allah Taala • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Allah Taala berfirman: Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya , maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati -Ku sejengkal , maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati -Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari. (Shahih Muslim No.4832) 2. Tentang nama-nama Allah Taala dan keutamaan orang yang menghafalnya • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Nabi saw. bersabda: Allah itu memiliki sembilan puluh sembilan nama yang bagus. Barang siapa yang mampu menghafalnya , maka dia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil dan Dia menyukai yang ganjil. (Shahih Muslim No.4835) 3. Berteguh hati dalam berdoa dan tidak berdoa dengan ucapan: Jika Engkau berkenan • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa maka hendaklah dia berteguh hati dalam berdoa serta jangan pula dia berdoa dengan mengucapkan: Ya Allah! Jika Engkau sudi maka berilah aku. Sesungguhnya Allah tidak ada yang memaksanya . (Shahih Muslim No.4837) • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila seorang di antara kamu berdoa, maka janganlah dia berkata : Ya Allah! Ampunilah aku jika Engkau sudi. Tetapi bersungguh-sungguhlah dia dalam memohon dan mohonlah perkara-perkara yang besar dan mulia (surga atau pengampunan), karena Allah tidak ada sesuatu pun yang besar bagi-Nya dari apa yang telah dianugrahkan. (Shahih Muslim No.4838) 4. Larangan mengharapkan kematian karena musibah yang menimpa • Hadis riwayat Anas ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian karena musibah yang menimpanya dan apabila dia memang harus mengharapkan, sebaiknya dia berkata : Ya Allah! Hidupkanlah aku selama kehidupan itu yang terbaik bagiku, dan matikanlah aku jika kematian itu yang terbaik bagiku. (Shahih Muslim No.4840) • Hadis riwayat Khabbab ra.: Dari Qais bin Abu Hazim ia berkata : Saya datang menemui Khabbab yang sedang menderita tujuh luka bakar di perutnya , lalu dia berkata : Seandainya Rasulullah saw. tidak melarang kita untuk memohon kematian niscaya aku telah memohonnya . (Shahih Muslim No.4842) • Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang di antara kamu mengharapkan kematian dan jangan pula memohonnya sebelum kematian itu datang menjemputnya . Sesungguhnya apabila seorang di antara kamu meninggal dunia maka terputuslah amal perbuatannya dan sesungguhnya usia seorang mukmin itu akan menambah kebajikan (bagi dirinya ). (Shahih Muslim No.4843) 5. Barang siapa yang suka bertemu Allah, maka Allah akan suka bertemu dengannya dan barang siapa yang tidak suka bertemu Allah, maka Allah tidak akan suka bertemu dengannya • Hadis riwayat Ubadah bin Shamit ra.: Bahwa Nabi saw. bersabda: Barang siapa menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah akan menyukai pertemuan dengannya , dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya . (Shahih Muslim No.4844) • Hadis riwayat Aisyah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah akan menyukai pertemuan dengannya . Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya . Aku bertanya : Wahai baginda, bagaimana dengan kebencian terhadap kematian karena semua kita membenci kematian ? Beliau menjawab : Bukan begitu, tetapi seorang mukmin apabila diberi kabar gembira dengan rahmat Allah, keridaan dan surga-Nya , maka dia akan senang bertemu dengan Allah dan Allah akan senang bertemu dengannya . Dan sesungguhnya orang kafir apabila diberitahukan tentang siksaan serta kemurkaan Allah, maka dia akan membenci pertemuan dengan Allah sehingga Allah pun akan membenci pertemuan dengannya . (Shahih Muslim No.4845) • Hadis riwayat Abu Musa ra.: Nabi saw. bersabda: Barang siapa yang menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah menyukai pertemuan dengannya . Dan barang siapa yang tidak menyukai pertemuan dengan Allah, maka Allah tidak akan menyukai pertemuan dengannya . (Shahih Muslim No.4848) 6. Makruh berdoa agar segera diturunkan siksaan di dunia • Hadis riwayat Anas ra.: Bahwa Rasulullah saw. menjenguk seorang lelaki kaum muslimin yang telah lemah sekali sehingga (keadaannya ) seperti anak burung. Rasulullah saw. bertanya kepada lelaki itu: Apakah kamu pernah berdoa memohon sesuatu? Lelaki itu menjawab : Ya, aku berdoa: Ya Allah! Apa yang hendak Engkau siksa aku di akhirat, maka laksanakanlah segera di dunia. Lalu Rasulullah saw. bersabda: Maha Suci Allah! Kamu tidak akan kuat atau tidak akan mampu menanggungnya . Kenapa kamu tidak berdoa dengan: Ya Allah! Berikan kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta jagalah kami dari siksa neraka. Ia (Anas) berkata : Kemudian Rasulullah saw. berdoa kepada Allah untuknya sehingga Allah pun menyembuhkannya . (Shahih Muslim No.4853) 7. Keutamaan majelis zikir • Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya Allah Yang Maha Memberkahi lagi Maha Tinggi memiliki banyak malaikat yang selalu mengadakan perjalanan yang jumlahnya melebihi malaikat pencatat amal, mereka senantiasa mencari majelis- majelis zikir. Apabila mereka mendapati satu majelis zikir, maka mereka akan ikut duduk bersama mereka dan mengelilingi dengan sayap – sayapnya hingga memenuhi jarak antara mereka dengan langit dunia. Apabila para peserta majelis telah berpencar mereka naik menuju ke langit. Beliau melanjutkan : Lalu Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung menanyakan mereka padahal Dia lebih mengetahui daripada mereka: Dari manakah kamu sekalian? Mereka menjawab : Kami datang dari tempat hamba-hamba-Mu di dunia yang sedang mensucikan, mengagungkan, membesarkan, memuji dan memohon kepada Engkau. Allah bertanya lagi: Apa yang mereka mohonkan kepada Aku ? Para malaikat itu menjawab : Mereka memohon surga-Mu. Allah bertanya lagi: Apakah mereka sudah pernah melihat surga-Ku? Para malaikat itu menjawab : Belum wahai Tuhan kami. Allah berfirman: Apalagi jika mereka telah melihat surga- Ku? Para malaikat itu berkata lagi: Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu. Allah bertanya : Dari apakah mereka memohon perlindungan-Ku? Para malaikat menjawab : Dari neraka-Mu, wahai Tuhan kami. Allah bertanya : Apakah mereka sudah pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat menjawab : Belum. Allah berfirman: Apalagi seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? Para malaikat itu melanjutkan : Dan mereka juga memohon ampunan dari- Mu. Beliau bersabda kemudian Allah berfirman: Aku sudah mengampuni mereka dan sudah memberikan apa yang mereka minta dan Aku juga telah memberikan perlindungan kepada mereka dari apa yang mereka takutkan . Beliau melanjutkan lagi lalu para malaikat itu berkata : Wahai Tuhan kami! Di antara mereka terdapat si Fulan yaitu seorang yang penuh dosa yang kebetulan lewat lalu duduk ikut berzikir bersama mereka. Beliau berkata lalu Allah menjawab : Aku juga telah mengampuninya karena mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara orang yang ikut duduk bersama mereka. (Shahih Muslim No.4854)

Just another Blog MTsN Baranti Sites site

Featuring WPMU Bloglist Widget by YD WordPress Developer