MALAM MALAM DI SEKOLAH ITU
Kupandangi sekolah yang besar dan tampak menyeramkan itu. Yap!! Hari ini aku bersekolah, di sekolah astrama, bernama Saktavia. Namaku Silvi. Aku datang bersama temanku, Jenny. Kami segera berjalan menuju aula sekolah yang terletak di sebelah barat. Sesampai di aula sekolah aku dan Jenny mencari tempat duduk.
“Sil, kok kayaknya sekolah ini rada rada angker ya?” Tanya Jenny.
“Iya juga, Jen..” Jawabku menyetujui perkataannya.
“Ngomong-ngomong, sekolah ini bekas kuburan loo.” Kat Jenny yang membuatku semakin ketakutan.
“Yang bener, kamu tau dari mana?” Tanyaku terbelalak.
“Beneran nih, aku aja tau dari guru sekolah ini.” Kata Jenny.
“Kalau kamu ngomong ke aku dari dulu, aku gak bakalan sekolah disini.” Gerutuku.
“Abis kamu kayak bersemangat sih.” Jawab Jenny polos.
“Moga-moga aja kita bisa sekamar.” Kataku.
“Kalau gak sekamar, mending aku pulang aja.” Kata Jenny bergurau.
“Silahkan.” Kataku bercanda.
Para kakak pembina mulai menjelaskan peraturan sekolah. Tiba saatnya pembagian kamar. 1 kamar terdiri dari 2 orang. Horeee!!! Aku sekamar sama Jenny. Aku dan Jenny, berjalan menuju kamar yang berukuran 4 x 5 meter. Kamar itu terdiri dari 2 kasur, meja tulis dan lemari pakaian. Kami segera menata baju, dan istirahat sejenak. Setelah beristirahat, kami mandi, dan menuju ke ruang makan, untuk makan malam. Setelah makan malam aku berkenalan dengan teman-teman yang lain. Setelah itu aku tidur. Karena hari ini adalah hari petama, jadi belum ada pelajaran. Seperti biasa, aku dan Jenny yang masih anak baru, masih kesulitan untuk tidur. Tiba-tiba aku mendengar suara perempuan cekikian. Aku ketakutan.
“Jen, dengar gak, suara tadi?” Tanyaku.
“Dengar, positive thingking aja kali, Sil.” Kata Jenny menenangkan, tapi dari suaranya dia kedengaran ketakutan.
“Ya udah, tidur yuk. Paling Dinda sama Tessi yang mainin ring tone, yang dapet dari Billy.” Kataku.
Akhirnya, kami terlelap juga. Esoknya, ternyata Dinda dan Tessi juga mendengar suara itu. Kami jadi bergidik kalau membayangkan itu lagi. Setelah selesai sarapan, kami sekolah. Setelah selesai sekolah, kami makan siang, dan tidur siang. setelah itu kami mandi, makan malam, dan belajar bersama. Sesudah belajar bersama, kami tidur.
“Tadi kamu udah ngerjain PR?” Tanya Jenny, sambil merebahkan badannya.
“Udah, waktu belajar bersama.” Jawabku sembari menarik selimut.
Tiba-tiba, dari arah jendela terlihat anak kecil.
“Kamu lihat itu, Sil?” Tanya Jenny ketakutan.
“Lihat, Jen. Itu kayaknya tuyul kan.” Jawabku merinding.
“Iya, Sil.” Jawab Jenny.
“Udah tidur aja yuk.” Kataku sembari menaruh selimut menutupi muka.
“Iya.” Sahut Jenny.
Keesokan harinya, kami menceritakan kejadian itu ke kaka pembina. Akhirnya, aku dan Jenny memutuskan untuk keluar itu, karena tidak tahan akan teror itu.