Amalan Bulan Ramadhan – Tingkatkan Pahala di Bulan Suci

Amalan Bulan Ramadhan – Tingkatkan Pahala di Bulan Suci

20.02

Ramadhan datang sebagai berkah untuk umat Muslim. Dalam Al-Qur’an dan Sunah kita diingatkan untuk meningkatkan perbuatan baik untuk mendapatkan pahala. Dalam surat Al-Baqarah, Allah S.W.T bersabda:

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (Q.S. Al-Baqarah: 185)

Berikut adalah beberapa amalan yang bisa dilakukan di bulan Ramadhan

1. Membiasakan Sahur untuk Memperoleh Berkah

Sahur adalah sesuatu yang membedakan puasa umat Muslim dengan Ahli Kitab (umat Yahudi dan Nasrani), sesuai dengan hadits:

“Perbedaan antara puasa kami dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR. Muslim)

Selain itu, sahur bukan hanya untuk membuat kita kuat berpuasa, sebab ada berbagai berkah di dalam makan sahur:

“Makanlah sahur karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Berkah ada pada tiga hal: berjamaah, tsarid (roti remas yang direndam dalam kuah), dan makan sahur.” (HR. ath-Thabarani, 6/251, dengan sanad yang hasan dengan penguatnya, lihat Shifat Shaum an-Nabi, hlm. 44)

“Sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan para malaikat bershalawat atas orang-orang yang bersahur” (HR Ibnu Syaibah dan Ahmad).

Dalam makan sahur, disunahkan untuk memakan kurma:

“Sebaik-baik sahur adalah tamar (Kurma).” (HR. Ibnu Hibban & di shahihkan oleh Al-Albani)

2. Membiasakan Menyegerakan Berbuka

Orang yang berpuasa dianjurkan untuk segera berbuka ketika waktunya sudah tiba, jangan menunda-nunda.

“Selama orang berbuka shaum dengan segera, senantiasa berada dalam kebajikan. (H.R Bukhari, Muslim yang bersumber dari Sahl bin Sa’d)

“Agama senantiasa kokoh selama manusia menyegerakan berbuka; karena Yahudi dan Nashrani mengakhirkannya (menundanya)” (HR. Abu Dawud no. 2353; dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Misykatul-Mashaabih 1/339).

“Tiga (perkara) termasuk akhlaq kenabian (yaitu) : menyegerakan berbuka, mengakhirkan sahur, dan meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dalam shalat” (HR. Thabrani, dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahihu Jami’ish-Shaghiir 1/583 no. 3038).

3. Berbuka dengan Kurma, Setelah Itu Baru Sholat Maghrib

Sebaiknya segera berbuka puasa dengan kurma (seperti halnya ketika sahur, seperti yang tertulis di atas), tapi jika tidak ada cukup dengan air.

“Jika salah seorang kalian berbuka puasa hendaklah ia berbuka dengan kurma karena di dalamnya terdapat berkah. Jika ia tidak menemukannya hendaklah ia berbuka dengan air,” (HR. Tirmidzi)

Dari Salman bin ‘Amir Adh Dhobbi radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamr (kurma kering). Jika tidak dapati kurma, maka berbukalah dengan air karena air itu mensucikan.”

Setelah shalat, kita bisa melanjutkan untuk makan, tapi jika ternyata makan malam sudah siap, kita diperbolehkan untuk makan terlebih dahulu dengan tidak tergesa-gesa dan tidak berlebihan.

Sabda Rasulullah SAW: “Jika sudah dihidangkan makan malam, lalu Iqamat shalat, maka mulailah dengan makan malam dahulu ” (Shahih Bukhari)

Ini dilakukan agar bisa lebih konsentrasi ketika sholat. Untuk lebih lengkapnya, silakan membaca artikel Adab-Adab Makan Seorang Muslim (3) — Muslim.Or.Id

4. Memberi Makan Orang Lain yang Berpuasa

Seperti yang kita tahu, memberi makan orang yang berpuasa akan memberi pahala seperti pahala puasa penuh. Jadi, kita bisa meningkatkan pahala kita di bulan Ramadhan dengan cara berbagi makanan berbuka.

“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.”

5. Berdoa Ketika Berbuka (Salah Satu Waktu Terbaik)

Seperti sabda Nabi Muhammad S.A.W,

“Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi no.2528, dishahihkan Al Albani di Shahih At Tirmidzi)

6. Menggunakan Siwak (Dahan / Akar untuk Gosok Gigi)

Menggunakan siwak baik pada saat puasa maupun tidak telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad S.A.W, sebab:

“Siwak itu membersihkan mulut dan (mendapatkan) keredoan dari Tuhan.” (HR. Nasa’i, 5 dan dishohehkan oleh Al-Bany di shoheh AN-Nasa’i, 5)

Sesuai dengan riwayat Amir bin Rabi’ah, “Aku melihat Rasulullah S.A.W. melakukan siwak tak terhitung, padahal beliau puasa”.

7. Membaca Al-Quran

Tentu saja membaca Al-Quran sebaiknya dilakukan kapan saja, bukan saja di bulan Ramadhan, tetapi hal ini ditekankan terutama di bulan Ramadhan.

Dari Ibnu Abbas, ia berkata: “Rasulullah SAW adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bertemu Jibril di bulan Ramadhan. Beliau bertemu Jibril pada pada setiap malam bulan Ramadhan untuk tadarus Al-Qur’an. Maka sifat murah hati Rasulullah melebihi hembusan angin.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

”Barangsiapa membaca satu huruf dari kitab Allah maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf; tetapi alif satu huruf; lam satu huruf dan mim satu huruf. ” (HR. At-Tirmidzi, katanya: hadits hasan shahih)

8. Sholat Malam

Sholat malam juga ditekankan untuk dilakukan di bulan puasa :

“Barangsiapa yang shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ganjaran dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 37, Muslim No. 759)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *